Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN AN. J DENGAN


DIAGNOSA ITP DI RUANG
TULIP RSUD MALINGPING
DISUSUN OLEH
TITA RAHAYU
18215271
PENDAHULUAN
 Latar belakang
 
Trombositopenia adalah suatu kekurangan trombosit, yang
merupakan bagian dari pembekuan darah. Pada orang normal jumlah
trombosit didalam sirkulasi berkisar antara 150.000 ± 450.000/ul,
rata-rata berumur 7-10 hari. Kira-kira 1/3 dari jumlah trombosit di
dalam sirkulasi darah mengalami penghancuran di dalam limpa. Oleh
karena itu untuk mempertahankan jumlah trombosit supaya tetap
normal, diproduksi 150.000-450.000 sel trombosit perhari. Jika
jumlah trombosit kurang dari 30.000/mL, bisa terjadi perdarahan
abnormal, meskipun biasanya gangguan baru timbul jika jumlah
trombosit mencapai kurang dari 10.000/mL. (Sudoyo,dkk, 2006)
TUJUAN

 TUJUAN UMUM
Secara umum penulisan makalah ini bertujuan
untuk mengetahui secara garis besar tentang pasien
ITP secara menyeluruh
 TUJUAN KHUSUS
 Mengetahui pengertian ITP
 Mengetahui etologi, patofisilogi, dan manifestasi klinis
 Mengetahui penatalaksanaan dari penyakit ITP
 Mengetahui Konsep keperawatan
TINJAUAN PUSTAKA

 PENGERTIAN ITP
ITP adalah singkatan dari Idiopathic
Thrombocytopenic Purpura. Idiophatic berarti tidak
diketahui penyebabnya. Thrombocytopenic berarti
darah yang tidak cukup memiliki keping darah
(trombosit). Purpura berarti seseorang memiliki
luka memar yang banyak (berlebihan).
 ETIOLOGI
Penyebab dari ITP tidak diketahui secara pasti.
Mekanisme yang terjadi melalui pembentukan
antibody yang menyerang sel trombosit, sehingga
sel trombosit mati. (Imran, 2008).
 EPIDEMIOLOGI
Akut ITP sering terjadi pada anak-anak, biasanya
anak-anak dengan usia 2-4 tahun. Sedangkan kronik
ITP sering terjadi pada dewasa, sebagian besar
dialami oleh wanita muda, tetapi dapat terjadi pada
siapa saja
PATOFISIOLOGI

 Kerusakan trombosit pada ITP melibatkan


autoantibody terhadap glikoprotein yang terdapat
pada membrane trombosit. Penghancuran terjadi
terhadap trombosit yang diselimuti antibody, hal
tersebut dilakukan oleh makrifag yang terdapat
pada limpa dan organ retikulo endothelial
lainnya. Megakariosit pada sumsum tulang bisa
normal atau meningkat pada ITP
GEJALA DAN TANDA
 Bintik –bintik merah pada kulit (terutama daerah kaki), seringnya
bergerombol menyerupai ras (petechiae)
 Memar atau kebiruan pada kulit dan membrane mukosa (seperti
dibawah mulut) disebabkan perdarahan dibawah kulit tanpa alas an
yang jelas (purpura). Pada perdarahan yang lebih sering dapat
membentuk masa tiga dimensi yang disebut hematoma
 Hidung mengeluarkan darah atau perdarahan gusi, ada darah pada
urine dan faeses, menstruasi yang berkepanjangan, perdarahan pada
otak (jarang terjadi) menunjukkan tingkat keparahan penyakit
 Jumlah platelet yang rendah akan menyebabkan nyeri, fatique, dan
sulit berkonsentrasi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Hitung darah lengkap, menunjukan penurunan jumlah
hemoglobin, hematrokit, dan trombosit
 Anemia normositik: bila lama berjenis mikrositik hipokrom
 sumsum tulang biasanya normal, tetapi megakariosit muda dapat
bertambah dengan maturion arrest pada stadium megakariosit
 Masa perdarahan memanjang, masa pembekuan normal, retraksi
pembekuan abnormal, prothrombin consumption memendek, RL test (+)
TERAPI
 Terapi ITP lebih ditujukan untuk menjaga agar jumlah
trombosit dalam kisaran aman sehingga mencegah
terjadinya perdarahan mayor. Terapi untuk anak-anak
dan dewasa hampir sama. Kortikosteroid (mis:
prednisone) sering digunakan untuk terapi ITP. Dosis
awalnya 0,5 ± 1,2 mg/kgBB/hari selama 2 minggu.
Respon terapi kortikosteroid terjadi dalam 2 minggu
dan pada umumnya terjadi pada minggu pertama, bila
respon membaik dilanjutkan sampai 1 bulan,
kemudian dilakukan tapering
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN ITP
 Keluhan utama
 Memar, bintik-bintik pada kulit, keluarnya darah pada hidung dan perdarahan
pada gusi gigi
 Riwayat penyakit sekarangang
 Klien mengalami ITP yg ditandai dengan Memar, bintik-bintik pada kulit,
keluarnya darah pada hidung dan perdarahan pada gusi gigi
 Riwayat penyakit dahulu
 HIV AIDS yang mungkin diturunkan dari orang tua klien
 Riwayat penyakit keluarga
 Pihak keluarga mengalami HIV AIDS, kelainan hematologi
 Riwayat lingkungan
 Kondisi lingkungan kurang baik atau kumuh karena penyakit ini bias
disebabkan oleh virus atau bakteri seperti rubella, rubiola dan paksinasi dengan
virus aktif
DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Gangguan pemenuhan nutrisi dan cairan kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksia yang ditandai dengan kelemahan, berat
badan menurun, intake makanan kurang, kongjungtiva.
 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan 
imobilisasi
 Kurang pengetahuan pada keluarga tentang kondisi dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan salah interpretasi informasi ditandai
dengan keterbatasan belajar, tidak familiar dengan sumber informasi
 Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan factor
imunologis ditandai dengan immobilisasi, kelemahan, hipertermi,
perubahan turgor kulit
 Gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen berhubungan dengan penurunan
kapasitas pembawa oksigen darah ditandai dengan hypoxia, takikardi
INTERVENSI KEPERAWATAN

 Gangguan pemenuhan nutrisi dan cairan kurang


dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Setelah dilakukan tindakan 1)   Berikan makanan dalam porsi 1)      Porsi lebih kecil dapat
keperawatan 2x24 jam diharapkan kecil tapi sering meningkatkan masukan yang
pemenuhan nutrisi klien terpenuhi 2)   Pantau pemasukan makanan dan sesuai dengan  kalori.
dengan kriteria hasil: timbang berat badan setiap hari 2)   Anoreksia dan kelemahan dapat
  Menghilangkan mual dan 3)   Lakukan konsultasi dengan ahli mengakibatkan penurunan berat 
muntah diet. badan dan malnutrisi yang serius.
  Menunjukkan berat badan stabil 4)   Libatkan keluarga pasien dalam 3)   Sangat bermanfaat dalam
  perencanaan makan sesuai dengan perhitungan dan penyesuaian diet
indikasi. untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
pasien.
4)   Meningkatkan rasa
keterlibatannya, memberikan
informasi pada keluarga untuk
memahami kebutuhan nutrisi
pasien.
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
kelemahan
Tujuan dan kreteria hasil Intervensi Rasional
Setelah dilakukan tindakan 2x24 1)      Kaji kemampuan pasien untuk 1)       Mempengaruhi pilihan
jam diharapkan klien dapat melakukan aktivitas normal, catat intervensi.
melakukan aktivitas sendiri tanpa laporan kelemahan, keletihan. 2)       Manifestasi kardiopulmonal
bantuan dari orang lain dengan 2)      Awasi TD, nadi, pernafasan. dari upaya jantung dan paru untuk
kriteria hasil: 3)      Berikan lingkungan tenang membawa jumlah oksigen ke
 Meningkatkan partisipasi dalam 4)      Ubah posisi pasien dengan jaringan.
aktivitas. perlahan dan pantau terhadap 3)       Meningkatkan istirahat untuk
 Menunjukkan peningkatan pusing. menurunkan kebutuhan oksigen 
toleransi aktivitas.   tubuh.
  4)        Hipotensi postural / hipoksin
  serebral menyebabkan pusing,
berdenyut dan peningkatan resiko
cedera.
Kurang pengetahuan pada keluarga tentang
kondisi dan kebutuhan pengobatan berhubungan
dengan salah interpretasi informasi
Tujuan dan kreteria hasil Intervensi Rasional
Setelah dilakukan tindakan 1x24 1)   Berikan informasi tntang ITP. 1)      memberikan dasar pengetahuan
jam diharapkan keluarga mengerti Diskusikan kenyataan bahwa terapi sehingga keluarga / pasien dapat
akan penyakit klien dengan kriteria tergantung pada tipe dan beratnya membuat pilihan yang tepat.
hasil: ITP. 2)     ketidak tahuan meningkatkan
2)   Tinjau tujuan dan persiapan untuk stress.
 Pemahaman dan penerimaan
pemeriksaan diagnostic. 3)     merupakan kekwatiran yang tidak
terhadap program pengobatan
3)   Jelaskan bahwa darah yang diungkapkan yang dapat
yang diresepkan.
diambil untuk pemeriksaan memperkuat ansietas pasien /
 Menyatakan pemahaman proses
laboratorium tidak akan keluarga.
penyakit.
memperburuk ITP.  
  Faham akan prosedur dagnostik
 
dan rencana pengobatan.
Resiko tinggi kerusakan integritas kulit
berhubungan dengan factor imunologis
Tujuan dan kreteria hasil Intervensi Rasional
Setelah dilakukan tindakan 2x24 1)      Kaji integritas kulit untuk 1)     Memberikan informasi untuk
jam diharapkan kerusakan bisa melihat adanya efek samping perencanaan asuhan dan
berkurang dengan kriteria hasil: therapi kanker, amati mengembangkan identifikasi awal
penyembuhan luka. terhadap perubahan integritas
  Klien dapat mengidentifikasi
kulit.
intervensi yang berhubungan 2)     Anjurkan klien untuk tidak
dengan kondisi spesifik menggaruk bagian yang gatal. 2)     Menghindari perlukaan yang
  Berpartisipasi dalam pencegahan dapat menimbulkan infeksi.
3)     Ubah posisi klien secara teratur.
komplikasi dan percepatan
3)     Menghindari penekanan yang
penyembuhan 4)      Berikan advise pada klien untuk
terus menerus pada suatu daerah
  menghindari pemakaian cream
tertentu.
kulit, minyak, bedak tanpa
rekomendasi dokter. 4)     Mencegah trauma berlanjut pada
kulit dan produk yang kontra
indikatif
Gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen berhubungan
denga penurunan kapasitas pembawa oksigen darah
Tujuan dan kreteria hasil Intervensi Rasional
Setelah dilakukan tindakan 2x24 jam 1)   Kaji / awasi frekuensi pernafasan, 1)      perubahan (seperti takipnea, dispnea,
diharapkan kebutuhan oksigen kedalaman dan irama. penggunaan otot aksesoris) dapat
terpenuhi dengan kriteria hasil: 2)   Tempatkan pasien pada posisi yang menindikasikan berlanjutnya
  Mengurangi distress pernafasan. nyaman keterlibatan / pengaruh pernafasan
  Mempertahankan pola pernafasan 3)   Beri posisi dan Bantu ubah posisi yang membutuhkan upaya intervensi.
normal / efektif secara periodic. 2)      memaksimalkan ekspansi paru,
  4)   Bantu dengan teknik nafas dalam. menurunkan kerja pernafasan dan
  menurunkan resiko aspirasi.
3)      meningkatkan areasi semua segmen
paru dan mobilisasikan sekresi.
4)      membantu meningkatkan difusi gas
dan ekspansi jalan nafas kecil.
 
