Anda di halaman 1dari 80

Pertemuan 3

Memahami Proses
Perkembangan Kurikulum
Disusun oleh :

Rizqi Afnan (21070795009)


Faradila Aulia’ Alifteria (21070795025)
Mohammad Furqon HN (21070795020)
Indah Putri Maulidya Sari (21070795010)
TABLE OF CONTENT
Landasan filosofi, Kurikulum 1947

01
psikologi,
It’s the fifthdan

01
planet Kurikulum 1952
sosiologi
from the Sun and
the largest in the
kurikulum
JUPITER Solar System
04 Kurikulum 1964
Kurikulum 1968
Desain Kurikulum
Kurikulum 1975
Komponen
02 komponen
Kurikulum
Perkembangan
Kurikulum di
Kurikulum 1984
Kurikulum 1994
Indonesia Kurikulum 2004 (KBK)
Kurikulum 2006 (KTSP)

03
Model konsep Kurikulum 2013
Kurikulum
Kurikulum Darurat
Kurikulum Merdeka/ Prototipe
Mengingat

Apa itu Kurikulum ?


Mengingat

Apa itu Kurikulum ?


kurikulum adalah suatu usaha terencana dan terorganisir
untuk menciptakan suatu pengalaman belajar pada siswa
dibawah tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan
untuk mencapai suatu tujuan.
01

Landasan filosofi,
psikologi, dan sosiologi
kurikulum
LANDASAN / KONTRIBUSI FILSAFAT DALAM KURIKULUM

Apakah yang menjadi tujuan pendidikan ?


siapa pendidik? dan terdidik?,
apa isi pendidikan?
dan bagaimana proses interaksi pendidikan tersebut?,
merupakan pertanyaan-pertanyaan yang membutuhkan jawaban
yang mendasar, yang esensial yaitu jawaban-jawaban filosofis.
LANDASAN / KONTRIBUSI FILSAFAT DALAM KURIKULUM

Menurut Donald Butler, filsafat memberikan arah


dan metodologi terhadap praktik pendidikan,
sedangkan praktik pendidikan memberikan bahan-
bahan bagi pertimbangan-pertimbangan filosofis.
Keduanya sangat berkaitan erat, malah menurut Butler
menjadi satu.
LANDASAN / KONTRIBUSI FILSAFAT DALAM KURIKULUM
Selain Butler, filsuf yang juga memiliki pandangan yang sama
adalah John Dewey. Bagi Dewey, filsafat dan filsafat pendidikan adalah
sama, sebagaimana juga pendidikan menurut Dewey sama dengan
kehidupan. Ciri utama filsafat Dewey adalah konsepsinya tentang dunia
yang selalu berubah, mengalir, atau on going-ness.

Dewey sangat menghargai peranan pengalaman, merupakan dasar


bagi pengetahuan dan kebijakan. Experience is the only basis for
knowledge and wisdom. Belajar dari pengalaman adalah bagaimana
menghubungkan pengalaman kita dengan pengalaman masa lalu dan
yang akan datang. Pengalaman yang efektif adalah pengalaman
reflektif
LANDASAN/KONTRIBUSI PSIKOLOGIS DALAM
KURIKULUM

PSIKOLOGI
PERKEMBANGAN

PSIKOLOGI BELAJAR
LANDASAN/KONTRIBUSI PSIKOLOGIS DALAM
KURIKULUM
Pendekatan
Pentahapan (stage
approach)

Pendekatan
TEORI differensial
PENDEKATAN
PERKEMBANGAN (Differential
approach)

Pendekatan ipsatif
(ipsative approach)
LANDASAN/KONTRIBUSI PSIKOLOGIS DALAM
KURIKULUM

Psikologi
perkembangan

Teori perkembangan Teori perkembangan


kognitif- piaget psikososial-erikson

Teori perkembangan
Teori Rekapitulasi-
kognitif moral-
Stanley Hall
Lawrence Kohlberg
LANDASAN/KONTRIBUSI PSIKOLOGIS DALAM
KURIKULUM

Psikolog
i Belajar
Teori disiplin mental Teori Apersepsi atau
humanistik- aristoteles herbatisme_ Johann
dan plato Friedrich Herbert

Teori self
Teori Behaviourisme-
actualization- Jacques
Thorndikete
Rousseau
LANDASAN / KONTRIBUSI SOSIAL-BUDAYA DALAM
KURIKULUM

Kurikulum dapat dipandang sebagai suatu rancangan


pendidikan. Sebagai suatu rancangan, kurikulum
menentukan pelaksanaan dan hasil pendidikan. Dengan
pendidikan, kita tidak mengharapkan muncul
manusiamanusia yang lain dan asing terhadap
masyarakatnya, tetapi manusia yang lebih bermutu,
mengerti, dan mampu membangun masyarakatnya.
LANDASAN / KONTRIBUSI SOSIAL-BUDAYA DALAM
KURIKULUM

KURIKULUM SEBAGAI UPAYA UNTUK :

PENINGKATAN PERKEMBANGAN ILMU


PENDIDIKAN PENGETAHUAN

PERKEMBANGAN
TEKNOLOGI
PERKEMBANGAN
MASYARAKAT
02

KOMPONEN KURIKULUM
4 KOMPONEN UTAMA KURIKULUM

01 TUJUAN 03 ORGANISASI

yaitu tujuan dari pendidikan nasional, yaitu merupakan susunan dan urutan
tujuan pendidikan lembaga, tujuan mata dari isi materi dalam kurikulum
pelajaran, dan tujuan instruksional.

