Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN KASUS

PRAKTIK KEBIDANAN STAGE


PERSALINAN FISIOLOGIS

OLEH :
1.Ita Kartika Sugesti ( P1337424520134 )
2.Nilam Prasetyaning Dewi (P1337424520131)
3.Nasiti Putri Budi Utami (P1337424520088
4.Intan Ega Rarassari (P1337424517037)
5.Dian Safitri (P1337424517027
6.Yunita (P1337424520066)
Bab 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup
diluar kandungan melalui jalan lahir atau, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Utami & Fitriahadi,
2019). Berdasarkan data Word Healt Organization (WHO) pada tahun 2017 AKI sebanyak 177 per 100.000 kelahiran
hidup. Berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2015 AKI menurun sebesar 305
per 100.000 kelahiran hidup. Program yang dilakukan Jawa Tengah untuk menurunkan AKI dan AKB yaitu Jateng
Gayeng Nginceng Wong Meteng (5NG) dengan 4 fase. ANC terintegrasi, Optimalisasi SDM bidan, Optimalisasi buku
KIA dan P4K. (Jateng, 2018).
RUMUSAN MASALAH
● Bagaimana melakukan asuhan kebidanan persalinan fisiologis pada Ny.
A umur 20 tahun G1P0A0 UK 39 minggu Janin Tunggal Hidup Intra
Uterin presentasi kepala, puka, kala II di Puskesmas Selomerto 1.
BAB II
TINJAUAN TEORI
BAB III
KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN FISIOLOGIS
PADA NY. A USIA 20 TAHUN G1P0A0 USIA KEHAMILAN 39 MINGGU
JANIN TUNGGAL HIDUP INTRAUTERINE,
PRESKEP, PUKA, INPARTU KALA II
DI PUSKESMAS SELOMERTO 1
DATA SUBYEKTIF
DATA OBYEKTIF
01 Pemeriksaan Umum 02 Palpasi

Keadaan umum : Baik Leoplod I : TFU 2 jari di bawah


Tensi :120/80 mmHg PX, pada bagian fundus satu bagian,
Kesadaran : Composmentis bulat, lunak dan tidak melenting
Nadi : 88 x /menit (bokong).
BB : 62 kg Leoplod II : pada perut ibu sebelah
Suhu /T : 36,5 0C kanan teraba tahanan keras
TB : 150 cm memanjang seperti papan (punggung),
RR : 24 x/menit pada perut ibu sebelah kiri teraba
LILA : 25 cm bagian-bagian kecil janin
(ekstremitas).
Leoplod III : bagian bawah teraba
satu bagian bulat, keras dan tidak
dapat digerakan (kepala)
Leoplod IV : Divergen
Penurunan Kepala : 4/5
TFU : 28 cm
TBJ : (TFU-11) x 155
= (28-11) x 155
= 17 x 155
= 2635 gram

Whoa!
Auskultasi :
DJJ : 144 x/menit irama reguler

PEMERIKSAAN DALAM
Tanggal / jam : 21 Oktober 2021 Jam 20.15 WIB
Vulva/vagina : lunak, tidak ada oedema
Serviks
Posisi : Medial
Pembukaan : 10 cm
Efficement : 100 %
Kulit ketuban : negatif (ngepyok warna jernih) jam 20.10 WIB
Presentasi : kepala
POD (Point of direction) : UUK kiri depan
Penyusupan : 0
Penurunan bagian terbawah : Hodge III
ANALISA

Ny. A usia 20 tahun G1P0A0 umur kehamilan 39 minggu, janin tunggal


hidup intrauterine, puka, letak membujur, preskep U inpartu kala II.
PENATALAKSANAAN

● Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik
Hasil : Ibu senang keadaannya dan janinnya baik
● Memastiakn partus set lengkap
Hasil : semua lata telah disiapkan
● Mengatur posisi ibu
Hasil : ibu memilih posisi miring kiri dan dorsal recumbent
● Mengajarkan Ibu dan memimpin ibu meneran serta meminta suami untuk membantu ibu meneran dalam
posisi setengah duduk (memimpin ibu meneran ketika ibu mempunyai dorongan yang kuat).
Hasil : ibu kooperatif dan suami bersedia membantu ibu
● Menganjurkan ibu untuk makan dan minum di sela kontraksi
Hasil : ibu sudah mengerti dan bersedia minum
Memimpin ibu untuk meneran saat ada kontraksi
Hasil : ibu bersedia minum.
● Menganjurkan ibu untuk nafas panjang saat tidak ada kontraksi
Hasil : ibu sudah mengetahui dan melakukan sesuai anjuran
● Mengecek detak jantung janin saat tidak ada kontraksi
Hasil : DJJ 138 x/menit irama reguler
• Meletakan kain diatas perut ibu dan underpad di bawah bokong ibu
Hasil : kain dan undepad sudah terpasang
• Membuka tutup partus set, mengecek kelengkapan alat, dan memakai handscoon
Hasil : alat lengkap dan handscoon terpasang
• Menolong persalinan dengan cara menekan perineum dengan tangan kanan,
menggunakan kain bersih dan tangan kiri menahan vertex saat kepala mulai
crowning 5-6 cm depan vulva, saat kepala sudah keluar, cek lilitan tali pusat,
tunggu putaran paksi luar, melahirkan bahu dengan cara biparetal, tangan kanan di
atas kepala bayi dan tangan kiri di bawah minta ibu sedikit meneran sambil
menekan kepala ke arah bawah dan lateral tubuh bayi hingga bahu depan lahir,
gerakkan kepala ke atas dan lateral tubuh bayi hingga bahu belakang lahir dan
seluruh dada depan dilahirkan, kemudian sangga dan susur dengan cara menelusuri
dan memegang tubuh bayi bagian punggung, bokong dan kaki bayi dengan tangan
kiri lalu menilai sekilas keadaan bayi.
Hasil : bayi lahir spontan pukul 02.25 WIB, jenis kelamin laki – laki,
menangis kuat, kulit kemerahan, dan gerakkan aktif. Apgar score 1 menit
pertama 10.
• Meletakkan bayi pada perut ibu yang sudah diberikan handuk dan mengeringkan
bayi mulai dari muka, bagian tubuh lain kecuali bagian telapak tangan
Hasil : bayi sudah dikeringkan.
PEMBAHASAN

Pada pukul 02.15 WIB, Ny.A merasakan dorongan ingin meneran seperti hendak BAB dan ketuban
pecah spontan. Berdasarkan pemeriksaan Bidan meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi
yang nyaman untuk ibu, dan ibu memilih posisi dorsal recumbent.
Kala II Ny.A berlangsung selama 10 menit , bayi lahir spontan pada pukul 02.25 WIB, bayi
segera menangis kuat, kulit kemerahan, gerak aktif, dan berjenis kelamin laki-laki. Terdapat
kesenjangan teori antara penatalaksanaan asuhan persalinan Kala II sesuai 60 langkah APN pada
Ny.A, yaitu tidak melakukan vulva hygiene, tidak meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 di
bawah bokong ibu. Hal ini dikarenakan tidak adanya prosedur tetap di untuk melakukan vulva
hygiene, meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 di bawah bokong ibu sehingga untuk melakukan
stanen perineum menggunakan kain bersih/ popok bayi ibu. APD (alat perlindungan diri) pada saat
persalinan telah disiapkan dengan lengkap. Pemakaian perlindungan diri dalam menolong persalinan
yang digunakan berupa gown, celemek, faceshield, sepatu boots dan handscoon box (non steril) dan
handscoon steril atau melakukan pertolongan persalinan sesuai dengan 60 langkah APN.
Segera setelah lahir bayi dikeringkan dan dilakukan pemotongan tali pusat. Menurut Ajeng Rakhma
Sejati, dalam penelitiannya tentang “ Pengaruh Penundaan Pemotongan Tali Pusat terhadap Lama
Lahir Plasenta, Lama Puput Tali Pusat dan Keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) di RB Anny
Rahardjo dan RB Rosnawati Jakarta Timur” didapatkan hasil bahwa lama puput tali pusat 1,5 lebih
cepat untuk bayi yang dilakukan penundaan pemotongan tali pusat (Sejati, 2018). Kemudian bayi
diletakkan di atas dada ibu untuk dilakukan IMD. dengan posisi ibu sedikit miring. Hal ini sudah
sesuai dengan teori penelitian (Setyorini, Rustina and Nasution, 2011), mengemukakan bahwa ada
pengaruh inisiasi menyusu dini dengan peningkatan suhu tubuh bayi karena kulit bayi menempel
pada kulit ibu sehingga terjadi konduksi, yaitu perpindahan panas secara langsung dari ibu ke bayi.
Pada persalinan kala III, bidan melakukan pengecekan adanya janin kedua, dengan hasil tidak ada
janin kedua kemudian melakukan penyuntikkan oksitosin 10 IU secara IM, peregangan tali pusat
terkendali, kemudian plasenta lahir dalam waktu 10 menit secara spontan pada pukul 02.35 WIB,
masase fundus minimal 15 detik, dan pengecekan kelengkapan plasenta.
Kala IV pada Ny.A berjalan tanpa penyulit, kontraksi fundus baik, dan laserasi derajat dua dan
dilakukan hecting perineum dengan anestesi lidocaine 2 %. Tekanan darah ibu 110/70 mmHg, TFU
2 jari di bawah pusat, kandung kemih kosong. Dalam Kala IV ibu dan keluarga diajarkan dan
dianjurkan untuk melakukan masase fundus untuk memantau kontraksi fundus dan mencegah
perdarahan post partum dan menganjurkan Ny.N untuk tidak membuang air susu yang pertama kali
keluar (kolostrum). Sehingga Ny.A tidak membuang kolostrum karena telah diberikan konseling
untuk tidak membuang kolostrumnya.
Untuk observasi perdarahan dan tanda tanda vital ibu, dilakukan pemantauan setiap 15 menit
dalam 1 jam pertama dan 30 menit dalam jam kedua setelah persalinan. Setelah itu, dilakukan
dekontaminasi ibu, alat, dan tempat persalinan, serta melengkapi partograf. Tidak terdapat
kesenjangan antara teori penatalaksanaan asuhan persalinan kala IV sesuai APN dan praktik dalam
penatalaksanaan persalinan Kala IV pada Ny.A.
Selama proses persalinan baik secara fisiologis (normal) maupun patologis mempunyai kemungkinan
atau potensi mengalami berbagai kesulitan ataupun kegawatdarutan selama proses persalinan
seperti partus lama, partus macet, pendarahan, emboli air ketuban, preeklamsi dan eklamsi,
distosia bahu, fetal distress. Dengan adanya berbagai kemungkinan terjadinya penyulit-penyulit
tersebut, diharapkan sebagai tenaga kesehatan harus lebih peka dalam melakukan deteksi dini dan
memberikan support sistem kepada ibu.
Kesimpulan
Persalinan normal adalah pengeluaran hasil konsepsi yang di kandung selama 37-42 minggu, presentasi
belakang kepala atau ubun-ubun kecil dibawah sympisis melalui jalan lahir biasa, keluar dengan tenaga ibu sendiri,
disusul dengan pengeluaran plasenta dan berlangsung kurang dari 24 jam. Setelah ibu maupun bayi dalam kondisi
baik.
pada kasus Ny.A ditemukan bahwa Ny.A melahirkan secara spontan dengan bantuan bidan tanpa adanya
penyulit dilihat dari pemantauan tanda-tanda vital dan pemeriksaan fisik serta obstetric yang dilakukan secara
berkala untuk menghindari adanya penyimpangan atau penyulit.
Kelahiran bayi merupakan peristiwa penting bagi kehidupan seorang pasien dan keluarganya. Sangat penting
untuk diingat bahwa persalinan adalah proses yang normal dan merupakan kejadian yang sehat. Namun demikian,
potensi terjadinya komplikasi yang mengancam nyawa selalu ada sehingga bidan harus mengamati dengan ketat
pasien dan bayi sepanjang proses melahirkan. Dukungan yang terus menerus dan penatalaksanaan yang terampil
dari bidan dapat menyumbangkan suatu pengalaman melahirkan yang menyenangkan dengan hasil persalinan yang
sehat dan memuaskan.
Saran
Saran-saran yang dapat penulis sampaikan antara lain:
• Untuk Klien
ANC yang teratur dapat membantu mendeteksi setiap hal sehingga memudahkan dalam proses persalinan. Segera periksa
ke tenaga kesehatan apabila mengalami gangguan dalam kehamilan.
• Untuk Bidan
Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuannya dan keterampilan dalam memberikan penanganan yang diperlukan
dengan baik, cepat serta cepat
• Untuk Praktikan
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan kasus ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan
pengetahuan dan kemampuan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat penulis harapkan
demi penyempurnaan laporan kasus ini. Mahasiswa bisa mengkaji dan melakukan asuhan kebidanan pada ibu bersalin
normal.Referensi terbaru dalam penulisan laporan kasus ini sangat diperlukan guna mendukungperkembangan ilmu
pengetahuan.
• Untuk lahan Praktik
Dengan adanya presentasi kasus ini lebih banyak perhatian dan bimbingan kepada mahasiswa dengan tujuan untuk
meningkatkan pelayanan dan pendidikan.
• Untuk Institusi Pendidikan
Semoga dengan adanya presentasi kasus di lahan dapat dijadikan klarifikasi antara teori dikampus dengan di lahan.
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai