Anda di halaman 1dari 11

Kelompok 1

• Adinda Dwi Arsi Ahmad K.20.01.001


• Alda K.20.01.002
• Asgar K.20.01.005
• Avelinda Oktavia Makota OgurK.20.01.006
• Fitri Wulandari K.20.01.010
• Ilda Putri Anti K.20.01.014
• Kiki arungK.20.01.017
• Nurul wahda K.20.01.024
• Rindi ade jaya K.20.01.026
• Sarya NingsihK.20.01.027
KASUS

• SKENARIO KASUS GAGAL JANTUNG


• Seorang pasien dirawat di ruang ICU dengan keluahan sesak napas. Setelah 2 hari
perawatan, pasien mengalami penurunan kesadaran (GCS 5), warna kulit pucat, turgor
kulit menurun, terdengar suara vesikuler dan ronkhi kedua lapang paru, pasien terpasang
ventilasi mekanik, nampak sianosis, nampak otot bantuan pernapasan serta ada sekret
pada jalan napas. Pada saat pengkajian didapatkan, Vital sign: tekanan darah : 96/52
mmHg, Suhu tubuh : 36,6°C, frekuensi nafas : 32x/menit, frekuensi Nadi: 116x/menit.
Pemeriksaan fisik nampak CRT > 3 detik, nampak edema pada ekstermitas bawah,
peningkatan JVP, terdengar bunyi jantung 3 pada daerah apeks ICS 5. Hasil
laboratorium menunjukkan: pH: 6,8; PCO2: 56 mmHg; HCO3: 32 mEq/L; SO2 85%;
hb; 7,3 g/dL; leukopenia 4.600 sel/uL dan trom-bositopenia 137.000 sel/uL. Hasil foto
thorax: kardiomegali, pleuropneumonia kanan, CTR > 50%, infiltrat basal paru kanan.
PENGKAJIAN
Pengkajian primer
A. Airway : ada sekret pada jalan napas. Pengkajian sekunder
B. Breathing :-nampak otot bantuan pernapasan A. Observasi umum : Kesadaran sopor
- frekuensi nafas : 32x/menit B. Kepala dan wajah : warna kulit pucat, turgor kulit
menurun
- terdengar suara vesikuler dan ronkhi
kedua lapang paru, C. Leher :Ada secret
- SO2 85% D. Dada : frekuensi nafas : 32x/menit
-PCO2: 56 mmHg E. Abdomen :-nampak otot bantuan pernapasan
C. Circulation:- frekuensi Nadi: 116x/menit F. Ekstremitas : nampak edema pada ekstermitas
bawah
- pasien terpasang ventilasi mekanik
G. Punggung : tidak di jelaskan dalam kasus
- tekanan darah : 96/52 mmHg
- hb; 7,3 g/Dl
- pH: 6,8
D. Disability :- GCS 5
E. Exposure : tidak ada penjelasan dalam kasus
Analisa data

1. pola nafas tidak efektif


a. Mayor
Subjektif = dispnea
Objektif = 1. penggunaan otot bantu prnafasan
2. fase ekspirasi memanjang vesikuler
3. pola nafas abnormal (takipnea)
b. Minor
Subjektif = ortopnea
Objektif = 1. pernafsan pullsedlip
2. tekanan inspirasi menurun
3. tekanan ekspirasi menurun
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif
a. Mayor
Subjektif = -
Objektif = sputum berlebih
b. Minor
Subjektif = 1. dispnea
2. sulit bicara
3. orthopnea
Objektif = 1. sianosis
2. bunyi nafas menurun (ronkhi)
3. frekuensi nafas berubah
4. pola nafas berubah
3. Gangguan pertukaran gas
a. Mayor
Subjektif = dispepnia
Objektif = 1. PCo2 meningkat
2. Po2 menurun
3. takikardi
4. ph arteri menurun
5. bunyi nafas tambahan (cept)
b. Minor
Subjktif = 1. pusing
2. penglihatan kabur
Obektif = 1. sianosis
2. gelisah
3. pola nafas abnormal
4. warna kulit abnormal (pucat kebiruan)
5. kesadaran menurun
4. Risiko Hipotermia
DEFINISI
Berisiko mengalami kegagalan termoregulasi yang dapat mengakibatkan
suhu tubuh berada di bawah rentang normal.
Data menunjukkan bahwa suhu di bawah normal Suhu tubuh : 36,6°C
5. Perfusi periper tidak efektif
a. Mayor
Objektif = 1. pengisian kafiler >3 detik
2. akral teraba dingin
3. warna kulit pucat
4 turgor kulit menurun
Subjektif = -
b. Minor
Objektif = edema
Subjektif = -
6. Hipervolemia
a. Mayor
Subjektif = 1. ortopnea
2. dispenia
3. PND
Objektif = 1. edema anasarka dan/atau edemaperiper
2. JVP meningkat
3. refleks hepatojugular positif
b. Minor
Subjektif = -
Objektif = 1. distensi vena jugularis
2. terdengar suara nafas tambahan
3. hadar hb/ht menuun
4. kongesti paru
Diagnosa perioritas

1. Gangguan pertukaran gas


2. Hipervolemia
3. Pola nafas tidak efektif
4. Bersihan jalan nafas tidak efektif
5. Perfusi perifer tidak efektif
6. Resiko Hipotermia
Sekian terima kasih

Anda mungkin juga menyukai