KEPERAWATAN BERDASARKAN
SDKI, SLKI DAN SIKI
OLEH :
Ns. Risma Astuti,S.Kep Ns. Ridha Muzaiyanah, S.Kep
Ns. Miza Azliani, S.kep Ns. Sri Azizah Pase, S.kep
Ns. Rizka Humeira,Skep Lisa Dwi Aristiani, AMK
Asuhan Keperawatan
• Asuhan keperawatan adalah segala bentuk
tindakan atau kegiatan pada praktik
keperawatan yang diberikan kepada pasien
yang sesuai dengan Standar Operasional
Prosedur (SOP) (Carpenito, 2009).
Kenapa dalam penyusunan asuhan keperawatan
harus berdasarkan SDKI, SLKI dan SIKI ?
• SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia)
• SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
• SIKI (Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia)
Diagnosa berdasarkan SDKI ada 148
www.snars.web.id
KASUS
Tn. A berumur 41 tahun datang ke RS jam 10.00 wib dengan keluhan nyeri
pada tungkai kanan dan tidak dapat digerakkan pasca kecelakaan motor 3 jam
sebelum masuk ke RS. Dari pemeriksaan fisik pada region femur dextra
didapatkan pemendekan, deformitas, nyeri tekan, nyeri gerak aktif, nyeri
gerak pasif, skala nyeri 7 dan luka terbuka tidak ada. Pada pemeriksaan
rontgen region femur dextra AP lateral didapatkan hasil fraktur femur 1/3
tengah. Pasien tampak mengerang kesakitan dan memegang area kaki, pasien
tampak sesak, adanya penggunaan otot bantu napas, pernapasan cuping
hidung, pasien mengeluh BAK sedikit semenjak menjalani hemodialisa,
tampak edema anasarka. TD 150/100, HR 110x/menit, RR : 26x/menit, T
370C. Dari hasil pengkajian keluarga pasien memiliki riwayat hemodialisa
sejak 2 tahun yang lalu,. Hasil lab Ur: 101 mg/dl (Tinggi) Kreatinin : 8,1
mg/dl (Tinggi), Ht : 20,7 % (Rendah), Albumin 6 gr/dl (Tinggi).
BB sekarang= 60 kg, BB 3 bulan yang lalu 50kg.
No DIAGNOSA KEPERAWATAN LUARAN INTERVENSI
(SDKI) KEPERAWATAN (SLKI) KEPERAWATAN (SIKI)
1 Pola Napas Tidak Efektif Setelah dilakukan - Ukur vital sign
Ditandai dengan: tindakan keperawatan - Posisikan semi fowler
DS: selama 1x24 jam, pola - Berikan oksigen sesuai
Pasien mengatakan sesak napas kembali efektif kebutuhan
DO: dengan criteria hasil: - Auskultasi suara napas
- Vital sign tambahan
- RR DBN (12-24
TD : 150/100 mmHg - Pantau kecepatan, irama,
x/menit)
HR : 110 x/menit kedalaman dan upaya
- Tidak tampak
T : 37 0C pernapasan
pernapasan cuping
RR : 26 x/menit - Ukur saturasi oksigen
hidung dan otot bantu
- Pasien tampak sesak - Kolaborasi pemberian
pernapasan
- Adanya penggunaan otot bantu terapi sesuai instruksi
pernapasan
- Pernapasan cuping hidung
2 Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan - ukur vital sign
Ditandai dengan: keperawatan selama 1x24 jam - kaji nyeri secara
DS: nyeri berkurang atau teratasi komprehensif
pasien mengatakan nyeri pada tungkai kanan
dengan kriteria hasil: - anjurkan relaksasi napas
bawah, tidak dapat digerakkan
DO:
dalam
- skala nyeri berkurang dari
- Vital sign - atur posisi yang nyaman
7 menjadi 5
TD : 150/100 mmHg HR : 110 - kaji ulang skala nyeri
- ekspresi wajah rileks
x/menit - observasi isyarat nonverbal
T : 37 0C RR : 26
- pasien mampu melakukan
- tinjau pengalaman nyeri
x/menit manajemen nyeri
sebelumnya
- GCS: E4M6V5 (composmentis) - TD dalam rentang normal
- kolaborasi pemberian terapi
- K/U lemah (sistol 100-120 mmHg,
- Pasien tampak mengerang kesakitan sesuai instruksi
diastol 60-80 mmHg)
- region femur dextra tampak memendek,
bengkak, deformitas angulasi ke lateral
- nyeri tekan
- nyeri gerak aktif & pasif
P (provokasi) : fraktur
2222 5555
Perbedaan diagnosa pola nafas tidak efektif
dengan bersihan jalan nafas tidak efektif