Anda di halaman 1dari 8

CRITICAL THINKING DAN

PROBLEM SOLVING

Disusun Oleh:

Najma Hamidah (31401900116)


SALAH FOKUS

1) Ad Hominem
Salah fokus terhadap aspek pribadi seseorang yang menyerang latar belakang, fisik,
ataupun kepercayaan pribadi seseorang.
Contoh :
Aisyah magang disebuah kantor, suatu hari pada hari jumat atasannya mengajak semua
karyawannya untuk bersepeda bersama pada hari itu karena jumat adalah waktu yang
singkat. Kemudian aisyah menyatakan pendapatnya kepada atasannya, bahwa waktu itu
sangat berharga dan sebaiknya tidak digunakan untuk kegiatan lain melainkan untuk
pekerjaan, tetapi atasannya tidak mau mendengar pendapat aisyah karena dia adalah
perempuan dan hanya seorang mahasiswa magang. Padahal kualitas pendapat/argumen
seseorang tidak berdasarkan pada gender ataupun jabatannya.
SALAH FOKUS
2) Tu Quoque
Salah fokus terhadap sikap pembuat argumen yang tidak sesuai dengan isi argumennya.
Contoh :
• Rajah menjelaskan kepada najma bahwa sebaiknya tidak menggunakan sedotan plastik
demi kelestarian penyu dan hewan-hewan laut lainnya dan lebih baik menggunakan
sedotan dari stainless steel atau kaca yang bisa dipakai berkali-kali, tetapi najma
menyanggah bahwa rajah juga masih sering menggunakan sedotan plastik.
• Luna menjelaskan kepada najma bahwa memakai hijab merupakan kewajiban bagi setiap
muslimah dan merupakan identitas seorang muslimah yang baik. Tetapi najma
menyanggah bahwa mengenakan hijab atau tidak, tidak akan mencerminkan kereligiusan
seseorang dan najma malah mengomentari bahwa meski memakai hijab luna juga masih
beberapa kali tidak melaksanakan solatnya dengan baik, atau masih bolong-bolong
solatnya.
SALAH FOKUS

3) Fokus ke pendapat mayoritas


Menggap sesuatu benar hanya karena mayoritas orang setuju.
• Ada harga, ada rupa. Mayoritas orang percaya bahwa jika produk mahal maka pasti
rasanya enak dan terjamin kualitasnya. Terkadang hal tersebut memang benar, tetapi
produk yang lebih mahal tidak selalu lebih baik daripada yang murah. Tidak semua
makanan mahal enak rasanya.
• Rajin pangkal pandai. Mayoritas orang setuju bahwa tingkat kecerdasan seseorang
bisa diraih dengan rajin/disiplin dalam belajar. Terkadang hal tersebut memang benar,
tetapi menurut C. George Boeree , seorang psikolog Amerika dan seorang professor
emeritus di Shippensburg University, berpendapat bahwa tingkat kecerdasan atau
intelegensi seseorang tidak hanya diukur dari tingkat kerajinan seseorang dalam
belajar, namun juga disebabkan karena faktor genetik, gizi, dan lingkungan.
LOMPATAN LOGIKA
1) Dilema palsu
Hanya melihat dua kemungkinan penjelasan untuk mendapatkan kesimpulan.
Contoh :
• Anna merupakan anak yang ramah dan suka menyapa orang. Suatu hari najma
berpapasan dengan anna di jalan. Biasanya anna selalu menyapanya di sekolah, tetapi
hari ini anna tidak menyapanya. Bagi najma hanya ada dua penjelasan. Pertama, najma
percaya bahwa anna sombong dan pura-pura tidak mengenalnya diluar sekolah. Kedua,
najma percaya bahwa anna sedang marah kepadanya. Padahal bisa saja saat itu anna
sedang sakit sehingga tidak menyadari bahwa dia berpapasan dengan najma.
LOMPATAN LOGIKA

2) Menggunakan ketidak tahuan sebagai penjelasan


a. Menyatakan sesuatu salah karena belum terbukti benar.
b. Menyatakan sesuatu benar karena belum terbukti salah.
Contoh :
• Kelompok ateis berpendapat bahwa tidak ada yang namanya tuhan dan nabi. Hal ini
karena tuhan tidak memiliki wujud sehingga terbukti tidak ada. Begitu juga dengan
nabi, selama ini hanya ada nabi palsu karena mereka tidak bisa membuktikan
kenabiannya. Sedangkan kelompok beragama percaya bahwa tuhan dan nabi memang
ada walaupun mereka belum pernah melihatnya.
LOMPATAN LOGIKA
3) Membesar-besarkan dampak
Contoh :
• Jasmine anak yang malas bersih-bersih dan kurang rapih. Kemudian ibu menasihatinya
bahwa jasmine harus rajin bersih-bersih karena kebersihan adalah sebagian dari iman,
jika ia tidak rajin bersih-bersih maka ia bukan orang yang beriman. Ibu tidak
menjelaskan mengapa malas bersih-bersih menjadikan orang jadi tidak beriman.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai