Pertemuan 3. Radiasi Matahari
Pertemuan 3. Radiasi Matahari
Pertemuan 3. Radiasi Matahari
Radiasi matahari
1. Sinar Gamma
2. Sinar X-ray
3. Sinar Ultraviolet
4. Sinar Tampak
5. Sinar microwave untuk Radar dan Radiosonde
6. Sinar Infra Merah
7. Sinar Gelombang Radio Pendek
8. Sinar Gelombang Radio Panjang
9. Sinar Gelombang Radio AM
Dampak radiasi pada air laut juga
beragam.
Tidak semua radiasi matahari dapat
menembus badan air di laut.
Sekitar 73 % mencapai kedalaman 1 cm,
44.5 % kedalaman 1 m, 22.2 % kedalaman
10 m, 0.53 m kedalaman 100 m dan
0.0062 % kedalaman 200 m.
Akibat dari perbedaan kedalaman tembus spektrum
radiasi matahari adalah terserap atau terpantulnya
sinar matahari pada gelombang tertentu.
Sehingga pantulan sinar matahari dari laut dangkal
akan berwarna cerah karena energi yang terpantul
masih hampir seluruh spektrum cahaya.
Sedangkan pada kedalaman yang lebih banyak lagi
spektrum sinar matahari yang terserap atau masih
menembus kedalaman air laut sehingga sinar yang
terpantul dan terpantau dari atas akan berwarna
lebih gelap.
Dengan prinsip ini maka tingkat kegelapan warna
air laut yang kita lihat dapat menunjukkan tingkat
kedalaman dari laut yang kita amati.
Teknik memantau tingkat kedalaman laut dengan
warna air laut dikenal dengan teknik ocean color
pada teknologi inderaja.
Jumlah total radiasi yang diterima di permukaan bumi tergantung 4 (empat) faktor.
1. Jarak Matahari
Setiap perubahan jarak bumi dan Matahari
menimbulkan variasi terhadap penerimaan
energi Matahari
2. Intensitas radiasi Matahari
yaitu luhur kecilnya sudut datang sinar
Matahari pada permukaan bumi.
Jumlah yang diterima berbanding lurus dengan
sudut luhurnya sudut datang.
Sinar dengan sudut datang yang miring kurang
memberikan energi pada permukaan bumi
disebabkan karena energinya tersebar pada
permukaan yang luas dan juga karena sinar
tersebut wajib melintasi lapisan atmosphir yang
bertambah jauh ketimbang jika sinar dengan
sudut datang yang tegak lurus.
3. Panjang hari (sun duration)
yaitu jarak dan lamanya selang Matahari terbit
dan Matahari terbenam.
4. Pengaruh atmosfer
Sinar yang melintasi atmosfer beberapa akan
diadsorbsi oleh gas-gas, sisa dari pembakaran
dan uap cairan, dipantulkan kembali,
dipancarkan dan sisanya diteruskan ke
permukaan bumi
TEKANAN UDARA DAN ANGIN
Angin menghantarkan kandungan panas
terutama dengan proses adveksi masa air
hangat ke daerah dingin dan sebaliknya.
Sebagian lagi transfer energi panas melalui
panas laten yang diambil ketika air laut
menguap ke atmosfer dan berkondensasi
pada lingkungan yang lebih dingin.
Angin dihasilkan oleh perbedaan tekanan dan
suhu di atmosfer akibat distribusi energi
radiasi matahari, tutupan awan serta dinamika
disekitarnya.
Pergerakan horisontal angin dinamai adveksi
sedangkan yang vertikal disebut konveksi.
Proses konveksi biasanya bersifat sangat lokal,
sehingga untuk perhitungan neraca energi
biasanya diabaikan.
Proses konveksi sendiri dapat terjadi untuk skala
kecil hingga besar dalam bentuk siklon atau badai
tropis.
Siklon atau badai tropis dipercaya sebagai media
transpor jumlah energi panas dalam jumlah besar
menjauh dari lautan khatulistiwa dalam bentuk
energi panas laten yang terbawa ke daerah lintang
tinggi.
Proses pergerakan arus laut juga sangat dipengaruhi oleh angin di atmosfer terutama pada
kedalaman hingga sekitar 200 m.
Pada lapisan atas yang sangat terpengaruh oleh angin, terdapat lapisan turbulensi, di bawahnya
terdapat lapisan termoklin dan lebih ke bawah lagi yang disebut lapisan laut dalam.
Terkadang lapisan turbulensi tidaklah dalam, tergantung pada besarnya gelombang laut di
permukaan.
Akibat turbulensi tersebut, terjadi perpindahan kalor dari muka laut ke batas lapisan turbulensi yang
menyebabkan homogenitas suhu air pada lapisan turbulensi.
Sedangkan lapisan termoklin adalah lapisan dimana terjadi penurunan suhu air yang sangat drastis
dan mencapai kedalaman hingga 200 m.
Lapisan laut yang lebih dalam memiliki suhu asimtotik (menuju kesetimbangan) atau menuju pada
suhu kesetimbangan air antara suhu, tekanan dan volum yaitu pada suhu sekitar 4 °C.
Daerah kedalaman ini tidak tembus dengan sinar matahari sehingga sangat gelap dan bersuhu dingin
tetapi tidak membeku
Di laut juga terjadi proses pergerakan vertikal
atau konveksi dan peristiwa upwelling dan
downwelling.
Proses vertikal atau konveksi lebih dominan
terjadi pada lapisan turbulensi atau termoklin
kecuali ada penyebab khusus dikarenakan
proses geologis seperti keberadaan sumber
panas di dasar laut.
Sedangkan kedua proses terakhir yaitu upwelling
dan downwelling biasanya terjadi karena adanya
dorongan angin di permukaan.
Tergantung pada posisinya, kedua proses
tersebut dapat terjadi pada musim yang berbeda.
Beberapa sifat lapisan laut memiliki korelasi atau
perbandingannya di atmosfer.
Lapisan atmosfer terendah yang sangat
dipengaruhi oleh permukaan bumi disebut lapisan
batas atmosfer yang sebanding dengan lapisan
turbulensi di laut.
Lapisan atmosfer di atasnya mengalami penurunan
suhu sebagaimana lapisan termoklin di laut dan
juga lapisan dimana proses konveksi aktif terjadi.
SEKIAN DAN
TERIMA KASIH