terhadap kehidupan
NAMA KELOMPOK:
1. ANNISYA ADELIA
2. DELVIANNA AYU LESTARI
3. NADYA MUTIARA PRIHASTI
4. PINGKAN REGINA
5. Tri Wahyuni
DEFINISI
• Etimologi iman diambil dari kata kerja 'aamana’ أمنyukminu' ي ؤمنyang berarti
'percaya' atau 'membenarkan'.
• Iman yang berarti 'membenarkan' (Q.S At-Taubah ayat 62) yang bermaksud: "Dia
(Muhammad) itu membenarkan (mempercayai) kepada Allah dan membenarkan
kepada para orang yang beriman."
• Imam Ali bin Abi Talib: "Iman itu ucapan dengan lidah dan kepercayaan yang benar
dengan hati dan perbuatan dengan anggota." Aisyah r.a. berkata: "Iman kepada
Allah itu mengakui dengan lisan dan membenarkan dengan hati dan mengerjakan
dengan anggota." Imam al-Ghazali menguraikan makna iman: "Pengakuan dengan
lidah (lisan) membenarkan pengakuan itu dengan hati dan mengamalkannya dengan
rukun-rukun (anggota-anggota)."
A.Iman kepada Allah
keyakinan yang sesungguhnya bahwa allah adalah wahid (satu). Meyakini dengan akal akan wujud dan
kebenarannya sebagai pencipta, pemelihara dan Tuhan seluruh makhluk ciptaannya.
Dalil Iman Kepada Allah
“Hai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada Kitab yang
Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta Kitab yang Allah turunkan sebelumnya.”
Hikmah Beriman Kepada Allah SWT
• Dapat menyelamatkan seseorang dari segala sesuatu yang menimpa dirinya karena
orang beriman akan ditolong oleh Allah (Q.S al-Mukmin ayat 31)
• Hati menjadi tenang dan tidak gelisah (Q.S ar-Ra’du ayat 28)
• Mendatangkan keuntungan. Tanpa dibekali iman, seseorang akan berada dalam
kerugian (Q.S al-Asr ayat 1-3).
B.Iman kepada malaikat-malaikat
DEFINISI
Meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah Swt. menciptakan malaikat sebagai makhluk gaib yang
diutus untuk melaksanakan segala perintah-Nya. Orang yang mengimaninya akan senantiasa
menggunakan seluruh anggota badannya untuk berhati-hati dalam berkata-kata dan berbuat.
• Q.S al-Baqarah/2:285
Artinya: “Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (Al-Qur’ān) dari
Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-
Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata), “Kami tidak membeda-bedakan seorang pun
dari rasul-rasul-Nya.” Dan mereka berkata, “Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami, ya, Tuhan
kami, dan kepada-Mu tempat (kami) kembali.”
Hikmah beriman kepada malaikat Allah
Menambah keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt.
Senantiasa hati-hati dalam setiap ucapan dan perbuatan sebab segala apa yang dilakukan manusia
tidak luput dari pengamatan malaikat Allah Swt.
Menambah kesadaran terhadap alam mengenai wujud yang tidak terjangkau oleh pancaindra manusia.
Menambah rasa syukur kepada Allah Swt. karena melalui malaikatmalaikat-Nya, manusia memperoleh
banyak karunia.
Menambah semangat dan ikhlas dalam beribadah walaupun tidak dilihat oleh orang lain ketika
melakukannya.
Menumbuhkan cinta kepada amal saleh karena malaikat selalu siap mencatat amal manusia.
C. Iman kepada kitab-kitab
Meyakini sepenuh hati bahwa Allah Swt. telah menurunkan kitab kepada nabi atau rasul yang berisi
wahyu untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia.
c. Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa as. sebagai petunjuk dan cahaya penerang bagi manusia. Kitab Injil
sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur’ān, bahwa Isa as. untuk mengajarkan tauhid kepada umatnya atau pengikutnya.
Tauhid di sini artinya meng-esa-kan Allah dan tidak menyekutukan-Nya. Penjelasan ini tertulis dalam Q.S. al-
Ḥadid /57: 27.
d. Kitab Al-Qur’ān
Al-Qur’ān diturunkan Allah Swt. kepada Nabi Muhammad saw. melalui Malaikat Jibril. Al-Qur’ān diturunkan tidak
sekaligus, melainkan secara berangsurangsur. Waktu turun al-Qur’ān selama kurang lebih 23 tahun atau tepatnya 22
tahun 2 bulan 22 hari. Terdiri atas 30 juz, 114 surat, 6.236 ayat, 74.437 kalimat, dan 325.345 huruf.
Nama-nama lain
• Al-Hudā, artinya al-Qur’ān sebagai petunjuk seluruh umat manusia.
• Al-Furqān, artinya al-Qur’ān sebagai pembeda antara yang baik dan buruk.
• Asy-Syifā', artinya al-Qur’ān sebagai penawar (obat penenang hati).
• Aż-Żikr, artinya al-Qur’ān sebagai peringatan adanya ancaman dan balasan.
• Al-Kitāb, artinya al-Qur’ān adalah firman Allah Swt. yang dibukukan.
Isi Pokok Al-Qur’ān
Bahasa
HAKIKAT BERIMAN KEPADA HARI AKHIR
“Hari Penghabisan” (Q.S. al-Baqarah/2:177),
“Hari Pembalasan” (Q.S. Al-Fatihãh/1:4).
Iman kepada hari akhir merupakan rukun iman yang kelima yang
istilah harus diyakini oleh setiap umat Islam. Segala perbuatan yang
Hari Akhir adalah hari mulai hancurnya alam semesta dilakukan oleh setiap manusia, baik maupun buruk akan
berikut isinya dan berakhirnya kehidupan semua
makhluk Allah Swt. Hari Akhir juga disebut hari dipertanggungjawabkan di akhirat kelak. Oleh sebab itu,
Kiamat, yaitu hari penegakan hukum Allah Swt. yang keimanan kepada Hari Akhir hendaknya dijadikan landasan
seadil-adilnya (Q.S. Al-Mumtahanah/60:3).
utama untuk menyadarkan diri agar selalu taat kepada ajaran
Allah Swt. Banyak ayat dan hadis yang memerintahkan kita agar
meyakini datangnya Hari Akhir, diantaranya adalah firman Allah
pada Q.S al-Baqarah/2:4
3. Hikmah beriman kepada hari Akhir
• Muncul rasa kebencian yang dalam kepada kemaksiatan dan kebejatan moral yang mengakibatkan murka Allah
• Menyejukkan dan menggembirakan hati orang-orang mukmin dengan segala kenikmatan akhirat yang sama sekali
• Senantiasa tertanam kecintaan dan ketaatan terhadap Allah Swt. Dengan mengharapkan mau’nah-Nya pada hari itu;
• Menjauhkan diri dari asumsi-asumsi yang mengkiaskan apa yang ada di dunia ini dengan apa yang ada di akhirat.
F. Iman kepada qada dan qadar
1. Definisi
• Qada' menurut bahasa berarti “menentukan atau memutuskan”, sedangkan menurut istilah artinya
“segala ketentuan Allah Swt. sejak zaman azali”. Adapun pengertian Qadar menurut bahasa adalah
“memberi kadar, aturan, atau ketentuan”. Sedangkan menurut istilah berarti ”ketetapan Allah Swt.
terhadap seluruh makhluk-Nya tentang segala sesuatu”.
• Qada dan Qadar biasa disebut dengan satu kata, “takdir”. Bagi manusia dan makhluk lain, ada
pandangan takdir baik dan buruk, tetapi dalam pandangan Allah Swt., semua takdir itu baik, karena
keburukan tidak dinisbatkan kepada Allah Swt. Ilmu Allah Swt., kehendak-Nya, catatanNya, dan
penciptaan-Nya semua itu adalah kebijaksanaan, keadilan, kasih sayang, dan kebaikan. Keburukan
bukanlah sifat Allah Swt. dan bukan pula pekerjaan-Nya. Perhatikan firman Allah Swt. berikut:
“Sesungguhnya Allah tidak berbuat zalim kepada manusia sedikit pun, akan tetapi manusia Itulah
yang berbuat zalim kepada dirinya sendiri” (Q.S.Yµnus/10:44)
3. Dalil tentang qada dan qadar
Dalil al-Qur'an
• “Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran (takdir).” (Q.S. al-Qamar/54:49
• “Tidak ada suatu bencana apapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada diri kalian melaikan telah
tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu
mudah bagi Allah.” (Q.S. al-Hadīd/57:22)
• “Dan tiap-tiap manusia telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada
lehernya.” (Q.S. al-Isra’/17:13)
• “Tidak ada sesutu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah.” (Q.S.
At-thagabun/64:11)