Konsep Menjelang Ajal
Konsep Menjelang Ajal
Menjelang Ajal
Kematian
Pengertian :
• Kondisi Terminal adalah suatu keadaan dimana
seseorang mengalami penyakit / sakit yang tidak
mempunyai harapan untuk sembuh.
Untuk dapat
klien meninggal
menyiapkan
dengan tenang dan
dukungan dan
damai
bantuan bagi klien
Proses Berduka :
ENGEL (1964) :
a. Syok dan Tidak Berdaya : menarik diri, duduk
tidak bergerak, menerawang, pingsan,
berkeringat, mual, diare, HR meningkat,
gelisah, insomnia, dan keletihan
b. Mengembangkan kesadaran
c. Mengenali dan restitusi
Lanjutan …
• RANDO (1991) :
a. Penghindaran : syok, menyangkal, dan
ketidakpercayaan
b. Konfrontasi : luapan emosi meningkat,
melawan kehilangan
c. Akomodasi : penurunan kedukaan akut,
mulai memasuki emosional dan kehidupan
sosial sehari-hari.
Tahapan menjelang ajal :
• Elizabeth Kubler-Ross (1969), ahli kejiwaan
(Amerika) menjelaskan:
• Respon individu dalam menghadapi kematian.
Scr umum dibagi menjadi 5 fase yaitu :
1. Penyangkalan (Denial).
2. Marah (Anger)
3. Tawar menawar (Bargaining)
4. Depresi (Depretion)
5. Penerimaan (Acepptence)
(Taylor dkk,1989)
Berdasar pandangannya, Kubler-Ross :
adalah sedapat
mungkin berupaya
agar keinginan klien
terpenuhi
4. Depresi / murung (Depretion)
• Mendampingi klien.
• Menenangkan klien dan meyakinkannya bahwa
anda akan mendampinginya sampai akhir.
• Membiarkan klien mengetahui yang terjadi pada
dirinya.
Upaya Perawat terhadap
kematian (Taylor dkk,1989)
Sebagai KATALISATOR
• Mengenali & memenuhi kebutuhan klien,
• Mendorong & memberi klien kesempatan untuk
berbicara,
• Mendorong klien untuk mengungkapkan emosinya scr
bebas,
• Selalu siap membantu klien, & menghormati perilaku
klien
Tipe-tipe Perjalanan Menjelang Kematian :
Secara defenitif
kematian →
Secara etimologi death terhentinya fungsi
→ berarti keadaan jantung & paru2 secara
mati / kematian. menetap / terhentinya
kerja otak secara
permanen
Tanda – tanda kematian
1. Saat Kematian
2.Setelah Kematian
1. Saat Kematian
Tidak berfungsinya organ vital (jantung, paru dan
otak) TTV menurun / tidak ada.
Hilangnya respon trhd stimulasi eksternal.
Hilangnya kontrol atas sfingter kandung kemih &
rectum.
Peredaran darah terhambat ujung hidung dingin.
Hilangnya kemampuan pancaindra : kecuali
pendengaran. (Steven,dkk.2000)
Adanya garis datar pada mesin elektroensefalografi.
Menunjukan terhentinya aktivitas listrik otak untuk
penilaian pasti suatu kematian
Indikasi Kematian
World Medical Assembly (1986)
1. Tidak ada respon terhadap rangsangan
dari luar secara total.
2. Tidak adanya gerak dari otot khususnya
pernafasan.
3. Tidak ada refleks.
4. Gambaran mendatar pada EKG
2. Setelah Kematian
1. Rigor mortis (kaku)
Tubuh menjadi kaku 2-4 jam setelah kematian.
2. Algor mortis :
Seiring penurunan TD & fungsi
hipothalamus suhu tubuh mengalami
penurunan 1º C/jam sampai di bawah
suhu ruangan.
Pada waktu yg sama elastisitas kulit
berkurang kulit mudah rusak & robek
Lepaskan plester dan balutan secara
perlahan
Lanjutan …
3. Postmortem Decomposition :
Livor mortis :
sirkulasi darah kulit discolored (Pembuluh darah
rusak sel darah rusak Hb mewarnai jaringan
sekitar) warna kulit tidak merata, bercak kebiruan
terutama daerah bagian bawah
Tinggikan kepala untuk mencegah perubahan
warna pada wajah.
Terjadi penguraian oleh bakteri terutama pada
jaringan lunak.
Penguraian oleh bakteri bisa dipercepat oleh suhu yg
meningkat.
Suhu rendah menghambat penguraian
jenazah disimpan dalam tempat yang dingin di RS.
Macam Tingkat Kesadaran atau
Pengertian Pasien & Keluarganya
Terhadap Kematian.
Strause et all (1970), membagi kesadaran ini
dalam 3 type :
1. Closed Awareness/Tidak Mengerti.
2. Matual Pretense/Kesadaran/Pengertian
yang Ditutupi.
3. Open Awareness/Sadar akan keadaan dan
Terbuka.
1. Closed Awareness/Tidak Mengerti
• Perawat sering kali dihadapkan dengan
pertanyaan-pertanyaan langsung, kapan
sembuh, kapan pulang, dan sebagainya.
2. Matual Pretense / Kesadaran /
Pengertian yang Ditutupi
• Memberikan kesempatan kepada pasien untuk
menentukan segala sesuatu yang bersifat pribadi
walaupun merupakan beban yang berat baginya.
3. Open Awareness/Sadar akan
keadaan dan Terbuka.
• Pada situasi ini, klien dan orang-orang
disekitarnya mengetahui akan adanya ajal yang
menjelang dan menerima untuk
mendiskusikannya, walaupun dirasakan getir.
• Keadaan ini memberikan kesempatan kepada
pasien untuk berpartisipasi dalam
merencanakan saat-saat akhirnya, tetapi tidak
semua orang dapat melaksanaan hal tersebut.
Bantuan yang dapat diberikan pada
pasien menjelang ajal
• Bantuan untuk kebutuhan fisiologis.
• Bantuan untuk kebutuhan sosial.
• Bantuan untuk kebutuhan psikologis
1. Bantuan memenuhi kebutuhan
Fisiologis
1. Kebersihan diri
2. Mengontrol rasa sakit
3. Membebaskan jalan napas
4. Bergerak
5. Nutrisi
6. Eliminasi
7. Perubahan sensori perawat & keluarga
mengurangi nada pembicaraan
2. Bantuan memenuhi Kebutuhan
sosial
1. Menanyakan siapa2 saja yang ingin didatangkan
untuk bertemu dengan klien dan didiskusikan
dengan keluarganya.
2. Menggali perasaan2 klien sampai dengan
sakitnya.
3. Menjaga penampilan klien pada saat2 menerima
kunjungan2 teman2 terdekatnya
personal hygiene.
4. Meminta saudara/teman2nya untuk sering
mengunjungi dan mengajak orang lain.
3. Bantuan memenuhi kebutuhan
Spiritual
1. Menanyakan kepada klien tentang harapan2
hidupnya dan rencana2 klien selanjutnya
menjelang ajal.
2. Menanyakan kepada klien untuk
mendatangkan pemuka agama dalam hal
untuk memenuhi kebutuhan spiritual.
3. Membantu dan mendorong klien untuk
melaksanakan kebutuhan spiritual sebatas
kemampuannya
ASUHAN KEPERAWATAN
KLIEN DALAM PROSES
MENJELANG AJAL
PERTEMUAN SELANJUTNYA…
Terima kasih atas
perhatiannya