Anda di halaman 1dari 30

KOMPONEN DAN

DESAIN KURIKULUM
Oleh :
Kartika Sulistyani (21070795006)
Risa Umami (21070795011)
M. Izzur Aulia Rizky (21070795020)
KURIKULUM
◦ Kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu “curir” yang
artinya pelari, serta “curere’ yang artinya tempat berpacu
◦ Kurikulum adalah sebuah jarak yang ditempuh oleh pelari
supaya mendapat medali atau penghargaan lain
◦ Kurikulum diadaptasi dalam dunia pendidikan menjadi
sekumpulan mata pelajaran yang harus ditempuh dan
dipelajari oleh peserta didik supaya mendapatkan ijasah
atau penghargaan
◦ UU Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 mengatakan bahwa,
kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu
◦ memuat metode belajar mengajar, cara mengevaluasi siswa
dan seluruh program, bimbingan dan penyuluhan, supervisi
dan administrasi dan struktur yang berhubungan dengan
waktu, ruangan, dan pemilihan mata pelajaran
KOMPONEN-KOMPONEN KURIKULUM

Materi Tujuan

Organisasi KURIKULUM
Strategi
kurikulum pembelajaran

Evaluasi
KOMPONEN-KOMPONEN KURIKULUM
TUJUAN PENDIDIKAN
◦ Hummel (Uyoh Sadulloh, 2007) bahwa tujuan pendidikan secara universal akan menjangkau tiga jenis
nilai utama yaitu:

OTONOMI. BERTAHAN HIDUP EKUITAS


KOMPONEN-KOMPONEN KURIKULUM
TUJUAN PENDIDIKAN
◦ Dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2007 dikemukakan bahwa tujuan pendidikan tingkat satuan
pendidikan dasar dan menengah dirumuskan mengacu kepada tujuan umum pendidikan berikut:

TUJUAN PENDIDIKAN TUJUAN PENDIDIKAN TUJUAN PENDIDIKAN


DASAR MENENGAH MENENGAH KEJURUAN
KOMPONEN-KOMPONEN KURIKULUM
Materi Pembelajaran

Menekankan pada
Berdasarkan filsafat klasik
penguasaan materi

Menekankan pada
Berdasarkan filsafat
Materi Pembelajaran kebutuhan, minat, dan
progresivisme
kehidupan peserta didik

Materi pembelajaran
Berdasarkan filsafat dikemas dalam bentuk tema
konstruktivisme & topik dari masalah sosial
yang krusial
KOMPONEN-KOMPONEN KURIKULUM
Materi Pembelajaran
◦ Dalam menentukan materi pembelajaran atau bahan ajar tidak lepas dari filsafat dan teori
pendidikan dikembangkan. Dalam hal ini, materi pembelajaran disusun secara logis dan
sistematis, dalam bentuk:
seperangkat konstruk atau konsep, definisi atau preposisi yang saling berhubungan, yang menyajikan pendapat sistematik tentang gejala dengan
Teori. menspesifikasi hubungan – hubungan antara variabel-variabel dengan maksud menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut.

Konsep. suatu abstraksi yang dibentuk oleh organisasi dari kekhususan-kekhususan, merupakan definisi singkat dari sekelompok fakta atau gejala.

Generalisasi. kesimpulan umum berdasarkan hal-hal yang khusus, bersumber dari analisis, pendapat atau pembuktian dalam penelitian.

Prinsip. ide utama, pola skema yang ada dalam materi yang mengembangkan hubungan antara beberapa konsep.

Prosedur. langkah-langkah yang berurutan dalam materi pelajaran yang harus dilakukan peserta didik.

Fakta. sejumlah informasi khusus dalam materi yang dianggap penting, terdiri dari terminologi, orang dan tempat serta kejadian.
perbendaharaan kata yang baru dan khusus yang diperkenalkan dalam materi. Contoh/ilustrasi, yaitu hal atau tindakan atau proses yang bertujuan
Istilah. untuk memperjelas suatu uraian atau pendapat.

Definisi. penjelasan tentang makna atau pengertian tentang suatu hal/kata dalam garis besarnya.

Preposisi. cara yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran dalam upaya mencapai tujuan kurikulum.
KOMPONEN-KOMPONEN KURIKULUM
Materi Pembelajaran
◦ Untuk menentukan materi pembelajaran perlu memperhatikan hal-hal berikut :
KOMPONEN-KOMPONEN KURIKULUM
Materi Pembelajaran
◦ Sekuens susunan materi pembelajaran menurut Nana Syaodih Sukamadinata , yaitu :
1. Sekuens kronologis
2. Sekuens kausal
3. Sekuens struktural
4. Sekuens logis dan psikologis
5. Sekuens spiral
6. Sekuens rangkaian ke belakang
7. Sekuens berdasarkan hierarki belajar
KOMPONEN-KOMPONEN KURIKULUM
Strategi pembelajaran

Terkait dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, belakangan ini mulai muncul konsep pembelajaran
dengan isitilah PAKEM, yang merupakan akronim dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan. Oleh karena itu, dalam prakteknya seorang guru seyogyanya dapat mengembangkan
strategi pembelajaran secara variatif, menggunakan berbagai strategi yang memungkinkan siswa untuk
dapat melaksanakan proses belajarnya secara aktif, kreatif dan menyenangkan, dengan efektivitas yang
tinggi.
KOMPONEN-KOMPONEN KURIKULUM
Organisasi Kurikulum
◦ Beragamnya pandangan yang mendasari pengembangan kurikulum memunculkan terjadinya keragaman dalam
mengorgansiasikan kurikulum. Setidaknya terdapat enam ragam pengorganisasian kurikulum, yaitu:
1. Mata pelajaran terpisah (isolated subject); kurikulum terdiri dari sejumlah mata pelajaran yang terpisah-pisah, yang
diajarkan sendiri-sendiri tanpa ada hubungan dengan mata pelajaran lainnya. Masing-masing diberikan pada waktu
tertentu dan tidak mempertimbangkan minat, kebutuhan, dan kemampuan peserta didik, semua materi diberikan
sama
2. Mata pelajaran berkorelasi; korelasi diadakan sebagai upaya untuk mengurangi kelemahan-kelemahan sebagai akibat
pemisahan mata pelajaran. Prosedur yang ditempuh adalah menyampaikan pokok-pokok yang saling berkorelasi guna
memudahkan peserta didik memahami pelajaran tertentu.
3. Bidang studi (broad field); yaitu organisasi kurikulum yang berupa pengumpulan beberapa mata pelajaran yang sejenis
serta memiliki ciri-ciri yang sama dan dikorelasikan (difungsikan) dalam satu bidang pengajaran. Salah satu mata
pelajaran dapat dijadikan “core subject”, dan mata pelajaran lainnya dikorelasikan dengan core tersebut.
4. Program yang berpusat pada anak (child centered), yaitu program kurikulum yang menitikberatkan pada kegiatan-
kegiatan peserta didik, bukan pada mata pelajaran.
5. Inti Masalah (core program), yaitu suatu program yang berupa unit-unit masalah, dimana masalah-masalah diambil
dari suatu mata pelajaran tertentu, dan mata pelajaran lainnya diberikan melalui kegiatan-kegiatan belajar dalam
upaya memecahkan masalahnya. Mata pelajaran-mata pelajaran yang menjadi pisau analisisnya diberikan secara
terintegrasi.
6. Ecletic Program, yaitu suatu program yang mencari keseimbangan antara organisasi kurikulum yang terpusat pada
mata pelajaran dan peserta didik.
KOMPONEN-KOMPONEN KURIKULUM
Evaluasi Kurikulum

Evaluasi kurikulum memegang peranan penting, baik


untuk penentuan kebijakan pendidikan pada
umumnya maupun untuk pengambilan keputusan
dalam kurikulum itu sendiri. Hasil-hasil evaluasi
kurikulum dapat digunakan oleh para pemegang
kebijakan pendidikan dan para pengembang kurikulum
dalam memilih dan menetapkan kebijakan
pengembangan sistem pendidikan dan pengembangan
model kurikulum yang digunakan.
KOMPONEN-KOMPONEN KURIKULUM
Evaluasi Kurikulum
◦ Tiga pendekatan dalam evaluasi kurikulum menurut Nana Syaodih Sukmadinata (1997) , yaitu :

PENDEKATAN PENELITIAN PENDEKATAN OBYEKTIF PENDEKATAN CAMPURAN


MULTIVARIASI
KOMPONEN-KOMPONEN KURIKULUM
Evaluasi Kurikulum
◦ Stufflebeam (1972) menggolongkan program pendidikan atas empat dimensi, yaitu :
Prinsip Acuan Mendesain Kurikulum
memudahkan dan menyediakan
mendorong
bermakna
peluang

realistis, layak dan dapat menyesuaikan


KURIKULUM
diterima kebutuhan

mengembangkan watak,
kepribadian, pengalaman,
mempertimbangkan
berkesinambungan
dan nilai-nilai demokrasi pengalaman belajar
Desain-Desain Kurikulum

Berorientasi pada
Disiplin Ilmu
Masyarakat

KURIKULUM

Teknologis Berorientasi pada Siswa


DESAIN KURIKULUM
Desain Kurikulum Disiplin Ilmu

◦ Terdapat tiga bentuk organisasi kurikulum yang berorientasi pada disiplin ilmu, yaitu: 

◦ subject centered curriculum

◦ correlated curriculum

◦ integrated curriculum
DESAIN KURIKULUM
Desain Kurikulum Disiplin Ilmu
subject centered curriculum

◦ Pada subject centered curriculum, bahan atau isi kurikulum disusun dalam bentuk mata pelajaran yang
terpisah-pisah, misalnya: mata pelajaran sejarah, ilmu bumi, kimia, fisika, berhitung dan lain
sebagainya. Mata pelajaran-mata pelajaran itu tidak berhubungan satu sama lain.

◦ Pada pengembangan kurikulum di dalam kelas atau pada kebiasaan belajar mengajar, setiap guru hanya
bertanggung jawab pada mata pelajaran itu diberikan oleh guru yang sama, maka hal itu juga
dilaksanakan secara terpisah-pisah.

◦ Oleh karena organisasi bahan atau isi kurikulum berpusat pada mata pelajaran secara terpisah-pisah,
maka kurikulum ini juga dinamakan separated subject curriculum.
DESAIN KURIKULUM
Desain Kurikulum Disiplin Ilmu
correlated curriculum

◦ Mengkorelasi bahan atau isi materi kurikulum dapat dilakukan dengan beberapa
pendekatan,yaitu:

PENDEKATAN PENDEKATAN PENDEKATAN DAERAH


STRUKTURAL FUNGSIONAL
DESAIN KURIKULUM
Desain Kurikulum Disiplin Ilmu
integrated curriculum

◦ Pada organisasi kurikulum yang menggunakan model integrated, tidak lagi menampakkan nama-nama
pelajaran atau bidang studi.

◦ Belajar berangkat dari suatu pokok masalah yang harus dipecahkan. Masalah tersebut kemudian
dinamakan unit.

◦ Belajar berdasarkan unit bukan hanya menghafal sejumlah fakta, akan tetapi juga mencari dan
menganalisis fakta sebagai bahan untuk memecahkan masalah. Belajar melalui pemecahan masalah itu
diharapkan perkembangan siswa tidak hanya terjadi pada segi intelektual saja akan tetapiseluruh aspek
seperti sikap, emosi, atau keterampilan.
DESAIN KURIKULUM
Desain Kurikulum Berorientasi pada Masyarakat

◦ Ada tiga perspektif desain kurikulum yang berorientasi pada kehidupan masyarakat, yaitu:

◦ - perspektif status quo (the status quo perspective)

◦ perspektif pembaharuan (the reformis perspective)

◦ perspektif masa depan (the futurist perspective).


DESAIN KURIKULUM
Desain Kurikulum Berorientasi pada Masyarakat
Perspektif Status Quo (the status quo perspective)

◦ Franklin Bobbit menemukan kegiatan-kegiatan utama dalam kehidupan masyarakat yang disarankan
untuk menjadi isi kurikulum sebagai berikut:
1. Kegiatan berbahasa atau komunikasi sosial.
2. Kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan.
3. Kegiatan dalam kehidupan sosial seperti bergaul dan berkelompok dengan orang lain.
4. Kegiatan menggunakan waktu senggang dan menikmati rekreasi.
5. Usaha menjaga kesegaran jasmani dan rohani.
6. Kegiatan yang berhubungan dengan religious.
7. Kegiatan yang berhubungan dengan peran orang tua seperti membesarkan anak, memelihara
kehidupan keluarga yang harmonis.
8. Kegiatan praktis yang bersifat vokasional atau keerampilan tertentu.
9. Melakukan pekerjaan sesuai dengan bakat seseorang.
DESAIN KURIKULUM
Desain Kurikulum Berorientasi pada Masyarakat
Perspektif Pembaharuan (the reformist perspective)

◦ Kurikulum dikembangkan untuk lebih meningkatkan kualitas masyarakat itu sendiri.

◦ Kurikulum reformis (pembaharuan) menghendaki peran serta masyarakat secara total


dalam proses pendidikan harus berperan untuk mengubah tatanan sosial masyarakat.

◦ Menurut aliran ini, pendidikan harus mampu mengubah keadaan masyarakat itu. Baik
pendidikan formal maupun pendidikan nonformal harus mengabdikan diri demi tercapainya
orde sosial baru berdasarkan pembagian kekuasaan dan kekayaan yang lebih adil dan
merata.
DESAIN KURIKULUM
Desain Kurikulum Berorientasi pada Masyarakat
Perspektif Masa Depan (the futurist perspective)

◦ Tujuan utama dalam kurikulum prespektif ini adalah mempertemukan siswa dengan
masalah-masalah yang dihadapai umat manusia. Ada tiga kriteria yang harus diperhatikan
dalam proses mengimplementasikan kurikulum ini. Ketiganya menurut pembelajaran nyata
(real), berdasarkan pada tindakan (action), dan mengandung nilai (values).

1. siswa harus memfokuskan kepada salah satu aspek yang ada di masyarakat yang
dianggap perlu untuk diubah

2. siswa harus melakukan tindakan terhadap masalah yang dihadapi masyarakat itu;

3. tindakan siswa harus didasarkan kepada nilai (values)


DESAIN KURIKULUM
Desain Kurikulum Berorientasi pada Siswa

◦ Dalam mendesain kurikulum yang berorientasi pada peserta didik, Alice Crow (Crow &Crow, 1955:192)
menyarankan hal-hal sebagai berikut:
1. Kurikulum harus disesuaikan dengan perkembangan anak
2. Isi kurikulum harus mencakup keterampilan, pengetahuan, dan sikap dianggap berguna untuk
masa sekarang dan masa yang akan datang.
3. Anak hendaknya di tempatkan sebagai subjek belajara yang berusaha untuk belajar sendiri.
Artinya pesrta didik harus didorongkan untuk melakukan berbagai aktifitas belajar, bukan hanya
sekedar menerima informasi dari guru.
4. Diusahakan apa yang dipelajari peserta didik sesuai dengan minat, bakat dan tingkat
perkembangan mereka. Artinya, apa yang seharusnya dipelajari bukan ditentukan dan dipandang
baik dari sudut guru atau dari sudut orang lain akan tetapi ditentukan dari sudut anak itu sendiri.
DESAIN KURIKULUM
Desain Kurikulum Berorientasi pada Siswa

Desain kurikulum yang berorientasi pada anak


didik, dapat dilihat minimal dari dua
perspektif:

- perspektif kehidupan anak di masyarakat


(the child-in-society perspective)

- perspektif psikologi (the psychological


curriculum perspective)
DESAIN KURIKULUM
Desain Kurikulum Berorientasi pada Siswa
Perspektif kehidupan Anak di Masyarakat

◦ Menurut Francis Parker proses


pembelajaran bukan hanya menghafal dan
menguasai materi pelajaran seperti yang
tertera pada buku atau teks, akan tetapi
bagaimana seorang anak itu belajar dalam
kehidupan nyata di masyarakat.
DESAIN KURIKULUM
Desain Kurikulum Berorientasi pada Siswa
Perpektif Psikologis

◦ Dalam perspektif psikologi, desain kurikulum yang berorientasi pada siswa, sering diartikan
juga sebagai kurikulum yang bersifat humanistik, yang muncul sebagai reaksi terhadap
proses pendidik yang hanya mengutamakan segi intelektual.
DESAIN KURIKULUM
Desain Kurikulum Teknologis
◦ Salah satu dari ciri teori belajar ini adalah menekankan pola tingkah laku yang bersifat mekanis seperti
yang digambarkan dalam teori stimulus-respons memiliki karakteristik seperti berikut:
1. Belajar dipandang sebagai proses respon terhadap rangsangan
2. Belajar diatur berdasarkan langkah-langkah tertentu dengan sejumlah tugas yang harus dipelajari
3. Secara khusus siswa belajar secara individual, meskipun dalam hal-hal tertentu bisa saja belajar secara
kelompok.

◦ Selanjutnya untuk efektivitas dan keberhasilan implementasi kurikulum teknologi hendaklah


memeprhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Kesadaran akan tujuan, artinya siswa perlu memahami bahwa pembelajaran diarahkan untuk
mencapai tujuan. Oleh karena itu, siswa perlu diberi penjelasan apa yang harus dicapai.
2. Dalam pembelajaran siswa diberi kesempatan mempraktikan kecakapan sesuai dengan tujuan.
3. Siswa perlu diberi tahu hasil yang telah dicapai. Dengan demikian siswa perlu menyadarai apakah
pembelajaran sudah dianggap cukup atau masih perlu bantuan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai