Anda di halaman 1dari 16

PERBANDINGAN KADAR GULA DARAH PADA

PASIEN DM PROGRAM PROLANIS DAN NON


PROLANIS DI PUSKESMAS WAINGAPU
PERIODE JULI – SEPTEMBER 2018

DR. PRATIWI
PENDAHULUAN
Epidemiologi
- World Health Organization (WHO) memprediksi adanya peningkatan jumlah penderita DM, di Indonesia dari
8,4 juta pada tahun 2000 diprediksi akan meningkat sekitar 21,3 juta pada tahun 2030 dan dilaporkan
adanya kemungkinan terjadinya penigkatan jumlah penderita DM sebanyak 2-3 kali lipat pada tahun 2035.
- International Diabetes Federation (IDF) memperkirakan adanya kenaikan jumlah penderita DM dari 9,1 juta
pada tahun 2014 menjadi 14,1 juta pada tahun 2035.
- Laporan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 :
- rata-rata prevalensi DM didaerah urban untuk usia diatas 15 tahun sebesar 5,7%.
- Prevalensi tecil terdapat di provinsi Papua (1,7%) dan terbesar di provinsi Maluku Utara dan
Kalimantan Barat (11,1%).
- Prevalensi toleransi glukosa terganggu (TGT), berkisar antara 4,0% diprovinsi Jambi sampai 21,8%
di propinsi Papua Barat dengan rerata sebesar 10,2%.

Salah satu program JKN yaitu PROLANIS (Program Pengelolahan Penyakit Kronis)
 sistem pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif yang dilaksanakan secara
terintegrasi yang melibatkan peserta, fasilitas kesehatan dan BPJS (Badan Penyelenggaraan
Jaminan Sosial) Kesehatan dalam rangka pemeliharan kesehatan bagi peserta yang
menyandang penyakit kronis untuk mencapai kualitas hidup yang optimal dengan biaya
pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien.
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
- American Diabetes Association (ADA) 2005 : kelompok penyakit
metabolik, karakterisitik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan
sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya
- WHO 1980 : kumpulan problema anatomik dan kimia yang merupakan
akibat dari sejumlah faktor dimana didapat defisiensi insulin absolut
atau relatif dan gangguan fungsi insulin

Tipe 1 Destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut


- Autoimun
- Idiopatik
Tipe 2 Bervariasi, mulai yang dominan resistensi insulin disertai defisiensi
insulin relatif sampai yang dominan defek sekresi insulin disertai
resistensi insulin.
Tipe lain - Defek genetik fungsi sel beta
- Defek genetik kerja insulin
- Penyakit eksokrin pankreas
- Endokrinopati
- Karena obat atau zat kimia
- Infeksi
- Sebab imunologi yang jarang
- Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM
Diabetes melitus gestasional  
Sasaran Pencapaian
Parameter Sasaran
IMT (kg/m2) 18,5 - <23
Tekanan darah sistolik (mmHg) < 140
Tekanan darah diastolik (mmHg) < 90
Glukosa darah preprandial kapiler (mg/dl) 80 – 130
Glukosa darah 1-2 jam PP kaliper (mg/dl) < 180
HbA1c (%) <7
Kolesterol LDL (mg/dl) <100 (<70 bila risiko kardiovaskular sangat
tinggi)
Kolesterol HDL (mg/dl) Laki-laki >40 Perempuan >50
Trigliserida (mg/dl) < 150

suatu sistem pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif yang dilaksanakan secara
Prolanis terintegrasi yang melibatkan peserta, fasilitas kesehatan dan BPJS kesehatan dalam rangka
pemeliharaan kesehatan bagi peserta BPJS kesehatan yang menderita penyakit kronis untuk
mencapai kualitas hidup yang optimal dengan biaya pelayanan kesehatan yang efektif dan
efisien
Tujuan : mendorong peserta penyandang penyakit kronis mencapai kualitas hidup optimal

Bentuk kegiatan : meliputi aktifitas konsultasi medis/edukasi, Home visit, reminder, aktifitas
club dan pemantauan status kesehatan
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian

• penelitian survey deskriptif dengan rancangan cross


sectional study dengan metode observasional

Populasi dan Sampel Penelitian

• Pupolasi : seluruh warga yang termasuk dalam wilayah


kerja puskesmas Waingapu
• Sampel : pasien DM yang termasuk dalam program
Prolanis di Puskesmas Waingapu dan pasien DM non
prolanis yang berobat di Poli Umum Puskesmas Waingapu
• Besar Sampel : 25 penderita DM yang terdiri dari peserta
program prolanis dan pasien DM non prolanis yang
berobat di Poli Umum Puskesmas Waingapu
• Teknik pengambilan sampel : accidental sampling
Kriteria Inklusi

• Terdaftar sebagai peserta JKN dalam Kriteria Ekslusi


lingkup kerja Puskesmas Waingapu dan
terdaftar di program Prolanis Puskesmas • Pasien DM dengan tanda-tanda
Waingapu kegawat daruratan
• Bersedia diwawancarai
• Bagi peserta prolanis, hadir dalam kegiatan • Terdapat keterbatasan dalam
prolanis selama 3 bulan berturut-turut. Bagi berkomunikasi (hambatan berbahasa)
pasien DM non prolanis, rutin kontrol 3 bulan
berturut-turut di Puskesmas Waingapu.
• Responden dalam kondisi puasa minimal 8
jam dan bersedia dilakukan pemeriksaan
gula darah puasa.

Lokasi dan Lokasi : penelitian dilaksanakan di pelayanan program prolanis yang dilakukan di
Kambajawa dan Poli Umum Puskesmas Waingapu
Waktu Waktu : penelitian dilaksanakan pada bulan Juli hingga September 2018
Penelitian
Variable Variabel terikat : kadar gula darah puasa

Penelitian Variabel bebas : tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan tentang penyakit DM

Instrumen Kuesioner mengenai tingkat pengetahuan terhadap penyakit DM

Penelitian Alat ukur gula darah dengan Stick pemeriksaan glukosa


Definisi Operasional
No Variabel Definisi Alat Ukur Cara Pengukuran Hasil Pengukuran Skala Pengukuran
Variabel Bebas
1 Pengetahuan Hasil “tahu” Kuesioner Mencatat hasil kuesioner 1. baik Ordinal
setelah orang dengan 20 pertanyaan 2. cukup
melakukan mengenai penyakit DM. 3. kurang
penginderaan Pengukuran dilakukan
terhadap suatu satu kali pada bulan Juli
objek tertentu 2018
2 Tingkat pendidikan Pendidikan kuesionmer Mencatat pendidikan Nominal
formal yang terakhir responden
telah diikuti
oleh
responden
Variabel Terikat
1 Gula Darah Puasa Kadar gula Hasil GDP Mencatat hasil GDS yang Dalam satuan gr/dL Nominal
darah dimana diperiksa menggunakan 1. <130 = normal
responden Stick pemeriksaan 2. ≥ 130 = tinggi
sudah glukosa. Pengukuran
menjalani dilakukan tiga kali
puasa minimal berturut-turut dari bulan
8 jam sebelum Juli – September 2018
pemeriksaan
HASIL PENELITIAN
Distribusi Responden Berdasarkan Kepesertaan Prolanis Rata-rata Kadar Gula Darah Puasa
Prolanis Frekuensi
Bulan
Ya 16
Juli Agustus September
Tidak 9 Prolanis 195.6 186.7 176.4
Total 25 Non-Prolanis 193.2 198.1 202.3

Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan


Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan
Kelompok Responden Tingkat Kelompok Responden
Pendidikan Pengetahuan Prolanis Non Prolanis
Prolanis Non-Prolanis
SMA 5 (31.25%) 4 (44.4%) Baik 8 (50 %) 4 (44.4%)
SMP 6 (37.5%) 2 (22.22%) Cukup 6 (37.5%) 4 (44.4%
SD 2 (12.5%) 2 (22.22%) Kurang 2 (12.5%) 1 (11.2%)
Tidak Sekolah 3 (18.75%) 1 (11.12%) Total 16 (100%) 9 (100%)
Total 16 (100%) 9 (100%)

Perbandingan Kadar Gula Darah


Puasa
Bulan
Juli Agustus September
Normal Tinggi Normal Tinggi Normal Tinggi
Prolanis 8 8 9 7 10 6
Non-Prolanis 5 4 5 4 3 6
PEMBAHASAN
Pembahasan

- Tujuan PROLANIS : mendorong penyandang penyakit kronis untuk mencapai kualitas


hidup yang optimal
- Bentuk kegiatan : konsultasi medis/edukasi, home visite, aktifitas klub, pemantauan
status kesehatan.
- Pasien DM yang mengikuti PROLANIS  rutin melakukan cek kesehatan (terutama
cek kadar gula darah), perkembangan penyakit lebih terpantau petugas kesehatan,
lebih aktif dalam melakukan aktifitas fisik
- Output : tingkat pengetahuan lebih tinggi dan pengendalian penyakit lebih tercapai

Keterbatasan Penelitian

Tidak dilakukan identifikasi lebih dalam mengenai faktor yang dapat


memperngaruhi pencapaian kadar gula darah dan terapi DM secara
menyeluruh, serta dalam mengetahui perilaku dan gaya hidup juga pengaturan
gizi terhadap responden sehingga dapat menjadi faktor perancu pada hasil
penelitian.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
- Kadar gula darah Pasien DM program PROLANIS lebih terkendali
dibanding pasien DM NoN PROLANIS
- Tingakt pengetahuan tentang DM pada pasien DM PROLANIS lebih
tinggi dibanding pasien DM Non PROLANIS

Saran
- Masyarakat : Lebih berpartisipasi dalam program PROLANIS
- Petugas Kesehatan : lebih mempromosikan dan mengajak pasien DM
untuk mengikuti PROLANIS
- Peneliti Selanjutnya : Meneliti lebih spesifik dalam membahas faktor-
faktor yang mempengaryhi kadar gula darah pasien DM
DAFTAR PUSTAKA
International Diabetes Federation (IDF). IDF Diabetes Atlas Sixth Edition, International Diabetes
Federation (IDF). 2013.
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). 2013.
kesehatan, Panduan Praktis PROLANIS (program pengelolaan penyakit kronis) . jakarta : BPJS
Indonesia, 2015.)
Soewondo, P. Current Practice in the Management of Type 2 Diabetes in Indonesia: Results from the
International Diabetes Management Practices Study (IDMPS), J Indonesia Med Assoc. 2011, 61.
American Diabetes Association, Standards of medical care in diabetes 2014, Diabetes Care. 2014, 37
(Suppl 1), S14-80.
Tjokoprawiro A, Hendromartono, Sutjahjo A, Pranoto A, Murtiwi S, Adi S, Wibisono S. Diabetes
Mellitus. Dalam : Tjokroprawiro A, Setiawan Boedi S, Pranoto A, Nasronudin, Santoso D, Soegiarto G,
editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Surabaya : Airlangga University Press, 2007; 29.
PERKENI. Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Perkumpulan
Endokrinologi Indonesia; 2015
Little, R. R.; Roberts, W. L. A Review of Variant Hemoglobins Interfering with Hemoglobin A1c
Measurement, Journal of Diabetes Scienece and Technology. 2009, 3, 446-451.
Soewondo, P. Current Practice in the Management of Type 2 Diabetes
in Indonesia: Results from the International Diabetes Management
Practices Study (IDMPS), J Indonesia Med Assoc. 2011, 61.
LAMPIRAN
LAMPIRAN Kuesioner B : Tingkat Pengetahuan tentang DM
dan Penatalaksanaan DM
KUESIONER PENELITIAN Petunjuk Pengisian : Pilihlah jawaban sesuai dengan yang
Tanggal Pengambilan Data : bapak/ibu ketahui, dengan memberikan tanda (V) pada kolom
yang telah disediakan dan semua pertanyaan harus dijawab
Kuesioner A : Data demografi dengan satu pilihan

Nama Inisial :
No Pertanyaan Benar Salah
Umur : 1 Penyakit diabetes mellitus adalah penyakit
kelebihan gula dalam darah
Jenis Kelamin : L/P 2 Penyakit diabetes mellitus disebut juga
Penyakit Peserta : Tidak Ada/Ada, Sebutkan : dengan penyakit kencing manis
3 Penyakit diabetes mellitus salah satunya
Pendidikan Terakhir : disebabkan karena kurang atau tidak
adanya hormon insulin
Tidak tamat SD/ Tidak Sekolah 4 Umur, keturunan dari keluarga, dan berat
badan/kegemukan adalah faktor penyebab
SD
timbulnya penyakit diabetes mellitus
SMP/SLTA 5 Penyakit diabetes mellitus ditandai dengan
sering buang air kecil (kencing)
SMA/SLTA 6 Tidak enak makan, berat badan menurun,
lemas, merupakan gejala diabetes mellitus
Perguruan Tinggi
7 Diabetes mellitus dapat mengakibatkan
Alamat : gangguan pendengaran
8 Kerusakan organ ginjal dan infeksi pada
No. Telp/HP : kaki hingga membusuk (luka tidak cepat
sembuh) merupakan akibat penyakit
diabetes
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai