Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS PELAKSANAAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG

PRAJA KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR DALAM


MELAKSANAKAN KETERTIBAN UMUM
(Studi Kasus Kel. Kayu Putih Kec. Pulogadung)

OLEH:
AAN ANDI PRASETYO
AP318342

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA


SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI
MENARASISWA
BOGOR
2021/2022
LATAR BELAKANG
Pemerintah sebagai pembuat peraturan seharusnya mempertahankan dan memelihara sesuatu
yang baik tentang kota serta berupaya merencanakan pertumbuhan dan juga perubahannya.
Wujud dari peraturan daerah, setiap Pemerintah Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia
berupaya melakukan pengaturan terhadap segala kegiatan-kegiatan yang dinilai dapat
mengganggu segala aktivitas masyarakat atau ketertiban umum. Bentuk dari pengaturan
tersebut yaitu dengan membentuk peraturan daerah dalam rangka mengatasi masalah
ketertiban umum. Satpol PP sebagai penegak Perda, penyelenggara ketertiban umum dan
ketenteraman masyarakat, seringkali harus berhadapan dengan masyarakat, badan hukum,
dan bahkan aparatur yang tidak memahami Perda maupun kewenangan Satpol PP sebagai
Penegak Perda dan penyelenggara ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat serta
perlindungan masyarakat. Penelitian ini difokuskan pada pelaksanaan tugas Satpol PP dalam
penegakan ketertiban umum di Kecamatan Pulogadung. Hal ini mengingat betapapun
idealnya kewenangan Satpol PP dalam penegakan Perda, tetapi pada tataran pelaksanaanya
belum tentu sesuai antara yang seharusnya dengan fakta yang sesungguhnya, maka
pelaksanaan kewenangan Satpol PP sebagai penegak Perda belum efektif atau belum bisa
berjalan sebagaimana mestinya di Kecamatan Pulogadung. Maka perlu adanya penelitian
untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan tugas Satpol PP dalam Penegakan ketertiban
umum di Kecamatan Pulogadung apakah sudah berjalan sebagaimana mestinya atau dengan
kata lain apakah pelaksanaan penegakan ketertiban berjalan secara efektif atau tidak. Jika
belum, apa kendala yang dihadapi oleh Satpol PP dalam penegakan ketertiban Kecamatan
Pulogadung.
PERUMUSAN MASALAH

1. Bagaimanakah pelaksanaan fungsi Satpol PP di


Kelurahan Kayu Putih Kecamatan Pulogadung
dalam melaksanakan ketertiban umum ?

2. Hambatan apa yang ditemui dalam pelaksanaan


fungsi Satpol PP di Kelurahan Kayu Putih
Kecamatan Pulogadung dalam melaksanakan
ketertiban umum ?
TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui bagaimanakah pelaksanaan


fungsi Satpol PP di Kelurahan Kayu Putih
Kecamatan Pulogadung dalam melaksanakan
ketertiban umum.

2. Untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh


gelar sarjana strata 1 (S-1) Ilmu Administrasi
Publik di Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi
Menara Siswa Bogor.
METODE PENELITIAN
1. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif
yang tergolong penelitian ilmiah karena menggunakan dan mengacu pada
kejadian yang benar-benar terjadi pada masa sekarang, baik dari segi perubahan
maupun dari ketetapan acuan yang masih berlaku hingga sekarang. Bondan dan
Taylor (dalam Moleong, 2006: 4) mendefenisikan metodologi kualitatif sebagai
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Menurut mereka,
pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh).
2. Jenis penelitian ini adalah kualitatif, karena peneliti berusaha untuk
mengungkapkan dan memahami fakta-fakta atau gambaran sesuai dengan
kenyataan di lapangan tanpa melakukan intervensi terhadap kondisi yang terjadi.
3. Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi, karena penelitian
kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan
hasil kajiannya tidak diberlakukan ke populasi, tetapi ditranfer ke tempat lain
pada situasi sosial yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial pada kasus
yang dipelajari. Sugiyono (2008:298)
PEMBAHASAN
1. Pelaksanaan Fungsi Satuan Polisi Pamong Praja Kecamatan Pulogadung
Dalam Melaksanakan Ketertiban Umum
a. Aspek Komunikasi; Dalam banyak program kebijakan, sebagai realitas dari program kebijakan perlu
hubungan yang baik antar instansi yang terkait, yaitu dukungan komunikasi dan koordinasi. Untuk itu,
diperlukan koordinasi dan kerjasama antar instansi bagi keberhasilan suatu program tersebut. Komunikasi
dan koordinasi merupakan salah satu urat nadi dari sebuah organisasi agar program-programnya tersebut
dapat direalisasikan dengan tujuan serta sasarannya.
b. Aspek Sumber Daya; Dalam suatu kebijakan perlu dukungan sumberdaya, baik sumberdaya manusia
(human resources) maupun sumberdaya materi (matrial resources) dan sumberdaya metoda (method
resources). Dari ketiga sumberdaya tersebut, yang paling penting adalah sumberdaya manusia, karena
disamping sebagai subjek implementasi kebijakan juga termasuk objek kebijakan publik.
c. Aspek Disposisi Implementor; dalam kebijakan sikap atau disposisi implementor ini dibedakan menjadi
tiga hal, yaitu :
• respons implementor terhadap kebijakan, yang terkait dengan kemauan implementor untuk melaksanakan
kebijakan publik;
• kondisi, yakni pemahaman terhadap kebijakan yang telah ditetapkan; dan
• intens disposisi implementor, yakni preferensi nilai yang dimiliki tersebut.
d. Aspek Struktur Birokrasi, yang bertugas seabgai pemegang kebijakan memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kebijakan. Salah satu dari aspek struktur yang penting dari setiap organisasi adalah adanya
prosedur operasi yang (standard operating procedures atau SOP). SOP menjadi pedoman bagi setiap
pemegang kebijakan dalam bertindak. Struktur organisasi yang terlalu panjang akan cenderung
melemahkan pengawasan dan menimbulkan red-tape, yakni prosedur birokrasi yang rumit dan kompleks,
Ini pada gilirannya menyebabkan aktivitas organisasi tidak fleksibel.
PEMBAHASAN
2. Kendala-kendala yang ditemui dalam Pelaksanaan Fungsi Satuan Polisi
Pamong Praja Kecamatan Pulogadung Dalam Menertibkan Ketertiban
Umum
a) Kurangnya pemahaman dari pelanggar ketertiban umum dan masyarakat mengenai
peraturan yang berlaku walaupun sudah dilakukan sosialisasi langsung maupun
tidak langsung kepada kelompok sasaran.
b) Dukungan sumber daya pelaksana kebijakan dalam pelaksanaan kebijakan ini
dinilai masih kurang, karena jumlah sumber daya manusia yang tidak mencukupi
sehingga mempengaruhi kinerja para petugas satpol pp dalam melaksanakan
tupoksinya dimana akan terjadi tumpang tindih tugas pokok dan fungsi antar
pelaksana sehingga dibutuhkan adanya partisipasi dari instansi terkait untuk
mencapai keberhasilan yang optimal.
c) Kurangnya sumber dana anggaran operasional yang ada, dimana dalam melakukan
kegiatannya dilapangan satpol pp tidak menerima dana tambahan hanya bergantung
pada gaji yang ada, juga sangat berpengaruh dalam hal ketersediaan prasarana
fasilitas operasional yang dimiliki Satpol PP Kec. Pulogadung yang dinilai masih
minim.
d) Kurangnya sadarnya para pelanggar ketertiban umum dalam hal ini PKL untuk
mematuhi peraturan dilandasi faktor pendidikan yang masih rendah.
KESIMPULAN
1) Satpol PP Kelurahan kayu Putih Kecamatan Pulogadung sudah maksimal dalam
menjalankan tugasnya sebagai aparat yang mengayomi dan menegakkan peraturan
daerah. Satuan Polisi Pamong Praja Pemerintah Daerah Kecamatan Pulogadung
sudah menunjukkan kemampuannya di dalam menegakkan disiplin peraturan
daerah yang secara nyata melakukan pelanggaran terhadap peraturan kepala daerah.
Namun, hal tersebut belum optimal dikarenakan banyaknya kendala-kendala yang
dihadapi sehingga berdampak pada kinerja Satuan Polisi Pamong Praja itu sendiri.
Oleh karnanya diharapkan kepada seluruh pihak, baik pelanggar ketertiban umum
(pkl) dan masyarakat untuk sama-sama menjaga ketertiban dan ketentraman umum
khususnya di daerah Kelurahan Kayu Putih Kecamatan Pulogadung.
2) Hambatan yang ditemui secara internal adalah secara organisasi anggaran untuk
Satpol PP dianggap kurang memadai dan kurangnya personil Satpol PP sehingga
terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaan tupoksinya, sedangkan hambatan
eksternalnya yaitu hambatan yang ada di lapangan berupa adanya masayarakat dan
para pelanggar ketertiban umum yang didominasi oleh pedagang kaki lima yang
sudah diingatkan tapi tetap saja tidak mengindahkan peraturan yang berlaku,
sehingga Satpol PP harus mengingatkan kembali ketika melakukan penertiban.
SARAN

1. Program atau kegiatan ini harus terus terlaksana untuk menekan kasus
pelanggaran ketertiban dan ketrentraman umum yang ada diwilayah
Kecamatan Pulogadung yang sudah meresahkan masyarakat.
2. Penambahan anggota Satpol PP di Seksi Kententraman Masyarakat dan
Ketertiban Umum karena diseksi ini tugas program pembinaan dan
pembimbingan dilakukan dan pada saat ini Satpol Kelurahan Kayu Putih
Kecamatan Pulogadung masih kekurangan anggota.
3. Sarana dan prasarana harus terus ditingkatkan agar program ini dapat
berjalan maksimal.
4. Anggaran dana operasional juga perlu diperhatikan agar dalam
pelaksanaanya petugas satpol pp tidak terbebani oleh biaya tugas.

Anda mungkin juga menyukai