IMPLEMENTASI

Pelaksanaan sesuai dengan ITP dengan intervensi


yang sudah ditetapkan (sesuai dengan literature)
EVALUASI

Hal hal yang perlu dievaluasi dalam pemberian


asuhan keperawatan berfokus pada criteria hasil
dari tiap-tiap masalah keperawatan dengan
pedoman pembuatan SOAP, atau SOAPIE pada
masalah yang tidak terselesaikan atau teratasi
sebagian
TINJAUAN KASUS
 PENGKAJIAN
Identitas klien
Nama : An. J
Usia : 10 tahun
Jenis kelamin: Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan: SD
Alamat : Kp. Rahong, Malingping, Banten
Tgl Masuk : 22 Februari 2021
Tgl Pengkajian: 22 Februari 2021
Diagnosa Medik : ITP
Identitas Orang Tua
1. Ayah  

Nama : Tn. A

Usia : 40 tahun

Pendidikan : SMA

Pekerjaan/Sumber Penghasilan : Rp. 2.500.000

Agama : Islam

Alamat : Kp. Rahong, Malingping Banten

   

1. Ibu  

Nama : Ny. T

Usia : 35 tahun

Pendidikan : SMA

Pekerjaan/Sumber Penghasilan :-

Agama : Islam

Alamat :Kp. Rahong. Malingping Banten


Identitas Saudara Kandung

NO NAMA USIA HUBUNGAN STATUS KESEHATAN

1. An. D 12 Tahun Kakak kandung Sehat


2. An. B 7 Tahun Adik kandung Sehat
 
 Keluhan Utama/Alasan Masuk RS
 Keluhan utama: Lebam lebam, kulit pasien kemerahan dan gusi
berdarah, pasien merasa lemas
 Riwayat Kesehatan
 Riwayat kesehatan sekarang
 SMRS An. J mengeluh kulitnya lebam lebam sudah ke puskesmas dan
sudah di obati di puskesmas tetapi tidak ada perubahan. Orang tua An.J
merasa tidak ada perbaikan maka membawanya ke RS.
 Riwayat Kesehatan Lalu (khusus untuk anak usia 0-5 tahun)
 Selama hamil ibu kontrol kebidan Cuma satu kali selama masa kehamilan
tidak teratur minum vitamin selama kehamilan. Ibu melahirkan di
puskesmas, lahir spontan, dengan BB Lahir 2500 gram. Penyakit yang
pernah di alami batuk batuk pada usia 2 tahun disertai demam, dan diare
pada usia 2 tahun. An. J tidak pernah mengalami kecelakaan, keracunan
makanan ataupun obat obatan. Tidak pernah mengkonsumsi obat obatan
bebas, dan perkembangan An. J sama seperti saudara saudaranya (kaka
dan adiknya).
 Genogram
 Tn. A dan Ny. T menikah pada usia 22 tahun pada Ny.T dan 25 tahun
Pada Tn.A. Tn. A dan Ny. T di karunia 3 orang anak. Anak pertama
perempuan usia 12 tahun, anak kedua laki laki 10 tahun dan anak ketiga
perempuan usia 7 tahun
 Riwayat Imunisasi
 Ibu mengatakan An. J sudah mendapat imunisasi lengkap di puskesmas.
 Riwayat Tumbuh Kembang
 Pertumbuhan Fisik
 An. J di usia 10 tahun memiliki BB 20 kg dan tinggi badan 125 cm, pada
saat tumbuh gigi pada usia 9 bulan dan tanggal gigi pada usia 6 tahun
 Perkembangan tiap tahap usia anak
 Ny. T mengatakan An. J bisa berguling pada usia 5 bulan, bisa duduk
pada usia 7 bulan, bisa merangkak pada usia 7 bulan, bisa berdiri usia 10
bulan, bisa berjalan usia usia 12 bulan, tersenyum pertama kaki pada
usia 8 minggu, bicara pertama kali usia 11 bulan, dan bisa berpakaian
tanpa bantuan pada usia 4 tahun

