5 Komunikasi Perubahan Perilaku Dan Pem. Masalah

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 17

Komunikasi

Perubahan Perilaku
Penularan HIV
Tujuan
Sesi Menjelaskan pentingnya mempertimbang
kan berbagai risiko ketika berperilaku 

Menguraikan berbagai cara penularan dan


periode jendela untuk setiap situasi
berisiko yang berbeda-beda

Komunikasi Menjelaskan penggunaan empat prinsip


Perubahan penularan
Perilaku
Penularan
HIV
Empat Prinsip EXIT –virus harus keluar tubuh manusia
Penularan yang terinfeksi
HIV
SURVIVE –virus harus dapat survive

SUFFICIENT – jumlahnya harus cukup


untuk dapat menginfeksi
Komunikasi
Perubahan ENTER – virus harus masuk aliran
Perilaku darah orang yang diinfeksi
Penularan
HIV
Permainan Pokok pelajaran :
Risiko
Berkelanjutan • Risiko bervariasi tergantung pada dan
dimana perilaku terjadi

• Aktivitas membawa kita untuk dapat


berbicara pada klien risiko spesifik
secara rinci
Komunikasi
Perubahan • Informasi rinci dan eksplisit penting
Perilaku agar klien tahu mana yang aman dan
Penularan tidak aman
HIV
Menghargai Budaya dan
Mengatasi Hambatan Budaya
Penting untuk Pencegahan dan
Konseling VCT!!
Komunikasi
Perubahan
Perilaku
Penularan
HIV
Penting untuk peka tetapi
Jelas paham tentang
Perilaku Seksual yang
sangat beragam
Komunikasi
Perubahan
Perilaku
Penularan
HIV
Apa yang tidak
Suatu studi tentang pendapat laki-laki Thai
Diketahui risiko HIV :
DAPAT
Mencelakakan • 11.8% berpendapat AIDS dapat
Diri! disembuhkan
• 36.4% berpendapat HIV tak dapat
ditularkan melalui seks anal insertif
• 13.9% berpendapat HIV tak dapat
Komunikasi ditularkan melalui seks anal receptif
Perubahan
Perilaku • 26.5% berpendapat seks oral tidak
Penularan dapat menularkan HIV
HIV
Sittitrai, Brown & Sakondhavat, 1993
Komunikasi Perubahan Perilaku – Pemecahan Masalah

Tujuan
Peserta latih mampu
Menjelaskan gambaran situasi penting dimana perilaku
beresiko terjadi.
Melakukan penyelesaian masalah pada situasi klien
Pemecahan masalah dapat dipelajari dengan mudah dan
dapat diterapkan pada variasi situasi yang sangat luas seperti
yang sering dijumpai di layanan VCT. Pemecahan masalah
dapat digunakan untuk membantu klien mencari jalan keluar
dari masalah dalam mengurangi perilaku beresiko atau
penularan HIV, merencanakan pengungkapan diri kepada
pasangan, menatalaksana isu keluarga dan relasi, dan
menghadapi isu berkaitan dengan perawatan dan terapi.
Pemecahan masalah adalah langkah dalam konseling yang
dinilai cukup berhasil mengatasi rasa kehilangan (missal relasi
penting, kehilangan pekerjaan), kehilangan nyata, konflik yang
dihadapi klien dengan pilihan jalan keluar yang cukup luas
(misal apakah ia akan tetap berada disana atau
meninggalkannya dan mengambil peran baru), konflik
keluarga dan relasi, ancaman bunuh diri.
Penyakit mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah

Ini merupakan pertimbangan penting ketika seseorang mengalami


penyakit pada stadium lanjut ketika di tes.

Organisasi perencanaan, dan pemikiran kritis menjadi buruk


ketika seseorang sakit.
Mood dapat mempengaruhi kemampuan berfikir motivatif dan
kemampuan fisik.
Riwayat personal misal edukasi dan gaya personaliti
mempengaruhi pendekatan pemecahan masalah misal kebergantungan.

Secara umum mereka yang dapat terbantu dalam peyelesaian masalah adalah :

1. Mereka yang pada dasarnya dapat menghadapi dan meyelesaikan


masalah, tetapi pada saat ini sedang tak memungkinkan, karena
sedang sakit atau berbagai dilemma yang dihadapi.
2. Mereka yang daya adaptasinya rendah.
Tujuan pemecahan masalah

Tujuan pemecahan masalah dapat membantu klien


mengenali masalah. Konselor dapat :

Membantu klien mengenali sumber- sumber yang


mereka miliki untuk mengatasi masalahnya.
Ajari mereka metoda sistematik untuk menghadapi
atau mengurangi dampak masalah sekarang.
Meningkatkan perasaan mampu mengatasi masalah.
Berikan mereka cara mengatasi masalah.
Pemecahan masalah bukanlah:

Mengadakan pada klien apa opsi mereka


Mengatakan sisi buruk dan baik opsi
mereka
Memilih opsi untuk klien
Mengatakan apa yang klien harus jalankan
Menghadapi klien mempunyai ketrampilan
dan rasa percaya diri menjalankan rencana
tindak.
Mengambil tanggung jawab dari klien

Membuat klien menjadi kebergantungan


Membuat klien merasa rendah diri
Membuat klien mempersalahkan konselor jika hasil
pemecahan masalah yang tak sesuai dengan harapan

Peran Konselor
Ketrampilan memecahkan masalah tidaklah sulit, dengan
sedikit keberanian dan latihan praktis. Konselor bekerja
langkah bersama klien menguraikan dan memecahkan
masalah, bantuan diperlukan klien dalam
mengembangkan ketrampilan dan meyusun rencana
tindakan serta mewujudkan langkahnya, misal
ketrampilan negosiasi.
Langkah dalam pemecahan masalah

1. Deskripsikan masalah : Konselor membantu mendeskripsikan


masalah dan goal klien. Menentukan tujuan membantu klien
berfikir fokus pada isu yang sudah digenggam dan menimalisasi
kemungkinan keluar dari jalur masalah, misal apakah
masalahnya terletak pada negosiasi bagaimana cara penggunaan
kondom?; Apakah masalah berkisar pada kebutuhan akan hasil
tes pasangan.

2. Pilihan untuk curah pendapat : curah pendapat adalah cara


dimana klien mengemukakan sebanyak mungkin alternatif
solusi. Klien kemudian memikirkan sejumlah ide dan potensi
opsi yang mungkin dikerjakan, bukan yang ideal. Konselor
dapat membantu menyarankan opsi jika klien tak
menemukannya. Tidak boleh melakukan paksaan pada proses.

Semua opsi digali dari klien dan klien diminta


mempertimbangkannya misal ketika kita berfiir bahwa semua
pasien baru harus mendapatkan diagnosis, maka opsi termasuk:
bagaimana klien mengatakan status dirinya pada pasangan,
apakah mengatakannya didepan konselor, apakah pasangan
tidak diberitahu dsb.
3. Evaluasi kritis tentang opsi : Langkah ini termasuk mengulas kembali hal-
hal kritis dengan berbicara mempertimbangkannya nurani dan pikiran
klien dan pikiran klien sendiri pada setiap opsi. Konselor memfasilitasi
diskusi ringkas mempertimbangkan untung dan rugi setiap solusi yang
dipilih dan klien mempertimbangkan suara batinnya. Mungkin sangat
membantu jika konselor mendokumentasikan hal ini sehingga klien
merekam proses misal menggunakan contoh diatas tentang penggungkapan
perlunya tes HIV kepada pasangannya. Hanya sedikit opsi yang digali
sebagai contoh dibawah ini :
Opsi Keuntungan Problem yang Tantangan Konselor
diantisipasi
Klien Klien merasa Klien takut Konselor bartanya:”apakah
mengatakannya pasangannya akan pasangannya akan pernah mengalami tindak
sendiri kepada menghargai kejujuran melakukan tindak kekerasan yang dilakukan
pasangannya kekerasan atau pasangan?” Apa yg
agresif membuat pasangan berlaku
demikian
Klien mengatakan Menawarkan Klien takut Konselor :” Pernahkah
kepada pasangan perlindungan kepada pasangan akan pasangan anda mengatakan
dihadapan petugas klien marah diskusi ia tak dapat membicarakan
kesehatan tidak terjadi masalah pribadinya
Konselor menjawab secara pribadi dihadapan orang lain?”
pertanyaan yg Bagaimana jika dihadapan
diajukan pasangan petugas kesehatan atau
klien dokter?”
4. Pilihan klien : Klien diminta mengulang kembali
informasi yang telah diberikan pada langkah sebelumnya
dan menentukan pilihan. Pengambil keputusan adalah
klien, bukan konselor.

5. Buat rencana tindak : Rencana tindak rinci akan


memudahkan langkah menghadapi masalah. Meski
rencana baik, solusi tinggal berencana jika tidak
dilakukan. Alasan paling umum dari kegagalan adalah
kurang baiknya rencana. Konselor harus memastikan
klien terbantu mengembangkan rencana tindak yang
dapat dilaksanakan.

6. Buat rencana tindak : Konselor perlu memastikan klien


mempunyai ketrampilan yang dibutuhkan, misal
menggunakan ketrampilan komunikasi. Konselor dapat
melakukan ‘permainan peran’ bersama klien
memerankan apa yang harus dilakukannya pada
pasangan.
Realistik!
Rencana bagus dapat gagal karena :
Respon psikologik/perilaku orang lain
Keadaan lingkungan yang tak dapat diduga
“Langkah sukses diawali dari rencana yang baik”
Jika perencanaan tak dapat dijalankan, cari opsi lebih banyak, dan
sempatkan menganalisa mengapa rencana awal tak dapat
dijalankan.
Aplikasi dari strategi pemecahan masalah pada konseling
pencegahan HIV
1. Gali hambatan pencegahan HIV
2. Curah pendapat berbagai opsi
3. Tinjau ulang konsekuensi logik setiap opsi
4. Mengembangkan rencana tindak
5. Lakukan pelatihan ketrampilan klien misal dalam melakukan
pengungkapan statusnya
6. Tawarkan ‘tindakan’ dukungan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai