Anda di halaman 1dari 27

Journal Reading

”The Value of Fortified Aminoglycoside/


Cephalosporin Treatment as First-Line
Treatment and in Fluoroquinolone-Resistant
Bacterial Keratitis”

Pembimbing :
dr. Iffah Zulfa, Sp. M

Oleh :
Zulfikri Amirul Kadafi
30101800190
Penerbit dan
Tahun Terbit

Judul

Penulis
● Tujuan
Mengevaluasi kemanjuran fluoroquinolone sebagai
alternatif terapi fortified antibiotik
● Bahan dan metode
Analisis secara retrospektif, dengan mengambil sampel
dari catatan medis yang dirawat karena keratitis bakterial.
Diambil 31 sampel dengan 20 pasien diberikan
fluoroquinolone ditambah dengan fortified antibiotik

ABSTRAK setelah tidak ada respon pada terapi fluoroquinolone dan


11 pasien hanya diberikan fortified antibiotik. Respon
terapi dievaluasi berdasarkan pengurangan kedalaman dan
ukuran infiltrate, perubahan ketajaman visual, dan regresi
hipopion
● Hasil
Respons terapi menunjukkan adanya perbaikan pada mata tetapi
secara statistic korelasi tidak signifikan antara waktu memulai
pengobatan dengan Best Correction Visual Acuity (BCVA)
● Kesimpulan
ABSTRAK Meskipun fluoroquinolones adalah pilihan pertama untuk
pengobatan keratitis bakterial, fotified antibiotik telah terbukti
efektif pada pasien yang tidak merespon terhadap terapi. Fortified
antibiotik juga harus dipertimbangkan dalam pengobatan keratitis
bakterial.
Poin pembahasan
1 Pendahuluan

2 Metode

3 Hasil

4 Diskusi

5 Kesimpulan
Kesimpulan

6 Keterbatasan penelitian
Pendahuluan

Bakteri

Viral Tidak
Keratitis infeksi terdiagnosis
Penurunan yang
berat pada fungsi
Efficacy
secara cepat
Fungi
dan akurat
visus ??
Parasit

Penyebab tersering : Antibiotik yang bersifat Kombinasi antibiotik


Keratitis - Streptococcus aureus bakterisidal dan memiliki aminoglikosida/
bakterial - Stapphylococcus pneumonia toksisitas yang minimal sefalosporin (fortified
- Pseudomonas aeuroginosa terhadap jaringan orbita antibiotic)
METODE

Rangkaian kasus retrospektif yang diambil di Universitas Hacettepe Fakultas kedokteran


bagian ophthalmologi unit kornea sebanyak 31 pasien

 20 pasien diobati dengan fortified aminoglikosida/ sefalosporin setelah fluoroquinolone gen.


4
 11 pasien diobati dengan fortified aminoglikosida/ sefalosporin

SATURN
Pasien dievaluasi untuk kedalaman dan ukuran infiltrat kornea, regresi edema
kornea, ketajaman penglihatan, inflamasi anterior chamber, dan regresi hipopion
Sebelumnya telah memulai
pengobatan

Kriteria Pasien yang pernah


Eksklusi dirawat di klinik lain

Pasien dengan
komorbiditas sistemik

Penggunaan lensa kontak

Memiliki penyakit
permukaan mata lain
METODE
Untuk semua pasien, 1 tetes tiap 15 menit
dalam 6 jam pertama, setiap jam pada
siang dan malam pada 48 jam dan setiap
02
01 jam pada siang selama 3 hari berikutnya
dan dikurangi tergantung pada perjalanan
klinisnya. Pasien yang tidak merespon
Terapi dengan fluoroquinolone generasi fluoroquinolone dalam 72 jam pertama
ke-4 (Moxifloxacin 5 mg/ mL) atau dialihkan ke terapi fortified antibiotic.
fortified kombinasi sefalosporin Semua pasien sebelumnya tidak
(Cefazolin 50mg/ mL) dan diberikan perawatan lain dan tidak
aminoglikosida (Gentamicin 14mg/ menerima terapi steroid
mL)
METODE

● Ketajaman visual yang terkoreksi (BCVA), TIO, dan pemeriksaan


anterior serta posterior di evaluasi
● Hasil kultur dan apusan kornea juga dianalisis
● Infiltrasi kornea yang dalam dan superficial dibedakan
berdasarkan keterlibatan setengah atau lebih dari ketebalan
kornea penuh yang diperiksa dengan pemeriksaan
biomikroskopis
ANALISIS STATISTIK

● Analisis dilakukan menggunakan SPSS IBM versi 21.0


● Variable kontinyu dinyatakan sebagai mean dan standar deviasi
● Variable kategori dinyatakan sebagai jumlah dan presentase
● Variable kategori (kedalaman lesi, hipopion, lokasi lesi)
dibandingkan menggunakan uji chi-square
● Hubungan antara variable kategori dan numerik dianalisis
menggunakan uji eta
● Tingkat signifikansi diterima sebagai p<0,05
HASIL
HASIL

1. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara BCVA sebelum terapi dan sesudah terapi dengan
kelompok usia (p=0.695, p=0.096)
2. Dari 20 pasien yang diberikan fortified aminoglikosida/ sefalosporin setelah tidak ada respon
terhadap fluoroquinolone, infiltrate terdapat di perifer sebanyak 12 (60%) pasien dan di
paracentral sebanyak 8 (40%) pasien dan tidak ada lesi di sentral
3. Pada seluruh kelompok studi, menunjukkan respon yang baik tetapi secara statistik tidak
signifikan korelasi antara waktu untuk memulai pengobatan dengan BCVA awal (p=0.184)
4. Memulai pengobatan lebih dini dinilai dapat memberikan respon pengobatan yang lebih baik
HASIL

Dari hasil analisis kultur dan apusan


kornea didapatkan sebanyak 6 (6,66%)
bakteri gram positif dan 3 (3,33%)
bakteri gram negatif. Tidak ada jamur
atau parasit yang terdeteksi
HASIL

● Terdapat hipopion pada 5 mata pasien (16,1%). Adanya hipopion


ini merupakan hasil dari respon pengobatan yang buruk
(p=0,001)
● Menurut kedalaman lesinya, terdapat 15 (48,3%) lesi yang dalam
dan 16 (51,6%) lesi yang superficial. Lesi yang superficial
menunjukkan respon yang lebih baik pada pengobatan (p=0,037)
● Fluoroquinolone adalah agen terapeutik dengan penetrasi
jaringan yang sangat baik, dan toksisitas mata yang paling
sedikit
● Monoterapi antibiotic broad spectrum seperti
fluoroquinolone generasi ke-4 ini lebih sering digunakan
karena spektrum yang luas, stabilitas pada suhu kamar,
kenyamanan bagi pasien, dan biaya yang rendah

DISKUSI Moxifloxacin dan gatifloxacin adalah obat golongan
fluoroquinolone generasi ke-4 yang efektif membunuh
bakteri gram-positif dan gram-negatif jika dibandingkan
dengan fluoroquinolone generasi lainnya.
● Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kebanyakan
pasien keratitis yang tidak merespon pengobatan awal
dengan fluoroquinolone jika diberi fortified antibiotic
dapat merespon lebih baik
● Dalam penelitian sebelumnya juga disebutkan bahwa
terapi gatifloxacin dan fortified tobramycin-cefazolin
pada keratitis memberikan hasil efektivitas yang sama
DISKUSI dan tidak jauh berbeda dalam biaya
● Meskipun efektivitasnya sama, generasi terbaru
fluoroquinolone sebagai first-line therapy ini harus
dibatasi agar tidak timbul resistensi
KESIMPULAN Fortified antibiotik masih
dapat digunakan sebagai
pengobatan keratitis bacterial
dan tetap menjadi alternatif
terbaik untuk terapi
fluoroquinolone
KETERBATASAN
PENELITIAN
 Desain yang retrospektif
 Tidak adanya kelompok kontrol
 Tingkat positif kultur yang rendah
 Ketidakmampuan mengevaluasi kepatuhan pengobatan pada pasien yang
tidak dirawat di rumah sakit selama pengobatan fluoroquinolone
 Tidak melakukan penilaian stabilitas obat
Critical
Apraisal
Judul dan Pengarang
Ya (+)
No. Kriteria
Tidak (-)

1 Jumlah kata dalam judul, < 12 kata -

Menggambarkan isi utama


2 Deskripsi Judul penelitian, cukup menarik
dan tanpa singkatan

3 Daftar penulis sesuai aturan jurnal +

4 Korespondensi penulis +
Tempat & waktu penelitian dalam
5 +
judul
6 Subjek penelitian +
Abstrak
Ya (+)
No. Kriteria
Tidak (-)

1 Abstrak 1 paragraf +

2 Secara keseluruhan Informatif +

3 Tanpa singkatan selain yang baku +

4 Kurang dari 250 kata +

5 Tidak menuliskan kutipan pustaka +


Pendahuluan
Ya (+)
No. Kriteria
Tidak (-)
1 Terdiri dari 2 bagian atau 2 paragraf -

Paragraf pertama mengemukakan


2 -
alasan dilakukan penelitian
3 Penelitian sebelumnya +

Paragraf ke 2 menyatakan hipotesis


4 -
atau tujuan penelitian

5 Didukung oleh pustaka yang relevan +

6 Kurang dari 1 halaman +


Metode
Ya (+)
No. Kriteria
Tidak (-)
1 Jenis dan rancangan penelitian +
Waktu (-)
2 Waktu dan tempat penelitian
Tempat (+)
3 Populasi sumber dan jumlah sampel +
4 Teknik sampling -
Inklusi (-),
5 Kriteria inklusi & eksklusi
Eksklusi (+)
6 Perincian cara penelitian +
7 Blind -
8 Uji statistik p<0.05 +
9 Program komputer +
10 Persetujuan subjek +
Hasil
Ya (+)
No. Kriteria
Tidak (-)

1 Jumlah subjek +

2 Tabel karakteristik subjek +

3 Tabel hasil penelitian +

4 Komentar dan pendapat penulis tentang hasil +

5 Tabel analisis data dengan uji -


Pembahasan, Kesimupulan dan Daftar Pustaka
Ya (+)
No. Kriteria
Tidak (-)
1 Pembahasan dan kesimpulan terpisah +
Pembahasan & kesimpulan dipaparkan dengan
2 +
jelas
Pembahasan mengacu dari penelitian
3 +
sebelumnya
4 Pembahasan sesuai landasan teori +

5 Keterbatasan penelitian +
6 Simpulan utama +

7 Simpulan berdasarkan penelitian +


8 Saran penelitian -
9 Penulisan daftar pustaka sesuai aturan +
TERIMAKA
SIH

Anda mungkin juga menyukai