Pola nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini
 Pada usia 0-4 bulan An. J di berikan ASI, pada usia 4-12 bulan di berikan ASI dan MPASI, dan
saai ini makan makanan nasi, lauk pauk dan sayur. Makan sehari 3x sehari kadang habis 1 porsi
kadang hanya setengah porsi. Selama di RS An. J hanya habis setengah porsi.
 Riwayat Psikososial
 Keluarga An. J tinggal di desa, di rumah sendiri warisan dari orang tua An. J. Rumah An. J
berdekatan dengan sekolah, tidak ada tempat bermain, An. J bermain hanya di sekitar rumah saja
dengan anak anak di sekitar rumahnya. An. J memiliki kamar sendiri tetapi kadang kadang masih
tidur bareng dengan adik nya. Keluarga An. J termasuk keluarga yang harmonis. An. J beserta
kakak dan adiknya di rawat langsung sama kedua orang tuanya. Keluarga An. J tidak memiliki
pembantu, semua pekerjaan rumah di kerjakan oleh Ny. T sendiri
 Riwayat Spiritual
 Keluarga merupakan keluarga yang saling menyayangi dan saling mendukung di setiap keadaan,
saling menyayangi dan dan menghargai antar anggotakeluarga. Dan keluarga selalu mengikuti
kegiatan keagaamaan di desanya
 Reaksi Hospitalisasi
 An. J di bawa ke RS karena orang tua khawatit keadaan An. J yg tidak sembuh sembuh padahal
sudah di bawa dan di obati di puskesmas. Selama di rawat di RS An. J bersama kedua orang
tuanya, tetapi ayahnya tidak bisa setiap hari bersamanya karena harus bekerja
 Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap
 An. J saat ini mengetahui alas an kenapa berada di RS. An. J mengatakan bahwa dirinya sedang
sakit tetapi tidak tahu tentang penyakit yang di deritanya saat ini. An. J mengatakan bosan selama
di rawat di RS, karena tidak bisa bertemu dengan teman temannya
 Aktivitas sehari hari
 Sebelum masuk RS An. J makan 3x sehari kadang habis 1 porsi kadang hanya
habis setengah porsi. An. J menyukai semua makanan, makan sehari hari
tempe,tahu,ikan kadang kadang, sayur setiap hari. Selalu berdoa sebelum makan
 Cairan
 Sebelum sakit An. J minum air putih saja, tetapi saat sakit An. J minum air putih
dan susu setiap harinya. Sehari minum 4-5 gelas, kebutuhan cairan sebelum dan
saat sakit adalah 1600cc
 Eliminasi (BAB dan BAK)
 BAB; sebelum sakit dan sesudah sakit tidak ada perubahan
 BAK: sebelum dan sesudah sakit tidak ada perubahan
 Bab 1 kali setiap hari pada pagi hari, konsistensi lembek,berwarna kuning, tidak
mengalami kesulitan bab dan tdk pernah menggunakan obat pencahar. Bak 3-4
kali sehari berwarna kuning, bau khas dan tidak pernah mengalami kesulitan saat
bak
 Personal Hygiene
 An. J saat sakit mandi 2x sehari , mencuci rambutnya 2x seminggu, gosok gigi 3x
sehari, gunting kuku 1x seminggu. Pada saat sakit mandi hanya di lap sama
ibunya,cuci rambut sekaliseminggu, gosok gigi sekali sehari, dan gunting kuku 1
kali seminggu
 Aktifitas / mobilitas fisik
 Selum sakit An. J sebelum sakit merupakan anak yg aktif , beraktivitas seperti anak
yg lainnya. Pada saat sakit An. J hanya tiduran saja di tempat tidur, An. J
mengatakan lemas tetapi tidak ada kesulitan pada pergrakan tubuhnya.
 Rekreasi
 An. J mengatakan waktu sebelum sakit sangat senang bisa sekolah dan bermain
bersama teman temannya, sesekali keluarga An. J rekreasi ke pantai yang jaraknya
tidak jauh dari rumahnya. Di hari libur An. J biasanya di gunakan untuk bermain
bersama teman temannya. Tetapi saat sakit An. J hanya tiduran di rumah saja
 Pemeriksaan Fisik
 Keadaan umum: lemah, kesadaran compos mentis gcs 15.
 TTV: TD 120/ 80 mmHg, Nadi 90x/menit, RR 25x/menit, Suhu 38 0 C
 An. J memiliki tinggi badan 125 cm, berat badan 20 kg, lingkar lengan atas 14cm,
lingkar dada 38 cm, lingkar perut 15cm
 Sistem pernapasan
 Bentuk hidung normal. Pernafasan tidak menggunakan cuping hidung, tidak ada
secret dan tidak ada epistaksis. Pda leher ada pembesaran kelenjar dan tidak ada
tumor. Bentuk dada normal, tidak barrel dan pigeon chest. Gerakan dada simetris,
tidak ada retraksi dada dan tidak ada otot bantu napas. Suara nafas vesikuler, tidak
ada ronchi, wheezing, dan stridor
ANALISA DATA
DATA (DS DAN DO) MASALAH DIAGNOSA KEPERAWATAN
DS: Defisit nutrisi (D.0019)
● Pasien mengatakan badan terasa lemas
● Pasien mnengatakan minum 4-5 gelas belimbing sehari berupa air putih
● Paien mengatakan makan habis setengah porsi
● Pasien mengatakan napsu makan menurun
DO:
● Conjungtiva anemis
● BB 20kg TB 125 cm

DS: Risiko Gangguan integritas kuli (D.0129)


Pasien mengatakan badan terasa hangat
DO:
● Kulit lebam lebam
● Kulit pasien kemerahan
● Kulit teraba hangat
● Terlihat bintik bintik merah
● Suhu 38 0
● Turgor kulit kembali dalam 5 detik

DS: Defisit pengetahuan (D.0111)


● Pasien mengatakan tidak mengetahui tentang penyakit klien
● Keluarga belum tahu tentang pengambilan darah
DO:
-
DIAGNOSA KEPERAWATAN

 1. Defisit nutrisi berhubungan dengan kurangnya


asupan makanan
 2. Risiko Gangguan integritas kulit berhubungan
dengan perubahan pigmentasi
 3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan
kurang terpapar informasi
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI
Defisit nutrisi berhubungan dengan kurangnya asupan makanan (D.0019) Setelah dilakukan tindakan 2x24 jam diharapkan pemenuhan nutrisi klien terpenuhi dengan kriteria 1. Berikan makanan dalam porsi kecil tapi sering
hasil:  
Menunjukkan berat badan stabil 2. Pantau pemasukan makanan dan timbang berat bandan setiap hari
 
 
3. Lakukan konsultasi dengan ahli gizi
4. Libatkan keluarga pasien dalam perancanaan makan sesuia dengan indikasi

Risiko Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan pigmentasi (D.0139) Setelah dilakukan tindakan 2x24 jam diharapkan kerusakan bisa berkurang dengan 1. Kaji integritas kulit untuk melihat adanya efek samping therapi kanker, amati
  Kriteria hasil: penyembuhan luka.
1. Klien dapat mengidentifikasi intervensi yang berhubungan dengan kondisi spesifik 2. Anjurkan klien untuk tidak menggaruk bagian yang gatal.
2. Berpartisipasi dalam pencegahan komplikasi dan percepatan penyembuhan 3. Ubah posisi klien secara teratur.
  4. Berikan advise pada klien untuk menghindari pemakaian cream kulit, minyak, bedak
tanpa rekomendasi dokt

Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi (D. 0111) Setelah dilakukan tindakan 1x24 jam diharapkan keluarga mengerti akan penyakit klien dengan 1) Berikan informasi tntang ITP. Diskusikan kenyataan bahwa terapi tergantung pada tipe dan
kriteria hasil: beratnya ITP.
Pemahaman dan penerimaan terhadap program pengobatan yang diresepkan. 2) Tinjau tujuan dan persiapan untuk pemeriksaan diagnostic.
-Menyatakan pemahaman proses penyakit. 3) Jelaskan bahwa darah yang diambil untuk pemeriksaanlaboratorium tidak akan memperburuk
-Faham akan prosedur dagnostik dan rencana pengobatan. ITP.
CATATAN KEPERAWATAN
Tanggal/hari/waktu No. Dx Implementasi Evaluasi

22 februari 2021/ senin/10.00 wib 1 ●Memberi tahu pasien dan keluarga untuk makan makanan yang sedikit tapi sering dan banyak S:
minum ● Klien mengatakan akan makan dan minum banyak tapi masih mual
● Melakukan penimbangan berat badan. ● Klien mengatakan makan habis setengah porsi
O:
● BB 20 kg
A: Masalah belum teratasi
P:
● Pantau asupan makanan dan timbang berat badan setiap hari
 

22 februari 2021/ senin/10.00 wib 2 ● mengkaji integritas kulit S:


● Menganjurkan klien untuk tidak menggaruk bagian yang gatal ● Klien mengatakan tidak nyaman
● Merubah posisiklienmiring kiri dan kanan O:
● Masih terlihat bintik binti merah pada kulit
● Masih terlihat lebam lebam pada kulit
A:
Masalah belum teratasi
P:
● Monitor integritas kulit klien
● Lihat ada tidaknya tanda tanda infeksi
● Monitor suhu klien
 

22 februari 2021/senin/10.00 wib 3 ●Memberikan informasi kepada pasien tentang penyakit pasien dan memberitahukan bahwa S
terapi tergantung beratnya ITP ● Klien mengerti apa yang di jelaskan perawat
● Menjelaskan bahwa darah yang diambil untuk pemeriksaan laboratorium tidak akan ● Keluarga mengatakan sudah tidak khawatir lagi pengambilan darah akan memperburuk
memperburuk ITP penyakit anaknya
O;
● Klien terlihat mengangguk tanda bahwa sudah mengerti
● Klien dan keluarga terlihat jelas dengan apa yang telah di jelaskan oleh perawat
A:
Masalah belum teratasi
P:
● Monitor integritas kulit klien
● Lihat ada tidaknya tanda tanda infeksi
● Monitor suhu klien
PENUTUP
 KESIMPULAN
 Trombositopenia menggambarkan individu yag mengalami atau pada
resiko tinggi untuk mengalami insufisiensi trombosit sirkulasi. Penurunan
ini dapat disebabkan oleh produksi trombosit yang menurun, distribusi
trombosit yang berubah, pengrusakan trombosit, atau dilusi vaskuler
 SARAN
 Perawat harus memantau setiap perkembangan yang terjadi pada pasien
yang menderita ITP.
    Perawat harus bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain, seperti
tenaga kesehatan yang bekerja di laboratorium yaitu untuk memerikasa
jumlah trombosit pasien.
     Perawat harus menerapkan komunikasi asertif terapeutik guna
menurunkan tingkat kecemasan pasien

Anda mungkin juga menyukai