BAHAN/MATERI/
02 PENGALAMAN 04 evaluasi
BELAJAR

mencakup ruang lingkup isi dari kurikulum yang


telah disesuaikan dengan jenis, jenjang kelas dan yaitu sebuah penilaian terhadap hasil dan
sekolah yang kemudian harus disajikan kepada proses belajar mengajar atau implementasi
siswa untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. kurikulum.
03

MODEL PENGEMBANGAN
KURIKULUM
Kurikulum Subjek Akademis

Pada kurikulum subjek akademis semua ilmu-ilmu pengetahuan


dan nilai-nilai telah ditemukan oleh para pemikir pada masa lalu.
Fungsi pendidikan memelihara dan mewariskan hasil-hasil
budaya masa lalu tersebut.

Belajar adalah berusaha menguasai ilmu sebanyak-banyaknya.


Orang yang berhasil dalam belajar adalah orang yang
menguasai seluruh atau sebagian besar isi pendidikan yang
diberikan atau disiapkan oleh guru
Kurikulum Humanistik

Kurikulum humanistik dikembangkan oleh para ahli pendidikan


humanistik. Kurikulum ini berdasarkan konsep aliran pendidikan
pribadi (personalized education) yaitu John Dewey dan J.J
Rousseau (Romantic Education).
Aliran ini berasumsi bahwa anak atau siswa adalah yang
pertama dan utama dalam pendidikan. Mereka percaya bahwa
siswa mempunyai potensi, punya kemampuan, dan kekuatan
untuk berkembang.
Pendidikan diarahkan kepeda membina manusia yang utuh
bukan saja segi fisik dan intelektual tetapi juga segi sosial dan
afektif (emosi, sikap, perasaan, nilai, dll).
Kurikulum Rekontruksi Sosial

Di mulai sekitar tahun 1920-an Harold Rug mulai melihat dan


menyadarkan kawan-kawannya bahwa selama ini terjadi kesenjangan antara
kurikulum dan masyarakat. Kurikulum ini lebih memusatkan perhatian
pada problema-problema yang dihadapi dalam masyarakat. Kurikulum ini
bersumber pada aliran pendidikan interaksional.
Menurut mereka pendidikan bukan terjadi antara upaya sendiri,
melainkan kegiatan bersama, interaksi dan kerja sama. Melalui interaksi
dan kerja sama ini siswa berusaha memecahkan masalah-masalah yang
dihadapinya dalam masyarakat menuju pembentukan masyarakat yang lebih
baik
Skema Kurikulum Rekontruksi Sosial
Kurikulum Teknologi

Aliran ini ada persamaannya dengan pendidikan klasik yaitu


menekankan isi kurikulum, tetapi diarahkan bukan pada
pemeliharaan dan pengawetan ilmu tersebut melainkan pada
penguasaan kompetensi. Perspektif teknologi sebagai kurikulum
ditekankan pada efektivitas program, metode dan material untuk
mencapai suatu manfaat dan keberhasilan.
Penerapan teknologi dalam bidang pendidikan khususnya
kurikulum adalah dalam dua bentuk, yaitu bentuk perangkat lunak
(software) dan perangkat keras (hardware).
04

PERKEMBANGAN
KURIKULUM DI INDONESIA
Kurikulum 1947
“Rentjana Pelajaran 1947”
Kurikulum ini pada saat itu meneruskan
kurikulum yang sudah digunakan oleh
Belanda karena pada saat itu masih dalam
proses perjuangan merebut kemerdekaan.
Yang menjadi ciri utama kurikulum ini
adalah lebih menekankan pada
pembentukan karakter manusia yang
berdaulat dan sejajar dengan bangsa
lain
Kurikulum 1947
“Rentjana Pelajaran 1947” Bentuknya memuat dua hal pokok:
(1) daftar mata pelajaran dan jam
pengajarannya;
(2) garis-garis besar pengajaran.

Rentjana Pelajaran 1947 mengurangi


pendidikan pikiran dalam arti kognitif. Yang
diutamakan adalah pendidikan watak,
kesadaran bernegara dan bermasyarakat,
materi pelajaran dihubungkan dengan
kejadian sehari-hari, perhatian terhadap
kesenian dan pendidikan jasmani.
Kurikulum 1947 Kelebihan :
“Rentjana Pelajaran 1947” Nilai nilai yang diajarkan mencerminkan
dan membentuk kesadaran sebagai
bangsa yang berdaulat, sesuai fungsi
pendidikan dalam faktor memperkokoh
berdirinya negara.
Kekurangan :
Dibayangi pendidikan zaman penjajahan
sehingga masih terpengaruh pola
pengajaran penjajah.
Belum memiliki orientasi ranah kognitif dan
psikomor, karena lebih dominan ke ranah
afektif.
Kurikulum ini lebih merinci setiap mata
Kurikulum 1952
pelajaran yang kemudian diberi nama “Rentjana Pelajaran Terurai 1952”
“Rentjana Pelajaran Terurai 1952”.
Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu
sistem pendidikan nasional. Yang paling
menonjol dan sekaligus ciri dari kurikulum
1952 ini bahwa setiap rencana pelajaran
harus memperhatikan isi pelajaran yang
dihubungkan dengan kehidupan sehari-
hari. “Silabus mata pelajarannya
menunjukkan secara jelas bahwa seorang
guru mengajar satu mata pelajaran.
(Djauzak Ahmad, Dirpendas periode 1991-
1995)”.
Kurikulum 1952
Kelebihan : “Rentjana Pelajaran Terurai 1952”
1. Mengarah pada sistem pendidikan
nasional.
2. Lebih berorientasi pada kebutuhan
hidup siswa
3. Guru lebih fokus dan menguasai
bidang karena mengajar satu
matapelajaran.

Kekurangan :
4. Belum menjangkau seluruh wilayah
Indonesia
5. Materi pembelajaran belum
berorientasi ke masa depan
6. Setiap matapelajaran telah terperinci,
sehingga mempersempit kreativitas
guru
• Kurikulum dengan nama “Rentjana Pendidikan 1964” yang
Kurikulum 1964 memiliki konsep pembelajaran yang bersifat aktif,
“Rentjana Pelajaran 1964” kreatif dan produktif.
• Pokok pikiran kurikulum 1964 adalah keinginan pemerintah
agar rakyatnya mendapat pengetahuan akademik untuk
pembekalan pada jenjang SD.
• Kurikulum 1964 bersifat separate subject curriculum,
yang memisahkan mata pelajaran berdasarkan lima
kelompok bidang studi (Pancawardhana).
• Disebut pancawardhana karena kurikulum ini mencakup 5

bidang studi (kelompok perkembangan moral,

kecerdasan, emosional/artisitk, keprigelan

(keterampilan), dan jasmaniah).


• Saat itu pendidikan dasar lebih menekankan pada
pengetahuan dan kegiatan fungsional praktis, yang telah
disesuaikan dengan perkembangan anak.
Kurikulum 1964
“Rentjana Pelajaran 1964” • Cara belajar menggunakan metode gotong
royong terpimpin. Menerapkan hari sabtu
sebagai hari krida, yaitu siswa dibebaskan
untuk berlatih kegiatan di bidang
kebudayaan, kesenian dan olahraga sesuai
minat siswa.

• Kurikulum 1964 adalah alat untuk


membentuk manusia pancasialis yang
sosialis Indonesia.
Kurikulum 1964
“Rentjana Pelajaran 1964”

Kelebihan
• Sudah mengembangkan ranah kognitif, afektif, dan

psikomotor.
• Mengupayakan pengembangan potensi peserta didik

dengan segala kreatifitas dan inovasi


• Pendidikan bersifat praktis, sehingga pembelajaran di

sekolah akan memilki kegunaan dalam kehidupan

peserta didik.
Kurikulum 1964
“Rentjana Pelajaran 1964”
Kekurangan :
• Kurikulum ini dipergunakan hanya pada tingkat sekolah
dasar dan belum mencakup sekolah lanjutan dan
perguruan tinggi.
• Terkesan masih diwarnai oleh kepentingan-kepentingan
tertentu yang cenderung mengakomodir sistem-sistem
yang belum sejalan dengan jiwa UUD 45.
• Kurikulum ini berjalan ketika Indonesia masih dalam
keadaan tidak stabil.
Kurikulum 1968
• Perubahan struktur kurikulum pendidikan yang berasal dari
Pancawardhana menjadi Pembinaan Jiwa Pancasila,
pengetahuan dasar dan kecakapan khusus.
• Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari perubahan
orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan
konsekuen.
• Kurikulum 1968 bertujuan untuk menekankan pendidikan
pada upaya membentuk manusia Pancasila sejati, kuat,
dan sehat jasmani, meningkatkan kecerdasan dan
keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan
beragama.
• Isi pendidikan diarahkan pada kegiatan meningkatkan
kecerdasan dan keterampilan, serta mengembangkan fisik
yang sehat dan kuat
Kurikulum 1968 Kurikulum 1968
Pengembangan Pembinaan
Pembinaan Jiwa
Pengetahuan Kecapakan
Pancasila
Dasar Khusus

Agama Berhitung Kejuruan

Kewarganegaraa
Kesenian
n

Kurikulum 1968 bersifat correlated subject curriculum,


Bhs. Indonesia PKK artinya materi pelajaran pada tingkat bawah mempunyai

korelasi dengan kurikulum sekolah lanjutan. Bidang studi pada

Bhs. Daerah kurikulum ini dikelompokkan pada tiga kelompok besar:

pembinaan pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan

Pendidikan Olah khusus.


Raga
Kelebihan Kekurangan
Kurikulum 1968
• Kurikulum 1968 telah • Walaupun sudah ada
dikembangkan dalam nuansa pembelajaran
otonomi dimana semua keterampilan namun
komponen kurikulum pada prakteknya
dilaksanakan oleh sekolah. kurikulum ini masih
• Sistem pembelajaran di ruangan kurang memperhatikan
kelas diserahkan kepada masing- pembelajaran praktek.
masing guru, yang penting tujuan • Kurikulum ini tidak
pendidikan dapat tercapai. mengadopsi
• Kurikulum ini berupaya kebutuhan
mendorong pengembangan masyarakat,
kreativitas dan persaingan • Kurikulum ini yang
kompetitif diantara daerah, masih di pengaruhi
sekolah, dan guru untuk unsur politis sehingga
mengembangkan kurikulum. tidak mengakar pada
• Kurikulum ini memberikan kebutuhan hidup anak
peluang bagi tamatan sekolah secara individual
untuk melanjutkan pendidikannya
pada jenjang yang lebih tinggi.
Kurikulum tahun 1975 sebagai upaya untuk
Kurikulum 1975 mewujudkan strategi pembangunan di bawah
pemerintahan orde baru dengan program Pelita dan
Repelita.

Menganut pendekatan yang berorientasi pada


tujuan. Setiap guru harus memahami dengan jelas
tujuan yang harus dicapai oleh setiap murid di dalam
menyusun rencana kegiatan belajar -mengajar dan
membimbing murid untuk melaksanakan rencana
tersebut.
Kurikulum 1975
Menganut pendekatan yang integratif, yaitu setiap
pelajaran dan bidang pelajaran memiliki arti dan
peranan yang menunjang tercapainya tujuan akhir.

Pendidikan Moral Pancasila dalam kurikulum 1975


bukan hanya dibebankan kepada bidang pelajaran
Pendidikan Moral Pancasila di dalam pencapaiannya,
akan tetapi dibebankan juga kepada bidang
pelajaran ilmu pengetahuan sosial dan pendidikan
agama.
• Kurikulum 1975 menekankan pada efisiensi dan
efektivitas penggunaan dana, daya dan waktu yang
Kurikulum 1975 tersedia.
• Kurikulum ini mengharuskan guru untuk
menggunakan teknik penyusunan program
pengajaran yang dikenal dengan Prosedur
Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI).
• Struktur program kurikulum adalah kerangka umum
program pengajaran yang akan diberikan pada tiap
sekolah. Sistem Penyajian dengan Pendekatan
PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem
Intruksional).
• Sistem PPSI berpandangan bahwa proses belajar
mengajar adalah suatu sistem yang senantiasa
diarahkan pada pencapaian tujuan.
• Sistem pembelajaran dengan pendekatan sistem
instruksional inilah yang merupakan pembaharuan
dalam sistem pengajaran di Indonesia.
• Organisasi pelajaran meliputi bidang-bidang studi:
Kurikulum 1975 Agama, Bahasa, Matematika, Ilmu Pengetahuan
Sosial, Kesenian, Olahraga dan Kesehatan,
Keterampilan, disamping Pendidikan Moral
Pancasila dan integrasi pelajaran-pelajaran yang
sekelompok.
• Pendekatan dalam strategi pembelajaran
memandang situasi belajar–mengajar sebagai
suatu sistem yang meliputi komponen-komponen
tujuan pembelajaran, bahan pembelajaran, alat
pembelajaran, alat evaluasi, dan metode
pembelajaran.
• Sistem Evaluasi, dilakukan penilaian murid-murid
pada setiap akhir satuan pembelajaran terkecil dan
memperhitungkan nilai-nilai yang dicapai murid-
murid pada setiap akhir satuan pembelajaran.
Kelebihan Kekurangan
• Berorientasi pada tujuan
Kurikulum 1975 • Terdapat ketidakserasian
• Mengarah pembentukan antara materi kurikulum
tingkah laku siswa berbagai bidang studi
• Relevan dengan kebutuhan dengan kemampuan anak
masyarakat didik.
• Menekankan efektivitas dan • Terdapat kesenjangan
efisiensi antara program kurikulum
• Menekankan fleksibilitas dan pelaksanaannya di
• Melatih guru untuk dapat sekolah
menggunakan teknik • Isi kurikulum pada tiap
penyusunan program jenjang terlalu padat.
pengajaran yang dikenal • Pada kurikulum ini
dengan Prosedur menekankan pada
Pengembangan Sistem pencapaian tujuan
Instruksional (PPSI). pendidikan secara
• Prinsip berkesinambungan sentralistik.
Kurikulum 1984 banyak dipengaruhi oleh aliran Kurikulum 1984
Humanistik, yang memandang anak didik
sebagai individu yang dapat dan mau aktif
mencari sendiri, menjelajah, dan meneliti
lingkungannya.

Pada kurikulum ini posisi siswa ditempatkan


sebagai subjek belajar. Dari mengamati
sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan,
hingga melaporkan. Model ini disebut Cara
Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active
Learning (SAL).

Tokoh penting dibalik lahirnya kurikulum 1984


adalah Profesor Dr. Conny R. Semiawan, Kepala
Pusat Kurikulum Depdiknas periode 1980-1986
yang juga Rektor IKIP Jakarta (Universitas
Negeri Jakarta).
Ciri-ciri Kurikulum 1984
CARA BELAJAR
SISWA AKTIF
(CBSA) ATAU
STUDENT ACTIVE
LEAMING (SAL).

Menggunakan
Mengusung
Pendekatan
Process Skill
Keterampilan
Approach
Proses

student Centered
Berorientasi
(siswasebagai
kepada tujuan
subjek
instruksional
pembelajaran)
Kelebihan Kurikulum 1984
1. Kurikulum ini memuat materi dan metode
yang disebut secara rinci, sehingga guru
dan siswa mudah untuk
melaksanakannya.
2. Prakarsa siswa dapat lebih dalam
kegiatan belajar yang ditunjukkan melalui
keberanian memberikan pendapat.
3. Keterlibatan siswa di dalam kegiatan-
kegiatan belajar yang telah berlangsung
yang ditunjukkan dengan peningkatan diri
dalam melaksanakan tugas.
4. Kualitas interaksi antara siswa sangat
tinggi, baik intelektual maupun sosial.
5. Memasyarakatkan keterampilan
berdiskusi yang diperlukan dengan
berpartisipasi secara aktif
Kekurangan Kurikulum 1984

1. Banyak sekolah kurang mampu menafsirkan


CBSA.
2. Guru dan siswa masih tergantung pada buku
ajar, sehingga kurang kreatif dalam
mengembangkan materi.
3. Dapat didominasi oleh seorang atau sejumlah
siswa sehingga dia menolak pendapat peserta
lain.
4. Siswa yang pandai akan bertambah pandai
sedangkan yang kurang aktif akan
ketinggalan.
5. Peranan guru yang lebih banyak sebagai
fasilitator, sehingga untuk menumbuhkan
inisiatif dan tanggung jawab siswa berkurang.
6. Kurangnya Alokasi waktu
Kurikulum 1994 merupakan hasil upaya untuk
Kurikulum 1994 memadukan kurikulum sebelumnya, terutama
kurikulum 1975 dan 1984. Namun, perpaduan
antara tujuan dan proses belum berhasil.
Sehingga banyak kritik berdatangan,
disebabkan oleh beban belajar siswa dinilai
terlalu berat, dari muatan nasional
sampai muatan lokal.

Materi muatan lokal disesuaikan dengan


kebutuhan daerah masing-masing, misalnya
bahasa daerah kesenian, keterampilan daerah,
dan lain-lain. Berbagai kepentingan kelompok-
kelompok masyarakat juga mendesak agar
isu-isu tertentu masuk dalam kurikulum.
Akhirnya, Kurikulum 1994 menjelma menjadi
kurikulum super padat. Kejatuhan rezim
Soeharto pada 1998, diikuti kehadiran Suplemen
Kurikulum 1999. Tapi perubahannya lebih pada
menambal sejumlah materi pelajaran saja.
Kurikulum 1994 Sistem
Caturwulan

Materi
Bersifat Ciri-ciri Pelajaran
Kurikulum Kurikulum Yang
Inti 1994 Cukup
Padat

Bersifat
Populis
Kelebihan Kurikulum 1994

1. Kurikulum berstandar nasional dan


memberikan ruang untuk
pengembangan potensi wilayah.
2. Mampu mengadopsi aspirasi berbagai
pihak yang berhubungan dengan isu-
isu yang berkembang di masyarakat.
3. Terdapat keserasian antara teori dan
praktek, sehingga mengembangkan
ketiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan
psikomotor.
Kekurangan Kurikulum 1994

1. Kritik bertebaran, lantaran beban belajar


siswa dinilai terlalu berat dan dianggap
sebagai kurikulum yang super padat.
2. Terlalu banyak materi dan substansi
pada setiap mata pelajaran.
3. Materi pelajaran dianggap terlalu sukar
karena kurang relevan dengan tingkat
perkembangan berpikir siswa, dan
kurang bermakna karena kurang terkait
dengan aplikasi kehidupan sehari-hari.
Kurikulum 2004
“Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)”

Pada tahun 2004 telah dimulai era baru


dalam penyusunan kurikulum yaitu dengan
kehadiran badan standar nasional
pendidikan (BSNP).
kurikulum 2004 adalah pengganti kurikulum
1994, kurikulum 2004 disebut dengan
“Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK)”.
Ciri-ciri Kurikulum 2004
Menekankan pada
“Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)” ketercapaian
kompetensi siswa

Penilaian menekankan
pada proses dan hasil learning outcomes
belajar

Kebebasan pendekatan dan


menggunakan metode
sumber belajar yang bervariasi
Kelebihan Kurikulum 2004
“Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)”

1. Kompetensi yang dicapai disesuaikan


dengan standart performance yang telah
ditetapkan.
2. Sesuai dengan visi pendidikan yaitu
pengembangan kebutuhan masa kini dan
yang akan datang.
3. Pembelajaran yang telah berpusat pada
peserta didik /siswa (student oriented).
4. Guru berhak menyusun silabus yang sesuai
dengan kondisi daerah masing-masing.
Kekurangan Kurikulum 2004
“Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)”
1. Dalam kurikulum dan hasil belajar indikator
sudah disusun, padahal indikator sebaiknya
disusun oleh guru, karena guru yang paling
mengetahui tentang kondisi peserta didik dan
lingkungan.
2. Konsep KBK sering mengalami perubahan
termasuk pada urutan standar kompetensi
dan kompetensi dasar sehingga menyulitkan
guru untuk merancang pembelajaran secara
berkelanjutan.
3. Paradigma guru dalam pembelajaran KBK
masih seperti kurikulum-kurikulum
sebelumnya yang lebih pada teacher
oriented.
Kurikulum 2006
“KTSP” KTSP muncul sebagai penyempurnaan Kurikulum
Berstandar Kompetensi (KBK) 2004. Adanya
pembaharuan kurikulum ini dikarenakan adanya
peralihan pengelolaan pemerintahan yang masuk
ke dalam era desentralisasi pemerintahan yang
diikuti desentralisasi pendidikan.

KTSP 2006 ini terbentuk tidak lama setelah


dilakukan piloting (uji coba) pada KBK 2004.
Perubahan kurikulum yang cenderung begitu
cepat ini juga menimbulkan beberapa respon
yang cukup mengagetkan masyarakat pada saat
itu. Kurikulum ini diberlakukan pada tahun 2006
lewat Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005
Penyusunan KTSP pada masing-masing satuan pendidikan
Kurikulum 2006 mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan
“KTSP” (SKL). Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunannya
antara lain :
a. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia,
b. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan
tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik,
c. Keragaman potensi
d. karakteristik daerah dan lingkungan,
e. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional,
f. Tuntutan dunia kerja,
g. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni Agama,
h. Dinamika perkembangan global,
i. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan,
j. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat,
k. Kesetaraan Jender,
l. Karakteristik satuan pendidikan.
Kelebihan Kurikulum 2006
“KTSP”
1. Secara teori memudahkan dan mendukung
dalam peningkatan kreativitas guru, karena
secara umum diberlakukan secara otonom.
2. Sekolah leluasa untuk ambil peranan dalam
pendidikan untuk membentuk karakter siswa
yang diinginkan sesuai visi misi sekolah.
3. Siswa seharusnya lebih mampu
mengembangkan diri karena telah terjadi
pengurangan kepadatan jam pembelajaran.
Kekurangan Kurikulum 2006
“KTSP”
1. Kurangnya SDM yang diharapkan mampu
menjabarkan KTSP di kebanyakan satuan
pendidikan
2. Sarana dan prasaran masih banyak yang
kurang mendukung di tiap satuan pendidikan.
3. Banyak guru yang belum memahami konsep
KTSP secara komprehensif, baik secara
penysuunan maupun prakteknya.
4. Penerapan KTSP yang merekomendasikan
pengurangan jam pelajaran akan berdampak
berkurangnya pendapatan guru.
Kurikulum 2013 TANTANGAN INTERNAL

Adanya tuntutan untuk membenahi dan mewujudkan


delapan standar nasional pendidikan di Indonesia terkait
sarana dan prasarana, standar pendidik dan tenaga
pendidik, standar isi, standar proses, standar penilaian, dan
standar kompetensi lulusan.

Perkembangan penduduk usia produktif yang


diperkirakan akan mencapai puncak pada tahun
2020-2035 sehingga perlu diikuti dengan
perbaikan kualitas pendidikan agar kelak
LATAR BELAKANG
penduduk usia ini menjadi modal pembangunan
Negara.
Kurikulum 2013 TANTANGAN EKSTERNAL

Globalisasi Perubahan
zaman abad 21

Masalah Perubahan
lingkungan sosial budaya

Bangkitnya
Kecurangan
industri kreatif
dalam ujian

Kemajuan
teknologi dan
narkoba
informasi
LATAR BELAKANG
Perkelahian antar korupsi
pelajar
Perubahan Pola Pikir
Kurikulum 2013
Dari berpusat ke guru
Dari satu arah Dari isolasi
menjadi berpusat ke
menjadi interaktif menjadi luas
siswa
atau jejaring

Pendekatan
materi lebih Dari
kontekstual pemikiran
faktual
menjadi
Dari pemikiran
pembelajaran yang lebih
individu menjadi kritis
kelompok

Dari siswa hanya


LATAR BELAKANG Mapel yang Dari alat
menerima konten
cenderung luas tunggal
sekarang siswa bebas
menjadi lebih fokus menjadi
menggunakan konten
dan saling terkait multimedia
Isi atau konten kurikulum yaitu kompetensi dinyatakan dalam

Karakteristik bentuk Kompetensi Inti (KI) kelas dan dirinci lebih lanjut dalam
Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran.
Kurikulum 2013

Aspek pengetahuan

Kompetensi Inti
Aspek sikap

Aspek keterampilan
Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada
prinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan
Karakteristik memperkaya (enriched) antar mata pelajaran dan jenjang

Kurikulum 2013 pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).

Silabus dikembangkan sebagai rancangan belajar untuk satu


tema (SD/MI) atau satu kelas dan satu mata pelajaran
(SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK). Dalam silabus tercantum
seluruh KD untuk tema atau mata pelajaran di kelas tersebut.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan dari


setiap KD yang untuk mata pelajaran dan kelas tersebut.
Kelebihan Kurikulum 1. Siswa diharapkan untuk aktif, kreatif dan inovatif dalam
2013 setiap pemecahan masalah yang mereka hadapi di sekolah.
2. Adanya penilaian dari semua aspek.
3. Munculnya pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti
yang telah diintegrasikan ke dalam semua program studi.
4. Adanya kompetensi yang sesuai dengan tuntutan fungsi dan
tujuan pendidikan nasional.
5. Adanya Ekstrakurikuler wajib Pramuka meningkatkan
karakter siswa terutama dalam kedisiplinan, kerjasama,
saling menghargai, cinta tanah air dan lain-lain.
Evaluasi Kurikulum 1. Siswa diharapkan untuk aktif, kreatif dan inovatif dalam
2013 setiap pemecahan masalah yang mereka hadapi di sekolah.
2. Adanya penilaian dari semua aspek.
3. Munculnya pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti
yang telah diintegrasikan ke dalam semua program studi.
4. Adanya kompetensi yang sesuai dengan tuntutan fungsi dan
tujuan pendidikan nasional.
5. Adanya Ekstrakurikuler wajib Pramuka meningkatkan
karakter siswa terutama dalam kedisiplinan, kerjasama,
saling menghargai, cinta tanah air dan lain-lain.
Hasil Evaluasi Dokumen Kurikulum 2013

Kompetensi Kurikulum 2013 terlalu luas, sulit dipahami, dan diimplementasikan


a. oleh guru.

Kurikulum yang dirumuskan secara nasional belum disesuaikan sepenuhnya oleh satuan
b. pendidikan dengan situasi dan kebutuhan satuan pendidikan, daerah, dan peserta didik.

Mapel informatika bersifat pilihan, padahal kompetensi teknologi merupakan salah satu
c. kompetensi penting yang perlu dimiliki oleh peserta didik pada abad 21.

Pengaturan jam belajar menggunakan satuan minggu (per minggu) tidak memberikan
d. keleluasaan kepada satuan pendidikan untuk mengatur pelaksanaan mata pelajaran dan
menyusun kalender pendidikan. Akibatnya, kegiatan pembelajaran menjadi padat.

Pendekatan tematik (jenjang PAUD dan SD) dan mata pelajaran (jenjang SMP, SMA, SMK,
e. Diktara, dan Diksus) merupakan satu-satunya pendekatan dalam Kurikulum 2013 tanpa ada
pilihan pendekatan lain

Struktur kurikulum pada jenjang SMA yang memuat mata pelajaran pilihan (peminatan)
f. kurang memberikan keleluasaan bagi siswa untuk memilih selain peminatan IPA, IPS,
atau Bahasa. Gengsi peminatan juga dipersepsi hirarkis.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


Hasil Evaluasi Implementasi Kurikulum 2013

Komponen perangkat pembelajaran terlalu banyak dan menyulitkan guru dalam


a. membuat perencanaan.

Rumusan kompetensi yang detil dan terpisah-pisah sulit dipahami sehingga guru kesulitan
b. menerjemahkan dalam pembelajaran yang sesuai filosofi Kurikulum 2013.

Strategi sosialisasi, pelatihan, pendampingan, dan monitoring implementasi Kurikulum 2013


belum terlaksana secara tepat dan optimal, belum variatif, belum sesuai dengan kebutuhan,
dan belum efektif.
c.
Contoh kendala: sosialisasi tidak sampai langsung kepada tingkat gugus, pemilihan instruktur
ditetapkan sentralistik sehingga tidak sesuai kebutuhan, dan pelatihan masih dilakukan secara
konvensional dengan ceramah yang cenderung teoretik.

Masih banyak pengawas, kepala sekolah, dan guru yang memiliki pemahaman kurang tentang
d. kerangka dasar, diversifikasi, dan konsep implementasi Kurikulum 2013.

Sosialisasi, pelatihan, pendampingan, dan monitoring implementasi Kurikulum 2013 belum


e. berdampak optimal terhadap pemahaman pengawas, kepala sekolah, dan guru, kemampuan
dan kinerja guru, serta peningkatan kualitas pendidikan di sekolah.

Sumber: Dokumen Laporan Hasil Evaluasi Kurikulum 2013, Puskurbuk 2021 (https://s.id/Kur2021-11-20) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menerbitkan Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 719/P/2020 tentang Pedoman Pelaksanaan
Kurikulum pada Satuan Pendidikan dalam Kondisi Khusus. Satuan pendidikan dalam kondisi khusus
dapat menggunakan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran peserta didik.

Mengapa perlu kurikulum darurat ?

Pandemi Learning
covid-19 loss
Dalam pelaksanaan pembelajaran, Satuan Pendidikan tetap dapat menggunakan perangkat
ajar berupa buku teks pelajaran yang sudah digunakan pada Kurikulum 2013 dengan cara
memilih materi yang sesuai dengan kompetensi yang digunakan pada Kurikulum 2013 yang
disederhanakan.
ARAH PENGEMBANGAN KURIKULUM MERDEKA

Kurikulum merdeka/prototipe melanjutkan arah


pengembangan kurikulum sebelumnya:
1. Orientasi holistik: kurikulum dirancang untuk
mengembangkan murid secara holistik, mencakup
kecakapan akademis dan non-akademis, kompetensi
kognitif, sosial, emosional, dan spiritual.
2. Berbasis kompetensi, bukan konten: kurikulum
dirancang berdasarkan kompetensi yang ingin
dikembangkan, bukan berdasarkan konten atau
materi tertentu.
3. Kontekstualisasi dan personalisasi: kurikulum
dirancang sesuai konteks (budaya, misi sekolah,
lingkungan lokal) dan kebutuhan murid.
KARAKTERISTIK KURIKULUM MERDEKA

1. Perkembangan berbasis project untuk pengembangan


soft skill dan karakter (iman, taqwa dan akhlak mulia,
gotong royong, kebinekaan global, kemandirian, nalar kritis
dan kreativitas
2. Fokus pada materi essensial sehingga ada waktu cukup
untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar
seperti literasi dan numerasi.
3. Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang
sesuai dengan kemampuan murid (teach at the right level)
dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan
local.
Pengembangan
Karakter
Pengembangan Karakter

Dalam struktur kurikulum


prototipe, 20 - 30 persen
jam pelajaran digunakan Pembelajaran berbasis projek penting
untuk pengembangan untuk pengembangan karakter karena:
karakter Profil Pelajar
Pancasila melalui a) memberi kesempatan untuk
pembelajaran berbasis belajar melalui pengalaman
projek. (experiential learning)
b) Mengintegrasikan kompetensi
Kurikulum 2013 sudah esensial yang dipelajari peserta
menekankan pada
didik dari berbagai disiplin ilmu
pengembangan
karakter, namun belum
c) struktur belajar yang fleksibel
memberi porsi khusus
dalam struktur
kurikulumnya.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 73


Fokus Pada Materi
Essensial
Fokus pada Materi Esensial

Materi yang terlalu padat Kurikulum prototipe berfokus


Pembelajaran yang pada materi esensial di tiap
akan mendorong guru untuk
mendalam (diskusi, kerja mata pelajaran, untuk
menggunakan ceramah
kelompok, pembelajaran memberi ruang/waktu bagi
satu arah atau metode lain
berbasis problem dan pengembangan kompetensi -
yang efisien dalam
projek, dll.) perlu waktu terutama kompetensi mendasar
mengejar ketuntasan
penyampaian materi seperti literasi dan numerasi -
secara lebih mendalam

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 75


Fleksibilitas
Penyusunan Kurikulum
Sekolah dan
Penyusunan RPP
Kerangka Dasar

Satuan pendidikan dan pendidikan memiliki keleluasaan


untuk:
● memilih atau memodifikasi perangkat ajar dan contoh
kurikulum operasional yang sudah disediakan pemerintah
untuk menyesuaikan dengan karakteristik peserta didik,
atau
● menyusun sendiri perangkat ajar sesuai dengan
karakteristik peserta didik
(Kepmen 162/2021 tentang Program Sekolah Penggerak dan
Kepmen 167/2021 tentang Program SMK Pusat Keunggulan)

