Anda di halaman 1dari 14

Hukum Waris Adat

Dr. Rachmi Sulistyarini SH MH


Pengertian dan Asas Asas Hukum Adat Waris
• Pengertian : (Prof Soepomo ) : memuat peraturan peraturan yang
mengatur proses meneruskan serta mengoperkan barang barang harta
benda dan barang barang yang tidak berwujud benda ( immateriele
goederen) dari suatu angkatan manusia (generatie) kepada keturunannya
• Proses tersebut tidak akut oleh sebab orang tua meninggal dunia
• Unsur unsur esensialia hokum waris:
1. Ada pewaris
2. Ada ahli waris
3. Ada harta waris
• Asas pewarisan : yang utama /pronsip : asas kerukunan dabn asas
kesamaan
• Asas lain :
1. Asas Ketuhanan dan pengendalian diri
2. Asas kesamaan hak dan kebersamaan hak
3. Asas kerukunan dan kekeluargaan
4. Asas musyawarah dan mufakat
5. Asas keadilan dan parimirma
Sifat hukum waris adat
• Mempunyai corak yang khas dari alam pikirann yang tradisional
Indonesia
• Hukum waris adat bersendi atas prinsip yang timbul dari
aliranpikiranpikiran yang komunaldan konkrit bangsa Indonesia
• Djaren Sarageh : pemikiran komunal adalah suatu pemikiran yg
menunjukkan bahwa individu dilihat selalu sebagai anggota persekutuan
• Soerojo Wignyodipuro, bahwa sifat dari dari hokum waris adat
menunjukkan corak khas yg mencerminkan cara berfikir, semangat dan
jiwa daripikiran tradisional yg didasarkan atas pikiran
komunal,kolektif ,kebersamaan dan konkrit bgs Indonesia
Sifat hukum adat waris
Hukum Waris Adat Hukum Waris Barat (BW)

Tidak mengenal legitieme portie/ bagian Mengenal legieteme portie / bagian


mutlak mutlak : pasal 913 - 929
Hk adat mengemukanan dasar
persamaan hak,
Hak diperlakukan sama
Menentukan adanya hak mutlak dari ahli
Harta warisan tdk dapat boleh waris masing masing untuk sewaktu waktu
dipaksakan untuk dibagi antar para waris menuntut pembagian dari harta warisan (ps
1066) BW
Perbedaan waris adat dengan waris Islam
Hukum waris Adat Hukum waris Islam

Harta peninggalan dapat bersifat tidak dapat Tiap ahli waris dapat menuntut pembagian
dibagi bagi atau pelaksanaan pembagiannya harta peninggalan sewaktu waktu
ditunda untuk waktu yg cukup lama ataupunyg
sebgaian yang dibagi bagi

Memberikan kepada anak angkat hak nafkah Tidak mengenal ketentuan memberi kepada
dari harta peninggalan orang tua angkatnya anak angkat

Hukum waris adat dikenal sistem penggantian Tidak mengenal penggantian waris
waris

Pembagiannya merupakan tindakan bersama Menurut hokum waris Islam, para ahli
berjalan secara rukun dalam suasana ramah warismendapat bagian bagian harta waris yang
tamah dengan memperhatikan keadaan khusus telah ditentukan
tiap ahli waris
Siatem kewarisan adat
1. Ciri harta warisan diwaris keseluruhannya oleh seorang anak saja,
(missal di Bali) dmn terdapat hak mayorat Sistem pewarisan individual :
dapat dibagi bagikan diantara ahli waris
2. Sistem pewarisan kolektif : ciri sistem ni adl diwarisi oleh sekumpulan
ahli waris yang bersama sama merupakan semacam badan hokum,
dimana harta pusaka tdk boleh dibagikan pemiliknya diantara ahli waris,
dan hanya boleh dibagi bagikan pemakaiannya; seperti
dlm masya matrilineal.
3. Sitem kewarisan Mayorat : cirinya harta warisan diwaris sekuruhnya
oleh seorang anak saja aa; Bali (mayorat anak laki laki); sum sel (hak
mayorat anak perempuan)
Keterangan
• Ketiga sistem kewarisan ini masing masing tidak langsung menunjuk
kepada suatu bentuk susunan masyarakat tertentu dimana sistem
kewarisan itu berlaku, sebab sistem tersebut dapat ditemukan juga
dalam pelbagai bentuk susunan masyarakat ataupun dalam bentuk
suatu susunan masyarakat dapat pula dijumpai lebih dari satu sistem
kewarisan dimaksud diatas
• Contoh : sist.kewarisan mayorat ( hk anak permpuan tertua ) selain
dijumpai pada masy. Patrilineal di Tanah Semendo Sumsel, dapat juga
di Kalimantan Barat pada masyarakat bilateral suku Dayak.
Harta waris
• Diberikan sesuai dengan Jenis dan fungsinya
• Harta asal
• Harta gono gini
• Harta peninggalan tidak terbagi
• Karena sifatnya : barang milik family
• Krn kedudukan hokum : brg brg milik kasepuhan Cirebon
• Harta peninggalan terbagi bagi pada sistem kewarisan individual
Ahli waris
• Ahli waris utama dan pertama adalah anak
• Jika ada anak, anggota klg lain tertutup menjadi ahli waris
• Pembagiannya : yurisprudensi :
• 1. putusan MA tgl 1 Nov 1961, anak perempuan dan laki laki dari
seorang peninggal warisan bersama berhak atas harta warisan 
bagian anak laki laki ada;ah sama dengan anak perempuan
• 2. putusan MA tgl 18 Maret 1959 reg.No 391 K/Sip/1958 : hak unt
menggantikan kedudukan seorang ahli waris yang lebih dahulu
meninggal dunia daripada orang yg meninggalkan warisan, ada pada
keturunan garis menurun
• Penggantian ahli waris ke garis atas dimungkinkan untuk rasa keadilan
• Putusan MA tanggal 10 November 1059 No 141 K/Sip/1959 sbb:
“Penggantian waris dalam garis ke atas juga mungkin, ditinjau dari rasa
keadilan.”
Waris parental (grs bpk-ibu)
• Jika salah satu meninggal
• plus

Setengah harta
Harta benda
Harta benda dibagi
asal perkawinan
dua

Ahli waris Semua anak( laki laki dan perempuan)


Waris patrilineal (grs bapak)

Yang berhak mewaris :


hanya anak laki laki saja

Jika kakek tidak ada


Jika tdk ada anak laki laki
 yg mewaris adalah
jatuh pada kakek ( ayah dari si
saudara laki laki yang
meninggal)
meninggal
Waris matrilineal (grs ibu)

Yang berhak mewaris adl


semua anak dari ibu

Jika yg meninggal suami, yg


mewaris adl saudara pr beserta
anak anaknya

Anda mungkin juga menyukai