Anda di halaman 1dari 11

PEMBEKALAN UKNI-

DEPARTEMEN KMB
Integumentary system
Seorang laki-laki berusia 58th. Dirawat di ruang bedah dengan diagnosis medis ulklus kaki
diabetic dan sudah menjalani debrodement di kamar bedah. Hasil pengkajian klien
menyatakan nyeri denga skala 8. Dari pemeriksaan fisik di dapatkan wajah menyeringai
kesakitan, perilaku hati-hati dalam bergerak, ansietas, tekanan darah 130/80mmHg, nadi
80x/menit, suhu 360C, Respirasi rate 20x/menit. Pada lengan klien terdapat luka pasca
operasi

Diagnosa keperawatan utama pada kasus ini adalah:


A. Resiko tinggi terhadap disfungsi neuromuskular
B. Kerusakan integritas jaringan
C. Intoleransi aktivitas
D. Nyeri akut
E. Ansietas
Seorang perempuan berusia 47th. Di dirawat di ruang bedah dengan diagnosis medis
cellulitis hari ke 10. Dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 110/70mmHg,
nadi 90/menit, suhu 380C, Respirasi rate 20x/menit. Klien tirah baring, mengeluh
nyeri dengan skala nyeri 6, keterbatasan bergerak. Klien mengeluh sedikit pusing, dan
ketidak mampuan bergerak pada daerah yang terluka. Balutan belum diganti dan
nampak eksudat merembes kekuningan. Hasil lab Hb normal, Leukosit meningkat,
albumin klien rendah. Kelainan patofisiologis utama pada klien tersebut adalah

A. Dehidrasi
B. Shock
C. Infeksi
D. Asidosis
E. Nutrisi
Seorang perempuan berusia 47th. Di dirawat di ruang bedah dengan diagnosis medis
cellulitis hari ke 10. Dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 110/70mmHg,
nadi 90/menit, suhu 380C, Respirasi rate 20x/menit. Klien tirah baring, mengeluh
nyeri dengan skala nyeri 6, keterbatasan bergerak. Klien mengeluh sedikit pusing, dan
ketidak mampuan bergerak pada daerah yang terluka. Balutan belum diganti dan
nampak eksudat merembes kekuningan. Hasil lab Hb normal, Leukosit meningkat,
albumin klien rendah. Tindakan apa yang wajib dilakukan pada perawatan luka
berikutnya?

A. Debridement di kamar operasi


B. Kultur luka
C. Resusitasi cairan
D. Gunakan povidone iodin 10% atau lebih pada luka
E. Gunakan perhidrol/ hydrogen proksida (H2O2) pada luka
Seorang laki-laki berusia 25 tahun, dirawat di bangsal bedah suatu rumah sakit
dengan luka decubitus grade 4. Klien mengeluh nyeri dan kaku terutama pada kaki
sebelah kanan. Klien juga mengeluh demam dan menggigil. Area fiksasi luka
Nampak kemerahan, bengkak, dan teraba lebih hangat. Vital sign TD: 120/80
mmHg, N: 85x/menit, S: 38,5oC, RR: 19x/ menit. Diagnosa keperawatan utama pada
klien ini adalah:
A. Nyeri akut
B. Ansietas
C. Inefektif perfusi jarigan perifer
D. Resiko infeksi
E. Gangguan mobilitas fisik
◦ Seorang laki-laki berusia 25 tahun, dirawat di bangsal bedah suatu rumah sakit
dengan abses dan significant undermining (rongga pada luka). Klien mengeluh
nyeri dan kaku terutama pada kaki sebelah kanan. Klien juga mengeluh demam
dan menggigil. Area fiksasi Nampak kemerahan, bengkak, dan teraba lebih hangat.
Vital sign TD: 120/80 mmHg, N: 85x/menit, S: 38,5oC, RR: 19x/ menit. Tindakan
mandiri yang dapat dilakukan perawat yaitu:
A. Levofloxacin intravena
B. Antrain intravena
C. Perawatan luka teknik steril
D. Perawatan luka teknik bersih
E. Traksi tulang
Seorang perempuan berusia 35 tahun dirawat di ruang bedah dengan keluhan nyeri
berat di paha sebelah kiri setelah mengalami kecelakaan 10 hari yang lalu. Hasil
pemeriksaan fisik didapatkan TD: 120/80 mmHg, N: 80 x/mnt, RR: 20 x/mnt, T:
36,5o C, hasil pemeriksaan menunjukkan adanya luka bakar grade 3 seluas 9%. Saat
ini pasien sudah diablut seluruh area luka nya. Monitoring utama yang harus
dilakukan oleh perawat adalah
A. Vital sign
B. Pemeriksaan hematologis
C. Status nutrisi
D. Keluhan nyeri
E. Neurovaskuler perifer
Seorang perempuan berusia 35 tahun dirawat di ruang bedah etelah
mengalami luka bakar 10 hari yang lalu. Hasil pemeriksaan fisik
didapatkan TD: 120/80 mmHg, N: 80 x/mnt, RR: 20 x/mnt, T: 36,5o C,
hasil pemeriksaan menunjukkan adanya luka bakar grade 4 seluas 9% .
Saat ini pasien sudah dibalut pada seluruh area luka nya.. Masalah
keperawatan utama pada klien ini adalah:
A. Gangguan mobilitas fisik
B. Nyeri akut
C. Kerusakan integritas jaringan
D. Resiko disfungsi neurovaskuler perifer
E. Resiko infeksi
Seorang laki-laki usia 32 tahun terdiagnosis menderita kusa/lepra. Pasien
mengeluh tangan dan kaki nyeri dan sulit untuk digerakkan. Pasien
direncanakan untuk mendapatkan multi drug therapy (MDT). Pasien tampak
cemas dan menanyakan tentang terapi yang akan ia jalani. Apakah edukasi yang
tepat untuk pasien tersebut?
A. Tujuan dan manfaat MDT
B. Anjurkan untuk telapak kaki menempel di ujung bed
C. ROM tidak perlu dievaluasi sesering mungkin
D. Anjurkan pasien untuk menggerakkan ekstrimitas distal yang nyeri
E. Tidak perlu memberikan bantalan dibawah ekstrimitas yang nyeri
◦ Seorang laki-laki usia 55 tahun dirawat di ruang penyakit dalam karena sendi
lutut kanan dan kiri terasa nyeri dan sulit digerakkan. Anamnesa didapatkan
data nyeri skala 7 dan meningkat jika digerakkan. Nyeri dan bengkak sudah
muncul selama 1 bulan. Diagnosa medis menyatakan klien menderita
kusta/lepra. Pemeriksaan fisik didapatkan kedua lutut nampak edema, teraba
hangat dan nyeri jika ditekan. ROM berkurang, klien tidak mampu berjalan.
TTV TD: 110/80mmHg, N : 92x/menit, S: 37oC, RR: 17x/menit. Intervensi
mandiri yang tepat untuk mengatasi keluhan utama klien yaitu
A. Antiinflamasi
B. Kompres dingin
C. Kompres hangat
D. Imobilisasi
E. Bantuan mobilisasi
Seorang laki-laki usia 55 tahun dirawat di ruang bedah karena sendi lutut
kanan dan kiri mengalami luka bakar derajat 2, terasa nyeri dan sulit
digerakkan. Anamnesa didapatkan data nyeri skala 7 dan meningkat jika
digerakkan. Nyeri dan bengkak sudah muncul selama 4 hari. Pemeriksaan
fisik didapatkan kedua lutut nampak edema, teraba hangat dan nyeri jika
ditekan. ROM berkurang, klien tidak mampu berjalan. TTV TD:
110/80mmHg, N : 92x/menit, S: 37oC, RR: 17x/menit. Pada kasus ini nyeri
terjadi karena:
A. Edema tidak terkontrol
B. Gangguan mobilitas fisik
C. Invasi mikroorganisme
D. Intoleransi aktivitas
E. Kerusakan jaringan

Anda mungkin juga menyukai