Anda di halaman 1dari 23

STROKE NON

HEMORAGIK/ISKEMIK
Rahmatul Alif Riansyah (10119220096)

Faridha Warnangan (10119220100) 

Pembimbing :

dr. Fitriah Handayani, Sp.N, M.Kes

RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE


KEPANITERAAN KLINIK
DEPARTEMEN NEUROLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
PENDAHULUAN
Stroke masih menjadi salah satu masalah utama kesehatan, bukan hanya di
Indonesia namun di dunia. Berdasarkan penelitian menyatakan bahwa 1 diantara 6 orang
di dunia akan mengalami stroke di sepanjang hidupnya. Stroke sebesar 10% dari seluruh
kematian di dunia merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah penyakit jantung
koroner (13%) dan kanker (12%) di negara – negara maju, sedangkan dari seluruh
jumlah kematian di Indonesia disebabkan oleh stroke (7,9 %)

Berdasarkan data World Stroke Organization (WSO) bahwa insiden penyakit stroke
iskemik pada tahun 2016 terdapat lebih dari 9,5 juta kasus baru. Insidensi kasus baru
stroke iskemik berdasarkan jenis kelamin sekitar 52 % kasus dan jenis kelamin
perempuan 48 % kasus. Sedangkan insidensi berdasarkan usia, sekitar 60 % pada usia di
bawah 70 tahun merupakan stroke iskemik kasus baru dan 7 % pada usia di bawah 44
tahun
PENDAHULUAN
Menurut Riset yang dilakukan Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. (Riskesdas 2018) penderita penyakit stroke pada tahun 2018 di
Indonesia berjumlah 10,9 per 1.000 penduduk. Jumlah ini menurun dari tahun
2013 yaitu 12,10 per 1.000 penduduk. Sedangkan di Provinsi Maluku Utara
data stroke menunjukkan diangka 4,6 per 1.000 penduduk, angka ini
menunjukkan penurunan dari tahun 2013 yang menunjukkan diangka 5,4 per
1.000 penduduk
SOAP No

1
Hari, Tanggal

Rabu, 12
SOAP

S: Pasien mengeluhkan kaki dan tangan kanan sisi kanan


Oktober 2022 masih lemas, kedua sisi kaki terasa keram, sulit tidur (jam
2 baru bisa tidur), sakit kepala (+), pasien merasa pusing
Perawatan melayang saat berjalan.
Hari ke-2 O :

 Kesadaran : Compos Mentis


 GCS : E4V5M6
 TD : 130/80mmHg
 N: 67 x/menit
 RR : 20 x/menit
 Suhu: 37,0 oc
 SPO2 : 98 %
 Rangsang menigeal : Kaku Kuduk (-) Kernig Sign
(-)
 Saraf Kranial : Sensabilitas N.V (+) Menurun sisi
kanan daripada kiri. N.VII Pendengaran Kanan (+)
Menurun, N.XI memalingkan kepala dengan
tahanan (+) Menurun sisi kanan
 Motorik :
Kekuatan Tonus Pergerakan

4 5

4 5

 Refleks Fisiologis : Normal


 Refleks Patologis : Negatif
 Sensorik : Sensasi raba yang menurun pada tubuh
bagian kanan.
 Otonom : Normal

A : Hemiparese Dextra ec Stroke Non Hemoragik/Iskemik

P :

 IVFD NaCl 0,9% 500 cc


 Inj. Citicolin 500 mg/12 jam.IV
 Inj. Omeprazole 40 mg/24 jam/IV
Kamis, 13 S: Pasien mengeluhkan kaki dan tangan kanan sisi kanan masih

SOAP Oktober 2022

Perawatan
lemas, sejak tadi malam nyeri dari belakang punggung
(thoracal) menjalar ke kaki, sakit kepala (+), pusing sudah
berkurang, dan sulit tidur (+)
Hari ke-3 O :

 Kesadaran : Compos Mentis


 GCS : E4V5M6
 TD : 120/80mmHg
 N: 56 x/menit
 RR : 20 x/menit
 Suhu: 36,5 oc
 SPO2 : 96 %
 Rangsang menigeal : Kaku Kuduk (-) Kernig Sign (-)
 Saraf Kranial : Sensabilitas N.V (+) Menurun sisi kanan
daripada kiri. N.VII Pendengaran Kanan (+) Menurun,
N.XI memalingkan kepala dengan tahanan (+) Menurun
sisi kanan
 Motorik :
Kekuatan Tonus Pergerakan

4 5

4 5

 Refleks Fisiologis : Normal


 Refleks Patologis : Negatif
 Sensorik : Sensasi raba yang menurun pada tubuh bagian
kanan.
 Otonom : Normal

A :

 Hemiparese Dextra ec Stroke Non Hemoragik/Iskemik


 Sciatica
P :

 IVFD NaCl 0,9% 500 cc


 Inj. Citicolin 500 mg/12 jam.IV
 Inj. Mecobalamin 8 jam/IV
 Candesartan 1x8 mg p.o
Jumat, 14 S: Pasien mengeluhkan kaki dan tangan kanan sisi kanan masih

SOAP Oktober 2022

Perawatan
lemas, sejak tadi malam nyeri dari panggul menjalar ke kaki,
sakit kepala (-), pusing sudah berkurang, sulit tidur (-)

Hari ke-4
O :

 Kesadaran : Compos Mentis


 GCS : E4V5M6
 TD : 120/80mmHg
 N: 56 x/menit
 RR : 20 x/menit
 Suhu: 36,5 oc
 SPO2 : 96 %
 Rangsang menigeal : Kaku Kuduk (-) Kernig Sign (-)
 Saraf Kranial : Sensabilitas N.V (+) Menurun sisi kanan
daripada kiri. N.VII Pendengaran Kanan (+) Menurun,
N.XI memalingkan kepala dengan tahanan (+) Menurun
sisi kanan
 Motorik :
Kekuatan Tonus Pergerakan

4+ 5

4+ 5

 Refleks Fisiologis : Normal


 Refleks Patologis : Negatif
 Sensorik : Sensasi raba yang menurun pada tubuh bagian
kanan.
 Otonom : Normal

A :

 Hemiparese Dextra ec Stroke Non Hemoragik/Iskemik


 Sciatica
P :

 IVFD NaCl 0,9% 500 cc


 Inj. Citicolin 500 mg/12 jam.IV
 Inj. Mecobalamin 8 jam/IV
 Candesartan 1x8 mg p.o
4 Sabtu, 15 S: Pasien mengeluhkan kaki dan tangan kanan sisi kanan

SOAP Oktober 2022

Perawatan
masih lemas.

O :
Hari ke-5
 Kesadaran : Compos Mentis
 GCS : E4V5M6
 TD : 140/80mmHg
 N: 65 x/menit
 RR : 20 x/menit
 Suhu: 36,6 oc
 SPO2 : 99 %
 Rangsang menigeal : Kaku Kuduk (-) Kernig Sign
(-)
 Saraf Kranial : Sensabilitas N.V (+) Menurun sisi
kanan daripada kiri. N.VII Pendengaran Kanan (+)
Menurun, N.XI memalingkan kepala dengan
tahanan (+) Menurun sisi kanan
 Motorik :
Kekuatan

5- 5

5- 5

 Refleks Fisiologis : Normal


 Refleks Patologis : Negatif
 Sensorik : Sensasi raba yang menurun pada tubuh
bagian kanan.
 Otonom : Normal

A :

 Hemiparese Dextra ec Stroke Non


Hemoragik/Iskemik
P :

 Rencana Rawat Jalan


 IVFD NaCl 0,9% 500 cc
 Inj. Citicolin 500 mg/12 jam.IV
 Inj. Mecobalamin 8 jam/IV
 Candesartan 1x8 mg p.o
 Tromadol 2x100 mg p.o
 Alprazolam 1x0,5 mg (malam) p.o
DEFINISI
Definisi stroke menurut World Health
Organization (WHO) adalah gangguan
mendadak aliran darah ke otak yang secara
klinis ditandai sebagai gangguan neurologis
fokal dan terkadang global yang berlangsung
lebih dari 24 jam dan dapat menyebabkan
kematian
KLASIFIKASI
Defisit neurologis
Serangan iskemik
iskemik sepintas
sementara atau
atau reversibel
Transient Ischemic
ischemic neurogical
Attack (TIA)
defisit

Stroke progresif atau Stroke komplit


Progressive stroke
FAKTOR RISIKO
Tidak dapat dimodifikasi

Usia
• Angka kejadian meningkat seiring bertambahnya usia

Jenis Kelamin
• Laki-laki > Perempuan

Genetik
• Keluarga dengan riwayat pernah mengalami atau terkena serangan stroke
berisiko lebih tinggi terkena stroke jika dibandingkan dengan keluarga
tanpa riwayat stroke
FAKTOR RISIKO
Dapat dimodifikasi
Hipertensi
• Merupakan penyebab atau factor risiko stroke tersering, sebanyak 60 % penyandang hjipertensi mengalami stroke
• Hipertensi dapat menimbulkan SI (50%) dan SH (60%)

Hiperkolesterolemia
• Kadar lemak yang tinggi dalam darah akan memnyebabkan kolesterol menempel pada pembuluh darah (plak) sehingga
menyumbat dan memperlambat aliran darah
Diabetes mellitus
• mempercepat terbentuknya plak dapat meningkatkan risiko terjadinya SI 2 kali lipat dibandingkan dengan penderita stroke
tanpa riwayat diabetes mellitus
Merokok dan Konsumsi Alkohol
• Rokok dapat menyebabkan pembuluh darah rusak dan juga meningkatkan pembentukan trombus di dinding pembuluh
darah yang kemudian akan memperlambat sirkulasi darah
Pekerjaan
• Pekerjaan juga erat kaitannya dengan status sosial ekonomi, dan berbagai penyakit keluarga sering dikaitkan dengan
pekerjaan yang mempengaruhi pendapatan keluarga
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
• Gejala biasanya timbul mendadak.
• Serangan stroke non hemoragik atau iskemik sering terjadi saat keadaan
istirahat.
• Gejala neurologik dan motorik
• Gangguan bicara atau bahasa
• Gejala sensorik
• Gejala visual
• Gejala vestibular
• Gejala kognitif atau perilaku
DIAGNOSIS

Pemeriksaan
Pemeriksaan
Anamnesis Fisik &
Penunjang
Neurologis
DIAGNOSIS
TATALAKSANA
Umum

Stabilisasi Jalan Napas dan Pernapasan


• Pemantauan status neurologis, nadi, tekanan darah, suhu tubuh, dan saturasi oksigen
secara kontinu dalam 72 jam pertama
• Pemberian oksigen jika saturasi oksigen <95%
 Intubasi endotracheal tube (ETT) atau laryngeal mask airway (LMA) diperlukan pada
pasien dengan hipoksia (p02 <60mmHg atau pC02 >50mmHg), syok, atau pada pasien
yang berisiko untuk mengalami aspirasi.
Stabilisasi Hemodinamik (Sirkulasi)
 Pemberian cairan kristaloid atau koloid intravena (IV), dan hindari pemberian cairan
hipotonik seperti glukosa.
 Dianjurkan pemasangan kateter vena sentral (central venous catheter/CVQ, central
venous pressure/CVP) 5-12mmHg.
• Optimalisasi tekanan darah . Target tekanan darah sistol berkisar 140 mmhg
Bittar et al. Benign Paroxysmal Positional Vertigo: Diagnosis and Treatment. International Tinnitus Journal. 2011;16(2): 135-45.
TATALAKSANA
Umum

Pengendalian Peningkatan Tekanan Intrakranial (TIK)


• Monitor TIK harus di pasang pada pasien dengan GCS <9 dan pasien dengan penurunan kesadaran
karena kenaikan TIK
• Penatalksanaan peningkatan TIK
- Meninggikan posisi kepala 20-30°
- Memposisikan pasien dengan menghindari penekanan vena jugulare
- Menghindari pemberian cairan glukosa atau cairan hipotonik
- Menghindari hipertermia
- Menjaga normovolemia
Pengendalian Kejang
 Bila kejang, dilakukan pemberian diazepam IV bolus lambat 5-20mg dan diikuti oleh fenitoin dosis
bolus 15-20mg/kg dengan kecepatan maksimum 50mg/menit.
 Obat kejang lain yang dapat diberikan adalah valproat, topiramat, atau levetirasetam, sesuai dengan
Minis dan penyulit pada pasien.
• Bila kejang belum teratasi, rawat di ICU
TATALAKSANA
Umum

Pengendalian Suhu Tubuh


• Setiap pasien stroke yang disertai febris harus diobati dengan antipiretik
(asetaminofen) dan diatasi penyebabnya
• Pada pasien demam berisiko terjadi infeksi, harus dilakukan kultur (trakeal, darah,
dan urin) dan diberikan antibiotik
Tatalaksana Cairan
 Pemberian cairan isotonis seperti NaCl 0,9%, ringer laktat, dan ringer asetat, dengan
tujuan menjaga euvolemi.
 Cairan yang hipotonik atau me-ngandung glukosa dihindari, kecuali pada keadaan
hipoglikemia
TATALAKSANA
Spesifik

Trombolisis Intravena
• terapi trombolisis menggunakan recombinant tissue plasminogen activator (rTPA) seperti
alteplase dapat diberikan pada stroke iskemik akut dengan onset <6 jam secara intravena.
• Dosis yang dianjurkan adalah 0,6-0,9 mg/kgBB

Pemberian Antikoagulan
 Warfarin merupakan pengobatan lini pertama untuk pencegahan sekunder stroke iskemik
pada kebanyakan kasus stroke kardioemboli
 Penggunaan warfarin harus hati-hati, karena dapat meningkatkan resiko perdarahan. Oleh
karena itu perlu monitor INR paling sedikit 1 bulan sekali.
 Warfarin dapat mencegah terjadinya stroke emboli kardiogenik dan mencegah emboli ulang
pada keadaan risiko mayor. Dapat dimulai dari dosis 2mg perhari dengan target INR 2,0-3,0.
Pemeriksaan INR awal adalah rutin per 3 hari selama 2 minggu. Selanjutnya pemantauan 1
minggu sekali dan setelah 1 bulan dilakukan 1 bulan sekali.
TATALAKSANA
Spesifik

Pemberian Antiagregasi Trombosit


• Pemberian aspirin dengan dosis awal 325mg dalam 12 jam setelah onset
stroke dianjurkan untuk setiap stroke iskemik akut

Pemberian Antikoagulan
 Untuk pencegahan kejadian stroke iskemik, infark jantung, dan kematian
akibat vaskuler, klopidogrel 75 mg lebih baik dibandingkan dengan
aspirin dan dapat diberikan pada fase akut atau setelah fase akut selesai.
• Pemberian klopidogrel dikombinasikan dengan aspirin selama 21 hari
sampai 3 bulan yang dilanjutkan dengan pemberian klopidogrel saja
KOMPLIKASI
Edema serebral dan
peningkatan tekanan Kejang Transformasi Hemoragik
intrakranial
• Edema serebral yang • Kejang biasanya muncul • Beberapa penelitian
cukup luas dan dalam 24 jam pertama menduga pada hampir
peningkatan tekanan paska stroke dan semua kejadian infark
intracranial yang cukup biasanya parsial dengan selalu disertai komponen
tinggi dapat atau tanpa berkembang perdarahan berupa
menyebabkan herniasi menjadi umum. Kejang petekie. Dengan
atau kompresi batang berulang terjadi pada 20- menggunakan CT-scan,
otak 80% kasus sekitar 5% dari kejadian
infark dapat selanjutnya
berkembang menjadi
transformasi perdarahan.
Lokasi, ukuran dan
etiologi stroke dapat
mempengaruhi
terjadinya komplikasi ini
PROGNOSIS
Sepertiga penderita dengan infark otak akan mengalami kemunduran
status neurologiknya stelah dirawat. Sebagian disebabkan edema otak dan
maturasi iskemi otak. Infark luas yang menimbulkan hemiplegi dan
penurunan kesadaran 30-40%. Sekitar 10% pasien dengan stroke iskemik
membaik dengan fungsi normal. Prognosis lebih buruk pada pasien dengan
kegagalan jantung kongestif dan penyakit jantung koroner
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai