Anda di halaman 1dari 13

PROPLASUS UTERI

Muhammad Fikri Raditya Jalil


(C031181017)
Nanda Dwi Putri Nisya (C0311810152)
Misna Majid (C031181019)
Mutmainnah Subakir (C031181306)
Nirmayana Nurdin (C031181312)
Nova Annas (C031181315)
Nur Azisya (C031181318)
Nabila Azzah J. (C031181516)
ETIOLOGI
Prolapsus uteri adalah eversi atau protusio bagian mukosa uterus keluar
melalui serviks atau vagina. Penyebab prolapsus uteri adalah distokia,
sehingga mengakibatkan munculnya tenesmus berlebihan, pengeluaran
plasenta yang tidak tuntas, kurangnya exercise sebelum melahirkan dan
waktu melahirkan yang lama. Selain itu, penyebab prolapsus uteri adalah
karena kontraksi yang berlebihan akibat induksi oksitosin saat melahirkan,
dilatasi serviks uterus yang berlebihan, relaksasi dan stretching muskulus
sekitar pelvis, serta pemisahan membran plasenta yang tidak komplit
(Widyawati dan Desty, 2019).

Prolapsus Uteri
PATOGENESIS
Menurut Toelihere (1985), faktor predisposisi terhadap prolapsus uteri
adalah pertautan mesometrial yang panjang, uterus yang lemas, atonik
dan mengendur, retensio sekundinarum terutama pada apeks uterus
bunting, dan relaksasi pelvis dan daerah peritoneal secara berlebihan.
Pada sapi perah, prolapsus uteri sering terjadi pada hewan yang selalu di
kandangkan dan melahirkan di kandang dengan bagian belakang lebih
rendah daripada bagian depan. Penarikan paksa memakai tenaga
berlebihan menyebabkan ketegangan sesudah pertolongan distokia.
Prolapsus sering terjadi pada sapi perah yang sudah sering melahirkan.
PATOGENESIS
Menurut Partodihardjo (1987), terjadinya prolapsus uteri ini pada umumnya
setelah beranak, sekundinae belum keluar dan hewan masih merejan-rejan
secara kuat dan terus menerus. Peneliti ini menduga bahwa yang
menyebabkan uterus merejan- rejan terus menerus adalah produksi hormone
oxytocin dari kelenjar hipofisa posterior berlebihan sehingga kontraksi uterus
masih terus berlangsung meskipun fetus sudah lahir.
Uterus dapat membesar terutama bila
kondisi ini telah berlangsung 4-6 jam
atau lebih
Hewan menunjukkan tandatanda
ketidak nyamanan.

Edematous menggantung ke belakang kaki pada


saat berdiri dan biasanya terkontaminasi dengan
kotoran jika ternak dalam keadaan berbaring.

Keluarnya uterus ditandai dengan adanya


jaringan yang berwarna merah

GEJALA KLINIS
Patra (2014) dan Toelihere (1985)
DIAGNOSA PROLAPSUS UTERI
Signalment, prolaps uteri biasanya terjadi pasca melahirkan. Tidak ada
kecenderungan usia, namun penelitian menyatakan bahwa kucing lebih
cenderung menderita prolaps lebih sering dibandingkan anjing

Anamnesa, prolaps uterus terjadi akibat adanya ketegangan yang berlebihan


selama proses kelahiran. Mukosa yang berlebihan umumnya terlihat pada vulva.
Tanda-tanda dari distres abdomen serta hemoragi apabila terdapat pembuluh
darah dari ovarium atau uterus yang pecah. Pasien biasanya mengalami
kegelisahan, postur tubuh yang tidak normal, nyeri, perineum menonjol, reflks
menjilati vagina, dan disuria.
DIAGNOSA PROLAPSUS UTERI
Pemeriksaan Fisik, prolaps uterus didiagnosis pada pemeriksaan fisik dengan
cara memeriksa pada vagina:
1. Terdapat Penonjolan perineum.
2. Mukosa berlebih yang keluar melalui vulva
3. Apa bila teraba fornix apabila probe atau jari dimasukkan kedalam vagian,
maka kemungkinan besar hal tersebut adalah prolaps vagina, namun apabila
tidak teraba, maka hal tersebut adalah prolaps uteri.
4. Selaput lendir pucat, takikardia, dan denyut nadi lemah.
DIAGNOSA PROLAPSUS UTERI
Diagnostic Imaging, USG dapat digunakan untuk melihat adanya uterus pada
saat pasca melahirkan. Vaginoskopi dapat digunakan untuk memastikan
diagnosis.

Uji Laboratorium, kelainan laboratorium khusus tidak terlihat. Anemia dapat


muncul jika arteri uterina pecah.

Fossum et al., 2013


PENANGANAN DAN PENGOBATAN
Induk sapi pada kandang dengan kemiringan 5–15 cm lebih tinggi dari
bagian belakang dan penanganan yang dilakukan yaitu meroposisi uterus
atau mengembalikan ke posisi semula secara manual dan dilakukan
jahitan pada vulva dengan pola purestring agar uterus tidak kembali
keluar. Secara medis dapat dilakukan dengan reposisi ke posisi semula,
irigasi (pemasukan dilanjutkan dengan pengeluaran) antiseptik dan
injeksi dengan antibiotika spectrum luas (oxytetracycline) (Riady 2006).

Prolapsus Uteri
PENCEGAHAN
Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan menurut Toelihere (1985)
adalah membuat desain lantai kandang dengan kemiringan 5–15 cm lebih
tinggi di bagian belakang. Kontrol manajemen pakan sehingga sapi-sapi
yang bunting terutama pada trisemester ke tiga tidak mengalami
kegemukan, dan yang penting adalah jangan memelihara sapi yang pernah
mengalami kejadian prolapsus uteri pada saat bunting karena ada
kecenderungan genetis berperan dalam kejadian kasus prolapsus uteri.
Penyuntikan antibiotika secara intra muskuler untuk membantu
pencegahan infeksi uterus
SUMBER
Widyawati, Ratna dan Desty Apritya. 2019. Prolapsus Uteri Pasca
Melahirkan Pada Kucing Mix. Jurnal Vitek Bidang Kedokteran
Hewan. 9: 44-46.
Toelihere. M, R. 1985. Ilmu Kebidanan Pada Ternak Sapid an Kerbau.
U. I. Press Jakarta.
Partodihardjo, S. 1987. Ilmu Reproduksi Hewan Fakultas Kedokteran
Veteriner. Jurusan Reproduksi. Institut Pertanian Bogor.
Patra, B. K., Nahak A. K., Dash, S. K. , Sahu, S., Das, S. P., Das, S.
Mohanty, D.N. 2014. Cervico Vaginal Prolapse in a Pregnant
Cow and Its Management. I nternational Journal of Livestock
Research.4(5): 55-59.
SUMBER
Fossum, T. W., Curtis W. D., Caroline V. H., Ann I. J., Catriona M. M.,
Maryann G. R., Kurt S. S. dan Michael D. W. 2013. Small Animal
Surgery Fourth Edition. Missouri: ELSEVIER.
Riady. 2006 Implementasi Program Menuju Swasembada Daging. 2006.
Petunjuk Teknis Penanganan Gangguan reproduksi Pada sapi
potong.
http://Lolitsapi.Litbang.Deptan.Go.Id/Ind/Images/Stories/Juknis/
Gangguan % 2 0reproduksi.Pdf
THANKS FOR ATTENTION
2021-03-23

Anda mungkin juga menyukai