Anda di halaman 1dari 106

 Metode ini mencakup prosedur manual

untuk mendapatkan contoh yang mewakili.


 Contoh yang dimaksud bisa berupa produk
dari petroleum cair, semi-cair, atau bahkan
dalam bentuk padatan (solid state) yang
memiliki tekanan uap 101 kPa pada kondisi
ambient.
 Jika sampling dimaksudkan untuk
menentukan volatility dari minyak, maka
bisa digunakan metode sampling ASTM D
5842.
 Sedangkan untuk metode handling dan
mixing dari contoh hasil sampling bisa
merujuk pada metode uji ASTM D 5854.
 ALL LEVEL SAMPLE :
Sample yang diperoleh dengan menenggelamkan botol
contoh yang tertutup ke titik yang paling dekat dengan
draw off , kemudian tutup botol sample dibuka dan
botol sample ditarik ke atas dengan laju tetap
sehingga botol sample terisi ¾ bagian.
 Running Sample :
suatu sample yang diperoleh dengan menurunkan
botol sample yang terbuka ke level bagian bawah
dari outlet connection atau swing line dan
menariknya kembali ke bagian atas minyak (top oil)
dengan laju penarikan sedemikian rupa sehingga
botol sample terisi ¾ bagian ketika dikeluarkan dari
tangki.
 Spot Sample :
suatu sample yang diambil dari
lokasi/titik tertentu dari suatu tangki
atau dari suatu aliran yang mengalirdi
dalam pipa dengan waktu yang tertentu
 Bottom Sample :
Suatu spot sample yang didapatkan dari bagian
bottom tangki, kontainer atau pipa bagian yang
terbawah. Biasanya adalah 15 cm dari bagian dasar
tangki
 Bottom Water Sample :
Suatu spot sample dari air bebas yang diambil dari
bagian dasar kontainer minyak yang ada di kapal
atau kompartemen atau tangki simpan.
 Clearance Sample :
Suatu spot sample yang diambil pada 10 cm (4 in)
(beberapa diantaranya mensyaratkan 15 cm (6
in)) dibawah tank outlet
 Composite Sample :
Campuran dari beberapa spot sample yang di
campur dengan perbandingan volum.
 Dipper Sample :
Suatu sample yang diperoleh dengan meletakkan
suatu dipper atau vessel kolektor di jalur suatu
aliran yang mengalir bebas untuk mendapatkan
sejumlah volume tertentu dengan waktu interval
yang teratur dan dengan laju alir yang konstan,
atau waktu intervalnya bervariasi.
 Drain Sample
Suatu sample yang diperoleh dari valve water draw
off pada tangki simpan
 Floating Roof Sample
suatu spot sample yang diambil tepat dibawah
permukaan minyak. Sampling ini digunakan untuk
menentukan density dari liquid dari atap tangki
minyak yang mengambang (floating).
 Flow Proportional Sample
suatu sample yang diambil dari pipa sedemikian
rupa sehingga laju sampling sebanding dengan laju
alir fluida di pipa dengan periode pengambilan
tertentu.
 Grab Sample
suatu sample yang diperoleh dengan
mengumpulkan sejumlah kuantiti yang sama dari
bagian-bagian yang banyak atau kemasan-
kemasan yang banyak
 Lower Sample
suatu spot sample liquid yang diambil dari bagian
tengah dari 1/3 bagian isi tangki yang bawah ( atau
titik samplingnya berjarak 5/6 dari bagian
permukaan minyak)
 Middle Sample
suatu spot sampling yang diambil dari bagian
tengah dari isi tangki
 Upper Sample
suatu spot sample yang yang diambil dari bagian
tengah dari 1/3 bagian isi tangki yang atas.
 Multiple Tank Composite Sample
suatu campuran dari sample-sample individu atau
sample-sample komposit yang telah didapatkan
dari beberapa tangki atau kompartemen kapal,
dimana isi dari kompartemen kapal atau isi tangki
tersebut memiliki jenis dan grade sample yang
sama.
 Tank Composite Sample
Suatu campuran sample yang dibuat dari titik
sampling upper, middle dan lower dari satu tangki.
 Tap Sample
suatu spot sample yang diambil dari kran
pengambil sambil pada sisi samping tangki.
Sampling ini juga bisa disebut sebagai Tank Side
sample
 Tube or Thief Sample
suatu sample yang diperoleh dengan suatu alat
sampling tube atau thief khusus. Sample bisa
diambil sebagai core sample atau spot sample dari
titik pengambilan tertentu di suatu tangki atau
kontainer
 Automatic Sampler
suatu peralatan yang digunakan untuk mengambil
sample yang mewakili dari suatu aliran yang
mengalir di pipa
Automatic sampler umumnya terdiri dari :
◦ Probe
◦ Sample extractor
◦ Controller
◦ Flow measuring device
◦ Sample receiver
 Metode Automatic Sampling bisa dilihat di
ASTM D 4177
 Dissolve Water
air yang terlarut di minyak
 Emulsion
suatu campuran air-minyak yang belum
terpisahkan
 Entrained Water
air yang tersuspensi di minyak
 Entrained Water termasuk emulsi tapi tidak
termasuk dissolve water
 Free Water

air yang terpisah dari minyak


 Sample Container
 Bottle sampling
 Mixer
 Graduated Glass Cylinder
 Dipping Stick/Roll meter
 Tali
 APD
 Sample container harus cukup besar
sehingga sample bisa mengisi container
sebanyak 80% dari total kapasitas container
 Sisa 20% dari total container digunakan

untuk expansi termal dan mixing


 Pada bagian bawah container harus

berbentuk sedemikian rupa sehingga


sampel bisa dikeluarkan lewat bagian
bawah container secara keseluruhan
 Bagian dalam container harus bebas dari
adanya pocket atau dead spot
 Bagian permukaan dalamnya harus di design
tahan terhadap korosi, enkrustasi dan
menghindari lengketnya air/endapan di
container
 Ukuran tutup dari kontainer harus
memungkinkan untuk melakukan inspeksi,
pengisian dan pembersihan kontainer
 Kontainer juga harus di design supaya bisa
melakukan persiapan homogenitasi sample
serta mencegah adanya losses yang mana
nantinya bisa mempengaruhi keakurasian
hasil uji
 Kontainer juga harus di design untuk

mempermudah proses pemindahan sample


ke peralatan uji sehingga sample yang di
pindahkan itu bisa mewakili dari
keseluruhan sample yang ada di kontainer.
 BOTOL GELAS
◦ Botol gelas harus jernih sehingga bisa memantau
secara visual kebersihan dari contoh, impuritis
serta adanya air bebas dalam bentuk kabut
◦ Botol gelas warna gelap digunakan bila sample
yang terekspose sinar bisa mempengaruhi hasil uji
 BOTOL PLASTIK
◦ Cocok digunakan untuk sample seperti gas oil
(solar), diesel oil (minyak solar/ minyak diesel),
fuel oil (minyak bakar) dan lubricating oil (minyak
lumas)
◦ Botol sample dari material plastik TIDAK BOLEH
DIGUNAKAN untuk sample gasoline (avgas dan
mogas), aviation jet fuel (avtur), kerosine (minyak
tanah), crude oil, white spirit (solvent), medicinal
white oil, dan beberapa produk dengan boiling
point khusus kecuali bila hasil ujinya tidak
memiliki masalah kelarutan, kontaminasi atau
losses komponen ringan
 BOTOL PLASTIK
◦ Bahan polyethylene tidak boleh digunakan sebagai
container sample hydrokarbon, hal ini dikarenakan
untuk menghindari kontaminasi dan kebocoran
kontainer
◦ Minyak lumas bekas yang mengalami fuel dillution
TIDAK BOLEH menggunakan kontainer berbahan
plastik
◦ Keuntungan kontainer plastik adalah tidak
mengalami korosi
 KALENG
◦ Bagian yang tersolder di permukaan luar kaleng
dengan menggunkan flux rosin sebagian bisa
hilang akibat terlarut di gasoline
◦ Flux rosin juga dapat mengkontaminasi sample
bila sample tersebut dimaksudkan untuk diuji
dielectric strength, oxidation resistance, dan
sludge formation.
◦ Epoxi line pada bagian dalam kaleng dapat
mengkontaminasi sample yang menghasilkan
residu
◦ Untuk sample Aviation Fuel ikuti aturan di ASTM
D 4306
REKOMENDASI MATERIAL BOTOL SAMPLE UNTUK BBM AVIASI
 Untuk botol sample yang terbuat dari gelas,
penutup direkomendasikan dari bahan cork
stopper (gabus), plastik berulir atau dari
bahan metal.
 Bahan cork harus berkualitas baik, bersih
dan bebas dari lubang-lubang
 JANGAN PERNAH MENGGUNAKAN CORK
DARI BAHAN KARET.
 Untuk mencegah kontak antara sample dan
cork, maka gunakan aluminium foil untuk
membungkus cork sebelum ditutupkan ke
botol.
 Untuk penutup botol yang berulir, penutup
berulir harus dilengkapi dengan seal
penjerat uap hidrokarbon
 Penutup botol berulir pada bagian dalamnya
juga harus dilengkapi dengan disk sehingga
sample tidak terkontaminasi dan
terdeteriorasi.
 Untuk sample yang akan diuji Densitasnya,
maka botol sample harus di lengkapi
dengan penutup yang berulir.
 Container harus bersih dan jangan sampai
menyebabkan kontaminasi terhadap sample
yang akan di ambil.
 Container yang akan digunakan lagi, spt :

kaleng dan botol harus di bilas terlebih


dahulu dengan solvent yang sesuai.
 Gunakan solvent yang sesuai yang bisa

menghilangkan sludge dan sediment.


 Setelah di cuci dengan solvent cucilah dengan
larutan sabun yang kuat, kemudian bilaslah
dengan air kran, dan terakhir bilaslah dengan
air distilat
 Keringkan container dengan menyemprotnya

udara hangat yang bersih atau dengan


menempatkan container di oven pada suhu ≥
40 oC
 Umumnya container baru tdk perlu dicuci.
 Catatan Penting Pencucian Container
◦ Pencucian container bergantung pada
keperluannya, receiver yang digunakan untuk
automatic sampler perlu di cuci dengan solvent
diantara/disela sela penggunaannya. Di beberapa
aplikasinya, pencucian tidak menggunakan sabun
dan air sehingga kebersihannya sebelum digunakan
harus di pastikan lebih dulu.
◦ Jika melakukan sampling Aviation Fuel, gunakan
prosedur yang ada di ASTM D 4306, terutama bila
sampling terkait dg uji MSEP, Copperstrip
Corrosion, Electrical conductivity, Thermal Stability,
Lubricity, dan Trace metal content
 Sample harus kompatibel dengan mixer sehingga
sample dapat tercampur secara homogen dengan
baik sebelum di pindahkan ke alat uji atau ke
container intermediate.
 Mixing sangat diperlukan khususnya untuk sample
crude oil, product minyak gelap, dan kondensat
untuk uji seperti sediment dan kandungan air.
 Persyaratan untuk melakukan sejumlah
pencampuran dan tipe dari peralatan mixing adalah
berbeda-beda bergantung pada petroleum, produk
petroleumnya dan jenis analisis yang akan
dilaksanakan.
 Untuk detail Mixing setelah sampling bisa dilihat
pada ASTM D 5854
 Jika sampling dengan stratifikasi yang tidak
begitu penting, maka sample hasil sampling
cukup di kocok secara manual saja atau
menggunakan shear mixer
 Pengocokan sample hasil sampling secara

manual dan secara mekanis TIDAK


DIPERBOLEHKAN untuk sample yang akan
diuji BS&W
 Crude Oil dan Residual Fuel Oil :
Biasanya tidak homogen. Hal ini
dikarenakan :
◦ konsentrasi air ikutan sangat besar di
bagian bottom. Sebaiknya tidak dilakukan
sampling dengan running sampling atau
komposite sampling upper, middle, dan lower.
◦ Interface antara minyak dan air bebas sulit untuk
diukur, khususnya bila terdapat lapisan emulsi
atau sludge
 Penentuan volume air bebas sulit karena level
minyak bebas bisa saja bervariasi pada
bagian bottom tangki. Pada bagian bottom
tangki seringkali tertutup oleh air bebas yang
sangat banyak atau emulsi yang membentuk
lapisan atau bahkan wax dan sludge
 Karena hal-hal diatas maka sampling harus

dilakukan dengan automatic sampling sesuai


ASTM D 4177
 Gasoline dan Produk-Produk Distilat
◦ Biasanya sudah homogen
◦ Air bebas secara jelas terpisah pada bagian bottom
◦ Bisa dilakukan sampling Tank Sampling
 Distilasi Petroleum Product
◦ Jika sample akan diuji ASTM D 86
◦ Bisa menggunakan sampling prosedur botol
◦ Bisa menggunakan Tap Sampling
 Jika dimaksudkan untuk uji Tekanan Uap maka sampling
mengikuti prosedur ASTM D 5842
 Jika sampling dimaksudkan untuk uji Oxidation Stability :
◦ Jika produk mengandung sejumlah kecil ≤ ,001% material seperti
inhibitor, maka dapat mempengaruhi hasil uji oxidation stability
◦ Hindari terekspose terlalu lama dengan sinar
◦ Hindari agitasi, goncangan, penuangan dan pengocokan yang
berlebihan yang meyebabkan udara masuk ke sample shg dpt
mempercepat oksidasi
◦ Hindari sample terekspose pada suhu tinggi
◦ Gunakan botol sample berwarna gelap/coklat
◦ Lakukan sampling dengan cara running sample, karena hal ini
akan memperkecil kemungkinan adanya penyerapan udara oleh
sample, mencegah vapor loss dan kontaminasi
 PROSEDUR UMUM DALAM SAMPLING
 PROSEDUR SAMPLING DI TANGKI (TANK

SAMPLING)
 MANUAL PIPELINE SAMPLING
 Hal Umum Yang perlu diperhatikan :
◦ Lakukan dengan sangat hati-hati untuk mendapatkan
sample yang mewakili karakteristik dan kondisi rata-rata
dari material yang di sampling. Tangan tetap bersih
◦ Dikarenakan uap petroleum itu berbahaya dan beracun
serta mudah terbakar maka hindari dari terhirupnya uap
petroleum serta jangan menimbulkan segala seuatu yang
mengakibatkan bahaya terbakar
◦ Ketika melakukan sampling terhadap produk dengan
tekanan uap RVP lebih dari 13,8 kPa (2 psia) maka
peralatan sampling harus diisi dan di drain lagi sblm
sample aktual di tarik ke permukaan. Jika sample harus di
pindahkan ke kontainer maka kontainer harus di bilas
dengan sample yg sama. Pemindahan sample aktual ke
kontainer harus sedemikian rupa (botol dibalik) shg tdk ada
udara tak jenuh yang tertinggal.
◦ Jika melakukan sampling untuk sample non volatil
dengan RVP ≤ 13,8 kPa, maka peralatan sampling
harus di isi dan di drain sebelum sample aktual
diangkat ke permukaan. Jika sample aktual di
pindahkan ke kontainer maka kontainer harus
dibilas dahulu dengan produk yang akan di
pindahkan.
 Menangani Sample
◦ Sample volatile :
 Cegah dari penguapan berlebihan
 Segera pindahkan ke kontainer
 Jaga kontainer tetap tertutup kecuali bila akan di transfer
 Setelah sampai di laboratorium maka segera dinginkan
sample sblm dilakukan uji
◦ Sample yg sensistive terhadap sinar (spt :
gasoline) :
 Simpan sample di tempat gelap atau botol gelap
(utamanya bila akan dilakukan uji warna, octane, TEL
content, inhibitor content, sludge forming characteristics,
uji stabilitas dan angka netralisasi)
◦ Material Hasil Refinery
 Hindari produk dari kelembaban tinggi, debu dengan
cara menutup stoper (yg telah ditutupkan ke botol)
dengan kertas, plastik, atau aluminium foil
◦ Ruang Kosong Kontainer (container Outage)
 Jangan pernah mengisi kontainer secera penuh
(berlebihan)
 Beri ruang untuk berexpansinya uap minyak
 Isikan kontainer hanya 80% saja dari volume total,
karena selain untuk expansi, sisa ruang kosong juga
untuk keperluan mixing
 Labeling Sample
◦ Segera beri label setelah melakukan sampling
◦ Gunakan pensil atau tinta tahan minyak untuk
memberi label
◦ Informasi label mencakup :
 Tanggal dan waktu
 Nama pengambil contoh
 Grade dari material yang di sampling
 Symbol referensi atau nomor identifikasi yg telah
disepakati
 Sampling tidak
boleh dilakukan di
solid stand pipe
 Boleh dilakukan di
stand pipe asalkan
di stand pipe
terdapat dua lubang
slot yang
berdekatan seperti
gambar berikut :
 Jika sampling di tangki crude oil dengan
diameter tangki lebih dari 45 m, maka harus
dilakukan sampling tambahan yang sama di
lubang yang berbeda (lubang lainnya di satu
tangki). Semua hasil samplingnya secara
individu di analisa (dengan metode yang
sama) dan hasil ujinya di rata-rata secara
aritmatika.
 Persiapan sample komposit
◦ Komposit spot sample adalah sample spot yang di
mix dengan perbandingan volumetrik sebelum
sample diuji.
◦ Uji untuk spot sample : untuk masing-masing spot
sample boleh dilakukan uji sebelum di mix/di
blend dan kemudian hasil ujinya di rata-rata
◦ Spot sample (sample spot) dari tangki crude oil bisa
diambil dengan dua cara, yaitu : Three Way dan
Two Way
◦ Three way : adalah Volume minyak yang sama
diambil pada titik upper, middle, dan lower atau
outlet connection pada tangki yang kapasitasnya ≥
159 m3 (1000 bbls), yang mana tinggi level
minyaknya lebih dari 4,5 m (15 ft).
◦ Two Way : adalah Volume minyak yang sama
diambil pada titik upper dan lower, atau outlet
connection pada tangki yang kapasitasnya ≤ 159
m3 (1000 bbls), yang mana tinggi level minyaknya
3 m (10 ft) - .4,5 m (15 ft)
 Ada beberapa metode sampling di tangki :
◦ Metode Spot Sampling, ada 2 prosedur :
 Prosedur Core Thief Spot Sampling
 Prosedur Bottle/Beaker Spot Sampling
◦ Running atau All Level Sampling
◦ Tap sampling
◦ Bottom Sampling, ada 3 prosedur :
 Core Thief Bottom Sampling
 Closed Core Bottom sampling
 Extended Tube sampling
 Persyaratan untuk metode Spot Sampling
seperti pada tabel berikut :
◦ Titik sampling untuk metode spot sampling adalah
seperti pada gambar berikut :
 Prosedur untuk Metode
Spot Sampling :
◦ Prosedur Core Thief Spot
Sampling
◦ Prosedur Bottle/Beaker Spot
Sampling
 Peralatan Core Thief
Sampling :
◦ Peralatan tipikal untuk tipe
core thief sbb :
◦ Sample bisa diambil 2 – 2,5
cm dari bottom
 Fitur Peralatan core thief sampling
◦ Memiliki ukuran diameter yang seragam dan
memiliki tutup pada bagian bottomnya
◦ Memiliki batang yang bisa di perpanjang
sehingga bisa menentukan tinggi sample yang
akan diambil pada bagian bottom tangki
◦ Terdapat graduated level pada botol core thief
untuk bisa mengukur tinggi sediment dan air di
botol core thief
◦ Botol core thief transparan sehingga bisa
langsung digunakan untuk mengukur density
observe dan temperatur minyak sample
◦ Bukaannya pada bagian bottom berbentuk sliding
shg stlh sample masuk bukaannya bisa langsung
ditutup begitu alat dihentakkan di dasar tangki
 Peralatan bottle/beaker spot sampling seperti
pada gambar berikut :
 Prosedur bottle/beaker spot sampling :
◦ Yakinkan bahwa botol sampling atau beaker
sampling, gelas silinder bergraduasi, kontainer
dalam keadaan bersih dan kering
◦ Pastikan level minyak yang ada di tangki. Untuk
memastikan level minyak di tangki gunakan ATG
atau lakukan pengukuran manual secara outage
(ullage)
◦ Pasangkan tali pada botol atau beaker sampling
◦ Tutup botol atau beaker sample dengan cork
◦ Turunkan botol/beaker sampling pada titik
sampling yang dimaksud. Titik sampling untuk
tangki tegak dan Horizontal seperti gambar
berikut :
◦ Setelah mencapai titik sampling yang
dimaksud, tarik tutup botol/beaker
◦ Biarkan beaker/botol beberapa saat
sehingga botol/beaker terisi penuh.
◦ Setelah penuh angkat ke permukaan. Bila
ternyata tidak penuh maka ulangi
prosedurnya
◦ Kemudian tuangkan sample ke dalam
kontaier
◦ Lakukan hal yang sama untuk titik/spot
sampling yang lainnya
◦ Spot sampling HARUS DILAKUKAN DARI
YANG PALING ATAS DULUAN
◦ Kemudian setelah titik/spot
sampling di ambil maka
lepaskan tali dari botol
◦ Segera beri label pada kontainer
◦ Bawa sample ke laboratorium
untuk di lakukan mixing (bila
perlu) dan dilakukan uji.
 Aplikasi :
◦ Cocok untuk sampling liquid yang memiliki RVP ≤
101 kPa
◦ Bisa dilakukan di mobil tangki (tank car), truk
tangki (tank truck), tangki darat (shore tank),
tangki kapal (ship tank), dan barge tank.
◦ Bisa untuk material sampling solid atau semi
solid yang dapat di cairkan asalkan saat di
sampling benar-benar dalam kondisi liquid
◦ Running/all level sampling bukanlah sample yang
bisa mewakili dalam satu tangki karena volume
tangki bisa saja tidak sama di setiap
kedalamannya. Selain itu belum tentu operator
samplingnya mendapatkan proporti sample yang
sama dengan laju tarikan tali ke permukaan
 Peralatan sampling sama dengan
bottle/beaker spot sampling, seperti gambar
berikut :
 Rekomendasi bukaan botol/beaker
sampling :
 Prosedur All Level atau Running Sampling :
◦ Yakinkan bahwa botol/beaker sample dan kontainer
pada kondisi yang bersih dan kering
◦ Pasangkan tali pada botol/beaker sampling
◦ Jika diperlukan suatu hambatan masuknya liquid ke
botol (supaya liquid masuk tidak terlalu cepat masuk
ke botol) maka pasnglah cork tapi tidak menutup
smua lubang botol/beaker sampling
◦ Untuk running sampling : turunkan botol/beaker
pada laju kecepatan yang sama sampai di titik
bottom di bagian outlet connection atau swing line
inlet, dan tanpa ragu-ragu angkatlah botol/beaker
sedemikian rupa sehingga botol/beaker terisi kira-
kira ¾ dari isi botol/beaker ketika sampai di
permukaan
◦ Untuk All Level Sampling : turunkan botol/beaker
sampling yang tertutup dengan cork pada level
yang dimaksud, kemudian buka cork. Setelah itu
angkatlah botol/beaker sample ke atas dengan
laju tarikan sedemikian rupa sehingga
botol/beaker sampling terisi ¾ dari total isi
botol/beaker.
◦ Setelah sampling dilakukan, pindahkan sample ke
container (jika diperlukan)
◦ Jika volume yang diperlukan kurang maka
prosedur bisa diulangi lagi untuk mengambil
sample tambahan
◦ Lepaskan tali dari botol/beaker sampling
◦ Berilah label pada kontainer
◦ Bawalah sample ke laboratorium untuk dilakukan
mixing dan pengujian
 Aplikasi :
◦ Cocok untuk liquid yang memiliki RVP ≤ 101 kPa
◦ Cocok dilakukan di tangki yang dilengkapi
dengan tap sampling (kran untuk sampling).
◦ Prosedur ini sangat direkomendasikan untuk
sample yang volatile.
◦ Cocok untuk pengambilan sample di tangki yang
bertipe breather and ballon roof type, spheroids,
dst
◦ Jika tangki tidak dilengkapi dengan fasilitas tap,
maka sampling bisa dilakukan di bagian drain
cocks dari gage glass
 Peralatan Tap Sampling :
 Ukuran/dimensi dari Tap :
◦ Setiap Tap/Kran harus memiliki diameter minimum
1,25 cm
◦ Untuk minyak yang sangat viscous (seperti : crude oil
dengan density 0,9465 atau 18 oAPI (atau lebih kecil),
maka diameter Tap harus 2,0 cm
◦ Di tangki yang tidak dilengkapi dengan floating roof,
setiap sample Tap harus memiliki pipa tap sampling
yang masuk ke tangki sedalam 10 cm ( 4 in)
 Ukuran/Dimensi dari Tap Sampling :
◦ Untuk tangki yang memiliki outlet di samping (side
outlet), sampling dengan tap untuk memperoleh
clearance sample maka titik pengambilannya adalah
2 cm (4 in) dibawah bottom bagian outlet
connection.
◦ Persyaratan lainnya bisa dilihat di tabel berikut :
 Prosedur Tap Sampling :
◦ Yakinkan bahwa kontainer dan gelas silinder
bergraduasi dalam keadaan bersih dan kering
◦ Pastikan level liquid di tangki
◦ Jika material yang di sampling memiliki RVP 101
kPa atau kurang, maka sambunglah tube secara
langsung ke Tap/Kran (jika diperlukan)
◦ Flushinglah tap dan pipanya sampai benar-benar
ter-purging
◦ Kemudian buka kran dan Isikan sample ke dalam
graduated cylinder atau kontainer sesuai
persyaratan pada tabel berikut :
 Tabel Persyaratan Tap Sampling :
◦ Jika sample yang didapat dari Tap/Kran yang
berbeda, maka gunakan graduated cylinder untuk
mengukur banyaknya sample yang
diperlukan/sesuai.
◦ Jika tidak, tampung sample secara langsung di
kontainer.
◦ Jika menggunakan tube, pastikan ujung dari tube
tersebut menyentuh bagian dasar dari kontainer
atau graduated glass selama pengambilan
sample.
◦ Jika pengambilan sample dari tap menggunakan
graduated glass, maka pindahkan langsung
sample ke kontainer.
◦ Beri label pada kontainer segera setelah sampling
◦ Bawa ke laboratorium untuk di mixing dan diuji
 Ada tiga bottom sampling :
◦ Core Thief Bottom Sampling
◦ Closed Core Bottom Sampling
◦ Extended Tube Sampling
 Aplikasi :
◦ Cocok untuk bottom sampling atau melakukan
sampling untuk jenis material semi liquid di tank
car dan storage tank
◦ Bisa digunakan untuk sampling crude oil di
storage tank
◦ Digunakan untuk mengambil sample pada level
yang berbeda-beda, serta untuk mengambil
sample bottom untuk minyak dan air
◦ Di beberapa kasus, sampling ini juga bisa
digunakan untuk mendapatkan perkiraan secara
kuantitatif air yang ada di bottom tangki.
 Peralatan
◦ Thief didesign sedemikian
rupa sehingga sample bisa
didapatkan pada bagian
bottom sampai ketinggian 2 –
2,5 cm dari bottom tangki atau
mobil tangki
◦ Gambar core thief sbb :
 Prosedur Core Thief Bottom Sampling
◦ Yakinkan thief dalam kondisi bersih dan kering
◦ Turunkan thief secara perlahan-lahan pada
bagian hatch pada tangki atau dome pada mobil
tangki sampai menyentuh bottom.
◦ Biarkan thief terisi, secara perlahan angkatlah5 –
10 cm dan turunkan kembali sehingga terjadi
hentakan di bottom yg mengakibatkan valve dari
thief tertutup
◦ Angkat thief dari tangki dan pidahkan sample ke
kontainer yang telah disiapkan.
◦ Tutup kontainer dan beri label
◦ Bawa ke laboratorium untuk dilakukan mixing
dan pengujian.
 Aplikasi
◦ Closed core thief sampling bisa digunakan untuk
mendapatkan sample bottom dari tangki atau mobil
tangki.
◦ Pada sampling crude oil, thief bisa digunakan untuk
mendapatkan sample bottom minyak dan air
 Peralatan :
◦ Thief sampling jenis ini
didesign untuk bisa
mengambil sample di
bottom hingga
ketinggian 1,25 cm
dari bottom tangki
atau mobil tangki
◦ Gambar dari Closed
Core Thief bottom
Sampling spt sbb :
 Prosedur pelaksanaan :
◦ Turunkan thief yang bersih dan kering melalui
dome dari tangki mobil atau hatch pada tangki
simpan sampai thief menyentuh bagain dasar
bottom tangki.
◦ Sample akan masuk pada bagian bawah thief
sampai thief terisi penuh
◦ Kemudian angkat thief kepermukaan
◦ Pindahkan sample dari thief ke kontainer
◦ Tutup kontainer dan beri label serta bawa ke
laboratorium untuk di mixing dan diuji
 Aplikasi :
◦ Prosedur ini bisa digunakan untuk mendapatkan
sample pada bagian bottom seperti air .
◦ umumnya sampling ini dilakukan di kapal dan
barges.
◦ Prosedur ini juga bisa digunakan untuk mengambil
sample air pada bottom di tangki darat. Tetapi tdk
ada petunjuk khusus untuk penggunaannya
 Peralatan Extended
Tube Bottom
Sampling
◦ Dapat dilihat pada
gambar berikut :

1,25
cm
 Prosedur Extended Tube Bottom Sampling
◦ Pasangkan extended tube sampler sesuai
manualnya
◦ Pancing pompa dan tube/selang dengan mengisi
air dan tutup pada bagian ujungnya shg saat
diturunkan air tidak keluar
◦ Lekatkan selang pada weighted (pemberat) spt
gambar diatas.
◦ Hubungkan kabel grounding ke kapal atau barge
tank atau storage tank.
◦ Turunkan weighted end (ujung pemberat) dari
sampler ke bagian bottom tangki
◦ Mulailah operasi sampling sesuai manual pompa.
◦ Untuk mengurangi kontaminasi, lakukan purging
awal sebanyak lebih dari 2 kali isi dari rangkaian
peralatan.
◦ Tampung segera sample di botol/kontainer yg
bersih dan kering
 Prosedur Extended Tube Bottom Sampling
◦ Jika sample yang diambil pada lapisan air berada
pada level yang berbeda, maka angkatlah pemberat
dan ujung selang bawah ke posisi level yg di tuju.
Lakukan purging juga sebanyak lebih dari 2 kali isi
rangkaian peralatan.
◦ Tampung sample yg diambil pada level baru tsb
◦ Setelah setiap level di lapisan air sudah diambil dan
telah di pindahkan semua ke kontainer, maka
tutuplah kontainer dan berilah label pada kontainer,
kemudian bawa ke laboratorium
◦ Setelah sampling selesai bersihkan semua alat dan
lepaskanlah semua komponen peralatan
samplingnya
 Ruang Lingkup
◦ Mencakup prosedur dan peralatan untuk
memperoleh, mencampur dan perlakuan contoh
yang representatif dari bahan bakar mudah
menguap yang akan digunakan untuk pengujian
sifat volatilitas.
◦ Prosedur ini dapat digunakan untuk fuel dengan
range antara 13 – 105 kPa (2 – 16 psia).
 Petunjuk Umum
◦ Wadah contoh dan peralatan sampling masih
mengacu pada ASTM D 4057
◦ Penanganan Contoh Volatile secara umum adalah :
 Bahan bakar ringan dijaga dari kemungkinan adanya
penguapan.
 peralatan sampling adalah wadah contoh untuk
tekanan uap, wadah ditutup rapat setelah contoh
terkumpul.
 Petunjuk Umum (lanjutan)
◦ Penanganan Contoh Volatile secara umum adalah :
 Adanya kebocoran wadah contoh, maka tidak dapat
digunakan untuk pengujian
 Diinginkan contoh sampai 0 – 10C (32 – 34 0F) setelah
dikirim ke laboratorium dan sebelum wadah dibuka
untuk pengujian
 Wadah contoh tidak diisi antara 70-85% kapasitas
untuk pemuaian
 Segera diberi label dengan jelas
 TAP SAMPLING
◦ Sama halnya dengan Tap Sampling pada ASTM D
4057
◦ Yang perlu diperhatikan adalah
 Sampling untuk RVP, maka wadah harus didinginkan
sampai suhu sama dengan suhu material dalam tangki,
atau sampai 00C (320F)
 Pendinginan wadah seperti gambar berikut :
 TAP SAMPLING (lanjutan)
◦ Prosedur :
 sebelum contoh dialirkan, bilas sample tap dan tube
kurang lebih tiga kali.
 Sampling untuk RVP, maka wadah harus didinginkan
sampai suhu sama dengan suhu material dalam tangki,
atau sampai 00C (320F)
 Isi dan kosongkan wadah contoh sebanyak tiga kali
 Alirkan upper, middle, dan lower sample secara
langsung dari masing-masing tap setelah dilakukan
pembilasan
 Tutup dan beri label secepatnya dan kirim ke
laboratorium.
Prosedur :
 Nozzle Sampling •secepatnya setelah fuel
dipompakan dan pompa
telah di reset hubungkan
pump nozzle dengan nozzle
extension
•isilah wadah sample secara
perlahan melalui nozzle
extension, sampai 70-85%
kapasitas wadah
•pindahkan nozzle extension
dan tutup wadah sample,
cek adanya kebocoran, beri
label dan kirim ke
laboratorium.
 Terminologi
◦ Automatic Sampler
 Suatu peralatan yang digunakan untuk mengekstrak
sample representatif dari aliran cairan dalam pipa.
 Automatic sampler biasanya terdiri atas : probe,
sample extractor, controller, alat ukur aliran dan
wadah contoh.
◦ Automatic sampling system
 Suatu sistem yang terdiri atas : stream conditioning,
automatic sampler dan pencampur contoh.
◦ Probe
 Bagian dari automatic sampler yang diperpanjang
kedalam pipa dan secara langsung sebagian dari cairan
masuk ke sampler extractor
 Terminologi (lanjutan)
◦ Sampler controler
Suatu peralatan yang menentukan
beroperasinya sample extractor
◦ Grab
Volume contoh terekstrak dari suatu
perpipaan dengan satu gerakan
atau langkah tunggal dari sample
extractor.
 Terminologi (lanjutan)
◦ Stream Conditioning
Pengadukan dari suatu aliran sedemikian
rupa sehingga contoh representatif dapat
diekstrak.
◦ Sample Extractor
Suatu alat yang memindahkan contoh (grab)
dari suatu perpipaan, sample loop
atau tangki Sample Loop Suatu bypass
volume rendah yang dialirkan dari pipa
utama
 Automatic Sampling System
◦ Sistem Pengambilan Contoh Otomatis
terdiri atas :
 Stream conditioning dari lokasi sampling
 Alat untuk ekstrak secara fisika dari
aliran
 Alat ukur aliran
 Pengontrol volume total dari contoh yang
terekstrak
 Penampang contoh
 Frekwensi Pengambilan Contoh
◦ Pedoman untuk frekuensi pengambilan contoh
dinyatakan dengan istilah “Grab per lineal distance
of pipeline volume” .
◦ Untuk melayani pekapalan dan perpipaan pedoman
minimum dapat dinyatakan dalam barel per grab :
 Frekwensi Pengambilan Contoh (lanjutan)
◦ Formula persamaan tersebut untuk satu grab setiap
25 lineal meter ( 80 ft) dari volume pipa.
◦ Frekuansi pengambilan contoh harus didasarkan
pada grab maksimal untuk ukuran penampung
yang sesuai, secara umum digunakan unit LACT
(lease automatic costody transfer) atau ACT
(automatic costody transfer) adalah langkah pada 1
grab per 1 sampai 10 bbl.
 Probe
◦ Lokasi Probe :
 Derah pengambilan contoh dianjurkan pada 1/3
penampang pipa
 Probe (lanjutan)
◦ Lokasi Probe :
 Probe terbuka menghadap arah aliran dan diletakkan
pada daerah dimana hasil pengadukan cukup memadai
 Bila digunakan vertical piping loop, lokasi probe
setelah belokan ketiga dari elbow 90 dengan jarak
maksimum 3x diameter pipa dari bengkokan atas dan
tidak lebih dekat dari ½ diameter pipa dari belokan
terakhir (gambar 4)
 Desain Probe
◦ Desain mekanis untuk probe harus cocok dengan
kondisi operasi dari pipa dan cairan yang akan
disampling.
◦ Terdapat 3 desain dasar seperti gambar berikut :
Extractor
 Suatu automatic sample extractor adalah suatu alat

yang meng-ekstrak contoh (grab) dari aliran medium.


Ekstraktor bisa berupa atau bukan berupa bagian
integral dari probe.
Controller
 Suatu sample controller adalah suatu peralatan yang

mengatur beroperasinya sample extractor

10
2
 Sample Receiver / Container diperlukan untuk
menjaga dan mempertahankan komposisi contoh
dalam bentuk cairan. Dikenal 2 jenis receiver yaitu
stationary receiver dan portable receiver, yang
keduanya dapat didisain pada volume tetap maupun
volume yang bervariasi. Bila loss of vapor akan
berpengaruh nyata terhadap analisis contoh,
penggunaan receiver type volume varibel harus
dipertimbangkan

10
3
10
5
10
6

Anda mungkin juga menyukai