KORELASI ANTARA
SUMBER AIR MINUM
DENGAN PREVALENSI
KEJADIAN DIARE DI
DESA SANDING
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Diare buang air besar tinja berbentuk cair
frekuensi lebih dari 3 kali/hari.
Sering ditemukan pada anak-anak
Frekuensi di Negara berkembang > Negara maju 2-5 kali
lebih besar
Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Indonesia (2001)
diare menempati urutan kedua penyakit mematikan
yang berasal dari penyakit infeksi
Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004
angka kematian meningkat
Di Desa Sanding angka kejadian diare meningkat
RUMUSAN MASALAH
Tujuan Umum
• Mengetahui prevalensi kejadian diare
• Mengetahui hubungan antara pengunaan sumber air
minum dengan angka kejadian diare
Tujuan Khusus
• Mengidentifikasi apakah hubungan antara pengunaan
sumber air minum dengan angka kejadian diare
• Mengidentifikasi sumber air minum yang digunakan oleh
warga
MANFAAT PENELITIAN
Buang air besar encer dengan frekuensi lebih dari tiga kali
per hari (disertai atau tanpa disertai darah atau lender)
Diare akut berlangsung kurang dari 15 hari
Diare kronik berlangsung lebih dari 15 hari
Diare persisten berlangsung 15-30 hari
Diare infektif penyebabnya infeksi
Diare noninfektif tidak ditemukan infeksi
Diare organic penyebab anatomik, bakteriologik,
hormonal atau toksikologik
Diare fungsional tidak ditemukan penyebab organik.
ETIOLOGI
Faktor Infeksi
Infeksi enternal
Infeksi bakteri
Infeksi virus
Infeksi parasit
Infeksi parental
Bukan faktor infeksi
Alergi makanan : susu dan protein
Gangguan metabolik atau malabsorbsi.
Iritasi langsung pada saluran pencernaan oleh makanan
Obat-obatan seperti antibiotik
Penyakit usus seperti Colitis ulseratif, crohn disease dan enterocolitis
Faktor psikologis : rasa takut dan cemas
Obstruksi usus
PATOFISIOLOGI
Gangguan osmotik
Tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat
Terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga
usus isi rongga usus berlebihan sehingga merangsang
usus mengeluarkannya
Gangguan sekresi
Toxin masuk sekresi air dan elektrolit kedalam usus
Gangguan motalitas usus
Hiperperistaltik penyerapan makanan menurun
bakteri tumbuh berlebihan peradangan pada rongga
usus sekresi air dan elektrolit meningkat
MANIFESTASI KLINIS
Sering buang air besar lebih dari 3 kali
Anoreksia
Vomiting
Feces encer dan terjadi perubahan warna dalam beberapa
hari
Terjadi perubahan tingkah laku
Respirasi cepat dan dalam
Kehilangan cairan/dehidrasi (turgor kulit jelek, kulit
kering, fontanel dan mata yang cekung, penurunan
tekanan darah)
EVALUASI DIAGNOSTIK
Anamnesis
Sacred 7
Onset : Sejak kapan diare terjadi
Kronologi : Bagaimana kronologis terjadinya diare
Kuantitas :Berapa kali buang air besar dalam sehari
Kualitas : Bagaimana konsistensi dari kotoran yang keluar
Faktor memperberat dan memperingan gejala
Lokasi
Gejala lain yang dirasakan
Fundamental 4
Riwayat sakit sebelumnya
Riwayat penyakit keluarga
Riwayat pengobatan seblumnya
Riwayat sosial pasien
EVALUASI DIAGNOSTIK
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan tinja
Kultur tinja
Pemeriksaan elektrolit; BUN, kreatinin, dan glukosa
Pemeriksaan darah lengkap
Pemeriksaan kimia darah
Pemeriksaan AGD
Pemeriksaan radiologis
e.x. : Sigmoskopi, Kolonoskopi
PENATALAKSANAAN
Tergantung derajat diare :
Dehidrasi ringan (hilang cairan 2-5% BB)
Dehidrasi sedang (hilang cairan 5-8% BB)
Dehidrasi berat (hilang ciaran 8-10% BB)
Skor
Yang dinilai
1 2 3
Keadaan umum Baik Lesu/haus Gelisah, lemas, mengantuk
hingga syok
4 Analisis Data √
5 Presentasi √
TERIMA KASIH