Anda di halaman 1dari 73

PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF

KRONIK

Oleh : dr. Fania Rizkyani

Pembimbing dr. RA Linda Andriani Sp.PD, K-P


PENDAHULUAN
• Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) merupakan
penyebab ketiga tertinggi dari kematian di dunia.

• PPOK adalah penyakit kronik saluran nafas yang dapat


dicegah dan dapat diobati
• Ditandai dengan hambatan aliran udara yang tidak
sepenuhnya reversibel dan bersifat progresif yang
berhubungan dengan inflamasi kronik sebagai respon
terhadap partikel atau gas yang berbahaya
• Eksaserbasi dan komorbiditas berkontribusi terhadap
beratnya penyakit.

Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease. Global Strategy for The Diagnosis, Management,
and Prevention of Chronic Obstructive Pulmonary Disease. 2022. Available from: www.goldcopd.org.
FAKTOR RISIKO
• Merokok
• Polusi udara di rumah
• Populasi udara di lingkungan
• Populasi udara di tempat kerja
• Asap pembakaran: hutan, sampah
• Populasi udara
• Infeksi
• Status sosial ekonomi
• Gen: defisiensi alpha 1 antitripsin (AATD)
• Hiperaktif bronkus

Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease. Global Strategy for The Diagnosis, Management,
and Prevention of Chronic Obstructive Pulmonary Disease. 2022. Available from: www.goldcopd.org.
© 2022 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
PATOGENESIS PPOK

Beberapa mekanisme:
• Adanya proses inflamasi kronik
• Stress oksidatif
• Gangguan keseimbangan antara proteolitik dan anti
proteolitik

Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease. Global Strategy for The Diagnosis, Management,
and Prevention of Chronic Obstructive Pulmonary Disease. 2021. Available from: www.goldcopd.org.
Diagnosis
• PPOK harus dipikirkan pada pasien
dengan sesak, batuk kronik/ produksi
sputum, riwayat infeksi saluran nafas
bawah yang rekuren dan/atau riwayat
eksposur faktor resiko dari penyakit
• Spirometri dibutuhkan untuk membuat
diagnosis (FEV1/FVC <0,7
mengkonfirmasi adanya hambatan aliran
nafas persisen)
Diagnosis
Gejala Keterangan
Sesak yaitu; Progresif (sesak bertambah seiring dengan berjalannya waktu).
Bertambah berat dengan aktifitas.
Presisten (menetap sepanjang hari).
Dijelaskan oleh bahasa pasien sebagai “perlu usaha untuk
bernafas”
Berat, sukar bernafas, terengah-engah.

Batuk kronik Hilang timbul dan mungkin tidak berdahak.


Batuk kronik berdahak: Setiap batuk kronik berdahak dapat mengindikasikan PPOK

Riwayat terpajan faktor risiko, Asap rokok.


terutama Debu dan bahan kimia di tempat kerja.
Asap dapur.
Riwayat keluarga PPOK dan/atau BBL,
Faktor risiko saat anak-anak infeksi saluran nafas
Diagnosis
Pemeriksaan Keterangan
Pursed-lips breathing (mulut setengah terkatup /mencucu).
Inspeksi
Barrel chest (diameter antero-posterior dan transversal sebanding).
Penggunaan otot bantu napas.
Hipertropi otot bantu napas.
Pelebaran sela iga.
Bila telah terjadi gagal jantung kanan terlihat denyut vena jugularis di leher
dan edema tungkai.
Penampilan pink puffer atau blue bloater.

Palpasi Pada emfisema fremitus melemah, sela iga melebar.

Perkusi Pada emfisema hipersonor dan batas jantung mengecil, letak diafragma
rendah, hepar terdorong ke bawah.

Auskultasi Suara napas vesikuler normal, atau melemah.


Terdapat ronki dan atau mengi pada waktu bernapas biasa atau pada
ekspirasi paksa.
Ekspirasi memanjang.

9
Diagnosis
Pemeriksaan Keterangan
Radiologi Ro Thorax  hiperlusen, ruang intercostal melebar, diafragma mendatar,
jantung mengantung, hiperinflasi.

EKG Mengetahui komplikasi pada jantung yang ditandai oleh P pulmonal dan
hipertrofi ventrikel kanan.

Bakteriologi Sputum pewarnaan Gram dan kultur resistensi  pola kuman dan memilih
antibiotik yang tepat.

Kadar alpa-1 Kadar α -1 antitripsin rendah pada emfisema herediter (emfisema pada usia
antitripsin muda), defisiensi antitripsin α -1 jarang ditemukan di Indonesia.

10
© 2022 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
© 2022 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
© 2022 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
SPIROMETRI
• Spirometri merupakan uji fungsi paru dasar yang
mengukur udara inspirasi dan ekspirasi
• Terdapat 3 pengukuran standar
1. Volume
2. Waktu
3. Flow

• Objektif, non-invasif, sensitif terhadap perubahan, dan


resproducible
Interpretasi Spirometri
© 2022 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
© 2022 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
© 2022 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
Assessment Tool

© 2022 Global Initiative for Chronic


Obstructive Lung Disease
Asesmen Gejala

© 2022 Global Initiative for Chronic


Obstructive Lung Disease
© 2022 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
A = low risk, less symptoms C = high risk, less symptoms
B = low risk, high symptoms D = high risk, high symptoms

© 2022 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease


© 2022 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
Tatalaksana
Golongan Antimuskarinik

Tatalaksana Short-acting antimuscarinics (SAMAs)


Bronkodilator Long-acting antimuscarinics (LAMAs)
Bronkodilator
meningkatkanFEV1
meningkatkan FEV1atau
atau
merubahvariabel
variabel Golongan Agonis β-2
merubah
spirometrilainnyadengan
spirometrilainnya dengan Short-acting (SABA)
merelaksasitonus
merelaksasi tonusotot.
otot. Long-acting (LABA)

Kombinasi Antikolinergik dan Agonis β-2

Memperkuat efek bronkodilatasi

Golongan Xantin
Inhalasi Kortikosteroid (ICS) Lepas lambat  pemeliharaan jangka
panjang 25
kombinasi ICS dan LABA lebih efektif Bentuk tablet atau puyer  mengatasi
sesak.
© 2022 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
© 2022 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
© 2022 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
© 2022 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
© 2022 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
© 2022 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
© 2022 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
© 2022 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
© 2022 Global Initiative for
Chronic Obstructive Lung
Disease
© 2022 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
© 2022 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
© 2022 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
© 2022 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
© 2022 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
© 2022 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
© 2022 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
© 2022 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
© 2022 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
© 2022 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
(Part I)

© 2022 Global Initiative for Chronic


Obstructive Lung Disease
(Part II)

© 2022 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease


Vaksinasi pada PPOK Stabil
Vaksin influenza  mengurangi penyakit
serius (seperti infeksi saluran napas
bawah) dan kematian pada pasien PPOK.

Vaksin
Vaksin pneumokokal;
 23-penumococcal polysaccharide vaccine (PPSV23) 
penderita PPOK usia muda dengan kondisi komormid yang
signifikan termasuk penyakit paru atau jantung kronik.
Penurunan insiden pada CAP pada pasien PPOK <65 tahun.

 13-conjungated pneumococcal vaccine (PCV13) pasien


>65 tahun, mengurangi bakterimia dan penyakit
pneumokokal invansif yang serius. 47
© 2022 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
© 2022 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
© 2022 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
© 2022 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
© 2022 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
© 2022 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
© 2022 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
© 2022 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
© 2022 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
Tatalaksana

Rehabilitasi Paru

Rehabilitasi paru merupakan strategi


terapi yang paling efektif untuk
memperbaiki sesak nafas, status
kesehatan, dan toleransi latihan.

58
Tatalaksana
Terapi Oksigen

Terapi Lainnya

Terapi Intervensi
Operasi pengurangan volume
paru
Bullectomy
Transplantasi
59
Tatalaksana
Nutrisi
Malnutrisi  bertambahnya kebutuhan energi akibat
kerja muskulus respirasi yang meningkat karena
hipoksemia kronik dan hiperkapni menyebabkan terjadi
hipermetabolisme.

Komposisi nutrisi yang seimbang dapat berupa tinggi


lemak rendah karbohidrat.

60
Ekaserbasi PPOK
• Diklasifikasikan menjadi
1. Mild (treated with short acting
bronchodilators only, SADBs)
2. Moderate (treated with SADBs plus
antibiotics and/or oral corticosteroids)
3. Severe (memerlukan perawatan)
© 2022 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
© 2022 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
© 2022 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
© 2022 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
© 2022 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
© 2022 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
© 2022 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
© 2022 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
© 2022 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
Terima
Kasih
72

Anda mungkin juga menyukai