Anda di halaman 1dari 24

KEBIJAKAN DEPKES – RI

DALAM
SISTEM INFORMASI KESEHATAN ( SIK )

Bidang Bina Pelayanan Kesehatan


Dinas Kesehatan Provinsi Bali
Pendahuluan

• SIKNAS dimulai dari diciptakannya SP2TP


( Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu
Puskesmas, 1970 )  Pusat Data Kesehatan
1984

• Banyak hambatan : data kurang akurat, tidak


sesuai kebutuhan dan kurang cepat disajikan
 reformasi kesehatan dan otonomi daerah
 Pengembangan SIKNAS
ANALISIS SITUASI

Kelemahan SIK yang ada :

 SIK masih terfragmentasi, dimana satu


dengan lainnya kurang terintegrasi

 Sebagian besar daerah belum memiliki


kemampuan memadai

 Pemanfaatan data dan informasi oleh


manajemen belum optimal
 Pemanfaatan data dan informasi kesehatan
oleh masyarakat kurang dikembangkan

 Pemanfaatan teknologi telematika belum


optimal

 Dana untuk pengembangan SIK terbatas

 Kurangnya tenaga purna waktu untuk SIK


ANALISIS SITUASI

Tantangan yang dihadapi SIK

• Tantangan dari Otonomi Daerah

• Tantangan dari Globalisasi 


1. masuknya penyakit baru, penyalah gunaan napza dan
perilaku menyimpang
2. Masuknya investasi dan teknologi kesehatan yg bisa
meningkatkan biaya kesehatan
3. Beredarnya napza secara gelap untuk tujuan
penyalahgunaannya
4. Masuknya tenaga-tenaga kesehatan asing yg bisa
mengalahkan tenaga kesehatan dalam negeri
ANALISA SITUASI

Kondisi Positif atau Kemampuan


• Infrastruktur kesehatan sudah cukup memadai

• Telah berkembang berbagai SIK

• Muncul beberapa inisiatif di berbagai tempat 


membuat sistem informasi internal sendiri

• Telematika telah berkembang dengan pesat


Peluang
• Kebijakan Otonomi Daerah  desentralisasi
kewenangan dan fiskal  daerah punya APBD
untuk pembangunan SIK

• Kebijakan perampingan struktur dan pengkayaan


fungsi  tersedia banyak jabatan fungsional
pengelola data seperti statistisi, pranata komputer
dan epidemiolog

• Kebijakan pemandirian UPT kesehatan 


manajemen perencanaan berdasar fakta dan data 
harus tersedia SIK yang handal
ISU STRATEGIS
PENGEMBANGAN SIKNAS :
Integrasi Sistem-Sistem Informasi Kesehatan yang
ada

Penyederhanaan dan integrasi pencatatan dan


pelaporan data

Peningkatan kemampuan Daerah dalam


pengembangan SIK

Pengembangan sumber daya, khususnya melalui


penerapan dan pemeliharaan teknologi informatika
serta pengembangan tenaga pengelola SIK

Pengembangan pelayanan data dan informasi baik


untuk para manajer maupun untuk masyarakat
VISI SIKNAS
MISI SIKNAS
 Mengembangkan pengelolaan data yang
meliputi pengumpulan, penyimpanan,
pengolahan dan analisis data

 Mengembangkan pengemasan data dan


informasi dalam bentuk Bank Data, Profil
Kesehatan dan kemasan informasi khusus

 Mengembangkan jaringan kerjasama


( kemitraan ) dalam pengelolaan data dan
informasi kesehatan

 Mengembangkan pendayagunaan data


dan informasi kesehatan
KEBIJAKAN SIKNAS
• SIKNAS dikembangkan dalam kerangka
desentralisasi untuk mewujudkan Otonomi
daerah di bidang kesehatan mencapai
Indonesia Sehat 2010

• SIKNAS adalah bagian dari Sistem


Kesehatan Nasional  di Provinsi , SIK
Provinsi merupakan Sistem Kesehatan
Provinsi
Lanjutan........
• SIKNAS dibangun dari himpunan atau jaringan
Sistem-Sistem Informasi Kesehatan Provinsi dan
SIK Provinsi dibangun dari SIK Kabupaten / Kota

• Pusat Jaringan dari SIK Kabupaten / Kota adalah


Dinkes Kab./Kota , sedang anggota jaringan terdiri
dari puskesmas, RSUD Kab. / Kota, Institusi
Pendidikan Tenaga Kesehatan, Gudang Perbekalan
Farmasi, Unit Lintas Sektor terkait ( BKKBN,
Dinas Dikbud Kab./Kota, Depag Kab./Kota, Dinas
Sosial dll), RS Swasta, Sarana Kesehatan Swasta,
Organisasi Profesi Kesehatan, LSM dll
Lanjutan........
• Dinkes Provinsi sebagai Pusat Jaringan
untuk SIK Provinsi dengan anggota terdiri
dari Dinkes Kab./Kota, RSUD Provinsi,
RSUP, RS Pemerintah lain, Institusi
Pendidikan Tenaga Kes., Bapelkes, Balai
Laboratorium Kes., Balai POM, Balai Kes.
Lain di Prov, Lintas Sektor ( BKKBN Prov,
Dinas Dikbud Prov, Depag Prov, PDAM dll ),
RS Swasta, Sarana Kes. Swasta, Organisasi
Profesi Kes., LSM dll

• Pusat Data dan Informasi Depkes sebagai


Pusat Jaringan SIKNAS
Lanjutan........
• SIKNAS effektif harus dapat menyediakan
data dan informasi yang mendukung proses
pengambilan keputusan di tingkat Pusat,
Provinsi, Kab./Kota serta unit-unit kes.

• Pencapaian Indonesia Sehat, Provinsi Sehat dan


Kab./Kota Sehat dilakukan dengan pendekatan
multi sektor dan peningkatan peran
masyarakat / swasta melalui forum-forum
kerjasama  pengembangan SIK di tiap tingkat
berlandaskan kebutuhan informasi yang
mendukung upaya forum kerjasama dalam rangka
mencapai Indonesia Sehat, Prov. Sehat, dan
Kab./Kota Sehat ( critical succes factor )
Lanjutan.....

• Dalam SIKNAS perlu dikembangkan dan


dibina aliran data rutin dari Kab./Kota ke
Provinsi dan dari Provinsi ke Pusat berbentuk
pola kerucut dengan menetapkan himpunan
data minimal / minimal data set yang harus
mengalir dari Kab./Kota ke Provinsi dan
seterusnya sampai ke Pusat dengan
mekanisme pencatatan dan pemanfaatan
bersama data dan informasi yg sesuai
Lanjutan.....
• Dalam SIKNAS perlu dikembangkan surveilans
penyakit dan gangguan kes., serta keadaan
tertentu ( status gizi, kondisi lingkungan dan
persediaan obat )terhadap daerah sentinel.
Dilakukan dengan koordinasi Pusat Jaringan

• Dalam SIKNAS, bila perlu dikembangkan


pencatatan dan pelaporan program kesehatan
Khusus ( pemberantasan malaria, TBC,
pengembangan JPKM dll ) dengan koordinasi
Pusat Jaringan
Lanjutan.....
• Dalam SIKNAS perlu dikembangkan
pencatatan dan pelaporan sumber daya dan
administrasi kes.yang meliputi keuangan,
tenaga, peralatan dan sarana dengan
koordinasi Pusat Jaringan

• Dalam SIKNAS perlu dilaksanakan cara lain


pengumpulan data yaitu survey, sensus dll
untuk melengkapi data rutin dengan
koordinasi Pusat Jaringan
Lanjutan....
• Dalam SIKNAS perlu dikembangkan kerjasama lintas
sektor untuk mengupayakan terselenggaranya
Registrasi Vital yg dibutuhkan bagi Statistik Vital
kewajiban dari Pusat Jaringan SIKNAS

• SIK yang dikembangkan di tiap tingkat harus dapat


menyimpan data yg diperlukan oleh tingkat/unit yang
bersangkutan dalam bentuk Bank Data serta harus
diolah berkala, paling sedikit setahun sekali Profil
Kesehatan. Diharapkan bisa diakses secara online
dengan tetap memperhatikan prinsip kerahasiaan
bidang kes dan kedokteran
Lanjutan...
• Profil Kesehatan sebagai sarana untuk
memantau dan mengevaluasi pencapaian
Indonesia Sehat, Provinsi Sehat dan
Kab./Kota Sehat. Sebagai sarana
perbandingan antar daerah serta sebagai
sarana penyedia data dan informasi untuk
perencanaan, pengambilan keputusan dan
manajemen kes ( Bank Data ). Semua data
dan informasi diperuntukkan bagi
stakeholder dan masyarakat umum
Lanjutan.....
• SIKNAS adalah Sistem Informasi
yang berhubungan dgn sistem-sistem
informasi lain secara nasional dan
internasional sebagai bentuk
kerjasama saling menguntungkan,
tanpa mengabaikan kepentingan
bangsa lebih luas dan rahasia-rahasia
negara.
Lanjutan....
• Pengembangan SIKNAS dilaksanakan bertahap
sesuai kemampuan dan dgn mendayagunakan
kemajuan-kemajuan di bidang teknologi informatika

• SIKNAS mengembangkan sumber daya dan


infrastruktur informatika, mengutamakan
pengembangan SDM

• Pengembangan SDM pengelola data dan informasi


kes.dilaksanakan terpadu dgn pengembangan SDM
kes.lain serta diarahkan untuk meningkatkan
profesionalisme dan kesejahteraan
STRATEGI PENGEMBANGAN
SIKNAS

• Integrasi sistem-sistem informasi kesehatan yang ada

• Penyelenggaraan pengumpulan dan pemanfaatan


bersama ( sharing ) data dan informasi terintegrasi

• Fasilitasi pengembangan SIK Daerah

• Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk


masyarakat

• Pengembangan teknologi dan sumber daya informasi


Penutup
 Otonomi daerah  inisiatif dan kreativitas
Daerah mengembangkan sistem informasi
kesehatan  keberhasilan pembangunan
kesehatan di Daerah

 SIKNAS adalah agregat dari semua SIKDA


( Sistem Informasi Kesehatan Daerah )
Terima Kasih

Totok Sundoro, A. Md., S. KM.

Anda mungkin juga menyukai