untuk: a. meningkatkan kesadaran dan perubahan perilaku masyarakat untuk mencegah stunting; b. meningkatkan komitmen para pemangku kepentingan untuk melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan stunting; dan c. meningkatkan dan memperkuat koordinasi dan konsolidasi antar sektor baik tingkat Daerah, Kecamatan dan Desa untuk mempercepat upaya pencegahan dan penanggulangan stunting. . Ruang lingkup pencegahan dan penanggulangan stunting terdiri dari: a. intervensi gizi spesifik; dan b. intervensi gizi sensitif
Sasaran untuk intervensi gizi spesifik
meliputi: a. ibu hamil; b. ibu menyusui dan bayi di bawah usia 6 Sasaran untuk intervensi bulan; gizi sensitif yaitu c. ibu menyusui dan anak usia 6 sampai masyarakat umum, dengan 23 bulan; khususnya keluarga d. balita; e. anak pra sekolah; f. anak usia sekolah; g. remaja; h. calon pengantin; dan i. wanita usia subur. (1) Dalam upaya pencegahan dan penanggulangan stunting dilakukan strategi edukasi kesehatan dan gizi melalui kemandirian keluarga. (2) Strategi edukasi kesehatan dan gizi dilakukan terkait upaya promotif dan preventif melalui intervensi perubahan perilaku individu dan masyarakat, serta yang menyentuh sasaran yang paling utama yaitu keluarga. (3) Kemandirian keluarga dilaksanakan melalui peningkatan kemampuan keluarga untuk mengenali, menilai dan melakukan tindakan secara mandiri yang didampingi oleh tenaga kesehatan dan community provider, sasaran berkala, berkelanjutan dan terintegrasi. Gerakan Seribu Hari Pertama Kehidupan merupakan komitmen bersama antara Pemerintah Daerah dan masyarakat sebagai gerakan partisipasi untuk percepatan pencegahan dan penanggulangan stunting. (1) Dalam upaya pencegahan dan penanggulangan stunting dilakukan penetapan sasaran wilayah intervensi. (2) Penetapan sasaran wilayah pencegahan dan penanggulangan stunting sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan yang meliputi: a. tingginya angka kejadian stunting; b. perlunya efisiensi sumber daya; c. lebih fokus dalam implementasi dan efektivitas percepatan pencegahan dan penanggulangan stunting; d. pengukuran target pencapaian yang lebih terkendali; dan e. dapat dijadikan dasar perluasan. INTERVENSI GIZI SPESIFIK (LANGSUNG) YG SUDAH DILAKUKAN DI KABUPATEN KLATEN : I.Ibu Hamil: ANC Terpadu Suplementasi besi folat PMT pada ibu hamil Kurang Energi Kalori (KEK) Suplemen kalsium Kelas Ibu Hamil Promosi dan Konseling IMD-ASI II. Ibu Menyusui: Promosi dan Konseling menyusui Kawal ASI Komunikasi perubahan perilaku untuk memperbaiki pemberian makanan pendamping ASI Pemberian Vit. A dan TTD saat nifas III. Bayi dan Balita: IMD ASI Eksklusif PMBA setelah 6 bulan Menyusui s/d 2 tahun Suplementasi zink Suplemen vitamin A Imunisasi Pemberian garam iodium Pemantauan Timbang Pencegahan kurang gizi akut Pemberian obat cacing PMT Penyuluhan dan Pemulihan Rujukan BGM/2T Kelas Ibu Balita IV. Anak Sekolah : Penjaringan Anak Sekolah BIAS (Bulan Imunisasi anak Sekolah) Upaya Kesehatan Sekolah Promosi PMJAS (Pemberian makanan jajanan anak sekolah) Penyuluhan Gizi Seimbang VII. Lansia : Posbindu Promosi dan Konseling menyusui Konseling Gizi VIII. Remaja & Usia Produktif : Suplementasi Fe untuk remaja putri Posyandu/Posbindu Remaja Suplementasi TTD untuk remaja putri Penyuluhan kespro Pembentukan konselor sebaya Promosi Gizi Seimbang Skrining kesehatan utk Calon Pengantin Promosi IMD-ASI untuk Calon Pengantin Imunisasi utk Calon Pengantin TP-PKK : Penggerakan masyarakat - Pengawasan Perawatan masalah gizi - Penemuan kasus - Distribusi PMT - Pendidikan Gizi/Kesehatan Dispermasdes: - Pemantapan kelembagaan Posyandu di desa – Memantapkan peran Pemerintah Daerah dalam Posyandu - Akomodasi, termasuk peran-peran LSM, Dinas terkait, dll BBMKP: - Pemberdayaan Keluarga - Ketersediaan Pangan di Wilayah - Penyuluhan - Bantuan Pangan, Dinas Sosial: - Mendukung intervensi, khususnyan terkait masalah-masalah sosial - Pantau social - Pemberdayaan Keluarga. Disperindag: - Bantuan Paket pangan dalam keluarga miskin TERIMA KASIH