Anda di halaman 1dari 33

BREASTFEEDIN

G
Pendahulua
nSituasi Masalah Gizi di Indonesia
1 dari 3 Baduta & balita di Indonesia stunting. Stunting (kerdil)
adalah kondisi tumbuh gagal pafa anak balita akibat kekurangan gizi
kronis terutama dakam 1000 Hari Pertama Kelahiran (HPK)
Prevalensi stunting pada Baduta tahun 2013 sebanyak
32,9 dan tahun 2018 sebanyak 29,9 (Riskesda)
Prevalensi stunting pada Balita (Riskesda) yaitu pada tahun
2008
terdapat sebanyak 36,8 kasus stauntung, tahun 2010
sebanyak 35,6,
tahun 2013 sebanyak 37,2 dan pada tahun 2017 ssebanyak
30.8%

1. 2 Provinsi memiliki prevalensi stunting > 40%


2. 18 Provinsi memiliki prevalensi stunting >30 – 40 %
3. 13 Provinsi memiliki prevalensi stunting 20 – 30%
4. Halnya DKI jakarta yang memiliki prevanlensi
stunting <20%
FAKTA PRAKTIK MENYUSUI DI INDONESIA
IN I SIA SI M EN Y U S U D I N I (D i antara
anak umur < 2 tahun)
o 57% dapat ASI dalam 1 jam setelah lahir
o 61% segera diletakkan di dada ibu
o 60% terjadi kontak kulit dengan ibu

AS I EKSKLUSIF
Separuh (52%) bayi umur < 6 bulan mendapat
ASI eksklusif. Media lama pemberian ASI
eksklusif adalah 3 bulan
Beberapa hal yang perlu
diketahui:
1
• Ibu dan bayi sudah dp berinterakhir dalam menit –
menit pertama setelah melahirkan, jika bayi segera
diletkkan di perut-dada ibu dg kulit melekat ke kulit
bayi

2
• Bayi menunjukkan kemampuan yang menakjubkan.
Dalam usia beberapa menit bayi dapat merangkat
kearah payudara dan menyusu sendiri (the breast
crawl)

3 • Kulit ibu memilik kemampuan menyesuaikan dg suhu


yg dibutuhkan bayi (thermoregulator, thermal
synchrony)
INISIASI MENYUSU DINI (IMD)
IMD adalah permulaan bayi menyusu pada satu jam
pertama setelah lahir. IMD merupakan kegiatan bayi
menyusu bukan disusui oleh ibu, karena setiap bayi
memiliki kemampuan yang alami untuk menyusu
sendiri. C ara bayi IMD dinamakan The Breast Crawl
BEBERAPA PENELITIAN TENTAN G
IM D
Dr.Lennart Righard & Margareta Alade,
1990
🞂 Pada persalinan normal, bayi yang begitu lahir, tali pusat dipotong,
dikeringkan dg cepat. Setelah itu, dikeringkan di dada atau perut ibu
dg kontak kulit bayi ke kulit ibu dibiarkan setidaknya satu jam. Pada
usia 20 menit, bayi mulai merangkak ke arah payudara dan dalam usia
50 menit ia menyusu dg baik
🞂 Bayi yang langsung dipisahkan dari ibunya untuk ditimbang, diukur,
dibersihkan, hasilnya 50% bayi tidak dapat menyusu sendiri
🞂 Bayi lahir dg obat-obatan segera setelah lahir dan diletakkan didada
ibu tidak semua dapat menyusu sendiri
🞂 Bayi lahir dg obat-obatan dan segera dipisah dari ibunya maka tidak
ada satupun yang dapat menyusu sendiri.
🞂 Kemampuan bayi merangkak mencari payudara bertahan beberapa
minggu
🞂 Pd bayi yg dibiarkan menyusu sendiri setelah berhenti menyusu baru
dipisakan dari ibu. Pada usia 10 jam ditelakkan kembali di bawah
payudara ibu, ia tambah menyusu dg baik
Sose dkk CIBA Foundation,
1978

Terdapat hubungan saat kontak ibu – bayi pertama kali terhadap lama
menyusui. Pada usia 6-12 bulan, bayi yg diberi ksesmpatan menyusu dini,
hasilnya 59% dan 38% yang masih di susui. Bayi yang tidak diberi
kesempatan menyusu dini tinggal 29% dan 8% yang masih disusui
di usia yang sama
Fika dan Syafiq, Journal Kedokteran Trisakti,
2003
Penelitian di Jakarta – Indonesia menunjukkan bayi
yang diberi kesempatan untuk menyusu dini,
hasilnya delapan kali lebih berhasil ASI eksklusif
Dr.Karen Edmond,
2006
Penelitian di Ghana pada juli 2003 – juli 2004
terhadap 10.947 bayi baru lahir:
o Jika bayi diberi kesempatan menyusu dalam 1 jam
pertama dg dibiarkan kontak kulit ke kulit ibu maka
22% nyawa bayi dibawah 28 hari dp diselamatkan
o Jika mulai menyusu pertama, saat bayi diatas dua
jam dan dibawah 24 jam pertama, tinggal 16%
nyawa bayi dibawah 28 hari yg dapat
diselamatkan
17X o Merangsang produksi hormon
Mengurangi radang paru oksitosin yang berfungsi
merangsang sekresi ASI
6– 8X o Merangsang kontraskis uterus
Mengurangi resiko kanker anak (membantu melahirkan plasenta,
dan mengurangi resiko
40 – 50% perdarahan)
Mengurangi resiko asma o Meningkatkan ambang rangsang
40 – 47% nyeri dan membuat ibu lebih
tenang
Menurunkan resiko terjadinya o Mengurangi volume darah
infeksi yang hilang selama tahap ke
22% empat melahirkan
o Mengurangi resiko kanker
Mengurangi angka kematian bayi
payudara, kanker indung telur
8,6% dan kanker rahim
Mengurangi angka kematian balita o Mengurangi resiko
dan 13% untuk pemberian ASI osteoporosis, diabetes
eksklusif selama 11 bulan maternal dan arthritis
reumatoid
MANFAAT UNTUK BAYI o Metode KB yang aman
TAHAPAN IMD
I M D yang kurang I M D yang
tepat dianjurkan
o Bayi diletakkan di perut o Begitu lahir, letakkan bayi
ibu yang sudah dialasi diatas perut ibu yg sudah
dialasi kain kering
o Bayi segera dikeringkan, o Keringkan seluruh tubuh
tali pusat dipotong & termasuk kepala dg cepat
diikat kecuali kedua tangan
o Bayi dibedong/dibungkus o Tali pusat dipotong, lalu diikat
o Tidak terjadi kontak dg o Vernix (zat lemak putih) yg
melekat di tubuh bayi
kulit ibu sebaiknya tdak dibersihakn
o Memasukan putting susu karena membuat nyaman kulit
ibu ke mulut bayi bayi
o Setelah itu bayi dibawa o Tengkurapkan bayi di dada
atau perut ibu tanpa
ke recovery room utk dibedong dengan kontak skin
ditimbang, diukur, di to skin. Ibu dan bayi
cap, diberik suntikan diselimuti bersama-sama, beri
vit K dan tetes mata topi untuk mengurangi
pengeluaran panas dari kepala
Peran Ayah Dalam
IMD
o Mendorong ibu dan tenaga kesehatan yang membantu proses
persalinan untuk melakukan IMD
o Selalu mendampingi ibu selama proses IMD
o Memberikan informasi kepada ibu akan pentingnya melakukan IMD
o Membantu mempersiapkan perlengkapan IMD, seperti topi bayi dan
selimut
o Membantu meletakkan bayi ke dada ibu setelah melahirkan untuk
melakukan IMD
o Menganjurkan ibu untuk membiarkan bayi melakukan skin
to skin atau
kontak kulit antara bayi dan ibu selama satu jam pertama setelah
melahirkan
o Mengajurkan ibu untuk membiarkan bayi merangkak mencari
payudara sendiri selama IMD
o Membantu mengawasi posisi bayi di dada ibu selama proses IMD
o Memberikan dukungan emosional atau psikologi,
o Memberikan makanan atau minuman yang diinginkan ibu selama IMD
Perhatian
!!!
1. Hadirkan pendamping persalinan
2. Minimalisir penggunaan terapi farmakologi
3. Jangan bersihkan vernix pada tubuh bayi
4. Pertahankan kontak skin to skin hingga minimal 1 jam
5. Bayi mampu mencari putting susu sendiri, tidak
perlu dipaksa
6. Rawat bayi dalam 1 ruangan (rooming in/rawat gabung
ASI Ekslusif

🞂 Hanya memberikan ASI saja kepada


bayi tanpa cairan/makanan
tambahan lainnya seperti air putih,
teh, madu, pisang, pepaya, nasi tim dll. ASI
eksklusif diberikan selama 6 bulan
pertama kehidupan. MP-ASI dapat diberikan
pada bayi diatas 6 bula, namun
pemberian ASI dapat dilanjutkan sampai
bayi berusia 2 tahun
Jenis
ASI
Kekurangan tidak memberikan ASI
Ekslusif
1. Bayi kekurangan gizi besi
2. Produksi ASI berkurang
3. Menimbulkan gangguan pencernaan seperti kram
usus, konstipasi atau timbulnya gas
4. Bayi kelebihan natrium yang dapat memicu
terjadinya hipertensi
5. Bayi beresiko terkena obesitas dan kolesterol tinggi
6. Memicu timbulnya alergi makanan pada bayi
7. Bayi mudah sakit spt batu, pilek, demam,
sembelit dan diare
Posisi
Menyusui
Perlekatan Bayi Saat
Menyusui
o C (chin) = dagua bayi menpel di payudara ibu
o A (areola) = sebagian besar areola masuk ke mulut
bayi, terutama areola bagian bawah
o L (lips)= bibir bayi terlipat keluar (bibir atas terlipat
keatas dan bibir bawah terlipat kebawah sehingga
tidak mencucu\
o M (mouth)= mulut terbuka lebar
Tanda B ayi Cukup
A SIBayi BAK minimal 6 kali dalam sehari dan berwarna
1.
jernih sampai kuning muda
2. Bayi rutin BAB 2 kali dalam sehari dan berwarna
kekuningan “berbiji”
3. Bayi setidaknya menyusu 10 – 12 kali dalam sehari
4. Bayi tampak puas
5. Sewaktu – waktu merasa lapar bayi akan terbangun
6. Bayi cukup istirahat 14 – 16 jam dalam sehari
7. Payudara ibu terasa lembut dan kosong setiap kali
selesai menyusui
8. Ibu dapat merasakan geli karena aliran ASI setikan kali
selesai menyusui
9. Bayi bertambah berat badan
PIJAT O K S I T O S I N
Pijat ositosin merupakan back massage di punggu ibu
untuk merangkan pengeluaran hormon oksitosin
Manfaat pijat oksitosin:
1. Membantu ibu secara psikologis seperti
menenangkan, memberikan rasa nyaman dan
menghilangkan stress
2. Melepaskan hormon oksitosin sehingga
dapat memperlancar produksi ASI
3. Mengurangi bengkan pada payudara
4. Mengurangi sumbatan ASI
Dukungan Bidan Dalam Memberikan
ASI
1. Membiarkan bayi bersama ibu segera mungkin
setelah lahir selama beberapa jam pertama
2. Mengajarkan cara merawat payudara yang sehat
kepada ibu untuk mencegah masalah umum yang
dapat timbul
3. Memantau bayi pada saat pertama kali menyusu
4. Menempatkan bayi dekat dengan ibunya
dikamar yang sama (rooming in)
5. Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin
6. Memberikan kolostrum atau ASI saja pada bayi
7. Menghindari memberikan susu botol dan dot
empeng
Breastfeeding
Father
Keberhasilan ibu dalam melakukan IMD dan pemberian
ASI Eksklusif sangat dipengaruhi oleh dukungan
keluarga terutama dukungan dari suami yang
disebut dengan breastfeeding father.

🞂 Breastfeeding father adalah dukungan penuh dari


seorang suami kepada istrinya dalam proses
menyusui.Tujuan ayah ASI adalah untuk
menyukseskan pemberian ASI eksklusif kepada bayi
sejak bayi lahir sampai usia 6 bulan dan
dilanjutkan dengan ASI partial sampai usia 2
tahun
Penelitian Evareny,
2010
Praktik pemberian ASI secara eksklusif meningkat
2,25 kali lebih tinggi pada kelompok ayah
mendukung ASI eksklusif dibandingkan pada
kelompok ayah yang tidak mendukung ASI eksklusif
Manfaat Ayah
ASI
Meningkatkan rasa percaya diri ibu dalam memberikan ASI
Eksklusif kepada bayinya
Proses menyusui menjadi mudah dan menyenangkanbagi
ibu bukan merupakan sebuah beban
Meningkatkan produksi hormon oksitosin sehingga produksi
ASI menjadi lancar
Membentuk hubungan yang harmonis antara ibu dan ayah
dalam memberikan ASI ekslusif
Meningkatkan kesadaran dan kepedualian tentang pentingnya
ASI Eksklusif
Menambah wawasan, pengalaman dan keterampilan
tentang pemberian ASI eksklusif
PERA N
1. AYAH
Mencari informasi seputar ASI dan menyusui
2. Memberikan dukungan dalam melaksanakan IMD
3. Memberikan dukungan positif
4. Berpartisipasi dalam merawat dan mengasuh bayi
5. Membantu pekerjaan rumah tangga
6. Memenuhi asupan nutrisi ibu menyusui
7. Memenuhi kebutuhan yang diperlukan ibu menyusui
8. Menjadi suporter bagi istri saat menyusui
9. Membantu mengatasi masalah saat menyusui
10. Mendampingi ibu dan bayi melakukan pemeriksaan kesehatan
11. Menjadi manajer persediaan ASIP
12. Menciptakan jalinan komunikasi yang baik
13. Menjadi penguat pertahanan bagi ibu atas mitos-mitos soal ASI
14. Mencari ruang khusus menyusui dan memerah ASI ketika berada di tempat
umum
15. Terlibat dan memberikan dukungan dalam KP-ASI (kelompok pendukung ASI)
CARA
MENJADI
AYA H
5. BijkasanaA SI
1. Mencari Informasi
sebanyak mungkin tentang
ASI dalam
menyusu
mendampingi istri
i
2. Menjadi pendukung
ibu saat menyusui 6. Memotivasi
istri untuk
menyusui
3. Menjadi Orang
tua sebenarnya
7. Berbagi dg orang
4. lain
Bertanggungjawab
terjadap keluaarga 8. Bekerja sama dengan istri
eksklusif
dlam menyukseskan ASI
Faktor yang memperngaruhi ayah
ASI

Budaya

Pendapatan

Pendidikan
Trimakasi
h

Anda mungkin juga menyukai