Anda di halaman 1dari 31

Konsep Manajemen dan

Kepemimpinan

M Fahrin Azhari, Ns.,M.Kep


Department of Nursing Management
FKIK UM BANJARMASIN
Pengertian Manajemen
Manajemen biasanya diidentikkan dengan cara untuk mengatur beberapa hal secara baik dan sesuai dengan tujuan. Pengaturan dilakukan
agar hal hal yang diatur berjalan seimbang, lancar, dan mencapai tujuan yang diharapkan (Mugianti 2016).

Berikut ini akan diuraikan beberapa pengertian manajemen secara umum dari beberapa ahli
(Mugianti 2016)

● Manajemen adalah proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui orang lain (Gillies,1989)

● Menurut Siagian (1999), manajemen berfungsi untuk melakukan semua kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka mencapai
tujuan dalam batas – batas yang telah ditentukan pada tingkat administrasi.

● Liang Lie mengatakan bahwa manajemen adalah suatu ilmu dan seni perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengontrolan
dari benda dan manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
● Swanburg (2000) mendefinisikan manajemen sebagai ilmu atau seni tentang bagaimana menggunakan sumber daya secara efisien,
efektif dan rasional untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Expertise Term
Hersey and Colleagues
Hubber (2006), (2001)
manajemen adalah suatu proses koordinasi dan integrasi suatu proses bekerja dengan
dari beberapa sumber melalui Planning, organizing, individu dan group serta sumber
coordinating and controlling untuk mencapai tujuan. lain untuk mencapai tujuan
organisasi.

H. Koontz & O,Donnel Mary Parker Folllett


“Principles of Management manajemen sebagai seni dalam
You can describe the topic of menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
the section here
Prinsip Manajemen
1. Manajemen adalah kegiatan pengelolaan dan pengambilan keputusan.

2. Pengelolaan dan pengambilan keputusan selalu dihadapkan pada ketidakpastian (uncertainty).

3. Untuk memperoleh tujuan pengambilan keputusan dan mengurangi ketidakpastian diperlukan


data, informasi, dan proses pengendalian (Nursalam 2014).
Fungsi dasar Manajemen
George Terry L. Gullick H. Fayol Koonzt O’Donnel
Planning Planning Planning Planning
Organizing Organizing Organizing Organizing
Actuating Staffing, Directing, Commanding, Staffing, Directing
Coordinating Coordinating

Controlling Reporting Controlling Controlling


  Budgeting    

Berdasarkan table diatas, keempat ahli manajemen tersebut, banyak kesamaan, dan secara garis
besar dapat dikelompokan menjadi: fungsi perencanaan (Planning), fungsi pengorganisasian
(Organizing), fungsi penggerakan pelaksanaan (staffing, commanding, directing, coordinating),
fungsi pengawasan dan pengendalian (controlling, reporting). “(Management is a distinct
process consisting of planning, organizing, actuating, and controlling, utilizing in each both
science and art, and followed in order to accomplish predetermined objectives)”
CIRI MANAJEMEN
1. Manajemen merupakan suatu kegiatan yang diarahkan untuk mencapai tujuan
organisasi.
2. Manajemen sebagai proses merupakan suatu rangkaian kegiatan yang saling
berhubungan tiap tahapnya. Adapun tahapan dalam proses manajemen meliputi:
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan, pengarahan dan pengawasan.
3. Manajemen dapat dicapai bila ada ketersediaan sumber daya manusia yang cukup,
material dan sumber lain
4. Proses menggerakkan sumber daya tersebut harus dilakukan secara efisien dan efektif
agar tujuan tercapai.
5. Diperlukan orang yang kompeten dan menguasai kemampuan leadership dalam
menggerakkan sumber daya tersebut.
6. Penerapan manajemen berdasarkan ilmu dan juga seni atau keahlian yang harus dimiliki
oleh seorang manager (Basuki 2018).
LEADERSHIP

Gillies
“Kepemimpinan adalah kemampuan membuat
seseorang mengerjakan apa yang tidak ingin
mereka lakukan dan menyukainya”
DEFINITION OF LEADERSHIP

“Kepemimpinan sebagai suatu bentuk persuasi, suatu seni pembinaan kelompok


orangorang tertentu, biasanya melalui 'human relations' dan motivasi yang tepat,
sehingga tanpa adanya rasa takut mereka mau bekerja sama dan membanting
tulang memahami dan mencapai segala apa yang menjadi tujuan-tujuan
organisasi" (Mugianti 2016)

“kemampuan seseorang untuk


mempengaruhi orang lain
sebagai pengikutnya”
4 ASPEK KEPEMIMPINAN

1. Leader

2. Pengikut (Followers)

3. Tujuan

4. Situasi dan Komunikasi.


 
DASAR KEPEMIMPINAN
Banyak pendapat yang menghubungkan eratnya hubungan kepemimpinan dengan pengaruh yang dimiliki oleh seorang
pemimpin. Pada dasarnya kepemimpinan ada dua pola dasar dalam kepemimpinan yaitu:
 
1. Kepemimpinan formal Kepemimpinan yang bersifat resmi dalam sebuah organisasi, diatur sesuai pangkat, jabatan,
hirarki dan struktur dalam organisasi.
 
2. Kepemimpinan bersiſat informal
Kepemimpinan yang tidak berdasarkan hirarki, akan tetapi lebih didasarkan pada pengakuan nyata dari orang-orang di
sekitarnya karena kemampuan memikat, kemampuan ilmu, kemampuan membina hubungan kerja, dll.
 
Menurut Hersey & Colleagues (2013) dalam (Huber,2013), ada 3 (tiga) kemampuan yang perlu dimiliki oleh seorang
pemimpin yaitu:
 
1. Mendiagnosa :Melibatkan diri dalam memahami masalah dan solusinya. Hal ini merupakan kompetensi kognitif.

2. Adaptasi Mampu beradaptasi dengan situasi yang ada. Hal ini merupakan kompetensi perilaku.

3. Berkomunikasi Komunikasi digunakan dalam menjalankan sebagai proses untuk membuat orang bisa mengerti dan
menerima. Hal ini merupakan proses keterampilan.

 
“Pemimpin yang kuat merupakan pemimpin yang
memiliki visi yang jelas, daya tahan dan memiliki
kapasitas dalam menginspirasi orang lain”
Konsep Teori dan Prinsip Kepemimpinan Dalam
Keperawatan

- Kepemimpinan dalam keperawatan merupakan bagian dari sistem manajemen


keperawatan,di mana bagian dari sistem manajemen keperawatan meliputi pengumpulan
data, perencanaan, pengaturan, kepegawaian, kepemimpinan dan pengawasan.

- Konsep kepemimpinan dalam keperawatan merupakan penerapan pengaruh dan


bimbingan yang ditunjukkan kepada semua staf keperawatan untuk menciptakan
kepercayaan dan ketaatan sehingga timbul kesediaan melaksanakan tugas dalam rangka
mencapai tujuan pelayanan keperawatan yang efektif, efesien dan berkualitas.

- Sedangkan manajemen keperawatan adalah proses bekerja melalui anggota staf


keperawatan untukmemberikan asuhan keperawatan secara professional,sehingga
keduanya dapat saling mendukung (Imanuddin,2009).
Fungsi kepemimpinan yang berkualitas dalam manajemen pada umumnya diartikan
hanya berfungsi pada kegiatan supervisi tetapi dalam keperawatan fungsi tersebut
sangatlah luas, apabila posisi sebagai ketua tim, kepala ruangan atau perawat pelaksana
dalam suatu ruang maka diperlukan pemahaman tentang bagaimana mengelola dan
memimpin orang lain dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan yang berkualitas
(Sriyanti,2008).

Kepemimpinan merupakan proses memengaruhi dan mengarahkan berbagai tugas yang


berhubungan dengan aktivitas anggota kelompok. Kepemimpinan juga diartikan sebagai
kemampuan memengaruhi berbagai strategi dan tujuan, kemampuan mempengaruhi
komitmen dan ketaatan terhadap tugas untukmencapai tujuan bersama; dan kemampuan
memengaruhi kelompok agar mengidentifikasi. memelihara dan mengembangkan
budaya organisasi(Shegdill dalam Stoner dan Freeman 1989).
Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan (Leadership Style), yakni pemimpin yang menjalankan
fungsi kepemimpinannya dengan segenap keterampilan dan sikapnya. Gaya
kepemimpinan adalah cara seorang pemimpan bersikap, berkomunikasi, dan
berinteraksi dengan orang lain dalam mempengaruhi orang untuk melakukan
sesuatu. Gaya tersebut bisa berbeda – beda atas dasar motivasi, kuasa
ataupun orientasi terhadap tugas atau orang tertentu.
Gaya kepemimpinan pada dasarnya mengandung pengertian sebagai suatu perwujudan
tingkah laku dari seorang pemimpin yang menyangkut kemampuannya dalam memimpin.
Perwujudan tersebut biasanya membentuk suatu pola atau bentuk tertentu.
a. Gaya kepemimpinan otokratis
 
Macam-Macam Gaya Kepemimpinan
Istilah otokrasi berasal dari bahasa yunani. Istilah otokratis berasal dari dua kata yaitu: autos dan kratos. Autos
berarti sendiri atau diri pribadi, kratos adalah kekuasaan atau kekuatan.Otokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan
yang kekuasaan politiknya dipegang oleh satu orang.

Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan
kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang
oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan

Ciri/indikator Gaya Kepemimpinan Otokratis


a. Mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan mutlak yang harus dipatuhi,
b. pemimpinnya selalu berperan sebagai pemain tunggal, berambisi untuk merajai situasi,
c. Setiap perintah dan kebijakan selalu ditetapkan sendiri
d. Bawahan tidak pernah diberi informasi yang mendetail tentang rencana dan tindakan yang akan dilakukan,
e. Semua pujian dan kritik terhadap segenap anak buah diberikan atas pertimbangan pribadi,
f. Adanya sikap eksklusivisme
g. Selalu ingin berkuasa secara absolut,
h. Sikap dan prinsipnya sangat konservatif, kuno, ketat dan kaku, Pemimpin ini akan bersikap baik pada bawahan
apabila mereka patuh.
OTOKRATIS STYLE
Kelebihan
 
1. Keputusan akan dapat diambil dengan cepat karena mutlak hak pemimpin.
2. Mudah dilakukan pengawasan.
3. Tujuan lebih mudah dicapai, karena hanya mengadopsi kepentingan satu orang.
Dengan alasan yang sama, tidak pernah terjadi konflik kepentingan dalam
organisasi.

Kekurangan
1. Anggota organisasi tidak bisa berinovasi, minim kreasi.
2. Anggota organisasi tidak bisa menyampaikan pendapatnya dan tidak memiliki
posisi tawar dalam pengambilan keputusan.
3. Pemimpin terlalu berkuasa, sehingga biasanya sering terjadi
abuse of power.
Indikator gaya kepemimpinan Demokratis 
a) Wewenang pimpinan tidak mutlak
b) Terdapat pelimpahan sebagian wewenang kepada bawahan
c) Keputusan atau Kebijakan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan
B. Gaya kepemimpinan Demokratis, d) Komunikasi berlangsung timbal balik
Tipe kepemimpinan demokratis adalah e) Pengawasan dilakukan secara wajar
kebalikan dari pemimpin otoriter. Disini f) Prakarsa datang dari pimpinan maupun bawahan
pemimpin ikut berbaur dan berada ditengah- g) Penyaluran aspirasi bawahan secara luas
tengah anggotanya. Hubungan yang tercipta h) Tugas diberikan bersifat permintaan
juga tidaklah kaku seperti majikan dengan
i) Pujian dan kritik seimbang
bawahan, melainkan seperti saudara sendiri.
j) Pimpinan mendorong prestasi bawahan
Pemimpin selalu memperhatikan kebutuhan k) Kesetiaan bawahan secara wajar
kelompoknya dan mempertimbangkan
l) Memperhatikan perasaan bawahan
kesanggupan kelompok dalam mengerjakan
tugas. Pemimpin pun mau menerima m) Suasana saling percaya, menghormati dan menghargai
masukan dari bawahan
a.Kelebihan

1) Hubungan antara pemimpin dan bawahan


harmonis dan tidak kaku
b. Kelemahan
2) Keputusan dan kebijaksanaan diambil
1. Proses pengambilan keputusan akan berlangsung lama
melalui diskusi sehingga bawahan akan
karena diambil secara musyawarah
merasa dihargai dan dibutuhkan peranannya
2. Sulitnya dalam pencapaian kata mufakat karna pendapat
3) Mengembangkan daya kreatif dari bawahan
setiap orang jelas berbeda
karena dapat mengajukan pendapat dan saran
3. Akan memicu konflik apabila keputusan yang diambil
4) Bawahan akan merasa percaya diri dan
tidak sesuai dan apabila ego masing-masing anggota tinggi
nyaman sehingga bisa mengeluarkan
kemampuan terbaiknya untuk menyelesaikan
tugasnya

5) Tidak mudah lahir kubu oposisi karena


pemimpin dan bawahan sejalan
C. Kharismatik
Ciri khas pemimpin yang menonjolkan kewibawaan individu karena factor
bawaan lahir atau keturunan. Seorang pemimpin yang karismatik memiliki
kualitas inspiratif yang mendorong hubungan emosional dari para pengikutnya.  

D. Liberalistis (laisses faire)


Pemimpin yang tidak bisa mengambil keputusan sendiri dan meminta bantuan
bawahan untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan (Sulastien and
Sudariani).
 
Transformasional

terdapat dua unsur yang ada dalam kepemimpinan


transformasional, yaitu “relasional” dan “berurusan
dengan perubahan rill.

Pemimpin transformasional juga mampu mengubah


mental dan perilaku pengikutnya menjadi lebih baik.

Kepemimpinan transformasional ini adalah dalam


rangka perubahan status quo lewat nilai-nilai yang
dianut para pengikut (konstituen) dan pandangan mereka
terkait dengan tujuan yang lebih tinggi
The Hersey-Blanchard Model suggests no
leadership style is better than another.

The model suggests managers adapt their


leadership style to tasks and relationships in
the workplace.

The model's leadership styles are related


directly to the different maturity categories of
followers or employees.
TEORI KONTIGENSI DAN SITUASIONAL (HERSEY AND BLANCHARD)
The Hersey-Blanchard Model suggests no
leadership style is better than another.

The model suggests managers adapt their


leadership style to tasks and relationships in
the workplace.

The model's leadership styles are related


directly to the different maturity categories of
followers or employees.
EXPLANATION OF STYLE

• Delegating style: A low-task, low-relationship style wherein the


leader allows the group to take responsibility for task decisions.
This is best used with high maturity followers.
• Participating style: A low-task, high-relationship style that
emphasizes shared ideas and decisions. Managers can use this
style with moderate followers who are experienced but may lack
the confidence to do the tasks assigned.
• Selling style: A high-task, high-relationship style in which the
leader attempts to sell their ideas to the group by explaining task
directions in a persuasive manner. This, too, is used with
moderate followers. Unlike the previous style, these followers
have the ability but are unwilling to do the job.
• Telling style: A high-task, low-relationship style wherein the
leader gives explicit directions and supervises work closely. This
style is geared toward low maturity followers
TEORI MOTIVASI

Seorang pemimpin harus mengerti mengenai teori motivasi, jenis-jenis motivasi dan harus
mampu menerapkan pengetahuan tentang motivasi ini terhadap individu yang kompleks
dan dalam berbagai situasi yang mempengaruhi iklim organisasi.

Bila makanan dan rasa aman sulit diperoleh, pemenuhan


kebutuhan tersebut akan mendominasi tindakan seseorang
dan motif-motif yang lebih tinggi akan menjadi kurang
signifikan. Orang hanya akan mempunyai waktu dan energi
untuk menekuni minat estetika dan intelektual, jika
kebutuhan dasarnya sudah dapat dipenuhi dengan mudah.
Karya seni dan karya ilmiah tidak akan tumbuh subur dalam
masyarakat yang anggotanya masih harus bersusah payah
mencari makan, perlindungan, dan rasa aman.
Thanks SEE YOU NEXT WEEK

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon,and infographics &
images by Freepik
References
Basuki, D. (2018). Buku Ajar Manajemen Keperawatan, Sidoarjo: Indonesia
Pustaka.
 
Mugianti, S. (2016). "Manajemen dan Kepemimpinan dalam Praktek
Keperawatan." Jakarta: Kemenkes RI.

Nursalam, D. (2017). Manajemen Keperawatan" Aplikasi dalam Praktik


Keperawatan Profesional, Salemba Medika.

Sulastien, H. and P. W. Sudariani Buku Ajar Manajemen Keperawatan


dan Kepemimpinan, Guepedia.

Anda mungkin juga menyukai