Anda di halaman 1dari 20

Dakwah Islamiyah

(upaya meneguhkan & menjaga


keutuhan NKRI)

Oleh: Harry Yuniardi


Sekretaris Umum MUI Kab. Bandung

Seminar Peningkatan Kualitas Dakwah


MUI Kabupaten Bandung

Grand Pasundan Hotel, 26 Februari 2019


Dakwah
Islamiyah

Etimologi Terminologi

Mengajak manusia dengan


‫ دعوًة‬-‫يدعو‬-‫دعا‬ cara bijaksana kepada jalan
menyeru, meminta, menuntun, yang benar sesuai dengan
mengiring, mengajak perintah Tuhan untuk
kemaslahatan dan
kebahagiaan dunia dan
akhirat.

Negatif Positif
“…karena sesungguhnya syaitan itu hanya “…sedang Allah mengajak ke Surga dan
mengajak golongannya supaya mereka menjadi ampunan dengan seizin-Nya.” (QS. al-
penghuni neraka yang menyala-nyala.” (QS. Baqarah: 221)
faathir: 6)
Mengajak umat manusia (meliputi orang mukmin maupun orang kafir atau
musyrik) kepada jalan yang benar agar dapat hidup sejahtera di dunia
maupun di akhirat.

Tujuan Dakwah
Mengajak umat Islam untuk selalu meningkatkan taqwanya kepada Allah
Allah Subhanhu Wa Ta'ala

Mendidik dan mengajar anak-anak agar tidak menyimpang dari fitrahnya

Menyelesaikan dan memecahkan persoalan-persoalan yang terjadi sewaktu-


waktu dalam masyarakat

Muhammad al-Rawi: dakwah merupakan pedoman yang lengkap tentang perilaku


manusia serta ketentuan hak dan kewajibannya.
Muhammad Abu al-Fath al-Bayanuniy: menyampaikan Syariat Islam kepada umat
menusia, mengajarkan dan mengamalkannya dalam kehidupan nyata.
Tujuan Syariat Isam
(Maqashid al-Syari`ah)

hifd al-din hifd al-nafs hifd al-nasl hifd al-`aql hifd al-maal

Memelihara Memelihara Memelihara Memelihara Memelihara


Agama Nyawa/Diri Keturunan Akal Harta
‫‪Kaidah Utama‬‬
‫‪dalam Dakwah‬‬

‫ْح ْك َم ِة َوال َْم ْو ِعظَ ِة‬ ‫لََق ْد َكا َن لَ ُكم فِي رس ِ ِ‬


‫ك بِال ِ‬ ‫يل َربِّ َ‬ ‫ا ْدعُ ِإلَى َسبِ ِ‬ ‫ُأس َوةٌ َح َسنَةٌ‬‫ول اللَّه ْ‬ ‫ْ َُ‬
‫َأح َس ُن ِإ َّن‬
‫َ ْ‬ ‫ي‬ ‫ادلْهم بِالَّتِي ِ‬
‫ه‬ ‫الْحسنَ ِة وج ِ‬
‫َ َ ََ ُْ‬ ‫لِ َم ْن َكا َن َي ْر ُجو اللَّهَ َوالَْي ْوَم اآْل ِخ َر َوذَ َك َر‬
‫ض َّل َع ْن َسبِيلِ ِه َو ُه َو‬ ‫ك ُه َو َأ ْعلَ ُم بِ َم ْن َ‬ ‫َربَّ َ‬ ‫اللَّهَ َكثِ ًيرا (ألحزاب‪)21 :‬‬
‫ين (النحل‪)125 :‬‬ ‫د‬ ‫َأ ْعلَم بِالْم ْهتَ ِ‬
‫ُ ُ َ‬

‫‪Mengajak secara:‬‬ ‫‪Preseden Baik‬‬


‫‪1. Hikmah‬‬
‫‪2. Nasihat kebaikan‬‬
‫‪3. Diskusi dengan lebih baik‬‬
HIKMAH

Etimologi Terminologi

‫ْم بِ َح َقاِئ ِق اْأل ْشيَ ِاء‬


ُ ‫ل‬ ِ ‫ال‬
‫ْع‬ ‫صلَ َح ٍة َْأو‬ ‫م‬ ِ
‫ْب‬
ْ َ َ ْ ‫ل‬ ‫ج‬ ‫ن‬‫م‬ِ
Ilmu ttg Hakikat
‫ض َّرٍة‬
َ ‫َدفْ ِع َم‬
Sesuatu
Meraih kemaslahatan
atau menolak
kemadlaratan

Dalam konteks dakwah, hikmah merupakan kemampuan dan ketepatan da’i dalam
memilih, memilah dan menyelaraskan teknik dakwah dengan kondisi obyektif
mad’u. Juga kemampuan da’i dalam menjelaskan ajaran Islam serta
realitas yang ada dengan argumentasi
logis dan bahasa yang komunikatif.
NASIHAT
KEBAIKAN
Etimologi Terminologi

nasehat, bimbingan, pendidikan dan


.peringatan yang baik memasukkan ke dalam kalbu kata2 dengan penuh
kasih sayang dan ke dalam perasaan dengan
penuh kelembutan, tidak membongkar kesalahan
orang lain, karena kelemah lembutan dalam
menasehati dapat meluluhkan hati yang keras dan
menjinakkan kalbu yang liar.
DISKUSI DGN
LEBIH BAIK

Etimologi Terminologi

,Debat, Diskusi
Diskusi dgn argumen yang dapat mematahkan
hujjah lawan bicara, tanpa adanya suasana yang
dpt melahirkan permusuhan, dengan tujuan agar
lawan menerima pendapat yang diajukan. Antara
satu sama lain saling menghargai pendapat serta
mau mengakui kebenaran pihak lain.
Menurut Quraish Shihab, ada yang menarik dari redaksi
ayat ini bahwa penyebutan ketiga metode tersebut
merupakan sebuah bentuk keserasian.
Redaksi ayat diawali dengan kata hikmah yang
disampaikan tanpa syarat, (karena kata hikmah itu sendiri
sudah mengandung unsur kebaikan), disusul dengan
kalimat mauizhah yang disyaratkan dengan hasanah, dan
kalimat berikutnya adalah jadal yang juga disyaratkan
dengan sangat baik (ahsan).
Penggunaan 3
Metode Dakwah

Hikmah Nasihat Diskusi

ditujukan kepada mereka yang ditujukan kepada mereka yang


ditujukan kepada mereka yang belum mampu memaksimalkan teguh terhadap keyakinannya,
memiliki tingkat kecerdasan kemampuan intelektualnya dan cenderung menyerang
yang tinggi, sehingga mereka dalam berfikir terhadap kebenaran yg kita
lebih banyak diajak melakukan yakini.
analisa terhadap problem yang
muncul dalam masyarakat

ِ ‫ْح ْكم ِة والْمو ِعظَ ِة الْحسنَ ِة وج‬


‫ادل ُْه ْم بِالَّتِي‬ ِ ‫ك بِال‬ َ ِّ‫يل َرب‬ ِ ِ‫ا ْدعُ ِإلَى َسب‬
ََ َ َ َْ َ َ
‫ض َّل َع ْن َسبِيلِ ِه َو ُه َو َأ ْعلَ ُم‬ ‫ن‬ ‫م‬ِ‫ب‬ ‫م‬‫ل‬
َ ‫ع‬‫َأ‬ ‫و‬ ‫ه‬ ‫ك‬
َ ْ َ ُ ْ َُ َ َ ُ َ ْ َ ‫ب‬
َّ‫ر‬ ‫ن‬َّ ‫ِإ‬ ‫ن‬ ‫س‬ ‫َأح‬ ‫ي‬ ‫ه‬ِ
)125 :‫ين (النحل‬ ِ َ‫بِالْم ْهت‬
‫د‬
َ ُ
Metode Dakwah Nabi
Saw.

Periode Mekah Periode Madinah


(610-622 M) (622-632 M)

1. Membangun Mesjid Quba


2. Mu’akhat
pendekatan keluarga secara 3. Perjanjian Damai/Kerjasama dgn
diam-diam dalam upaya Yahudi (623 M)
memberi pelajaran dan petunjuk
(3-4 thn622), kemudian secara
bertahap
Hasil dakwah di Mekah dan di Madinah sangat jauh
pelaksanaannya dikembangkan
berbeda hasilnya, kondisi kenyamanan & keamanan
secara terbuka
menjadi faktor utama keberhasilan dakwah. Di
Madinah, cikal bakal sebuah negara kesatuan telah
lahir, dan menjadi penopang masifnya dakwah
Islamiyah
Nasionalisme

Bergantung terhadap seberapa


besar kecintaan warga terhadap
tanah air, bangsa, & negara

Bergantung terhadap stabilitas


keamanan sebuah negara

Kenyamanan Ibadah dan


Usaha, untuk meraih
kebahagiaan dunia dan akhirat
Apakah
Nasionalisme ada
Contohnya dari
Nabi?

Jawabannya:
Sudah Pasti Ada

Saat hendak hijrah, Nabi Saw. bersabda: “Betapa indahnya


engkau wahai Makkah, betapa cintanya aku kepadamu.
Jika bukan karena aku dikeluarkan oleh kaumku darimu,
aku tidak akan meninggalkanmu selamanya, dan aku
tidak akan meninggali negara selainmu.”

Piagam Madinah, bukti lain Nasionalisme Nabi Saw.


Nasionalisme di
Negara Kita, adalah
NKRI Harga Mati

Negara Kesatuan Republik Indonesia


Merupakan Negara Kesepakatan
(Dar al-Mu`ahadah)

KH. Mas Mashur berkata: “Tiap jiwa mempunyai roh, dan


tiap-tiap roh itu bertanah air pada jiwanya, tidak ubahnya
sebagai saya yang bertanah air pada jiwa dan badan saya.
Dan kewajiban bagi saya untuk menjaganya,
memeliharanya, mencintainya kepada tanah air yang
bertempat pada jiwa saya itu.
‫حب الوطن من اإليمان‬
‫‪ .‬قال السخاوي في المقاصد ‪ :‬لم أقف عليه ومعناه صحيح‬
‫ورد القاري قوله ‪ :‬ومعناه صحيح ؛ بأنه عجيب !! ‪ ...‬وإنما فيه أن حب‬
‫الوطن ال ينافي االيمان ‪ ...‬وال يخفى أن معنى الحديث حب الوطن من عالمة‬
‫اإليمان‬
‫ول اللَّ ِه صلَّى اهلل َعلَْي ِه وسلَّم ِإذَا قَ ِدم ِمن س َف ٍر‪ ،‬فََأبْصر َدرج ِ‬
‫ات‬ ‫« َكا َن َر ُس ُ‬
‫ََ َ َ‬ ‫َ ْ َ‬ ‫ََ َ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬
‫اد‬
‫ََ‬‫ز‬ ‫‪:‬‬‫ه‬‫ِ‬ ‫َّ‬
‫ل‬ ‫ال‬ ‫ِ‬
‫د‬ ‫ب‬‫ع‬ ‫و‬ ‫َأب‬ ‫ال‬
‫َ‬ ‫ق‬
‫َ‬ ‫ا»‪,‬‬ ‫ه‬ ‫ك‬
‫َ‬‫ر‬‫َّ‬ ‫ح‬ ‫ة‬
‫ً‬ ‫ب‬
‫َّ‬ ‫ا‬ ‫د‬ ‫ت‬
‫ْ‬ ‫ن‬
‫َ‬ ‫ا‬‫ك‬‫َ‬ ‫ن‬
‫ْ‬ ‫ِإ‬‫و‬ ‫]‪،‬‬ ‫‪8‬‬ ‫[ص‪:‬‬ ‫الم َ ْ َ َ ُ‬
‫ه‬ ‫ت‬‫ق‬‫َ‬ ‫ا‬‫ن‬
‫َ‬ ‫ع‬ ‫ض‬
‫َ‬ ‫َأو‬ ‫‪،‬‬ ‫ِ‬
‫ة‬ ‫ين‬ ‫ِ‬
‫د‬
‫ُ َْ‬ ‫َ َ َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ث بْ ُن عُ َم ْي ٍر‪َ ،‬ع ْن ُح َم ْي ٍد‪َ :‬ح َّرَك َها ِم ْن ُحِّب َها‪.‬‬‫الحا ِر ُ‬
‫َ‬
‫(صحيح البخاري‪)7\3 ,‬‬

‫ض ِل الْم ِدين ِة وعلَى م ْشر ِ‬


‫وعيَّة‬ ‫ف‬ ‫ى‬ ‫ل‬‫ع‬ ‫ة‬ ‫ل‬ ‫ِ‬
‫د‬ ‫ِ‬
‫يث‬‫د‬‫ِ‬ ‫ْح‬ ‫ِ‬
‫َ َ ََ َ ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ٌ‬ ‫َ‬ ‫اَل‬ ‫َوف َ‬
‫ل‬ ‫ا‬ ‫ي‬
‫حب الوطن والحنين ِإلَْي ِه‪.‬‬
‫(فتح الباري‪)621\3 ,‬‬
Cikal Bakal NKRI

PIAGAM DJAKARTA
Bahwa sesoenggoehnya kemerdekaan itoe ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab itoe
maka penjajahan di atas doenia harus dihapuskan, karena tidak sesoeai dengan peri-
kemaknoesiaan dan peri-keadilan.

Dan perjoeangan pergerakan Kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat jang
berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan Rakjat Indonesia ke-depan pintoe-
gerbang Negara Indonesia,yang merdeka, bersatoe, berdaoelat, adil dan makmur.

Atas berkat Rahmat Allah yang Maha Kuasa, dan dengan didorongkan oleh keinginan
yang loehoer, soepaja berkehidoepan kebangsaan jang bebas, maka Rakjat Indonesia
dengan ini menjatakan kemerdekaannja.
……..
Cikal Bakal NKRI

……
Kemoedian daripada itoe, oentoek membentoek soeatoe Pemerintah Negara Indonesia jang melindoengi
segenap Bangsa Indonesia dan seloeroeh toempah darah Indonesia, dan oentoek memadjoekan
kesedjahteraan oemoem, mentjerdaskan kehidoepan bangsa, dan ikoet melaksanakan ketertiban doenia jang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disoesoenlah kemerdekaan
Kebangsaan Indonesia itoe dalam suatu Hoekoem Dasar Negara Indonesia, jang terbentoek dalam soeatoe
soesoenan negara Repoeblik Indonesia jang berkedaaulatan Rakjat, dengan berdasar kepada:
1. Ketoehanan, dengan kewajiban mendjalankan sjariat Islam bagi pemeloek-pemeloeknja
2. Kemanoesiaan jang adil dan beradab
3. Persatoean Indonesia
4. Kerakjatan jang dipimpin oleh hikmat, kebidjaksanaan dalam permoesjawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seloeroeh Rakjat Indonesia.

Djakarta, 22-6-1945
Panitia Sembilan
PANITIA
SEMBILAN

1. Ir. Soekarno
2. Drs. Mohammad Hatta
3. Mr A.A. Maramis
4. Abikoesno Tjokrosoejoso
5. Abdoel Kahar Moezakir
6. H. Agoes Salim
7. Mr Achmad Soebardjo
8. Kh. Wahid Hasjim
9. Mr Moehammad Yamin.
Berkaca dari upaya para pendahulu kita yang berdarah-
darah dalam mewujudkan Negara Kesatuan Republik
Indonesia, maka sudah sangat sepatutnya, kita sebagai
penerus bangsa untuk berupaya sekuat tenaga meneguhkan
dan menjaga keutuhan NKRI dari ancaman-ancaman
disintegrasi yang banyak disuarakan oleh kaum radikalis
yang membawa pesan transnasional yang sebenarnya sudah
tidak laku di negara asalnya.

Semua itu, berawal dari dakwah kita sebagai pemuka


agama setempat, supaya menyuarakan kedamaian yang
sejatinya menjadi ciri khas Islam Rahmatan Lil`alamin.

Anda mungkin juga menyukai