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 77


Karakteristik Kurikulum di Setiap Jenjang
PAUD SD SMP SMA SMK SLB
Kegiatan bermain sebagai Penguatan kompetensi yang Penyesuaian dengan Program peminatan/ penjurusan Dunia kerja dapat terlibat dalam Capaian pembelajaran
proses belajar yang utama mendasar dan pemahaman perkembangan teknologi tidak diberlakukan pengembangan pembelajaran pendidikan khusus dibuat
holistik: digital, mata pelajaran hanya untuk yang memiliki
Penguatan literasi dini Informatika menjadi mata Di kelas 10 pelajar Struktur lebih sederhana dengan hambatan intelektual
dan penanaman karakter • Untuk memahami pelajaran wajib menyiapkan diri untuk dua kelompok mata pelajaran, yaitu
melalui kegiatan lingkungan sekitar, mata menentukan pilihan mata Umum dan Kejuruan. Persentase Untuk pelajar di SLB yang
bermain-belajar berbasis pelajaran IPA dan IPS Panduan untuk guru pelajaran di kelas 11. Mata kelompok kejuruan meningkat tidak memiliki hambatan
buku bacaan anak digabungkan sebagai Informatika disiapkan untuk pelajaran yang dipelajari dari 60% ke 70% intelektual, capaian
mata pelajaran Ilmu membantu guru-guru pemula, serupa dengan di SMP pembelajarannya sama
Fase Fondasi untuk Pengetahuan Alam dan sehingga guru mata pelajaran Penerapan pembelajaran berbasis dengan sekolah reguler
meningkatkan kesiapan Sosial (IPAS) tidak harus berlatar belakang Di kelas 11 dan 12 pelajar projek dengan mengintegrasikan yang sederajat, dengan
bersekolah pendidikan informatika mengikuti mata pelajaran dari
• mata pelajaran terkait. menerapkan prinsip
Integrasi computational
Kelompok Mapel Wajib, dan modifikasi kurikulum
Pembelajaran berbasis thinking dalam mata Pembelajaran berbasis memilih mata pelajaran dari Praktek Kerja Lapangan (PKL)
projek untuk penguatan pelajaran Bahasa projek untuk penguatan profil kelompok MIPA, IPS, Bahasa, menjadi mata pelajaran wajib Sama dengan pelajar di
profil Pelajar Pancasila Indonesia, Matematika, Pelajar Pancasila dilakukan dan Keterampilan Vokasi minimal 6 bulan (1 semester). sekolah reguler, pelajar di
dilakukan melalui kegiatan dan IPAS minimal 3 kali dalam satu sesuai minat, bakat, dan SLB juga menerapkan
perayaan hari besar dan tahun ajaran
• aspirasinya Pelajar dapat memilih mata pembelajaran berbasis
perayaan tradisi lokal Bahasa Inggris sebagai
mata pelajaran pilihan pelajaran di luar program projek untuk menguatkan
Pembelajaran berbasis
keahliannya Pelajar Pancasila dengan
projek untuk penguatan profil
Pembelajaran berbasis mengusung tema yang sama
Pelajar Pancasila dilakukan
projek untuk penguatan profil Alokasi waktu khusus projek dengan sekolah reguler,
minimal 3 kali dalam satu
Pelajar Pancasila dilakukan penguatan profil pelajar dengan kedalaman materi
tahun ajaran, dan pelajar
minimal 2 kali dalam satu Pancasila dan Budaya Kerja untuk dan aktivitas sesuai
menulis esai ilmiah sebagai
tahun ajaran peningkatan soft skill (karakter dari dengan karakteristik dan
syarat kelulusan
dunia kerja) kebutuhan pelajar di SLB

Kementerian
Kementerian Pendidikan,
Pendidikan, Kebudayaan,
Kebudayaan, Riset,Riset, dan Teknologi
dan Teknologi 78
Contoh ilustrasi untuk pemilihan mata pelajaran SMA kelas 11-12
sesuai minat, bakat, dan aspirasi pelajar, tidak ada program peminatan di SMA

Ani ingin kuliah kedokteran, berikut Wayan masih menimbang apakah ia


mata pelajaran yang ia ambil di kelas kuliah Bisnis atau Teknik Sipil, maka
11 dan kelas 12: berikut mata pelajaran yang ia ambil di
kelas 11 dan kelas 12:

Kelompok Mata Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelompok Mata Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
Pelajaran Umum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Pelajaran Umum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
18 JP/minggu Bahasa Indonesia 18 JP/minggu Bahasa Indonesia
(wajib diambil) Bahasa Inggris (wajib diambil) Bahasa Inggris
Matematika Matematika
Seni Musik Seni Teater
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Sejarah Sejarah

Kelompok Mata Biologi Kelompok Mata Fisika


Pelajaran MIPA Kimia Pelajaran MIPA Matematika Peminatan
10 JP/minggu 10 JP/minggu

Kelompok Mata Sosiologi Kelompok Mata Ekonomi


Pelajaran IPS Pelajaran IPS Geografi
5 JP/minggu 10 JP/minggu

Kelompok Mata Bahasa Inggris tingkat lanjut


Pelajaran Bahasa Wayan mengambil mata pelajaran dari 2 kelompok, sebagaimana
dan Budaya syarat minimum, meskipun sekolahnya membuka 3 kelompok mata
5 JP/minggu
pelajaran pilihan.
35
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai