Anda di halaman 1dari 82

DESAIN PENELITIAN OBSERVASIONAL

PENGERTIAN
Desain penelitin atau rancang bangun penelitian adalah
Rencana dan Struktur penyelidikan yang disusun sedemikian
rupa untuk memperoleh jawaban penelitian.

RENCANA :

Adalah skema yang menyeluruh yang mencakup seluruh


program penelitian.

STRUKTUR

Adalah Paradigma atau model relasi-relasi antara variabel-


variabel, dalam suatu kajian.

Fred N. Kerlinger : (1973; hal. 483)


JENIS PENELITIAN

Jenis Sifat Jenis Tujuan Sifat


penelitian penelitian Desain Desain Data
Identifikasi kuantitatif +
Penjejakan Eksploratif Kualitatif

Deskripsi Deskriptif Identifikasi kuantitatif

Observa- Analitik Kuantitatif


sional Crossectional Terjadi
Case control secara
Inferensi kausal Alami
Cohort
Hybrid Desain
Case study
Trend analysis

Ekspe- Analitik Prae Experimen Inferensi kausal Buatan


rimen Pure Experimen Peneliti
Quasi Experimen
PENELITIAN OBSERVASIONAL

DESKRIPTIP
CROSSECTIONAL
CASE CONTROL
COHORT
HYBRID DESAIN
DESAIN DESKRIPTIP

Melakukan identifikasi secara sistematis


terhadap semua variabel penelitian baik data
umum responden maupun data khususnya
(sesuai dengan tujuan khusus penelitian).
DESAIN CROSSECTIONAL

CROSSECTIONAL CROSSECTIONAL UNTUK


UNTUK TITIK WAKTU PERIODE WAKTU

Sebab
diluar Sebab x Kead. Normal

Kead. Sakit

Recall Bias
Akibat
Exposure + Exposure -

Disease + ++ +-

Disease - -+ --
DESAIN CASE CONTROL

Desain case control adalah skema penetuan kasus


dan kontrol yang dilakukan dengan cara
tertentu :( retriksi total atau partiel, matching
atau tidak matching).
Penetapan kasus diaasarkan atas status penyakit
(hasil diagnosis)
Penetapan kontrol disetarakan dengan kasus,
sedangkan tempat pengambilan kontrol , bisa
sama atau tidak.
Penelusuran dilakukan secara retrospectif
DESAIN CASE CONTROL PROSPECTIF

Klasifikasi Kasus ditetapkan


pada saat penelitian telah atau
mulai dilakukan
Bersamaan mulai nya sakit
dan mulai nya ditetapkan
Penyakit telah sembuh / meninggal

sebagai kasus
FR (+)
Faktor pemapar (+++)

FR (-)

Matching
Retriksi
POPULASI
FR (+)
Faktor pemapar ( ± )

FR (-) Kontrol
(Normal)
DESAIN CASE CONTROL RETROSPECTIF

Mulai ditetapkan Masih berlangsung untuk


sebagai kasus.
masa akan datang
Penyakit telah sembuh / meninggal

Mulai
FR (+)
Faktor pemapar (+++) sakit

FR (-)

Matching
Retriksi
POPULASI
FR (+)
Faktor pemapar ( ± )

Kontrol
FR (-) (Normal)
DESAIN COHORT

Adalah rancangan studi epidemiologi yang


mempelajari hubungan antara paparan dengan
penyakit dengan cara membandingkan
kelompok terpapar dengan kelompok tidak
terpapar berdasarkan status paparannya.
DESAIN COHORT

Pemilihan subyek didasarkan atas status


paparannya, untuk kemudian diamati apakah
didalam perkembangannya subyek mengalami
penyakit yang diteliti atau tidak.
Memungkinkan perhitungan laju insidensi
(ID) dari masing-masing kelompok studi.
Penelitian hanya mengamati dan mencatat
paparan dan penyakit, dan tidak dengan
sengaja mengalokasikan paparan.
DESAIN COHORT RETROSPECTIF

Responden mulai terpapar


pada masa lampau Mulai ditetapkan Akibat (+)
sebagai kasus

Waktu antara Akibat (- )


POPULASI
Akibat (+)

Mulai ditetapkan
sebagai kontrol Akibat (-)
DESAIN COHORT PROSPECTIF

Responden mulai terpapar pada masa


lampau dan mulai ditetapkan sebagai
kasus
Akibat (+)

Akibat (- )
POPULASI
Akibat (+)

Mulai ditetapkan Akibat (-)


sebagai kontrol
HYBRID DESAIN

Adalah rancangan studi yang terdiri dari


kombinasi dari:

Kombinasi dari dua elemen dasar dari desain


studi.
Perluasan strategi dari salah satu dasar
desain.
Kombinasi dari elemen desain observasional
dan non observasional.
HYBRID DESAIN

Jenis Hybrid desain (beberapa contoh):

Ambidirectional study
Follow-up Prevalence study
Selected Prevalence study
Backward Prevalence study
Intervention Follow-up study
Dll.

Kleimbaun D.G. (1982: p. 70 – 93)


Ambidirectional Study (Desain
Nested case control)

Ditetapkan sebagai kasus pada saat


mulai sakit atau telah sakit

Prosspektif Retrospektif Sembuh

FR (+)
Penyakit masih berlangsung

Nested

Faktor pemapar (+++)


FR (-)

Matching
POPULASI

Retriksi
FR (+)
Faktor pemapar ( ± )

FR (-) Kontrol
(Normal)

Desain ini adalah Kombinasi antara elemen desain case


control dengan desain kohort.
Follow-up Prevalence Study

Normal
POPU Crossectional Study
LASI
Menderita
Akibat +

Akibat -
POPU Kohort Study
LASI Akibat +

Kontrol Akibat -

Kombinasi antara elemen desain Crossectional dengan desain kohort.


Semua yang menderita diambil sebagai kasus
Digunakan apabila peneliti tidak mengetahui prevalensi masalah dalam populai.
Selected Prevalence Study

Normal
POPU Crossectional Study
LASI Penderita
yang layak Akibat +

Akibat -
POPU Kohort Study
LASI Akibat +

Kontrol Akibat -

Kombinasi antara elemen desain Crossectional dengan desain kohort.


Bedanya dengan Prevalence Follow-up study ialah yang diambil sebagai kasus
hanya yang dianggap layak.
Digunakan apabila peneliti tidak mengetahui prevalensi masalah dalam populai.
Backward Prevaalence Study

Normal
POPU Crossectional Study
LASI
Kasus baru
Akibat +

Akibat -
POPU Kohort Study
LASI Akibat +

Kontrol Akibat -

Kombinasi antara elemen desain Crossectional dengan desain kohort.


Yang diambil sebagai kasus ialah hanya kasus baru (incidence) yang
diobservasi secara retrospective dalam populasi crossectional.
Digunakan apabila peneliti tidak mengetahui prevalensi masalah dalam populai.
Intervention Follow-up Study

Pure experiment / Akibat +


Quasi experiment
Exposs Kohort Study Akibat -
ure + Akibat +

POPU r Akibat -
LASI
Akibat +

Exposs Kohort Study Akibat -


ure - Akibat +

Akibat -

Kombinasi antara elemen desain non observasional (pure experiment / Quasi


experiment )dengan desain kohort.
Semua outcome dari experimen / Quasi experimen dilanjutkan dengan
intervensi desain kohort.
DESAIN PENELITIAN
EKSPERIMEN

VALIDITAS DALAM PENELITIAN


EXPERIMEN
DASAR DESAIN PENELITIAN
EKSPERIMEN
PERLUASAN DESAIN PENELITIAN
EKSPERIMEN
VALIDITAS INTERNAL
Ialah sejauh mana kesimpulan-kesimpulan tentang
hubungan sebab akibat yang didemonstrasikan secara
tidak langsung benar-benar menyatakan sebab disatu
pihak dan akibat dipihak lain.

JENIS VALIDITAS INTERNAL


Sejarah
Maturasi
Pengujian
Instrumentasi
Seleksi
Regressi statistik
Mortalitas.
VALIDITAS EXTERNAL

Ialah sejauh mana hubungan kausal yang diobservasi


benar-benar menggeneralisasikan perbedaan menurut :
(individu, latar belakang, dan waktu.

JENIS VALIDITAS EXTERNAL


Reaktivitas Pengujian pada subyek
Interaksi seleksi dan subyek
Faktor-faktor Reaktif lain:
Latar belakang experimen
Interaksi antara perlakuan dengan karakteristik subyek
JENIS DESAIN EKSPERIMENTAL
DASAR

BEBERAPA PRINSIP DASAR


DESAIN PRAE EKSPERIMEN
DESAIN PURE EKSPERIMEN
DESAIN QUASI EKSPERIMEN
CLINICAL TRIAL
INTERVENTION RISEARCH

(Campbell ; Stanley)
PRINSIP EKSPERIMENTAL DASAR

Melakukan manipulasi (perlakuan) pada satu atau


beberapa variabel independen untuk kemudian melakukan
observasi terhadap pengaruhnya pada variabel Dependen
Manipulasi dilakukan baik pada variabel perlakuan
maupun pada variabel kontrolnya.
Variabel yang dimanipulasi berupa variabel Aktif (Dapat
dimanipulasi sedemikian rupa dan dapat ditetapkan secara
random), serta variabel Pasif (tidak dapat dimanipulasi
dan umumnya yang terjadi secara alami).
STRATEGI PENELITIAN EKSPERIMENTAL

Memilih variabel yang relevan


Spesifikasi tingkat perlakuan
Mengawasi lingkungan eksperimen
Memilih desain eksperimen
Memilih dan menugaskan subyek
Test percobaan dan perbaikan
Analisis data hasil penelitian.
BENTUK PENGENDALIAN PENELITIN
EKSPERIMENTAL

Melakukan pengendalian terhadap variabel


manipulatif maupun kontrol agar tetap konsisten
dengan rancangan / desain yang telah ditetapkan.

Libatkan subyek dan peneliti berupa :


One blind
Double blind
Triple blind.
ATURAN MEMBACA SIMBOL

X  menunjukkan kemunculan stimulus


X experimental, kedalam kelompok pengaruh
variabel bebas (Independen)  adalah bagian
dari kepentingn utama

O O mengientifikasi pengukuran atau aktivitas


observasi.

R R mengientifikasi bahwa anggota kelompok telah


ditempatkan secara acak kedalam kelompok.
ATURAN MEMBACA SIMBOL DESAIN

X dan O didalam diagram dibaca dari kiri ke kanan


dalam perintah temporal.

O X OO
Waktu

X dan O saling tegak lurus mengidentifikasi bahwa


stimulus dan / atau observasi terjadi secara simultan
O X O

O
Waktu
ATURAN MEMBACA SIMBOL DESAIN

Baris sejajar yang tidak dipisahkan oleh garis pemisah,


mengidentifikasi bahwa kelompok perbandingan telah disamakan
dalam proses pengacakan.
X O
O
Waktu

Baris sejajar yang dipisahkan oleh garis pemisah tidak begitu


dipersamakan.

O X O
O
Waktu
PRAE EXPERIMENTAL DESIGN

Model desainnya ada tiga jenis, dan pabila dilihat


dari segi kemampuan pengukuran ilmiahnya
ketiganya gagal mengontrol dengan tepat berbagai
macam ancaman invaliditas internal.
Disebut experiment karena susunan rancangannya
mirip dengan rancangan experimen murni
Disebut palsu karena susunan rancangannya tidak
memenuhi syarat rancangan experimen murni
MODEL DESAINNYA :

ONE SHOT CASE STUDY (Kasus


satu tembakan)

ONE GROUP PRE AND POST TEST DESIGN


(Desain pasca test post test satu kelompok)

STATIC GROUP COMPARISON (Perbandingan


kelompok statis)
MODEL DESAIN:

ONE SHOT CASE STUDY


(Kasus satu tembakan)

X O
Keterangan :

X = Perlakuan (manipulasi variabel independen)


O = Observasi (pengukuran variabel dependen)
MODEL DESAIN :

ONE GROUP PRE AND POST TEST DESIGN


(Desain pre test pasca test satu kelompok)

[O1]  [X]  [O2]


Keterangan :
O1 = Pra uji
X = Perlakuan
O2 = Pasca uji

KELEMAHAN:
Tidak dapat mengontrol ancaman invaliditas internal seperti:
Sejarah, maturity, Pengujian, Instrumentasi, dan Regressi
statistik.
MODEL DESAIN
STATIC GROUP COMPARISON
(Perbandingan kelompok statis)
X O1
Keterangan :
O2
X = Perlakuan
O1 = Pasc uji experiment
O2 = Pasca uji kontrol
= kelompok yang dibentuk tanpa random

KELEMAHAN :
Tidak dapat mengontrol invaliditas internal sepeti : Kematangan,
Seleksi, interaksi seleksi, dan mortalitas
TRUE EXPERIMENTAL DESIGN

SYARAT UTAMA :

Ada perlakuan
Ada kelompok kontrol
Ada Randomisasi subyek
Ada reflikasi.
PRINSIP :
Antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol
diperlakukan sedemikian rupa sehinga terjadi
equivalensi

X  Adalah variabel perlakuan :


Ada perlakuan  [ X ]
Tidak ada perlakuan  [… ]

O  Adalah akibat perlakuan (observasi):


Observasi variabel perlakuan
Observasi variabel kontrol.
JENIS DESAIN:

Post test only control group design


Pre test post test control group design
MODEL RANCANGAN : (Post test only control
group design)

R [X]  [O1]
R [ ]  [O2]

Keterangan

[ x] = variabel perlakuan
[ ] = variabel kontrol
[O1] = hasil pengukuran variabel perlakuan
[O2] = hasil pengukuran variabel kontrol
R = Randomisasi subyek (perlakuan / kontrol)
KELEBIHAN NYA:

VALIDITAS INTERNAL :

Dapat mengontrol ancaman invaliditas internal seperti :


( sejarah, maturasi, seleksi, dan regressi statistik).
Oleh karena pengukuran hanya dilakukan satu kali maka
ancaman invaliditas seperti : ( pengujian, dan
instrumentasi ) dapat dikurangi

VALIDITAS EXTERNAL

Mengurangi masalah efek interaksi pengujian.


KELEMAHANNYA
:

Karena pengukuran hanya dilakukan satu kali


maka tingkat mortalitas yang berbeda diantara
kelompok experimen dan kelompok kontrol tetap
menjadi masalah yang potensial.
MODEL RANCANGAN : (Pre test Post test
control group design)

R [ O1]  [ X ]  [O2]
R [ O3]  [ ]  [O4]

Keterangan

[ x] = variabel perlakuan
[ ] = variabel kontrol
[O1] = hasil pengukuran variabel perlakuan pre test
[O2] = hasil pengukuran variabel perlakuan post test
[O3] = hasil pengukuran variabel kontrol pre test
[O4] = hasil pengukuran variabel kontrol post test
R = Randomisasi subyek (perlakuan / kontrol)
KELEBIHAN NYA:

VALIDITAS INTERNAL :

Dapat mengontrol ancaman invaliditas internal seperti :


( sejarah, maturasi, instrumentasi, pengujian, seleksi,
regressi statistik dan mortalitas).

VALIDITAS EXTERNAL

Ada pelung munculnya efek reaktif dari pengujian


KELEMAHAN
NYA:

Sejarah lokal dapat terjadi dalam sebuah


kelompok dan tidak terjadi dalam kelompok lain.
Apabila komunikasi eksis diantara orang-orang
dalam kelompok perlakuan dan kontrol akan
muncul persaingan dan masalah validitas internal
lain.
Mortalitas dapat menjadi masalah apabila terjadi
perbedaan tingkat drop out dalam kedua
kelompok.
QUASI EXPERIMENTAL DESIGN

ALASAN PENGGUNAAN :

Dalam penelitian ilmu kesehatan dan ilmu kedokteran


pengunaan manusia sebagai subyek penelitian sangat terikat
dengan masalah etika, dan teknis dalam pelaksanaannya.
Konsokuensi ini menyebabkan tidak dapat dilakukannya
randomisasi subyek, sehingga pelaksanaan experimen murni
tidak dapat dilakukan, dan alternatif yang dipilih ialah
“Quasi experimental”.
Apabila variabel extraneous sulit dikontrol maka alternatif
pemilihan desain penelitian ialah “Quasi Experimental
design”.
JENIS DESAIN QUASI EXPERIMENTAL

Desin experimen seri waktu (Time series


design)
Desain experimen sampel ganda (Muliple
time seres design).
Desain experimental sampel seri (Equivalent
time sample design)
DESAIN EXPERIMEN SERI
WAKTU

Adalah perluasan dari desain pra uji dan pasca


uji satu kelompok
Terdiri dari satu kelompok yag diberi 4 kali pra
uji dan 4 kali pasca uji
Tujuan pemberian 4 kali ialah untuk mencegah
pengaruh ancaman invaliditas internal seperti :
( kematangan, Pengujian, dan Regressi.
MODEL DESAIN

[ O1 O2 O3 04 ]  [ X ]  [O1 O2 O3 O4 ]

KELEMAHAN

Ancaman invaliditas internal seperti (sejarah,


antara selang waktu uji pertama dan seterusnya.
Instrumntasi juga menjadi masalah dengan
menggunakan berbagai macam test .
DESAIN EXPERIMEN SERI GANDA

Adalah modifikasi desain yang dikemukakan Gay; (1976) yakni


dengan menambahkan kelompok kontrol didalamnya.

[ O1 O2 O3 04 ]  [ X ]  [O1 O2 O3 O4 ]

[ O1 O2 O3 04 ]  [ ]  [O1 O2 O3 O4 ]

KEUNTUNGAN :

Menghilangkan Ancaman invaliditas internal : (sejarah dan


instrumentasi)
DESAIN EXPERIMEN SAMPEL SERI
Merupakan modifikasi rancangan experimental seri.
Efektif untuk penelitian uji coba klinik terutama untuk
kasus penyakit khronis

MODEL DESAIN

[ Xp  O1]  [Xp  O2]  [Xp  O3]  [Xp  O4 ]

KEUNTUNGNAN

Semua sumber invaliditas dapat dikendalikan dengan baik


kecuali, interaksi uji awal, dengan perlakuan dan
pengaturan yang terlalu spesifik.
PERLUASAN DESAIN EXPERIMEN
MURNI

ALASAN PERLUASAN

Sering dijumpai adanya bermacam-macam stimulus


experimental yang muncul secara simultan.

Tindakan stimulus experimen sering berbeda, sehingga


diperlukan penempatan prosedur-prosedur untuk
meningkatkan ketelitian.
PERLUASAN DESAIN EXPERIMEN
MURNI

Completely randomized design


Randomized block design
Latin Square
Factorial Design
Solomon Four Groups Design
Desain kelompok kontrol non equivalen
Desain Prates-Pascates sampel terpisah
Desain Counter Balance
COMPLETELY RANDOMIZED DESIGN

Sebagai dasar dari experimen ini ialah desain kelompok


kontrol pratests pascatest.
Subyek yang dikenai perlakuan dikelompokkan
menjadi tiga kelompok secara acak.

[R [ O1 ]  [ X1]  [ O2 ]
[R [ O3 ]  [ X3 ]  [ O4 ]
[R [ O5 ]  [ X5 ]  [ O6 ]

Keterangan :

O1 O3 O5  Hasil pengukuran pratest dari 3 kelompok


X1 X3 X5  Perlakuan untuk 3 kelompok
O2 O4 O6  Hasil pengukuran pascatest untuk 3 kelompok.
CONTOH KASUS

Seorang Promovendus Program Doktor Fakultas


Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin
melakukan penelitian dengan judul : “PENGARUH
STRATA PUSKESMAS TERHADAP JUMLAH REAL
KUNJUNGAN PASIEN”

Asumsi yang mendasari pemikiran Promovendus ialah


bahwa dengan strata Puskesmas memberikan
perbedaan kualitas pelayanan yang dapat dinilai melalui
jumlah real kunjungn perhari pada masing-masing
Puskesmas.
MODEL COMPLETELY RANDOMIZED
DESIGN

Jumlah Kunjungan Puskesmas / hari


Strata
Puskesmas Jauh Sedang Dekat

Strata – 1R O1[X1]O2 O1[X1]O2 O1[X1]O2

Strata – 2R O3[X2]O4 O3[X2]O4 O3[X2]O4

Strata – 3R O5[X3]O6 O5[X3]O6 O5[X3]O6


MODEL RANDOMIZED BLOCK DESIGN

Digunakan apabila didalam penelitian terdapat atau


diperkirakan ada variabel extraneous

Untuk kepentingan randomisasi

Asumsi yang mendasari pemikiran Promovendus


Merupakan cara dasar untuk menjamin equivalensi
antara kelompok perlakuan
Dengan sampel kecil sangat riskan untuk bergantung
pada penempatan secara acak (randomized) untuk
menjamin equivalensi variabel dalam kelompok.
MODEL RANDOMIZED BLOCK DESIGN

KEPENTINGAN BLOCK

Dimaksudkan untuk mempelajari apakah perlakuan


yang diberikan memberikan hasil yang berbeda
diantara kelompok subyek.

PRINSIP PELAKSANAAN :

Penempatan faktor 1 (dlm contoh tipe Puskesmas)


dilakukan secara randomisasi dan penempatan faktor
kedua (jumlah kunjungan ) dilakukan secara block.
Sedangkan penempatan perlakuan kedalam masing-
masing sel tabel dilakukan secara block
Prinsip pelaksanaan perlakuan tetap mengacu pada
Desain kelompok Pratest- Pascatest
MODEL RANDOMIZED BLOCK DESIGN

Jarak rumah dari Puskesmas


Strata
Puskesmas Jauh Sedang Dekat

Strata – 1R O1[X1]O2 O1[X1]O2 O1[X1]O2

Strata – 2R O3[X2]O4 O3[X2]O4 O3[X2]O4

Strata – 3R O5[X3]O6 O5[X3]O6 O5[X3]O6

Pada Model ini selain jumlah kunjungan juga ingin dilihat faktor jarak rumah dari
Puskesmas yang dianggap mempengaruhi jumlah kunjungan.
LATIN SQUARE

Digunakan apabila didalam penelitian terdapat dua variabel


extraneous.

RANDOMIZED
Variabel dimasukkan secara random kedalam masing-masing
blok untuk menjamin equivalensi variabel dalam kelompok.

BLOCK
Dapat dilakukan pengelompokn (blok) kedalam tabel
lebih 2x2 square atau tidak square dan pemasukan
subyek kedalam kelompok tersebut dilkukan secara
random.
Pengelompokan subyek secara random kedalam blok
didasarkan atas pertimbangan subtansi variabel.
LATIN SQUARE

KETERBATASAN:

Harus ada asumsi bahwa tidak ada interaksi antara faktor


perlakuan dengan faktor pemblokan.

KETERANGAN :

Pengelompokn Puskesmas dilakukan dengan cara


pemblokan demikian juga dengan jumlah kunjungan.

Penempatan perlakuan kedalam setiap sel dilakukan


secara random

Penilaian hasil tetap mengacu pada prinsip Pretest dan


Posttest.
LATIN SQUARE

Jumlah Kunjungan Puskesmas / hari


Tipe
Puskesmas Jauh Sedang Dekat

PKM
PrwtnR O1[X1]O2 O1[X1]O2 O1[X1]O2

PKM tanpa
O3[X2]O4 O3[X2]O4 O3[X2]O4
PrwtnR

Pustu  R O5[X3]O6 O5[X3]O6 O5[X3]O6

Pada Model ini juga ingin dilihat faktor tipe Puskesmas (Puskesmas perawatan,
tanpa perawatan dan Pembantu) yang dianggap mempengaruhi jumlah kunjungan.
FACTORIAL DESIGN
PRINSIP

Digunakan apabila terdapat dua variabel yang akan


dimanipulasi dalam satu experimen secara simultan.

Desain ini dikenal dengan “Desain Faktorial 2 x 3, dimana ada


dua faktor dengan intensitas berbeda.
Faktor pertama dengan dua tingkatan intensitas
Faktor kedua dengan tiga tingkatan intensitas.

Dasar uji tetap Pretest Post test Design

MANFAAT

Estimasi efek utama dari dua variabel bebas


Estimasi efek interaksi.
FACTORIAL DESIGN

Strata dan Jarak rumah dari Puskesmas thd


Asal jumlah kunjungan / hari
Kunjungan
Puskesmas Strata 1 dgn Strata 2 dgn Strata 3 dgn
jarak Jauh jarak sedang jarak Dekat

Kota O1[X1]O2 O1[X1]O2 O1[X1]O2

Desa O3[X2]O4 O3[X2]O4 O3[X2]O4

KETERANGAN :

Pengelompokan strata dan jarak kunjungan Puskesmas dilakukan secara random.


Penempatan perlakuan kedalam masing-masing sel mengikuti randoisasi.
SOLOMON FOUR GROUPS DESIGN

Merupakan perluasan desain kelompok kontrol pre


dan post test design
Gabungan dari dua desain sebelumnya
Kelompok kontrol dan kasus diberikan pada Pre
test dan Post test.
Kelompok lainnya hanya post test.
MODEL DESAIN

[R [ O1 ]  [ X1]  [ O2 ]

[R [ O3 ]  [ ]  [ O4 ]

[R [ X5 ]  [ O5 ]

[R [ ]  [ O6 ]
PERBANDINGAN HASIL:

O1 dan O2  Perbandingan hasil Pre tetst dan Post test


O2 dan O4  Perbandingan hasil O2 dan O4 (Post test Perlakuan dan
kontrol
O5 dan O6  Perbandingan hasil post test kelompok 3 dan 4
O3 dan O5  Perbandingan Hasil pretest kelompok 2 dan post test kelompok
3
KESULITAN :
Mengumpulakn subyek penelitian untuk
membentuk empat kelompok.

ANALISIS DATA :

Analisis varians dua arah dari skor-skor post test


yang diperoleh
Jika skor rata-rata [O2 secara nyata lebih besar dari
skor O4] dan skor rata-rata [O4 secara nyata lebih
besar dari skor O6], berarti perlakuan yang
diberikan pada experimen efektif
DESAIN KELOMPOK KONTROL NON
EQUIVALEN

Perluasan Desain experimen kuasi yang termasuk kuat


dibandingkan dengan yang lainnya.
Kelompok perlakuan dan kontrol tidak ditempatkan secara
random.

[ O1 ]  [ X1]  [ O2 ]
[ O3 ]  [ ]  [ O4 ]

KETERANGAN :

Model ini memiliki dua desainsebagai beikut :


DESAIN KELOMPOK KONTROL NON
EQUIVALEN

DESAIN EQUIVALEN YANG UTUH:

Pemasukan anggota kelompok perlakuan dan kontrol


kedalam model dirakit secara alami

DESAIN EXPERIMENTAL YANG DIPILIH SENDIRI

Pemasukan anggota kelompok perlakuan dan kontrol


kedalam model, seluruhnya dilakukan sendiri oleh peneliti.
Kemudian yang dimasukkan kedalam kelompok experimen
ditetapkan sendiri oleh peneliti dan yang tidak terpilih
dimasukkan sebagai kontrol.
DESAIN PRE TEST POST TEST SAMPEL
TERPISAH
Digunakan pada keadaan dimana tidak diketahui kapan dan untuk
siapa perlakuan diberikan tetapi dapat memutuskan kapan
menetapkan ukuran dan untuk siapa.

MODEL DESAIN

[ O1 ]  [ X ]
[ X ]  [ O2 ]
KETERANGAN

(X)  Irrelevan untuk studi karena ditampilkan untuk menyatakan


peneliti tidak mengontrol perlakuan.
Desain ini sebaiknya digunakan pada polupasi yang besar
Juga apabila pengukuran sebelum pelaksanaan adalah reaktif atau
tidak ada jalan untuk membatasi aplikasi dari perlakuan tersebut.
DESAIN COUNTER BALANCED

Semua subyek (perlakuan maupun kontrol) diuji cobakan pada


seluruh perlakuan experimen, tetapi dalam rentetan waktu
yang berbeda.
Hanya menggunakn post test.

Menggunakan tiga klasifikasi waktu yakni :


Kelompok
Waktu
Perlakuan

Nama lain : Experimen bergilir = rancangan melintas =


rancangan pindah = dan rancangan kuadrt lain.
MODEL DESAIN COUNTER BALANCED

WAKTU PERLAKUAN
KELOMPOK
Waktu – 1 Waktu-2 Waktu-3 Waktu-4

Kelompok A [X1]  O [X2]  O [X3]  O [X4]  O

Kelompok B [X2]  O [X4]  O [X1]  O [X3]  O

Kelompok C [X3]  O [X1]  O [X4]  O [X2]  O

Kelompok D [X4]  O [X3]  O [X2]  O [X1]  O


CLINICAL
TRIAL
PRINSIP UMUM

Ialah penerapan jenis penelitian experimen dalam bidang


klinik dengan subyek penelitian “Individu atau Keluarga”.
Prinsipnya ialah melakukan manipulasi terhadap satu atau
sejumlah variabel untuk selanjutnya dilakukan observasi
terhadap variabel dependennya.

TUJUAN :

Termasuk jenis penelitian evaluatif seperti :


Diagnosa : (alat, metoda, dan penata laksanaan)
Preventive : (material, metoda, dan peneta laksanaan)
Kuratif : (medikamentosa, pembedahan, fisioterapi)
Rehabilitatif : ( Penata laksanaan Fisik-biologis, psikik, sosial)
CLINICAL
TRIAL
ASPEK PROSES
Penelitian ini termasuk penelitian experimental dengan desain
quasi experimen.

ASPEK PENDEKATAN
Dari aspek pendekatan ia merupakan :
Pendekatan Individual (Trial klinik )
Pendekatan kelopok (Trial program )

DALAM PELAKSANAAN PENELITIAN :


Tetapkan obyek penelitian  ( Manusia / lainnya)
Tetapkan Sasaran penelitian  (individu / kelompok)
Tetapkan tujuan penelitian
Tetapkan proses dan sifat penelitian  (experimen, komparatif)
MODEL DESAIN

DESAIN
Mengikuti semua desain experimen murni  (Randomisasi merupakan langkah
penting)
Desain clinical trial, maka faktor luar sangat besar pengaruhnya  (Pretest-
Posttest design merupakan alternatif yang baik)
Randomisasi subyek sering menjadi kendala karena adanya faktor etik maupun
teknis pelaksanaan (sebagai alternatif ialah Desain experimen Quasi)

MODEL DESAIN LAIN:


Trial sama subyek (Subyek perlakuan sekaligus berlaku sebagai kontrol, dan
ini digunakan pada kasus penyakit yang penggunaannya memerlukan waktu
lama)
Cross Over Design  ( dilakukan bila randomisasi subyek tidak dapat
dilakukan)
MODEL DESAIN
SUBYEL PENELITIAN

Semua ketentuan seleksi subyek pada penelitian experimen


murni juga berlaku pada clinical trial.
Seleksi khus untuk clinical trial adalah :

KRITERIA DIAGNOSTIK.

Diagnosa penyakit ditetapkan berdasarkan phenomena


yang ada pada subyek penelitian)
Kriteria diagnosa harus sensitif dan spesifik untuk
membedakan penyakit utama dengan individu yang sehat,
atau individu dengan penyakit lain yang mirif.
MODEL DESAIN

SUBYEL PENELITIAN

KRITERIA KOMORBID

Ialah kondisi yang ada pada subyek pada saat penelitian berupa : kondisi individu
sebagai makhluk bio-psiko sosial, var penyakit, maupun variabel lainnya.

KRITERIA PRATERAPI
Berupa :

Usia , Konstitusi tubh, status sosial ekonomi, dll


Keparahan atau stadium perkembangan penyakit
Pengobatan lain yang telah atau sedang diterima
Faktor-faktor lain yang berkaitan atau diduga mempengaruhi pengobatan.
ASPEK PENGUKURAN CLINICAL
TRIAL

Semua prinsip pengukuran pada ekpeimen murni juga


berlaku pada clinical trial.

Yang spesifik adalah upaya memaksimalkan validitas internal


tanpa mengorbangkan validitas ekternal.

Lakukan experimen buta tunggal (Blind experiment)  pada


kondisi ini peneliti tidak mengetahui mana subyek perlkuan
dan mana subyek kontrol.

Double Blind Experiment pada kondisi ini peneliti maupun


maupun teknisi lain tidak mengetahui mana subyek perlakuan
dan mana subyek kontrol.
PENELITIAN INTERVENSI

Ialah penerapan jenis penelitian experimen murni dimna manusia


dalam bentuk kelompok (masyaraakat) sebagai subyeknya.

Pada penelitiann ini manipulasi atau perlakuan diberikan pada


masyarakat, sedangkan efek perlakuan diobservasi dengan
menggunanakan satuan analisis individu atau kelompok.
PROSEDUR
Prosedur pelaksanaan mengikuti semua prosedur experimen murni.
TIPE :
Intervensi bidang preventif
Intervensi bidang kuratif
PENELITIAN INTERVENSI

BIDANG PREVENTIF
Mempelajari hubungan faktor risiko dengan kejadian penyakit dengan
memberikan manipulasi atau perlakuan terhadap “ Risk Faktor”
tersebut pada subyek penelitian.

PRINSIP MANIPULASI
Ialah pemberian faktor risiko, atau baik yang sifatnya positif (permudah penyakit)
maupun yang negatif (mencegah / menghambat terjadinya penyakit).

BIDANG KURATIF
Mempelajari hubungan antara pemberian pengobatan / penata laksanaan
pengobatan / perawatan kesehatan pada keluarga atau kelompok masyarakat.
Hasil pengukuran diobservasi pada keluarga atau kelompok masyrakat
tersebut setelah beberapa waktu kemudian.
CROSS OVER DESIGN

• R O1 X O3
• R O2 O4

• R O1 O3
• R O2 X O4
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai