REVISI PPT Deputi Korsup Rakernis Bareskrim 24052023
REVISI PPT Deputi Korsup Rakernis Bareskrim 24052023
1) dalam melaksanakan
tugas supervisi, KPK
WEWENAN
Pidana Korupsi Pemberantasan Tindak Pidana negara pemberantasan tindak pidana Pidana Korupsi pengadilan yg memperoleh
Korupsi dan Instansi
korupsi kekuatan hukum tetap
a. melibatkan aparat
a. melakukan pengkajian penegak hukum,
a. melakukan pendaftaran a. mengoordinasikan terhadap sistem
dan pemeriksaan terhadap penyelidikan, penyidikan, Penyelenggara
Dalan melaksanakan
WEWENAN
(LHKPN);
Pidana Korupsi; pemerintahan; berwenang melakukan dengan Tindak Pidana
b. menerima laporan dan
b. menetapkan sistem b. memberi saran kepada pengawasan, Korupsi yang dilakukan penetapan hakim dan
pelaporan dalam kegiatan putusan pengadilan,
menetapkan status pimpinan lembaga penelitian, atau oleh aparat penegak
Pemberantasan Tindak
gratifikasi; Pidana Korupsi;
negara dan lembaga penelaahan terhadap hukum / KPK berwenang
c. menyelenggarakan pemerintahan untuk melakukan tindakan
c. meminta informasi tentang melakukan perubahan
instansi yang Penyelenggara
program pendidikan kegiatan Pemberantasan menjalankan tugas dan Negara; dan/ atau hukum yang diperlukan
jika berdasarkan hasil
antikorupsi pada setiap Tindak Pidana Korupsi b. menyangkut kerugian dan dapat
pengkajian, sistem wewenangnya yang
jejaring pendidikan; kepada instansi yang pengelolaan administrasi negara paling sedikit dipertanggungiawabka
d. merencanakan dan terkait; berkaitan dengan
tersebut berpotensi
Pemberantasan Tindak Rp 1.000.000.000,00 n sesuai dengan isi
melaksanakan program d. melaksanakan dengar menyebabkan terjadinya
pendapat atau pertemuan Pidana Korupsi (satu milyar rupiah). dari penetapan hakim
sosialisasi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
Tindak Pidana Korupsi; dengan instansi yang c. dalam hal tindak atau putusan
dan
e. melakukan kampanye anti berwenang dalam c. melaporkan kepada
pidana korupsi tidak pengadilan
melakukan Pemberantasan memenuhi ketentuan,
korupsi kepada Presiden Republik
Tindak Pidana Korupsi; dan Indonesia, Dewan KPK wajib
masyarakat; dan
e. meminta laporan kepada
f. melakukan kerja sama Perwakilan Ralryat menyerahkan lid,dik,tut
instansi berwenang Republik Indonesia, dan
bilateral atau multilateral mengenai upaya kepada Kepolisian
Dlm Pemberantasan Badan Pemeriksa dan/atau kejaksaan
pencegahan sehingga tidak Keuangan, jika saran
Tindak Pidana Korupsi terjadi Tindak Pidana d. KPK melakukan
KPK mengenai usulan
Korupsi. perubahan tidak supervisi terhadap lid,
KPK DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI
D
tertentun dapat mengambil alih tugas dan wewenang
penyelidikan, penyidikan dan penuntutan (superbody)
yang sedang dilaksanakan oleh Kepolisian dan atau
Kejaksaan
KPK DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI
Pendekatan Pencegahan
(Preventif Approach)
Pendekatan Penindakan
(Law Enforcement Approach)
STRATEGI TRISULA PEMBERANTASAN KORUPSI
KORUPSI ITU JUGA MUNCUL DISEBABKAN OLEH KARENA SISTEM (BY SYSTEM
CORRUPTION) CORRUPTION BECAUSE OF FAIL, BAD AND WEAK SYSTEM).
PENDEKATAN DENGAN SASARAN adanya PERBAIKAN, PENGUATAN dan KOREKSI SISTEM yang
PENCEGAHAN ADA serta PEMBANGUNAN BARU.
PENDEKATAN INI, AKAN MEMPENGARUHI dan BERKEINGINAN HILANGNYA
KESEMPATAN serta PELUANG MELAKUKAN KORUPSI SETELAH DILAKUKANYA
PERBAIKAN SISTEM.
PIMPINAN
SEKRETARIAT
JENDERAL
TIM PENASIHAT
KEDEPUTIAN BIDANG
KEDEPUTIAN BIDANG KEDEPUTIAN BIDANG KEDEPUTIAN BIDANG
PENGAWASAN INTERNAL DAN
PENCEGAHAN PENINDAKAN INFORMASI DAN DATA
PENGADUAN MASYARAKAT BIRO
PERENCANAAN
DIREKTORAT DIREKTORAT DAN KEUANGAN
PENDAFTARAN DAN DIREKTORAT DIREKTORAT
PENYELIDIKAN PENGAWASAN
PELAPORAN LHKPN PENGOLAHAN INTERNAL
INFORMASI DAN DATA
BIRO UMUM
DIREKTORAT GRATIFIKASI
DIREKTORAT PENYIDIKAN
DIREKTORAT
DIREKTORAT DIREKTORAT MONITOR PENGADUAN
PENDIDIKAN DAN MASYARAKAT BIRO SUMBER
DIREKTORAT
PELAYANAN DAYA MANUSIA
PENUNTUTAN
MASYARAKAT DIREKTORAT
PEMBINAAN JARINGAN
DIREKTORAT PENELITIAN UNIT KERJA PELACAKAN KERJA ANTAR KOMISI
DAN PENGEMBANGAN ASET, PENGELOLAAN DAN INSTANSI BIRO HUKUM
BARANG BUKTI, DAN
UNIT KERJA PUSAT EKSEKUSI
EDUKASI ANTIKORUPSI
BIRO HUBUNGAN
MASYARAKAT
UNIT KERJA KOORDINASI
WILAYAH I - IX
STRUKTUR ORGANISASI KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI
BERDASARKAN UU RI NOMOR 19 TAHUN 2019
Dit. Wil. I Dit. Wil. II Dit. Wil. III Dit. Wil. IV Dit. Wil. V
Direktur : Edi Suryanto Direktur : Yudhiawan Direktur : Bahtiar Ujang.P Direktur : Ely Direktur : Budi Waluya
Kusumastuti
Kejaksaan Agung Bareskrim Polri Kalimantan Timur Bali
Aceh
Sumatera Selatan Kalimantan Barat Kalimantan Utara Nusa Tenggara Barat
Sumatera Utara
Lampung Kalimantan Tengah Sulawesi Utara Nusa Tenggara Timur
Sumatera Barat
Kep. Bangka Kalimantan Selatan Gorontalo Maluku
Riau
Belitung Jawa Tengah Sulawesi Barat Maluku Utara
Kepulauan Riau
Banten DI Yogyakarta Sulawesi Selatan Papua
Jambi
DKI Jakarta Jawa Timur Sulawesi Tengah Papua Barat
Bengkulu
Jawa Barat Sulawesi Tenggara
KOORDINASI
a. bantuan menghadirkan ahli, saksi, tersangka atau terdakwa yg terkait dengan perkara
yang ditangani;
b. pemeriksaan lokasi atau objek tindak pidana;
c. pencarian orang yg masuk Daftar Pencarian Orang (DPO);
d. pelacakan aset;
e. rekonstruksi perkara;
f. forensik digital;
g. peminjaman barang bukti dan/atau salinan dokumennya;
h. penyediaan tempat pemeriksaan;
i. penyediaan tempat penahanan;
j. penyediaan tempat penyimpanan benda sitaan dan barang rampasan; dan/atau
k. penyediaan data Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN).
SUPERVISI
Pasal 6d Supervisi terhadap instansi yang berwenang melaksanakan Pemberantasan Tindak
UU 19/ 2019 Pidana Korupsi
1. Dalam melaksanakan tugas supervisi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf d, KPK
berwenang melakukan pengawasan, penelitian, atau penelaahan terhadap instansi yang
Pasal 10 menjalankan tugas dan wewenangnya yang berkaitan dengan Pemberantasan Tindak Pidana
UU 19/ 2019 Korupsi.
2. Ketentuan mengenai pelaksanaan tugas supervisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dengan Peraturan Presiden.
1. PENGAWASAN
1. Meminta kronologis penanganan TPK;
2. Meminta laporan perkembangan
penangangan TPK;
3. Gelar Perkara Bersama di tempat
Instansi yang menangani perkara
tersebut atau tempat lain yang
disepakati yang dituangkan dalam
bentuk simpulan dan rekomendasi;
4. KPK harus memberikan fasilitasi sesuai
kebutuhan apabila diminta
(Pasal 6 Perpres Nomor 102 / 2020)
Pelaksanaan Supervisi
Dalam hal KPK mengambil alih penyidikan dan/atau penuntutan, kepolisian dan/atau kejaksaan
wajib menyerahkan tersangka dan seluruh berkas perkara beserta alat bukti dan dokumen lain
yang diperlukan paling lama 14 (empat belas) hari kerja, terhitung sejak tanggal permintaan KPK
Penyerahan dilakukan dengan membuat dan menandatangani Berita Acara Penyerahan sehingga
segala tugas dan kewenangan kepolisian dan/atau kejaksaan pada saat penyerahan tersebut
beralih kepada KPK
PENGAMBILALIHAN PERKARA
PASAL 9 PERPRES 102 / 2020
SUPERVISI FASILITASI
KRITERIA PENGAMBILALIHAN
PERKARA TPK
Pasal 10A (UU 19/2019)
PENYIDIK
PENUNTUT
SINERGITAS APH
DALAM RANGKA PERCEPATAN
PENANGANAN PERKARA
Dasar hukum:
1. Undang-Undang RI Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 19 tahun 2019 tentang Perubahan Kedua atas Undang Undang Nomor 30 tahun
2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
2. Nota Kesepahaman antara KPK RI, Kejaksaan RI dan Kepolisian Negara RI Nomor: 107
Tahun 2021, Nomor: 6 tahun 2021 dan Nomor: NK/17/V/2021 tanggal 20 Mei 2021
tentang Kerja Sama dalam Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
3. Peraturan Presiden Nomor 102 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 102 Tahun
2020 tentang Pelaksanaan Supervisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Deputi Bidang Koordinasi dan Supervisi KPK dengan
Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Agung
yang ditandatangani pada tanggal 8 Februari 2023 di Jakarta
SINERGITAS APH
DALAM RANGKA PERCEPATAN PENANGANAN PERKARA
Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Deputi Bidang Koordinasi dan Supervisi KPK dengan
Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri
sedang dalam proses harmonisasi
PERAN KOORSUP DALAM
MENDUKUNG TUGAS APH
2 Optimalisasi Tata Niaga - Pemda • Telah dilakukan kajian awal terkait potensi dan simpul
Sarang Burung Walet - Kementerian Pertanian permasalahan tata niaga sarang burung wallet
(Pajak) - Kementerian Keuangan • Telah dilaksanakan Rapat Koordinasi dengan pemangku
- Kementerian Dalam Negeri kepentingan untuk dilanjutkan dengan pelaksanaan renaksi
- Kementerian Perdagangan
3 Pendampingan persiapan - Kementerian ATR/BPN • Fokus pada sumber material galian C yang akan digunakan
pemindahan Ibukota - Kementerian PUPR dalam pembangunan infrastruktur IKN
Negara Nusantara - Kementerian PPN/Bappenas • Identifikasi sumber galian C untuk pembangunan
- Kementerian ESDM infrastruktur IKN 90% lebih berasal dari Sulawesi
- Kementerian Keuangan • Telah dilaksanakan koordinasi dengan Kementerian PUPR,
- Polri Otorita IKN untuk dibuatkan aturan terkait legalitas galian C
- Kejaksaan Agung yang akan digunakan untuk IKN
- Kementerian Dalam Negeri
- Pemda
AGENDA TEMATIK
NO TEMATIK INSTANSI MITRA KOORDINASI PROGRESS
4 Pinjaman PEN - Kementerian Dalam Negeri Upaya Pencegahan Korupsi dalam Pengajuan PEN, sbg contoh
- Kementerian Keuangan
- PT SMI 1. Pemprov Sulsel Membatalkan pengajuan Pinjaman utk
Pembangunan Stadion Mattoangin Kab. Kolaka Timur Membatalkan
Pinjaman mengingat belum ada kajian urgensi kebutuhan Pemda dan
pasca OTT Bupati Kolaka Timur (2021)
2. Kab. Konawe Utara Membatalkan Pinjaman mengingat belum ada
kajian urgensi kebutuhan Pemda
3. Kab. Poso, Kab.Banggai Laut Pemda diminta untuk dapat
menyiapkan kajian terkait rencana pinjaman tersebut sesuai dengan
kajian litbang KPK tahun 2020
5 Upaya Pencegahan - Sekretariat Wakil Presiden - Telah dilakukan kepada Pemda dan K/L terkait (Kementerian
Korupsi pada Program - Kementerian PPN/Bappenas PPN/Bappenas, BKKBN, Kemenkes, Kemensos dan
Penurunan Stunting - BKKBN
- Kementerian Kesehatan Kemendagri) untuk detail program mendukung stunting (K/L
- Kemen PUPR dengan anggaran tertinggi Kemensos: 23 T; Kemen PUPR:
- Kementerian Sosial 1,3 T; dan Kemenkes: 8,2 T)
- Kementerian Dalam Negeri - Sudah dilaksanakan pertemuan dengan Deputi Setwapres
dan akan disampaikan hasil rekomendasi untuk perbaikan
tata kelola:
AGENDA TEMATIK
Contoh lainnya
• Praktik Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada Masa
Pandemi Covid-19 di Provinsi Jawa Barat
• Stadion Kamal Junaedi - Jepara (Jawa Tengah)
• Pasar Turi - Surabaya (Jawa Timur)
• Piutang BPHTB - Kabupaten Pulang Pisau (Kalimantan Tengah)
• Melaksanakan kegiatan penyelamatan danau prioritas nasional
• Tematik Penyelesaian Permasalahan Aset P3D (Pemekaran
Wilayah) antara Kabupaten Bima dan Kota Bima di Wilayah
Provinsi NTB
KOLABORASI
Penguatan
APIP dan APH
1 Penertiban
Aset
2 Optimalisasi
Pajak
3 Penanganan
Pengaduan 4 Peningkatan
Integritas 5
Daerah Masyarakat Nasional
• Workshop APIP Koordinasi dan sinergi Koordinasi dan sinergi • Sistem Pengaduan • Peningkatan
• Pelatihan Bersama bersama instansi bersama instansi Masyarakat Terpadu kepatuhan pelaporan
APH berwenang terkait : berwenang terkait • Penerusan gratifikasi dan
• Penertiban/ • Optimalisasi Pajak Pengaduan LHKPN
Pemulihan Aset Daerah Masyarakat ke APH • Pembentukan Unit
Bermasalah • Penagihan Piutang Pengendalian
• Penertiban Pajak Daerah Gratifikasi (UPG)
Prasarana, Sarana,
dan Utilitas (PSU)
Sinergi dan Kolaborasi Memberantas
Korupsi
KPK (KPK)
Jln. Kuningan Persada Kav-4
Jakarta 12950
Pengaduan Dugaan Tindak
Pidana Korupsi:
Informasi LHKPN:
Email : elhkpn@kpk.go.id
Informasi Gratifikasi:
Email: pelaporan.gratifikasi@kpk.go.id
Hubungan Masyarakat:
Email: informasi@kpk.go.id