Anda di halaman 1dari 21

KELOMPOK 3

Alfreddy Saragih, S.Farm (2102062)


Elsa Etavianti, S.Farm (2102071)
Helgi Novembri, S.Farm (2102076)
Nora Handayani, S.Farm (2102089)
Rizka Rahmadani, S.Farm (2102100)
Sepfira Indriani, S.Farm (2102104)
Shafira Dio Amanda, S.Farm (2102106)
Sita Afmika, S.Farm (2102108)
Vella Kurnia Wahyuni, S.Farm (2102112)
Winda Tria Safitri, S.Farm (2102115)

Dosen Pengampu: Apt. Tiara Triagustini, M.Farm


Dislipidemia dan Stroke
◦ KASUS
 Kasus
Seorang pasien berjenis kelamin perempuan (Km) berumur 65 tahun masuk ke IGD Rumah Sakit
Stroke STIFAR Riau pada tanggal 4 Maret 2021 jam 09.45 WIB dengan keluhan anggota gerak kiri
terasa berat sejak ± 8 jam yang lalu dan bicara pelo. Onset 8 jam (pasien merasakan pertama kali
anggota gerak telah lemah pukul 14.00 WIB). Pasien memiliki riwayat hipertensi yang tidak
terkontrol dan obesitas. Pasien memiliki pengetahuan yang minim tentang penyakit hipertensinya
sehingga pasien tidak memperhatikan pola makannya di mana pasien suka makan daging, lele dan
makanan bergaram. Selain itu pasien juga tidak pernah mengontrol tekanan darahnya dan pasien
suka tidur sehingga jarang bergerak dan olah raga. Pasien memiliki status ekonomi yang kurang
memadai (mendapatkan jamkesmas).
SUBJECTIF

NAMA : Km
JENIS KELAMIN : PEREMPUAN
UMUR : 65 TAHUN
RIWAYAT PENYAKIT : Hipertensi yang tidak terkontrol
dan obesitas

KELUHAN UTAMA • Anggota gerak kiri terasa berat sejak ± 8 jam yang lalu dan
KELUHAN UTAMA
bicara pelo.
Catatan Perkembangan

Tanggal Kejadian
- Pasien masuk pada pagi hari pukul 09.45 melalui IGD dengan keluhan utama anggota gerak kiri terasa berat
sejak ± 8 jam yang lalu. Bicarapelo (+), mual (+), muntah (-), makan-minum (+), BAB dan BAK terkontrol.
Penurunan kesadaran et causa stroke hemoragic onset hari I. Kesadaran pasien somnolen, GCS : 14, E = 3, M =
IGD (04/03) 6, V = 5 dan hemiparesis sinistra (kelumpuhan anggota gerak bagian kiri). Pada pasien dilakukan observasi
dengan menggunakan NGT (Naso Gastric Tube) untuk terapi diet dengan Makanan Cair ½ + Tim Saring ½

- Penurunan kesadaran et causa stroke hemoragic onset hari II. BAB berdarah disebabkan traumatik. Keluarga
IRNA (05/03) mengatakan pasien gelisah dan sakit kepala. GCS : 15. Dan dilakukan spooling cateterfoley

- Pasien masih mengeluh sakit kepala, GCS : 15, kesadaran Composmentis. –


IRNA (06/03) - Pasien didiagnosa stroke hemoragic onset hari ke III
Diagnosa: Pasien didiagnosa stroke hemoragic
- Pasien masih mengeluh sakit kepala, GCS : 15, kesadaran Composmentis.
IRNA (07/03) - Pasien didiagnosa stroke hemoragic onset hari ke IV.
intra cerebral (Perdarahan Intra
- Pasien mengeluh masih sakit kepala, GCS : 15, kesadaran composmentis.
IRNA (08/03) - Pasien didiagnosa stroke hemoragic onset hari ke V. Pasien mulai menjalankan mobilisasi miring kanan, miring Serebral {PIS}) onset ± 8 jam
kiri
- Pasien mengeluh masih sakit kepala, GCS : 15, kesadaran composmentis. Pasien mendaptkan makanan cair ½ +
IRNA (09/03) tim saring½
- Pasien didiagnosa stroke hemoragic onset hari ke VI.
- Pasien mengeluh masih sakit kepala, GCS : 15, kesadaran composmentis.
IRNA (10/03) - Pasien didiagnosa stroke hemoragic onset hari ke VII dan telah di sarankan untuk melakukan fisioterapi.

- Pasien mengeluh masih sakit kepala dan batuk, GCS : 15, kesadaran composmentis.
IRNA (11/03) - Pasien didiagnosa stroke hemoragic onset hari ke VIII.
- Pasien mengeluh masih sakit kepala dan batuk, GCS : 15, kesadaran composmentis.
IRNA (12/03) - Pasien didiagnosa stroke hemoragic onset hari ke IX.
- Pasien mengatakan anggota gerak kiri masih lemah, GCS : 15, kesadaran composmentis.
IRNA (13-17/03) - Pasien didiagnosa stroke hemoragic onset hari ke X – XIV.
OBJECTIVE

B. Pemeriksaan
A. Pemeriksaan Fisik Laboratorium

C. Data Klinik D. Profil Pengobatan

5
OBJECTIVE

A. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik
Hasil
(di IGD tanggal 4 Maret 2021)
Keadaan Umum Sedang
Kesadaran Composmentis
GCS 15 => E = 4, M = 6, V = 5
Tekanan Darah 180/100 mmHg
Napas 20x/menit
Nadi 70x/menit
CT Scan (+) Stroke Hemoragic
Mencong (+) kanan, deviasi lidah
Mulut
(+) kiri
Motorik 5 3
5 3
B. Pemeriksaan Laboratorium C. Data Klinik
IGD Tanggal TD RR
Tanggal Tanggal
JenisPemeriksaan Nilai Normal Keterangan (120/80 mmHg) (12-20x/menit)
04/03 10/03 IGD
(04/03)
180/100 20x/menit
Guladarah < 150 mg% 131 mg% - Normal
random IRNA
120/80 (p) -
(05/03)
140/90 (s)
Guladarahnuchter 75 – 115 mg% 152 mg% - Tinggi 120/80(m)
IRNA
130/80(p) -
Guladarah 2 jam < 150 mg% 139 mg% - Normal
(06/03)
140/100(s)
PP 130/90(m)
Ureum 20 – 40 mg% 26 mg% - Normal IRNA
130/90(p) -
(07/03)
110/70(s)
Creathinin 0,6 – 1,1 mg % 0,6 mg% - Normal 120/90(m)
Natrium 136 – 145 mmol/L 149mmol/L 137 Tinggi IRNA
140/90(p) -
(08/03)
120/80(s)
(04/03)
120/90(m
Kalium 3,5 – 5,1 mmol/L 3,9mmol/L 4,1 Normal 170/100(p) -
IRNA
(09/03)
110/80(s)
Clorida 97 – 111 mmol/L 107mmol/L 103 Normal 130/80(m)
IRNA
140/90(p) -
(10/03)
120/80(s)
Total Kolesterol < 220 mg% 273 mg% - Tinggi 120/80(m)
Trigliserida < 200 mg% 137 mg% - Normal
IRNA
130/80(p) -
Hemoglobin 12 – 14 g/dL 12,5 g/dL - Normal (11/03)
130/80(s)
150/90(m)
Leukosit 5000 – 10.000/mm 7700/mm - Normal
IRNA 130/80(p) -
(12/03) 120/90(s)
Hematokrit 37 – 47 vol % 37,1vol % - Normal
IRNA
130/80(p) -
Trombosit 200.000 – 328.000/mm - Normal (13-17/03)
120/90(s)
120/80(m)
400.000/mm
D. Profil Pengobatan
IGD IRNA IRNA IRNA IRNA IRNA IRNA IRNA IRNA IRNA
Nama Obat (Kekuatan) Rute Regimen Dosis
04/03 05/03 06/03 07/03 08/03 09/03 10/03 11/03 12/03 13-17/03
IVFD NaCl 0,9% iv Per 12 jam             - - - - - -
2x250 2x500 mg
Citicoline iv 2x500 mg    - - - - - -   
mg tab
Ranitidine iv 2x1 amp    - - - - - - - 2x1 tab 2x1 tab
Vitamin B Kompleks Oral 3x1 tab    - - - - - - - - -

Asam Folat Oral 1x1 tab 2x1 tab 2x1 tab - - - - - - - -

Dexanta Syrup Oral 3x 10 cc    - - - - - - - - -


Loading Monitol 250 cc 20 menit + 1
iv    - - - - - - - - -
+ injeksilasix amp
Cap Camp I Oral 3x1 kaps    - - - - - - - - -

4x125 cc
3x125 cc 3x125 cc
4x125 cc (06.00,
Tuppering Monitol 125 4-4-3-2-1 + ½ (06.00, (04.00, 1x125 cc 1x125 cc
iv (18.00 dan 12.00, - - - -
cc + Injeksilasix amp 12.00, 12.00, (12.00) (12.00)
24.00) 18.00,
20.00) 24.00)
24.00)

Ulsidex iv 4x1 tab - - - -       - - - -


2x60
Diltiazem Oral 2x 30 mg - - - - -    - - -
mg
Ambroxol Syrup Oral 3x1 C - - - - - - -    - -
OBH Oral 3x1 C - - - - - - - -      
Kandistatin Drop Oral 3x0,5 cc - - - - - - - - - -
Tramadol iv Per 8 jam 1 amp             - - - - - -
Injeksi pump iv               - - -    - -
ASSEMENT
Terpi di IGD Terapi di bangsal Neurologi

No Terapi Dosis Komentar


No Terapi Dosis Komentar
1. Cap Camp I 3x1 kaps Tepat
1. IVFD NaCl 0,9% Per 12 jam Tepat Tuppering Manitol
2. 125 cc 4-4-3-2-1 + ½ amp Tepat
injeksilasix
2. Citicoline iv 2x500 mg Tepat
3. Asam Folat 2x1 tab Tepat
3. Ranitidine iv 2x1 amp Tepat 4. Ulsidex 4x1 tab Tidak Tepat
5. Diltiazem 2x30 mg Tepat
4. Vitamin B Kompleks 3x1 tab Tepat 6. Citicoline iv 2x250 mg Tepat
7. Diltiazem 2x60 mg Tepat
5. Asam Folat 1x1 tab Tepat 8. Ambroxol Syrup 3x1 C Tepat
9. OBH 3X1 C Tepat
6. Dexanta Syrup 3x10 cc Tepat 10. Kandistatin Drop 3x0,5 cc Tidak Tepat
11. Citicoline tab 2x500 mg Tepat
Loading Monitol 250 12. Ranitidine 2x1 tab Tepat
7. cc 20 menit + 1 amp Tepat 13. Dexanta Syrup 3x10 cc Tidak Tepat
Injeksilasix 14. Tramadol iv 1 amp/ 8 jam Tepat
Plan

1. Terapi Farmakologi
 Beberapa penggunan terapi obat sudah tepat dan dapat dilanjutkan
untuk terapi lanjutan pasien
 Untuk penggunaan antihipertensi obat Diltiazem disarankan untuk
meningkat kan dosis 3 x 30 mg /hari untuk terapi yang optimal
 Penggunaan obat Kandistatin sebaiknya tidak perlu diberikan
 Penggunaan obat Dexanta dapat dikurangi karena pasien sudah
mendapatkan Ranitidin sebagai anti mualnya dan profilaksis stress
ulcer
4 Maret 2021 09.45 am - Anggota gerak terasa berat sejak ± 8 jam yang lalu
(IGD) - Kelumpuhan anggota gerak kiri (hemiparesis
sinistra)
- Berbicara pelo
- Ada keluhan mual
- GCS 14, E = 3, M = 6, V = 5
- Observasi dengan NGT
- Diperoleh data objective
Pemberian Terapi :
- IVFD Nacl 0,9 % /24jam
(untuk penggunaan terapi penunjang pada kondisi
umum pasien)
- Citicoline 2 x 500 mg iv
(melindungi otak, mempertahankan fungsi otak
secara normal,serta)
- Ranitidine 2 x 1 amp iv
(menurunkan sekresi asam lambung berlebihan)
- Vitamin B Kompleks 3 x 1 tab
(menjaga system syaraf pusat atau menunjang
kesehatan otak)
- AsamFolat 1 x 1 tab
(mencegah terjadinya stroke, anti homosistein)
- Dexanta syrup 3 x 10 cc
(gangguan saluran pencernaan, mengurangi rasa
mual)
- Loading manitol 250 cc 20 menit 1 ampul
(manitol untuk mengurangi tekadan dalam kepala
karena pembengkakan diotak, Lasix untuk
mengurangi kadar garam yang berlebih didalam
tubuh)
- Nicardipine Inj 5mg/ jam (Untuk mengatasi
hipertensi)
18.00 & Terapi Tambahan :
24.00 pm - Tramadol iv /8 jam
(pereda rasa sakit)
- Asam folat 2 x 1 tab
(mencegah terjadinya stroke, anti homosistein)
- Cap camp I 3 x 1 kaps
- Tuppering manitol 125 cc + Lasik ½ amp 4 x 125 cc
Pukul 18.00, 24.00
6 Maret 2021 - GCS 15
- Pasien masih sakit kepala
- Didiagnosa stroke hemoragic onset hari ke III

Pembeian terapi :
- IVFD Nacl 0.9 % /12 jam
- Tramadol iv 1 amp /8 jam
- Tuppering manitol 125 cc + inj Lasix ½ amp 3 x
125 cc setiap pukul 06.00, 12.00 dan 20.00
7 Maret 2021 - GCS 15
- Pasien masih mengeluh sakit kepala

Pemberian terapi :
- IVFD NaCl 0.9 % /12 jam
- Tramadol iv 1 amp /8 jam
- Tuppering manitol 125 cc + inj Lasix ½ amp 3 x
125 cc setiap pukul 04.00, 12.00 dan 24.00
8 Maret 2021 - GCS 15
- Mulai menjalani mobilitas miring kanan, miring
kiri
- Sakit kepala
Pemberian terapi :
- Tramadol iv 1 amp/ 8 jam
- IVFD NaCl 0.9 % /12 jam
- Tuppering manitol 125 cc + inj Lasix ½ amp 1 x
125 cc pukul 12.00
9 Maret 2021 - GCS 15
- Pasien mendapatkan makanan cair ½ + tim saring
½
- Sakit Kepala
Pemberian terapi :
- Ditambahkan Diltiazem 2 x 30 mg
- Tuppering manitol 125 cc + inj Lasix ½ amp 1 x
125 cc pukul 12.00
- Tramadol iv 1 amp/ 8 jam
10 Maret 2021 - GCS 15
- Pasien disarankan melakukan fisioterapi
- Sakit kepala
Pemberian terapi :
- Diltiazem 2 x 60 mg (ganti dosis)
- Tramadol iv 1 amp/ 8 jam
11 Maret 2021 - GCS 15
- Kesadaran composmentis
- Pasien mengeluh sakit kepala dan batuk
Pemberian terapi :
- Ditambah ambroxol syrup 3 x 1 C
- Infus diganti inj pump
- Tramadol iv 1 amp/ 8 jam
12 Maret 2021 - GCS 15
- Pasien mengeluh sakit kepala dan batuk
Pemberian terapi :
- Inj Citicoline (dihentikan)
- Digantikan Citicoline 2 x 500 mg tab
- Inj Ranitidine digantikan Ranitidine 2 x 1 tab
- Ambroxol syr digantikan OBH syrup 3 x 1 C
- PCT tab 3x500 mg
13 Maret 2021 - GCS 15
Sampai 17 - Terapi lanjut
Plan

2. Terapi Non Farmakologi


• Monitoring tekanan darah,
• Dianjurkan menurunkan berat badannya sampai batas ideal,
• Membatasi makan,
• Mengurangi makanan berlemak,
• Mengurangi konsumsi garam,
• Melakukan olahraga yang tidak terlalu berat secara teratur,
• Mengelola stress dan
• Menggunakan bahan-bahan alami
DRUG RELATED PROBLEM (DRPs)

1. Terapi Obat Yang Tidak Diperlukan


  Terdapat terapi tanpa indikasi medis YA Pasien mendapatkan ulsidex yang tidak sesuai dengan indikasi
 
  Pasien mendapatkan terapi tambahan yang
YA Pasien mendapatkan terapi tambahan Paracetamol tab
  tidak di perlukan

Pasien masih memungkinkan menjalani


- Pasien sebaiknya tidak mengkonsumsi makanan yang bersifat asam
terapi non farmakologi

Terdapat duplikasi terapi Pasien tidak mendapatkan terapi duplikasi

2 Kesalahan Obat
.
Bentuk sediaan obat yang diberikan telah sesuai dan pasien masih
Bentuk sediaan tidak tepat -
dapat meminum obat yang diberikan.

Terapi pengobatan yang diberikan kepada pasien tidak terdapat


Terdapat kontraindikasi -
kontraindikasi.
Pasien hanya diberikan obat untuk mengatasi gejala dan factor
Kondisi pasien tidak dapat disembuhkan oleh obat YA
resiko terjadinya stroke
Obat yang diberikan tidak diindikasikan untuk kondisi pasien
Obat tidak diindikasi untuk kondisi pasien YA
(ulsidex).
Pengobatan yang diberikan kepada pasien telah efektif sesuai
Terdapat obat lain yang efektif -
dengan kondisi pasien.
DRUG RELATED PROBLEM (DRPs)

3 Dosis Tidak Tepat

  Dosis terapi yang diberikan rendah (Diltiazem) sehingga tidak bisa mengatasi keluhan
  Dosis terlalu rendah YA
utama pasien
 
Dosis terlalu tinggi - Dosis terapi pengobatan yang diberikan telah sesuai dengan literature
 
  Frekuensi penggunaan tidak tepat YA Frekuensi penggunaan obat diltiazem dinaikkan 3x

Durasi penggunaan tidak tepat Durasi dari penggunaan obat sesuai dengan literatur
-
Penyimpanan obat-obatan telah tepat sesuai dengan literatur yaitu pada suhu kamar,
Penyimpanan tidak tepat
- tempat kering dan terlindung dari cahaya
4 Reaksi Yang Tidak Diinginkan

Obat tidak aman untuk pasien - Obat yang diberikan telah aman untuk pasien
-
Terjadi reaksi alergi Pasien tidak menunjukkan reaksi alergi dari obat-obatan yang diberikan.

Terjadi interaksi obat - Tidak ada interaksi obat


Dosis obat dinaikan atau diturunkan terlalu cepat - Dosis obat dinaikkan atau diturunkan berdasarkan kondisi pasien
Muncul efek yang tidak diinginkan - Tidak muncul efek yang tidak diinginkan
Administrasi obat yang tidak tepat - Administrasi obat yang diberikan telah tepat.
DRUG RELATED PROBLEM (DRPs)

5 Ketidaksesuaian Kepatuhan Pasien

  Obat tidak tersedia Obat-obatan yang diberikan tersedia di Rumah Sakit


  -
  Pasien tidak mampu menyediakan obat - Pasien mampu menyediakan obat
 
  Pasien mampu menelan ataupun menggunakan obat sendiri dikarenakan kesadaran
Pasien tidak bisa menelan obat atau menggunakan obat
pasien saat dirawat sudah mengalami perbaikan.
-

Pasien tidak mengerti intruksi penggunanan obat Keluarga pasien mengerti instruksi dari penggunaan obat yang diberikan.
-
Pasien patuh dalam menggunakan obat yang diberikan, dan mengikuti instruksi
Pasien tidak patuh atau memilih untuk tidak menggunakan obat
penggunaan obat yang diberikan.
-
6 Pasien Membutuhkan Terapi Tambahan

 
Pasien membutuhkan terapi tambahan untuk mengatasi sakit kepala pada beberapa hari di
  Terdapat kondisi yang tidak diterapi
IRNA
  Ya
 
Pasien membutuhkan obat lain yang sinergis Pasien sudah mendapatkan obat yang bekerja sinergis terhadap stroke
-

Pasien membutuhkan terapi profilaksis Pasien tidak membutuhkan terapi profilaksis


-
THANKS

Anda mungkin juga menyukai