Anda di halaman 1dari 53

ALUR DIAGNOSA DAN TATALAKSANA

TUBERKULOSIS

Dr.Fenni
Best Western Hotel, 15 Agustus 2022

PPM
Workshop KotaInfeksi
Manajemen Makassar
Laten Tuberkulosis
dan Terapi Pencegahan Tuberkulosis Tahun 2022
SITUASI TBC DI INDONESIA 
Setiap 1 jam
11 orang
di Indonesia
meninggal karena
TBC
Pengertian TBC
WORKSHOP MANAJEMEN ILTBC DAN TPT

65% TBC BTA positif


tingkat
penularan

Faktor risiko BTA negatif dengan hasil kultur


lama pajanan 26% positif
penularan TBC

daya tahan pasien TBC dengan hasil kultur


tubuh 17% negatif dan foto toraks positif
Perjalanan TBC
WORKSHOP MANAJEMEN ILTBC DAN TPT

Respon imun membatasi pertumbuhan bakteri dan mencegah terjadinya


adekuat infeksi.
Infeksi
kuman TBC tidak dijumpai kavitas
tanda dan
sistem imun
gejala yang
inadekuat
atipikal dapat dijumpai TBC miliar

Pajanan Kuman TBC 30% Terinfeksi TBC 3-10% berkembang menjadi TBC Aktif

Setelah 1 tahun, sekitar 3 – 5 % pasien dengan TBC laten akan berkembang menjadi TBC aktif, sisanya akan tetap
memiliki TBC laten sepanjang hidup
Gambaran Klinis TBC
WORKSHOP MANAJEMEN ILTBC DAN TPT

Anamnesis
Batuk berdahak
2 minggu atau Batuk darah Sesak napas
lebih

Penurunan
Badan Lemas Penurunan BB
nafsu makan

Demam
subfebris
Pemeriksaan Bakteriologi
WORKSHOP MANAJEMEN ILTBC DAN TPT

• Untuk penegakkan diagnosis


• Tidak dapat digunakan untuk evaluasi hasil pengobatan.
Pemeriksaan Tes Cepat • Sampel non dahak 🡪 cairan serebrospinal (Cerebro Spinal Fluid/CSF),
Molekular (TCM) MTB jaringan biopsi, bilasan lambung (gastric lavage), dan aspirasi cairan
lambung (gastric aspirate).

• Uji dahak yang dikumpulkan berupa dahak Sewaktu-Pagi (SP).


Pemeriksaan dahak • BTA (+) adalah jika salah satu atau kedua contoh uji dahak menunjukkan
mikroskopis langsung hasil pemeriksaan BTA positif

• Baku emas (gold standard) dalam mengidentifikasi M tuberculosis.


• Media padat (Lowenstein-Jensen) dan media cair (Mycobacteria Growth Indicator
Tube/MGIT).
Pemeriksaan Biakan • Jika terjadi pertumbuhan koloni pada biakan, maka dilanjutkan dengan identifikasi spesies M.
tuberculosis dengan Rapid Test TBC Ag MPT64. Hasil biakan positif juga dapat dilanjutkan
dengan uji resistensi terhadap OAT lini 1 dan 2.
Pemeriksaan Penunjang lain untuk Diagnosis TBC
• Gambaran radiologi yang dicurigai sebagai lesi TBC aktif adalah:
WORKSHOP MANAJEMEN ILTBC DAN TPT

Bayangan berawan / nodular di segmen apikal dan posterior lobus


atas paru dan segmen superior lobus bawah; Kavitas, terutama lebih
dari satu, dikelilingi oleh bayangan opak berawan atau nodular;
Foto Toraks Bayangan bercak milier; Efusi pleura unilateral (umumnya) atau
bilateral (jarang).
• Gambaran radiologi yang dicurigai lesi TBC inaktif: Fibrotik,
Kalsifikasi, Schwarte atau penebalan pleura

• Biopsi aspirasi dengan jarum halus (BJH) kelenjar getah bening


(KGB).
• Biopsi pleura (melalui torakoskopi atau dengan jarum abram, Cope
dan Veen Silverman).
Histopatologi • Biopsi jaringan paru (trans bronchial lung biopsy/TBCLB) dengan
bronkoskopi, trans thoracal needle aspiration/TTNA, biopsi paru
terbuka).
• Biopsi atau aspirasi pada lesi organ di luar paru yang dicurigai TBC.
• Otopsi.
Hain test (uji kepekaan R dan H)
Definisi kasus TBC
WORKSHOP MANAJEMEN ILTBC DAN TPT

Pasien TBC yang terkonfirmasi Bakteriologis Pasien TBC terdiagnosis secara Klinis

