Anda di halaman 1dari 20

Lampiran II

KEDEPUTIAN BIDANG SDM APARATUR


KEMENTERIAN NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
Jakarta Juli 2010
I. PENDAHULUAN
 Dalam rangka pelaksanaan reformasi birokrasi guna
menciptakan birokrasi yang efektif, efisien, dan produktif serta
mendukung terwujudnya tata kepemerintahan yang baik dan
pemerintahan yang bersih dan berwibawa, serta
mengoptimalkan pelaksanaan otonomi daerah, salah satu
aspek yang perlu dilakukan adalah penataan Pegawai Negeri
Sipil secara komprehensif dan berkelanjutan.

 Penataan Pegawai Negeri Sipil bertujuan untuk memperoleh


pegawai yang tepat dan rasional baik dalam jumlah, kualitas,
komposisi dan distribusi pada setiap instansi Pemerintah sesuai
dengan kebutuhan riil organisasi berdasarkan analisis jabatan
dan perhitungan beban kerja.

 
 Dalam rangka penataan pegawai tersebut diperlukan
perencanaan SDM aparatur yang sistematis dan konstruktif
untuk mampu meningkatkan kinerja organisasi dalam rangka
pencapaian visi, misi dan tujuan organisasi.

 Untuk mendapatkan kualitas PNS yang sesuai tuntutan


kompetensi jabatan perlu adanya sistem pengadaan yang
obyektif, transparan, akuntabel dan bebas dari korupsi, kolusi
dan nepotisme serta tanpa intervensi.
 
PERMASALAHAN
1. Penetapan formasi tergantung pada anggaran yang tersedia, yang
kondisinya sangat terbatas.

2. Usulan masing masing instansi baik pusat maupun daerah selalu jauh
lebih besar dari alokasi tambahan formasi secara nasional sangan
terbatsnya ketersediaan anggaran sehingga untuk tahun 2010 :
 Usulan instansi pusat, dari 67 instansi yang mengusulkan
dengan jumlah usulan 147.007, alokasi yang tersedia ----
 Usulan Instansi Daerah dari 518 Kabupaten/Kota dan Provinsi
yang mengusulkan jumlah usulan 883.118, alokasi yang tersedia
……
 Ada beberapa instansi pusat dan daerah yang tidak
mengusulkan tambahan formasi
3. Usulan formasi dari instansi belum sepenuhnya berdasarkan
atas analisis jabatan dan perhitungan beban kerja riil organisasi
serta belum mempertimbangkan ketersediaan anggaran untuk
belanja pegawai
4. Usulan formasi belum didahului dengan penataan pegawai
secara keseluruhan
III. OPTIMALISASI ALOKASI FORMASI
Alokasi tambahan formasi yang diperoleh setiap instansi
diprioritaskan pada jabatan-jabatan yang sangat penting
dan mendesak.
Diprioritaskan pada jabatan-jabatan yang kinerjanya
dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, penciptaan
lapangan kerja dan pengurangan kemiskinan,
pengendalian pertumbuhan penduduk serta pemenuhan
tenaga dengan standar internasional
Melakukan penataan pegawai dengan melakukan
analisis beban kerja, analisis kebutuhan dan analisis
kekuatan pegawai (bezeting) serta melakukan realokasi
pegawai yang ada sesuai kompetensi
IV. PERTIMBANGAN ALOKASI TAMBAHAN FORMASI
TAHUN 2010
A. PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG PENSIUN PADA TAHUN 2010
Jumlah Pegawai Negeri Sipil yang mencapai Batas Usia Pensiun Tahun
2010 secara nasional sejumlah 112.536 orang terdiri dari :
a. Instansi Pusat : 25.285
b. Instansi Daerah : 87.251 +
Jumlah : 112.536

B. JUMLAH TENAGA HONORER YANG TERCATAT DI BKN


Data sementara tenaga honorer yang dinyatakan tercecer/tertinggal yang
dihimpun di BKN per 14 April 2010 sejumlah 197.687 yang terdiri :
a. Instansi Pusat : 78.057
b. Instansi Daerah : 119.630 +
Jumlah : 197.687
Jumlah itu akan didata berdasarkan Surat Edaran Men.PAN dan RB Nomor
05 Tahun 2010 yang dilanjutkan dengan verifikasi dan validasi data tenaga
honorer untuk mendapatkan data yang up to date
C. JUMLAH USUL TAMBAHAN FORMASI CPNS TAHUN 2010
1) Instansi Pusat : 147.007

2) Instansi Daerah :
- Propinsi : 28.088
- Kabupaten/Kota : 855.030
Jumlah usul : 1.020.125

D. JUMLAH PENDUDUK DAN PNS


 Jumlah PNS Keadaan Desember 2009 sejumlah : 4.524.205 *)
- PNS Pusat : 906.658 (20%)
- PNS Daerah : 3.617.547 (80%)
 Jumlah penduduk di Indonesia tahun 2009 sejumlah : 233.477.400**)
 Prosentase antara jumlah PNS terhadap jumlah penduduk di Indonesia
tahun 2009 sebesar 1,94%.
E. JUMLAH BELANJA PEGAWAI DIBANDING APBN/D
 Provinsi rata-rata 66 % ***
*) Data BKN per 31 Desember 2009
 Kabupaten/kota ….. % **) Data BPS tahun 2009
***) Data Kem. Keu 2010
V. KEBIJAKAN TAMBAHAN FORMASI TAHUN 2009

A. Alokasi tambahan formasi CPNS untuk instansi


Pusat sejumlah 75.000 dengan rincian :
1. Honorer :
2. Pelamar Umum :

B. Alokasi tambahan formasi untuk Daerah


(Provinsi, Kab/Kota) sejumlah ………… dengan
rincian :
1. Honorer :
2. Pelamar Umum :
VI PRIORITAS
A. TENAGA HONORER
Penyelesaian tenaga honorer yang memenuhi ketentuan PP 48 Tahun
2005 sebagaimana diubah dengan PP Nomor 43 Tahun 2007 yang
dinyatakan tercecer/teringgal setelah dilakukan validasi dan verifikasi
serta ditetapkannya PP

B PELAMAR UMUM
1. INSTANSI PUSAT DENGAN PRIORITAS UNTUK TENAGA
TEKNIS
a. Tenaga Penegakan Hukum (Hakim, Jaksa, Panitera, Juru Sita,
Pemeriksa Pajak, Bea Cukai, Keimigrasian)
b. Tenaga Keselamatan dan pemenuhan standar internasional
(Mualim, Pengatur Lalulintas Udara/ATC, Pengawas
Keselamatan Penerbangan dan Pelayaran, Aviation Security,
Karantina Hewan, Tumbuhan, Resquer, Penjaga Lapas)
c. Tenaga Teknis pelaksana fungsi utama Kementerian dan
LPNK (113 Jabatan fungsional yang telah ditetapkan
Men.PAN dan RB), contoh: Veteriner/Medik Veteriner (Kem.
Tan), Statistisi (BPS), Peneliti (LIPI), Pengawas
Ketenagakerjaan, Instruktur ( Kem. Nakertrans), Pengawas
(BPK), Auditor (BPKP),Dosen di Perguruan Tinggi
( Kem.Diknas/ Kem.Ag) dll
2. INSTANSI DAERAH DENGAN PRIORITAS
A. TENAGA GURU
Untuk memenuhi kebutuhan Guru sesuai UU Nomor 14 Tahun 2004 dan PP
Nomor 74 Tahun 2008 dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa
Catatan : bagi daerah yang kebutuhan Guru sudah terpenuhi sesuai dengan
formula perhitungan formasi guru yang ditetapkan MenDiknas, di prioritaskan ke
Tenaga Teknis
B. TENAGA KESEHATAN
Pemenuhan tenaga Medis dan Paramedis pada satuan organisasi layanan
kesehatan pemerintah untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat)
C. TENAGA TEKNIS

1) Jabatan/pekerjaan yang mendukung :


a. pertumbuhan ekonomi,
b. penciptaan lapangan kerja untuk mengurangi pengangguran
dan
c pengurangan kemiskinan,
contoh : Penyuluh Pertanian, Penyuluh Perikanan, Instruktur (di
BLK), Veteriner, Medik Veteriner, Penyuluh Koperesi dan UKM
dll.
2) Jabatan/pekerjaan yang mendukung keselamatan masyarakat contoh :
Penguji Kendaraan Bermotor, Pengawas ketenagakerjaan, Pengawas
Transportasi, Penera, .
3) Jabatan/ yang mendukung pengendalian jumlah penduduk, contoh :
Penyuluh KB

3. PRIORITAS LAINNYA
DAERAH PERBATASAN, TERPENCIL DAN TERTINGGAL

Daerah perbatasan terpencil dan tertinggal perlu diprioritaskan


pemenuhan Tenaga Guru, Tenaga Kesehatan dan Tenaga Teknis seperti
Polisi Hutan, Petugas Karantina, Keimigrasian, Bea cukai dll yang
berkaitan langsung dalam menjaga integritas NKRI
Contoh: Kab. Nunukan Kab. Mappi, Kab. Merauke, Kab Jayapura, Kab
Lingga, Kab Belu, Kab Sangihe, Kab Natuna, Kab Sambas, Kab
Kepulauan Anambas, Kab Sitaro dll
I. PENDAHULUAN

 Pengadaan pegawai adalah kegiatan mengisi formasi yang lowong

 Pengadaan pegawai bertujuan untuk memperoleh CPNS yang


kompeten /berkualitas sesuai tuntutan kompetensi jabatan (job
requarement)

 Pengadaan PNS dari pelamar umum berdasarkan ketentuan Peraturan


Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 tentang Pengadaan Pegawai
Negeri Sipil sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 11 Tahun 2002 tentang Pengadaan Pegawai Negeri Sipil

 Prinsip pengadaan objektif, transparan, kompetitif, akuntabel, bebas


KKN, tidak diskriminatif, serta tidak dipungut biaya apapun.
I. PELAKSANAAN PENGADAAN
 Pengadaan CPNS pada setiap instansi bersifat terbuka bagi seluruh WNI
maka dilarang membatasi pelamar dengan persyaratan yang tidak obyektif.

 Pengumuman dilakukan sekurang-kurangnya 15 (lima belas) hari sebelum


tanggal penerimaan lamaran dan lamanya pengumuman sekurang-
kurangnya selama 15 (lima belas) hari. Pengumuman diinformasikan seluas
luasnya melalui berbagai media masa yang mudah diketahui oleh warga
negara.

 Pelamar yang boleh mengikuti ujian CPNS, ijazahnya harus sesuai dengan
kualifikasi pendidikan yang tercantum dalam formasi jabatan yang telah
ditentukan oleh Men.PAN dan RB.

 Formasi yang memerlukan kualifikasi pendidikan yang diperkirakan tidak


terdapat sumber daya pelamar pada Kabupaten/Kota atau Provinsi yang
bersangkutan, maka dapat dipenuhi/diambil dari daerah lain dengan cara
diumumkan/diiklankan melalui media cetak/elektronik dan media lainnya
yang tersedia atau menyampaikan informasi lowongan tersebut pada
perguruan tinggi yang menghasilkan kualifikasi pendidikan atau
 Pengumuman pengadaan pegawai Instansi Pusat dan Daerah dapat
diumumkan melalui webside Men.PAN dan RB :
www/http/menpan.go.id.
 
 Untuk penyusunan soal ujian dan pengolahan Lembar Jawaban
Komputer (UK), Pejabat Pembina Kepegawaian melakukan
kerjasama dengan Rektor Perguruan Tinggi Negeri atau Pimpinan
tertinggi Instansi Pemerintah;

 Dalam rangka efisiensi dan efektivitas pelaksanaan pengadaan CPNS


Daerah dikoordinasikan oleh Gubernur selaku wakil pemerintah
pusat di daerah ( UU Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah dan PP Nomor 19 tahun 2010, tentang Tata Cara Pelaksanaan
Tugas dan Wewenang serta Keduidukan Keuangan Gubernur selaku Wakil
Pemerintah di Provinsi).
 
 Untuk meningkatkan obyektifitas pelaksanaan pengadaan CPNS mulai dari
pengumuman, pendaftaran, seleksi, pengolahan LJK dan pengumunan hasil
seleksi seoptimal mungkin agar menggunakan teknologi informasi.

 Pengolahan LJK dan hasilnya setiap instansi disaksikan dan ditandatangani


oleh unsur unit pengawasan internal instansi yang bersangkutan (inspektorat),
dan Unsur Pemerintah dan instansi lain yang terkait, Hasil LJK disamopaikan
kepada BKN.

 Penentuan kelulusan didasarkan pada ranking nilai tertinggi dan ranking nilai
berikutnya sampai dengan ranking nilai terendah sesuai dengan jumlah
alokasi formasi masing-masing jabatan yang ditetapkan oleh Men.PAN dan RB.

 Dokumen LJK dan dokumen lain yang terkait dengan proses seleksi tidak
boleh dimusnahkan paling kurang 2 tahun setelah pelaksanaan pengadaan
PNS.
III. P EMBIAYAAN DAN PELAPORAN
a. Pembiayaan
Biaya penyelenggaraan pengadaan CPNS dan belanja/gaji pegawai bagi Insta
Pusat dibebankan pada APBN Tahun 2010 dan telah dicantumkan dalam DI
Tahun 2010 masing-masing instansi. Sedangkan biaya penyelenggara
pengadaan CPNS dan belanja/gaji pegawai bagi Instansi Daerah dibebankan dala
APBD masing-masing Propinsi, Kabupaten, dan Kota.
 
b.Pelaporan

Masing-masing Pejabat Pembina Kepegawaian harus melaporkan pelaksana


pengadaan CPNS di instansi masing-masing kepada MentPAN dan RBdan Kepa
BKN.

Anda mungkin juga menyukai