Dalam rangka penataan pegawai tersebut diperlukan
perencanaan SDM aparatur yang sistematis dan konstruktif
untuk mampu meningkatkan kinerja organisasi dalam rangka
pencapaian visi, misi dan tujuan organisasi.
2. Usulan masing masing instansi baik pusat maupun daerah selalu jauh
lebih besar dari alokasi tambahan formasi secara nasional sangan
terbatsnya ketersediaan anggaran sehingga untuk tahun 2010 :
Usulan instansi pusat, dari 67 instansi yang mengusulkan
dengan jumlah usulan 147.007, alokasi yang tersedia ----
Usulan Instansi Daerah dari 518 Kabupaten/Kota dan Provinsi
yang mengusulkan jumlah usulan 883.118, alokasi yang tersedia
……
Ada beberapa instansi pusat dan daerah yang tidak
mengusulkan tambahan formasi
3. Usulan formasi dari instansi belum sepenuhnya berdasarkan
atas analisis jabatan dan perhitungan beban kerja riil organisasi
serta belum mempertimbangkan ketersediaan anggaran untuk
belanja pegawai
4. Usulan formasi belum didahului dengan penataan pegawai
secara keseluruhan
III. OPTIMALISASI ALOKASI FORMASI
Alokasi tambahan formasi yang diperoleh setiap instansi
diprioritaskan pada jabatan-jabatan yang sangat penting
dan mendesak.
Diprioritaskan pada jabatan-jabatan yang kinerjanya
dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, penciptaan
lapangan kerja dan pengurangan kemiskinan,
pengendalian pertumbuhan penduduk serta pemenuhan
tenaga dengan standar internasional
Melakukan penataan pegawai dengan melakukan
analisis beban kerja, analisis kebutuhan dan analisis
kekuatan pegawai (bezeting) serta melakukan realokasi
pegawai yang ada sesuai kompetensi
IV. PERTIMBANGAN ALOKASI TAMBAHAN FORMASI
TAHUN 2010
A. PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG PENSIUN PADA TAHUN 2010
Jumlah Pegawai Negeri Sipil yang mencapai Batas Usia Pensiun Tahun
2010 secara nasional sejumlah 112.536 orang terdiri dari :
a. Instansi Pusat : 25.285
b. Instansi Daerah : 87.251 +
Jumlah : 112.536
2) Instansi Daerah :
- Propinsi : 28.088
- Kabupaten/Kota : 855.030
Jumlah usul : 1.020.125
B PELAMAR UMUM
1. INSTANSI PUSAT DENGAN PRIORITAS UNTUK TENAGA
TEKNIS
a. Tenaga Penegakan Hukum (Hakim, Jaksa, Panitera, Juru Sita,
Pemeriksa Pajak, Bea Cukai, Keimigrasian)
b. Tenaga Keselamatan dan pemenuhan standar internasional
(Mualim, Pengatur Lalulintas Udara/ATC, Pengawas
Keselamatan Penerbangan dan Pelayaran, Aviation Security,
Karantina Hewan, Tumbuhan, Resquer, Penjaga Lapas)
c. Tenaga Teknis pelaksana fungsi utama Kementerian dan
LPNK (113 Jabatan fungsional yang telah ditetapkan
Men.PAN dan RB), contoh: Veteriner/Medik Veteriner (Kem.
Tan), Statistisi (BPS), Peneliti (LIPI), Pengawas
Ketenagakerjaan, Instruktur ( Kem. Nakertrans), Pengawas
(BPK), Auditor (BPKP),Dosen di Perguruan Tinggi
( Kem.Diknas/ Kem.Ag) dll
2. INSTANSI DAERAH DENGAN PRIORITAS
A. TENAGA GURU
Untuk memenuhi kebutuhan Guru sesuai UU Nomor 14 Tahun 2004 dan PP
Nomor 74 Tahun 2008 dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa
Catatan : bagi daerah yang kebutuhan Guru sudah terpenuhi sesuai dengan
formula perhitungan formasi guru yang ditetapkan MenDiknas, di prioritaskan ke
Tenaga Teknis
B. TENAGA KESEHATAN
Pemenuhan tenaga Medis dan Paramedis pada satuan organisasi layanan
kesehatan pemerintah untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat)
C. TENAGA TEKNIS
3. PRIORITAS LAINNYA
DAERAH PERBATASAN, TERPENCIL DAN TERTINGGAL
Pelamar yang boleh mengikuti ujian CPNS, ijazahnya harus sesuai dengan
kualifikasi pendidikan yang tercantum dalam formasi jabatan yang telah
ditentukan oleh Men.PAN dan RB.
Penentuan kelulusan didasarkan pada ranking nilai tertinggi dan ranking nilai
berikutnya sampai dengan ranking nilai terendah sesuai dengan jumlah
alokasi formasi masing-masing jabatan yang ditetapkan oleh Men.PAN dan RB.
Dokumen LJK dan dokumen lain yang terkait dengan proses seleksi tidak
boleh dimusnahkan paling kurang 2 tahun setelah pelaksanaan pengadaan
PNS.
III. P EMBIAYAAN DAN PELAPORAN
a. Pembiayaan
Biaya penyelenggaraan pengadaan CPNS dan belanja/gaji pegawai bagi Insta
Pusat dibebankan pada APBN Tahun 2010 dan telah dicantumkan dalam DI
Tahun 2010 masing-masing instansi. Sedangkan biaya penyelenggara
pengadaan CPNS dan belanja/gaji pegawai bagi Instansi Daerah dibebankan dala
APBD masing-masing Propinsi, Kabupaten, dan Kota.
b.Pelaporan