oleh Kelompok 3:
Damaris / NIM. P07220222090
Dini Astriana / NIM. P07220222079
Dwi Sri Lestari / NIM. P07220222097
Eunike Tarigan / NIM. P07220222123
-
Bila anak tidak sadar tepuk / goyang pundak bayi dengan hati-
hati. Lihat pergerakan dada, dengar suara nafas dan rasakan
hembusan nafas.
-
Untuk anak lebih dari 1 tahun, Letakkan anak dengan posisi
tengkurap dengan kepala lebih rendah, posisi tengkurap dengan
melakukan Back Blows dan abdominal thrusts merupakan
tindakan yang direkomendasikan
-
Bila korban terbaring, korban dipangku oleh penolong lalu
dengan 2 atau 3 jari saja lakukan penekanan pada perut bagian
atas dan lakukan penekanan ke arah bawah atas agar benda
asing terdorong keluar.
-
Bila dicurigai adanya aspirasi benda asing maka
penanganan lanjut yaitu rujuk anak ke sarana yang lebih
lengkap untuk mengeluarkan benda asing dengan
bronkoskopi
pneumonia,
Pemeriksaan X Ray
Edema jalan nafas,
Fluoroskopi
bronkietaksis,
CT Scan Toraks (bronkoskopi virtual)
bronchitis,
Pemeriksaan Laboratorium
trakeitis dan pneumothorax
Pada anak yang menderita aspirasi benda asing ini dapat mengakibatkan rasa tercekik
(chocking), wheezing sehingga saat di auskultasi dapat menimbulkan suara stridor sebagai
salah satu tanda dari sumbatan saluran pernapasan
b. Breathing
umumnya memiliki pernafasan dispneu, dengan proses pertukaran udara yang tidak adekuat .
c. Circulation
Dapat terlihat pucat atau nampak kebiruan pada kulitnya akibat rendahnya kadar oksigen
pada sel darah merah. Frekuensi nadi umumnya akan takikardi, dengan kekuatan yang lemah
Poltekkes-Kaltim.ac.id Unggul, Berdaya Saing, dan Berwawasan Global
Lanjutan…
d. Disability
e. Exposure
f. Heart Monitor
a. Head to toe: pada paru-paru, Auskultasi terdengar bunyi suara paru tambahan
yaitu stridor
b. Vital sign: Umumnya akan memiliki tekanan darah yang rendah, suhu tubuh
yang tinggi, pernafasan yang cepat, nadi yang cepat, lemah, dan kecil.
c. AMPLE:
• Bersihan jalan napas tidak efektif b.d • Setelah dilakukan intervensi • Manajemen Jalan Napas (I.01011)
benda asing dalam jalan napas keperawatan selama …x... jam maka • Observasi:
diharapkan bersihan jalan napas □ Monitor pola napas (frekuensi,
membaik dengan kriteria hasil: kedalaman, usaha napas)
□ Batuk efektif meningkat (5) □ Monitor bunyi napas tambahan (mis.
□ Gelisah menurun (5) gurgling, mengi, wheezing, ronchi
□ Sianosis menurun (5) kering)
□ Frekuensi napas membaik (5) • Terapeutik:
□ Pertahankan kepatenan jalan napas
dengan head- tilt dan chin-lift)
□ Posisikan semi-fowler atau fowler
□ Lakukan penghisapan lendir kurang
dari 15 detik
□ Keluarkan sumbatan
• Edukasi
□ Ajarkan tehnik batuk efektif
• Kolaborasi
□ Kolaborasi pemberian bronkodilator
• Gangguan pertukaran gas b.d • Setelah dilakukan intervensi • Terapi Oksigen ( (I.01026)
ketidakseimbangan ventilasi- keperawatan selama.......x...... jam • Observasi:
perfusi tindakan diharapkan pertukaran □ Monitor kecepatan aliran
gas meningkat dengan kriteria oksigen
hasil: □ Monitor tanda-tanda
□ Tingkat kesadaran meningkat (5) hipoventilasi
□ Sianosis membaik (5) □ Monitor tingkat kecemasan
akibat terapi oksigen
• Teraupetik
□ Bersihkan sekret pada mulut,
hidung, dan trakea, jika perlu
□ Siapkan dan atur peralatan
pemberian oksigen
□ Berikan oksigen
□ Tetap berikan oksigen saat pasien
di transportasi
• Kolaborasi
□ Kolaborasi penentuan dosis
oksigen
• Pola nafas tidak efektif b.d • Setelah dilakukan intervensi • Pemantauan Respirasi (I.01014)
hambatan upaya nafas keperawatan selama …x... jam • Observasi:
maka diharapkan pola nafas □Monitor frekuensi, irama,
kembali efektif dengan kriteria kedalaman dan bunyi nafas
hasil: □Monitor pola nafas seperti
□Dispnea menurun (5) bradipneu, takipneu,
□Sianosis menurun (5) hiperventilasi, kussmaul
□Frekuensi napas membaik (5) □Manitor kemampuan batuk
efektif
□Monitor adanya sumbatan
jalan napas
• Teraupetik
□Atur interval pemantauan
respirasi sesuai konsisi pasien
□Dokumentasi hasil
pemantauan
• Edukasi
□Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan kepada keluarga