HEMORAGIK/ISKEMIK
Rahmatul Alif Riansyah (10119220096)
Pembimbing :
Berdasarkan data World Stroke Organization (WSO) bahwa insiden penyakit stroke
iskemik pada tahun 2016 terdapat lebih dari 9,5 juta kasus baru. Insidensi kasus baru
stroke iskemik berdasarkan jenis kelamin sekitar 52 % kasus dan jenis kelamin
perempuan 48 % kasus. Sedangkan insidensi berdasarkan usia, sekitar 60 % pada usia di
bawah 70 tahun merupakan stroke iskemik kasus baru dan 7 % pada usia di bawah 44
tahun
PENDAHULUAN
Menurut Riset yang dilakukan Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. (Riskesdas 2018) penderita penyakit stroke pada tahun 2018 di
Indonesia berjumlah 10,9 per 1.000 penduduk. Jumlah ini menurun dari tahun
2013 yaitu 12,10 per 1.000 penduduk. Sedangkan di Provinsi Maluku Utara
data stroke menunjukkan diangka 4,6 per 1.000 penduduk, angka ini
menunjukkan penurunan dari tahun 2013 yang menunjukkan diangka 5,4 per
1.000 penduduk
SOAP No
1
Hari, Tanggal
Rabu, 12
SOAP
4 5
4 5
P :
Perawatan
lemas, sejak tadi malam nyeri dari belakang punggung
(thoracal) menjalar ke kaki, sakit kepala (+), pusing sudah
berkurang, dan sulit tidur (+)
Hari ke-3 O :
4 5
4 5
A :
Perawatan
lemas, sejak tadi malam nyeri dari panggul menjalar ke kaki,
sakit kepala (-), pusing sudah berkurang, sulit tidur (-)
Hari ke-4
O :
4+ 5
4+ 5
A :
Perawatan
masih lemas.
O :
Hari ke-5
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : E4V5M6
TD : 140/80mmHg
N: 65 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu: 36,6 oc
SPO2 : 99 %
Rangsang menigeal : Kaku Kuduk (-) Kernig Sign
(-)
Saraf Kranial : Sensabilitas N.V (+) Menurun sisi
kanan daripada kiri. N.VII Pendengaran Kanan (+)
Menurun, N.XI memalingkan kepala dengan
tahanan (+) Menurun sisi kanan
Motorik :
Kekuatan
5- 5
5- 5
A :
Usia
• Angka kejadian meningkat seiring bertambahnya usia
Jenis Kelamin
• Laki-laki > Perempuan
Genetik
• Keluarga dengan riwayat pernah mengalami atau terkena serangan stroke
berisiko lebih tinggi terkena stroke jika dibandingkan dengan keluarga
tanpa riwayat stroke
FAKTOR RISIKO
Dapat dimodifikasi
Hipertensi
• Merupakan penyebab atau factor risiko stroke tersering, sebanyak 60 % penyandang hjipertensi mengalami stroke
• Hipertensi dapat menimbulkan SI (50%) dan SH (60%)
Hiperkolesterolemia
• Kadar lemak yang tinggi dalam darah akan memnyebabkan kolesterol menempel pada pembuluh darah (plak) sehingga
menyumbat dan memperlambat aliran darah
Diabetes mellitus
• mempercepat terbentuknya plak dapat meningkatkan risiko terjadinya SI 2 kali lipat dibandingkan dengan penderita stroke
tanpa riwayat diabetes mellitus
Merokok dan Konsumsi Alkohol
• Rokok dapat menyebabkan pembuluh darah rusak dan juga meningkatkan pembentukan trombus di dinding pembuluh
darah yang kemudian akan memperlambat sirkulasi darah
Pekerjaan
• Pekerjaan juga erat kaitannya dengan status sosial ekonomi, dan berbagai penyakit keluarga sering dikaitkan dengan
pekerjaan yang mempengaruhi pendapatan keluarga
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
• Gejala biasanya timbul mendadak.
• Serangan stroke non hemoragik atau iskemik sering terjadi saat keadaan
istirahat.
• Gejala neurologik dan motorik
• Gangguan bicara atau bahasa
• Gejala sensorik
• Gejala visual
• Gejala vestibular
• Gejala kognitif atau perilaku
DIAGNOSIS
Pemeriksaan
Pemeriksaan
Anamnesis Fisik &
Penunjang
Neurologis
DIAGNOSIS
TATALAKSANA
Umum
Trombolisis Intravena
• terapi trombolisis menggunakan recombinant tissue plasminogen activator (rTPA) seperti
alteplase dapat diberikan pada stroke iskemik akut dengan onset <6 jam secara intravena.
• Dosis yang dianjurkan adalah 0,6-0,9 mg/kgBB
Pemberian Antikoagulan
Warfarin merupakan pengobatan lini pertama untuk pencegahan sekunder stroke iskemik
pada kebanyakan kasus stroke kardioemboli
Penggunaan warfarin harus hati-hati, karena dapat meningkatkan resiko perdarahan. Oleh
karena itu perlu monitor INR paling sedikit 1 bulan sekali.
Warfarin dapat mencegah terjadinya stroke emboli kardiogenik dan mencegah emboli ulang
pada keadaan risiko mayor. Dapat dimulai dari dosis 2mg perhari dengan target INR 2,0-3,0.
Pemeriksaan INR awal adalah rutin per 3 hari selama 2 minggu. Selanjutnya pemantauan 1
minggu sekali dan setelah 1 bulan dilakukan 1 bulan sekali.
TATALAKSANA
Spesifik
Pemberian Antikoagulan
Untuk pencegahan kejadian stroke iskemik, infark jantung, dan kematian
akibat vaskuler, klopidogrel 75 mg lebih baik dibandingkan dengan
aspirin dan dapat diberikan pada fase akut atau setelah fase akut selesai.
• Pemberian klopidogrel dikombinasikan dengan aspirin selama 21 hari
sampai 3 bulan yang dilanjutkan dengan pemberian klopidogrel saja
KOMPLIKASI
Edema serebral dan
peningkatan tekanan Kejang Transformasi Hemoragik
intrakranial
• Edema serebral yang • Kejang biasanya muncul • Beberapa penelitian
cukup luas dan dalam 24 jam pertama menduga pada hampir
peningkatan tekanan paska stroke dan semua kejadian infark
intracranial yang cukup biasanya parsial dengan selalu disertai komponen
tinggi dapat atau tanpa berkembang perdarahan berupa
menyebabkan herniasi menjadi umum. Kejang petekie. Dengan
atau kompresi batang berulang terjadi pada 20- menggunakan CT-scan,
otak 80% kasus sekitar 5% dari kejadian
infark dapat selanjutnya
berkembang menjadi
transformasi perdarahan.
Lokasi, ukuran dan
etiologi stroke dapat
mempengaruhi
terjadinya komplikasi ini
PROGNOSIS
Sepertiga penderita dengan infark otak akan mengalami kemunduran
status neurologiknya stelah dirawat. Sebagian disebabkan edema otak dan
maturasi iskemi otak. Infark luas yang menimbulkan hemiplegi dan
penurunan kesadaran 30-40%. Sekitar 10% pasien dengan stroke iskemik
membaik dengan fungsi normal. Prognosis lebih buruk pada pasien dengan
kegagalan jantung kongestif dan penyakit jantung koroner
TERIMAKASIH