Anda di halaman 1dari 58

PENDAHULUAN

FARMAKOGNOS
I
Dr. apt. Endang Setyowati, Date : 23 maret
M.Sc 2021

3/23/2021 Dr.apt. Endang Setyowati, M.Sc 1


Definisi
Farmakognosi dibuat melalui penggabungan dua kata dalam
bahasa Yunani. Farmakon (obat) dan Gnosis (pengetahuan),
yaitu pengetahuan tentang obat khususnya nabati, hewan , &
mineral

Suatu ilmu pengetahuan terapan yang membahas obat alamiah


dan konstituennya dari segi pandang biologi, biokimia, dan
ekonomi
Dasar sains penggunaan tumbuh-tumbuhan dalam farmasi

3/23/2021 Dr.apt. Endang Setyowati, M.Sc 2


Obat alami dapat sebagai sumber
senyawa dasar dengan sedikit
modifikasi menjadi lebih berefek

Obat alami dapat sebagai sumber


senyawa prototipe atau senyawa
penuntun utk obat sintetik

Dapat mengetahui dan membuat


obat herbal sesuai standar
keamanan, mutu dan keefektifan
khasiat yang telah ditetapkan

3/23/2021 Dr.apt. Endang Setyowati, M.Sc 3


Hubungan Farmakognosi dengan ilmu lain

• D e n g a n a d a n y a b i o t e k n o l o g i , f a r m a ko g n o s i m e n i n g k a t d a r
i m o d e deskripsi dan pengenalan menjadi mode pengendalian
perkembangan dan rancangan produk
• Farmakognosi adalah i lmu yang mempelajari tentang bagian
tanaman atau hewan yang digunakan sebagai obat alami yang melewati
berbagai uji seperti farmakodinamik, toksikologi, dan biofarmaseti ka
• Farmakognosi merupakan bagian biofarmasi, biokimia, dan biosintesa
sehingga ruang lingkup menjadi luas.

3/23/2021 Dr.apt. Endang Setyowati, M.Sc 4


Hubungan Farmakognosi dengan ilmu lain

• Hubungan farmakognosi dengan obat : pengetahuan secara serentak


berbagai macam cabang ilmu pengetahuan utk memperoleh segala segi
yang perlu diketahui tentang obat
• Jika dilakukan uji khasiat, dilakukan pengujian toksisitas, uji pra klinik
dan uji klinik untuk menentukan fitofarmaka atau fi tomedisin ; bahan –
bahan fitofarmaka inilah yang disebut obat.
• Farmakognosi dianggap sebagai bagian dari materia medika
• Dalam perkebunan, farmakognosi erat hubungannya dengan biokimia dan
pembuatan zat - zat sintesis

3/23/2021 Dr.apt. Endang Setyowati, M.Sc 5


Simplisia
Bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami
pengolahan apapun dan kecuali dikatakan lain, berupa bahan yang telah
dikeringkan.

Simplisia dibedakan menjadi simplisia nabati, simplisia hewani dan simplisia


pelikan (mineral).
Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tumbuhan utuh, bagian
tumbuhan atau eksudat tumbuhan

3/23/2021 Dr.apt. Endang Setyowati, M.Sc 6


Ekstrak
• Perubahan simplisia sebagai bahan baku menjadi bahan
baku obat atau produk sediaan
• Contoh ekstrak tanaman:
 ekstrak air sambung nyawa
 ekstrak etanol temulawak

3/23/2021 Dr.apt. Endang Setyowati, M.Sc 7


• Ekstrak : sediaan kental dengan mengekstraksi senyawa aktif dari
simplisia menggunakan pelarut yg sesuai yg selanjutnya diuapkan
& sisanya juga diperlakukan demikian sehingga memenuhi baku yg
ditetapkan
• Esktrak cair : sediaan dr simplisia nabati yg mengandung etanol
sbg pelarut atau pengawet

8
apt. Dr. Endang Setyowati, M.Sc
3/23/2021 Dr.apt. Endang Setyowati, M.Sc 9
Taksonomi adalah ilmu pengetahuan yg menamakan
organisme dan integrasinya yg tepat dlm sistem tatanama
yg ada

Nama spesies diberikan dlm bentuk binomial: bagian nama


pertama menunjukkan kelompok taksonomis yg lebih luas,
yaitu : Genus.
bagian Kedua adalah nama spesies

3/23/2021 Dr.apt. Endang Setyowati, M.Sc 10


Penggolongan dasar dunia tumbuhan ke dlm divisi - divisi
meliputi :
• Alga : Alga hijau (Chlorophyta) dan algae merah
(Rhodophyta)
• Lumut (Bryophyta)
• Paku - pakuan (Pteridophyta)
• Tumbuhan penghasil biji (Spermatophyta)

Penamaan taksonomi yg tepat dan pemahaman mengenai


hubungan spesies dengan spesies lain merupakan dasar
utama
3/23/2021
utk kerja farmakognostik
Dr.apt. Endang Setyowati, M.Sc 11
Taksonomi
• Taksonomi adalah pengelompokan makhluk hidup sesuai dengan ti ngkatannya. Salah
satu cara mengelompokkan makhluk hidup adalah berdasarkan persamaan ciri struktur
eksternal (morfologi).

•Contoh : Ficus carica L

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Rosales

Famili : Moraceae

Genus : Ficus

Spesies : Ficus carica


3/23/2021 Dr.apt. Endang Setyowati, M.Sc 12
Contoh :
• Division Angiospermae
• Class Dicotyledoneae
• Subclass Sympetalae
• Order Tubifl orae
• Suborder Verbenineae
• Family Labiatae ( Lamiaceae)
• Subfamily Stachydoideae
• Tribe Satureieae
• Genus Mentha
• Species Mentha piperita Linnaeus ( Peppermint)
• Varieti es Mentha piperitavar. offi cinalis Sole ( White Peppermint)
• Mentha piperitavar. vulgaris Sole ( Black Peppermint)

3/23/2021 Dr.apt. Endang Setyowati, M.Sc 13


THALLOPHYTA

3/23/2021 Dr.apt. Endang Setyowati, M.Sc 14


Bakteri

Spherical or coccal
forms streptococci, Twisted or spirillar forms
Karakteristik Bakteri : diplococci, tetracocci, (genus vibrio dan genus
sarcinae, & spirilLum)
staphylococcal

Rod-shaped or bacillary
Branched forms forms (Clostridium
(Mycobacterium) welchii, Escherichia
coli, Bacillus subtilis)

3/23/2021 Dr.apt. Endang Setyowati, M.Sc 15


Fungi

3/23/2021 Dr.apt. Endang Setyowati, M.Sc 16


Lichens

3/23/2021 Dr.apt. Endang Setyowati, M.Sc 17


PTERIDOPHYTA

3/23/2021 Dr.apt. Endang Setyowati, M.Sc 18


GYMNOSPERMS

3/23/2021 Dr.apt. Endang Setyowati, M.Sc 19


Bunga Buah Biji

• Kamomil : • Jintan • Sinapis


: alba L
Matricaria Carum • Ispaghula:
recutita L carvi L Plantago
• Kalendula : • Adas : ovatae
Calendula Foeniculum semen,
officinalis L vulgare Plantago
Miller afra

3/23/2021 Dr.apt. Endang Setyowati, M.Sc 20


Daun Batang Rimpang

• Atropa • Frangula • Panax


belladona cortex ginseng
L • Cinchona • Echinacea
• Ginkgo succirubra angustifolia
biloba • Passiflora • Rheum
• Camelia incarnata L palmatum
• Artemisia • Curcuma
sinensis absinthium L xanthorrhiza
• Menthae
folium
3/23/2021 Dr.apt. Endang Setyowati, M.Sc 21
Angiospermae (Magnoliphyta)

• Tumbuhan berbuah (biji yang ditutupi daun buah)


• Takson dibagi 2 : Dicotyledoneae dan monocotyledoneae
• Alliaceae (monokotil)
• Apiaceae (Umbelliferae)
• Asphodelaceae (monokotil)
• Asteraceae (Compositae)

3/23/2021 Dr.apt. Endang Setyowati, M.Sc 22


Alliaceae

• Allium adalah satu - satunya


genus penting dlm famili ini
• Cth : Bawang merah (Allium cepa
L.), bawang putih (Allium sativum
L.), bawang perai (Allium
porrum L.)
• Genus allium dikenal mengandung
sulfur sederhana terutama alliin
dan allisin Alliin
3/23/2021 Dr.apt. Endang Setyowati, M.Sc 23
Apiaceae (Umbilliferae)

• Carum carvi L. ( jintan), karminatif & sbg rempah


• Coriandrum sati vum L. (ketumbar), karminati f & sbg rempah
• Foenicullum vulgare Miller (adas), karminati f ringan
• Levisti cum offi cinale koch (lovage), karminati f & anti dispepti k
• Pimpinella anisum L. (buah adas wangi), sbg ekspektoran

3/23/2021 Dr.apt. Endang Setyowati, M.Sc 24


Araliaceae

• Hedera helix L : utk obat batuk


• Panax ginseng : sbg adaptogen

Asphodelaceae
(Monokoti l)
• Aloe vera(L.) Burman

3/23/2021 Dr.apt. Endang Setyowati, M.Sc 25


Asteraceae (Compositae)

• Arnica montana L. (arnica), secara topikal utk luka memar


• Artemisia absinthum L., sbg koleretik
• Calendula offi cinalis L., utk keluhan kulit
• Cnicus benedictus, sbg kolagogum
• Cynara scolymus L (artichoke), mengobati keluhan hati dan
kandung kemih
• Echinacea angusti folis DC, sbg imunosti mulan

3/23/2021 Dr.apt. Endang Setyowati, M.Sc 26


Caesalpinaceae

• Cassia senna L : utk katarti kum

Fabaceae
• Cyti sus scoparius (Semak) : utk aritmia jantung

• Glycyrrhiza glabra (akar manis) : sebagai ekspektoran

• Melilot offi cinalis L (Semanggi), anti koagulan

3/23/2021 Dr.apt. Endang Setyowati, M.Sc 27


Lamiaceae

• Lavandula angusti folia Miller (lavender) : karminati f dan spasmoliti k


ringan
• Mellisa offi cinalis L (balsam), sedatif, karminati f dan spasmoliti k
ringan
• Mentha arvensis L menghasilkan minyak atsiri yg digunakan utk gangguan
pernafasan
• Mentha spicata L. ,digunakan di pasta gigi & permen karet dg
efek karminati f ringan
• Thymus vulgaris, karminati f dan spasmoliti k

3/23/2021 Dr.apt. Endang Setyowati, M.Sc 28


Papaveraceae

• Chelidonium majus L., menghasilkan alkaloid selidonin, kadang sbg kolagogum

• Papaver somniferum L. (Opium poppy), menghasilkan berbagai alkaloid &


merupakan narkoti ka

Piperaceae
• Piper methysti cum Forster F. , sbg sti mulan

• Piper nigrum L. (lada hitam dan puti h)

3/23/2021 Dr.apt. Endang Setyowati, M.Sc 29


Zingibereceae (Monocotyledonae)

• Curcuma xanthorrhiza Roxburgh (Temulawak)


• Curcuma longa L (Curcuma domestica) : kunyit utk infl amasi dan penyakit
hepar
• Zingiber offi cinale ( jahe) : gangguan pernafasan dan gastrointesti nal

3/23/2021 Dr.apt. Endang Setyowati, M.Sc 30


GYMNOSPERMAE

• Ginkgoaceae
• Ginkgo biloba L. (pohon dara cina), utk menambah daya ingat
• Pinaceae
• Abies spp
• Picea spp

3/23/2021 Dr.apt. Endang Setyowati, M.Sc 31


Sumber simplisia :

Yang dapat sebagai simplisia nabati berasal dari dua


dimanfaatkan sumber,
yaitu
(a)Yang :
berasal dari hasil alami dengan cara mengumpulkan
jenis- jenis tumbuhan obat dari hutan-hutan, tepi sungai, kebun,
gunung atau di tempat terbuka lainnya ;
(b)Yang berasal dari hasil penanaman atau budidaya secara
kecil- kecilan oleh petani ataupun besar-besaran oleh
perkebunan

3/23/2021 Dr.apt. Endang Setyowati, M.Sc 32


Tahap pembuatan simplisia

1. Pengumpulan bahan baku


2. Sortasi basah
3. Pencucian
4. Pengubahan bentuk/pengirisan
5. Pengeringan
6. Sortasi kering
7. Pengepakan dan penyimpanan
8. Pemeriksaan mutu

apt. Dr. Endang Setyowati, M.Sc 33


Pengumpulan Bahan Baku

• mengutamakan kualitas utk mendapatkan khasiat terbaik dan menghindari


terbentuknya zat beracun
• Sampel tumbuhan dpt diambil dari alam liar maupun tanaman yg
dibudidayakan
• Keuntungan dr alam liar, ada resiko tdk mengandung pesti sida namun
dapat diidenti fi kasi secara tidak benar
• Ada daerah2 tertentu yg merupakan daerah asal simplisia terpilih
karena senyawa aktif yang dikehendaki
• Ekstrak dapat diperoleh dari suatu industri misal Phytochemindo,
Javaplant
apt. Dr. Endang Setyowati, M.Sc 34
Pengumpulan bahan baku
• Sumber bahan baku dapat berupa tumbuhan, hewan, maupun
mineral.

• Simplisia nabati yang ideal dapat diti njau dari asal tumbuhan
• Simplisia
tersebut. yang berasal dari tanaman budidaya selain berkualitas, jugasama rata atau
homogen sehingga dari waktu ke waktu akan dihasilkan simplisia yang
mendekati ajeg atau konsisten. Dari simplisia bermutu akan dihasilkan produk obat
tersebut
tradisional yang “reproducible” atau ajeg khasiatnya

• Faktor lain yg berpengaruh terhadap kandungan kimia : tempat tumbuh, iklim,


pemupukan,
waktu panen, pengolahan pasca
panen
arti nya tumbuhan tersebut ti dak dibudidaya atau tumbuh liar.
• Tumbuhan liar
Sebetulnya tumbuhan liar tersebut dapat dibudidayakan.
Namun hal ini jarang dilakukan oleh petani
karena tradisi atau kebiasaan. Agar bahan tumbuhan yang berasal dan tumbuhan liar
mutunya dapat dipertahankan, diperlukan pengawasan ini kualitas secara intern
yang baik
3/23/2021 Dr.apt. Endang Setyowati, M.Sc 35
Sortasi Basah

• Sortasi basah digunakan


untuk memisahkan kotoran -
kotoran atau bahan - bahan
asing lainnya dari bahan
simplisia. Contohnya: tanah,
kerikil, rumput, batang, daun,
akar yg rusak, serta kotoran
lain harus dibuang.

apt. Dr. Endang Setyowati, M.Sc 36


Sortasi Basah

• Tahap ini perlu dilakukan karena bahan baku simplisia


harus benar dan murni, artinya dari
berasal
tanaman yang
merupakan bahan baku simplisia dimaksud, bukan dari
yang tanaman lain.
• Bahan baku simplisia juga harus bersih, tidak boleh
artinya tercampur dengan tanah, kerikil, atau lainnya
pengotor (misalnya serangga atau bagiannya).

3/23/2021 Dr.apt. Endang Setyowati, M.Sc 37


Pencucian

• Tujuan pencucian : menghilangkan tanah & kotoran lain yg melekat pd


bahan simplisia
• Pencucian dilakukan dengan air bersih, misalnya mata air, air sumur, atau
air PAM
• Simplisia yg mengandung zat yg mudah larut dalam air, maka dicuci
sesingkat mungkin
• Pencucian tdk dapat membersihkan dari semua mikroba karena
airnya juga mengandung jumlah mikroba

apt. Dr. Endang Setyowati, M.Sc 38


Pencucian
• Sayur yg dicuci 1 kali menghilangkan 25% jumlah mikroba & yg
tertinggal 42% dari jumlah mikroba
• Cara sortasi dan pencucian dapat mempengaruhi jenis & jumlah mikroba
awal simplisia
• Jika air yg digunakan kotor, maka mikroba pd bahan simplisia dpt
bertambah & air pd bahan dpt mempercepat pertumbuhan mikroba
• Bakteri yg umum ada dalam air : Pseudomonas, Proteus, Micrococcus,
Bacillus, Streptococcus, Eschericia coli
• Simplisia akar, batang, & buah dpt dilakukan pengupasan kulit luar utk
mengurangi jumlah mikroba awal

apt. Dr. Endang Setyowati, M.Sc 39


Perajangan

• Perajangan bahan simplisia untuk mempermudah proses


pengeringan, pengepakan, dan penggilingan
• Tanaman yg baru diambil tidak langsung dirajang tapi dijemur utuh 1
hari
• Perajangan dpt dengan pisau/mesin sehingga diperoleh potongan
tipis
• Semakin tipis bahan yg dikeringkan, semakin cepat penguapan air,
sehingga mempercepat waktu pengeringan

apt. Dr. Endang Setyowati, M.Sc 40


Perajangan

• Irisan yg terlalu tipis menyebabkan berkurang/hilangnya zat berkhasiat yg


mudah menguap, sehingga mempengaruhi komposisi, bau, & rasa yg
diinginkan
• Simplisia spt temulawak, temu giring, jahe, kencur tdk boleh terlalu
tipis perajangannya karena mencegah berkurangnya minyak atsiri
• Penjemuran sebelum perajangan utk mengurangi pewarnaan akibat
reaksi antara bahan & logam pisau
• Apabila terlalu tebal maka proses pengeringan akan terlalu lama
dan kemungkinan dapat membusuk atau berjamur

apt. Dr. Endang Setyowati, M.Sc 41


Pengeringan
• utk mengurangi kandungan air sampai kadar tertentu (dibawah 10%)

• Tujuan : utk mendapatkan simplisia yg tdk mudah rusak, sehingga dpt disimpan dlm
waktu yg lebih lama, mencegah tumbuhnya kapang, bakteri, perubahan kimia
kandungan yg berkhasiat.
• Pengurangan kadar air & penghenti an reaksi enzimati k dpt mencegah penurunan
mutu atau perusakan simplisia
• Sisa air dlm simplisia merupakan media pertumbuhan kapang jasad renik lain

• Enzim tertentu dlm sel dapat menguraikan senyawa akti f sesaat setelah sel mati &
selama bahan simplisia masih mengandung kadar air tertentu
• Reaksi enzimati k tdk berlangsung jika kadar air kurang dari 10%

• Utk hasil terbaik, harus diatur suhu dan aliran udaranya

apt. Dr. Endang Setyowati, M.Sc 42


Pengeringan

• Sebelum pengeringan bagian tanaman dibiarkan dlm suhu & kelembapan tertentu
supaya reaksi enzimati k berlangsung
• Reaksi enzimati k diperlukan karena senyawa akti f yg dikehendaki masih dlm ikatan
kompleks & baru dipecah ikatan kompleksnya serta dibebaskan oleh enzim tertentu
setelah tanaman mati . Cth : vanili & buah kola
• Pengeringan sebaiknya dilakukan segera setelah pengumpulan

• Hal - hal yg perlu diperhati kan selama proses pengeringan adl suhu pengeringan,
kelembapan udara, aliran udara, waktu pengeringan, dan luas permukaan bahan
• Pengeringan yang cukup akan mencegah pertumbuhan mikroorganisme
dan kapang ( jamur). Jamur Aspergilus fl avus akan
menghasilkan afl atoksinyang sangat beracun dan dapat
menyebabkan kanker hati
apt. Dr. Endang Setyowati, M.Sc 43
Pengeringan
• Menurut persyaratan obat tradisional tertera bahwa Angka khamir atau kapang ti dak
Iebih dari 10 4 Mikroba patogen harus negati f dan kandungan
afl atoksin ti dak lebih dari 30 bagian per juta (bpj).

• Tandanya simplisia sudah kering adalah mudah meremah bila diremas atau mudah
patah.

• Menurut persyaratan obat tradisional pengeringan dilakukan sampai kadar air ti dak lebih dari
10%.

• Cara penetapan kadar air dilakukan menurut yang tertera dalam Materia Medika Indonesia
atau Farmakope Indonesia.

• Pengeringan sebaiknya jangan dengan


di bawah sinar matahari
almari pengering yang dilengkapi kipas penyedot udaralangsung,
sehingga melainkan
terjadi sirkulasi
dengan
yang baik.

• Bila terpaksa dilakukan pengeringan di bawah sinar matahari maka perlu ditutup dengan kain
hitam untuk menghindari terurainya kandungan kimia dan debu.
3/23/2021 Dr.apt. Endang Setyowati, M.Sc 44
Metode Pengeringan

Pengeringan udara (air-


drying)
• Pengeringan microwave

Pengeringan oven

• Pengeringan beku (freeze drying)


3/23/2021 Dr.apt. Endang Setyowati, M.Sc 45
Pengeringan Udara
• Waktu 3-7 hari hingga beberapa bulan-1 tahun tergantung jenis sampel
• Cth : sampel tumbuhan, daun + batang yg diikat bersama & digantung
utk mengekspos tumbuhan ke udara
• Senyawa yg tdk tahan panas dapat terjaga kualitasnya
• Pengeringan udara membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan
dengan pengeringan microwave dan pengeringan beku serta mengalami
kondisi suhu yg tdk stabil

apt. Dr. Endang Setyowati, M.Sc 46


Pengeringan microwave

• Pengeringan microwave menggunakan radiasi elektromagneti k yg


mempunyai medan listrik & magnet
• Medan listrik menyebabkan pemanasan simultan melalui rotasi
dipolar
• Osilasi menyebabkan tumbukan antar molekul & menghasilkan
pemanasan cepat dr sampel secara bersamaan
• Metode ini dpt mempersingkat waktu pengeringan namun menyebabkan
degradasi senyawa kimia dlm jaringan tumbuhan

apt. Dr. Endang Setyowati, M.Sc 47


Pengeringan oven

• metode pra-ekstraksi lain yg


menggunakan energi panas utk
menghilangkan uap air dr sampel
• Salah satu termal termudah & cepat yg
dapat mempertahankan senyawa kimia
tumbuhan

apt. Dr. Endang Setyowati, M.Sc 48


Pengeringan

Beku
• Metode berdasarkan prinsip sublimasi, yaitu proses ketika padatan
diubah menjadi gase gas tanpa memasuki fase cair
• Sampel dibekukan pada -80°C sampai -20°C sebelum liopilisasi utk
memantapkan cairan apapun (pelarut, kelembapan) di sampel
• Setelah pembekuan dlm semalam (12 jam), sampel segera diserbukkan
utk menghindari cairan beku dlm sampel meleleh

apt. Dr. Endang Setyowati, M.Sc 49


Pengeringan

Beku
• Mulut tabung uji atau wadah sampel dibungkus dg jarum-poked-
parafi lm utk menghindari hilangnya sampel selama proses
• Sampel akan hilang dgn memercik ke dalam labu beku
• Pengeringan beku menghasilkan kadar fenolik yg lebih ti nggi dibandingkan
dgn pengeringan udara karena sebagian besar senyawa kimia tumbuhan
dijaga kondisinya
• Penggunaan dibatasi utk bahan yg halus, labil terhadap panas, & bernilai
tinggi

apt. Dr. Endang Setyowati, M.Sc 50


Sortasi Kering

Tujuan :
• untuk memisahkan benda-benda asing seperti bagian-bagian
tanaman yang tidak diinginkan dan pengotoran lain yang
masih tertinggal pada simplisia kering
• Sortasi dapat dilakukan secara mekanik dengan mesin
• bahan pemalsu umumnya dicampurkan bahan tumbuhan yg
mempunyai bentuk mirip

apt. Dr. Endang Setyowati, M.Sc 51


Pengepakan dan Penyimpanan

• Harus teratur, rapi utk mencegah resiko tercemar atau saling mencemari satu sama
lain serta memudahkan pengambilan & pemeriksaan
• Simplisia yg disimpan harus mencantumkan identi tas, kondisi, jumlah, mutu, dan
cara penyimpanan
• Pengeluaran simplisia dengan cara mendulukan bahan yg disimpan lebih awal

• Sebaiknya pengepakan dibuat sedemikian rupa sehingga memiliki kemampuan


menyerap lembab (air dr udara) kecil
• Simplisia dr daun, herba, kulit kayu, jika pengemasan tdk baik akan menyerap
udara 10,15, sampai 30% dari berat kering.

apt. Dr. Endang Setyowati, M.Sc 52


Pengepakan dan Penyimpanan
• Lembab yg berlebihan akan meningkatkan berat bahan, menurunkan kandungan akti f, bagus
utk pertumbuhan kapang

• Cahaya (matahari) berpengaruh misal warna berubah

• Oksigen akan meningkatkan proses oksidasi dr kandungan kimia, sehingga gudang


penyimpanan harus sejuk, gelap, dan beraliran udara dr kering & tdk bocor

• Simplisia juga harus terlindung dari serangga, sehingga perlu dipanaskan pada
suhu 65°C

• Simplisia juga dapat diawetkan dengan menambahkan kloroform dan


karbontetraklorida

• Simplisia yang harus selalu dalam keadaan kering dpt diberi bahan pengering spt batu kapur
atau silika gel

• Suhu dapat meningkatkan laju reaksi sehingga harus disimpan pd suhu serendah mungkin

3/23/2021 Dr.apt. Endang Setyowati, M.Sc 53


Pengepakan
• Simplisia yg mengandung minyak atsiri jangan dipak dalam wadah plastik, karena plastik
akan menyerap bau bahan tersebut.

• Bahan pengepak yang baik adalah karung goni atau karung plasti k.

• Simplisia yang ditempatkan dalam karung goni atau karung plastik praktis cara
penyimpanannya, yaitu dengan ditumpuk.

• Pengepak yang dibuat dari aluminium atau kaleng dan seng mudah melapuk, sehingga perlu
dilapisi dengan plasti k atau malam atau yang sejenis

3/23/2021 Dr.apt. Endang Setyowati, M.Sc 54


Penyimpanan

• Penyimpanan harus teratur, rapi, untuk mencegah resiko tercemar atau saling
mencemari satu sama lain, serta untuk memudahkan pengambilan, pemeriksaan, dan
pemeliharaannya.

• Simplisia yang disimpan harus diberi label yang mencantumkan identi tas, kondisi,
jumlah, mutu, dan cara
penyimpanannya.

• Adapun tempat atau gudang penyimpanan harus memenuhi syarat antara lain
harus bersih, tertutup,
sinar matahari sirkulasi udara
ti dak boleh leluasa ke baik,
dalamti dak
gudang, lembab, penerangan
konstruksi dibuat
cukup bila diperlukan,
masuk sedemikian rupa sehingga ti kus ti dak dapat Ieluasa masuk, ti dak mudah
serangga serta atau
kebanjiran terdapat alas dari kayu yang baik (hati -hati karena balok kayu
sangat disukai rayap) atau bahan lain untuk meletakkan simplisia
yang sudah dipak tadi.

• Pengeluaran simplisia yang disimpan harus dilaksanakan dengan cara


mendahulukan bahan yang disimpan Iebih awal (“First in — First out ” = FIFO)
3/23/2021 Dr.apt. Endang Setyowati, M.Sc 55
Pemeriksaan mutu (quality control)

• Pemeriksaan mutu dilakukan secara periodik


• Yang perlu diperhatikan adalah saat menerima simplisia dari
pedagang
• Menggunakan pedoman materia medica

apt. Dr. Endang Setyowati, M.Sc 56


Pemeriksaan Mutu

• Pemeriksaan mutu simplisia sebaiknya dilakukan secara periodik, selain


juga harus diperhati kan untuk pertama kali dilakukan yaitu pada saat bahan
simplisia diterima dari pengepul atau pedagang
Iainnya
• Buku pedoman yang digunakan sebagai pegangan adalah Materia
Medika Indonesia atau Farmakope Indonesia.
• Agar diperoleh simplisia yang tepat, sebaiknya dilakukan arsipasi
simplisia sebagai standar internatau pembanding.
• Mengenai pemeriksaan mutu, menginginkan adanya Iaboratorium
pemeriksaan mutu simplisia atau obat tradisional yang terakreditasi
serta dapat melayani kebutuhan pemeriksaan mutu dari produsen obat
tradisional.
3/23/2021 Dr.apt. Endang Setyowati, M.Sc 57
THANK YOU

3/23/2021 Dr.apt. Endang Setyowati, M.Sc 58

Anda mungkin juga menyukai