Pasien TBC yang terbukti positif pada hasil • Pasien TBC paru BTA negatif dengan hasil
pemeriksaan contoh uji biologinya (sputum dan pemeriksaan foto toraks mendukung TBC.
jaringan) melalui pemeriksaan mikroskopis langsung, • Pasien TBC paru BTA negatif dengan tidak ada
TCM TBC, atau biakan. Termasuk di dalamnya adalah: perbaikan klinis setelah diberikan antibiotika non
OAT, dan mempunyai faktor risiko TBC
• Pasien TBC paru BTA positif • Pasien TBC ekstraparu yang terdiagnosis secara
• Pasien TBC paru hasil biakan M.TBC positif klinis maupun laboratoris dan histopatologis tanpa
• Pasien TBC paru hasil tes cepat M.TBC positif konfirmasi bakteriologis.
• Pasien TBC ekstraparu terkonfirmasi secara • TBC anak yang terdiagnosis dengan sistim skoring.
bakteriologis, baik dengan BTA, biakan maupun tes • Pasien TBC yang terdiagnosis secara klinis dan
cepat dari contoh uji jaringan yang terkena. kemudian terkonfirmasi bakteriologis positif (baik
• TBC anak yang terdiagnosis dengan pemeriksaan sebelum maupun setelah memulai pengobatan)
bakteriologis. harus diklasifikasi ulang sebagai pasien TBC
terkonfirmasi bakteriologis.
Klasifikasi pasien TBC berdasarkan lokasi anatomi
WORKSHOP MANAJEMEN ILTBC DAN TPT

Berdasarkan
lokasi anatomi

Tuberkulosis Tuberkulosis
paru ekstraparu

TBC yang berlokasi pada parenkim (jaringan) TBC yang terjadi pada organ selain paru, misalnya: pleura, kelenjar limfe,
paru. Milier TBC dianggap sebagai TBC paru abdomen, saluran kencing, kulit, sendi, selaput otak dan tulang

Pasien yang menderita TBC paru dan sekaligus


Diagnosis TBC ekstra paru harus diupayakan secara bakteriologis dengan
juga menderita TBC ekstra paru, diklasifikasikan
ditemukannya Mycobacterium tuberculosis.
sebagai pasien TBC paru.

Bila proses TBC terdapat dibeberapa organ, penyebutan disesuaikan dengan


organ yang terkena proses TBC terberat.
Klasifikasi pasien TBC berdasarkan Riwayat pengobatan sebelumnya
WORKSHOP MANAJEMEN ILTBC DAN TPT

adalah pasien yang belum pernah mendapatkan pengobatan TBC sebelumnya atau
Pasien baru TBC
sudah pernah menelan OAT namun kurang dari 1 bulan (˂ dari 28 dosis).

pasien TBC yang pernah dinyatakan sembuh atau


pengobatan lengkap dan saat ini didiagnosis TBC
Pasien kambuh berdasarkan hasil pemeriksaan bakteriologis atau
klinis (baik karena benar-benar kambuh atau karena
reinfeksi).
Berdasarkan Riwayat
Pengobatan Pasien yang diobati pasien TBC yang pernah diobati dan dinyatakan gagal
Sebelumnya kembali setelah gagal pada pengobatan terakhir.
Pasien yang pernah
diobati TBC
Pasien yang diobati
pasien yang pernah diobati dan dinyatakan lost to
kembali setelah putus
follow up. (Klasifikasi ini sebelumnya dikenal sebagai
Pasien yang riwayat berobat (lost to
pengobatan pasien setelah putus berobat /default).
pengobatan sebelumnya follow-up)
tidak diketahui adalah
pasien TBC yang tidak
masuk dalam kelompok pasien TBC yang pernah diobati namun hasil akhir
Lain-lain
1) atau 2). pengobatan sebelumnya tidak diketahui.
Klasifikasi pasien TBC: berdasarkan hasil pemeriksaan uji kepekaan obat
WORKSHOP MANAJEMEN ILTBC DAN TPT

• TBC yang disebabkan oleh M.Tb yang resistan terhadap salah


TB Monoresistant satu jenis OAT lini pertama

• TBC yang disebabkan oleh M.Tb yang resistan terhadap lebih dari
TB Poliresistant salah satu jenis OAT lini pertama selain R dan H bersamaan

• TBC yang disebabkan oleh M.Tb yang resistan terhadap R dan H


Multidrug resistant (TB MDR) bersamaan dengan atau tanpa diikuti resistan OAT lini pertama lainnya

• TBC yang disebabkan oleh M.Tb yang resistan terhadap OAT


TB pre-XDR golongan fluorokuinolon

• TBC yang disebabkan oleh M.Tb yang resistan terhadap salah


TB XDR satu OAT kelompok A dan OAT golongan fluorokuinolon

• TBC yang disebabkan oleh M.Tb yang resistan terhadap R


TB RR dengan atau tanpa resistan terhadap OAT lain
Klasifikasi pasien TBC berdasarkan status HIV
WORKSHOP MANAJEMEN ILTBC DAN TPT

Hasil tes HIV positif sebelumnya atau sedang mendapatkan ART,


atau
Pasien TBC dengan HIV
positif (pasien ko-
infeksi TBC/HIV)
Hasil tes HIV positif pada saat diagnosis TBC.

Berdasarkan status HIV

Hasil tes HIV negatif sebelumnya, atau

Pasien TBC dengan HIV


negative

Hasil tes HIV negative pada saat diagnosis TBC.


Jenis Spesimen TB
• Dahak Purulent
Kualitas dahak yang
baik
• : Volume 3-5
ml
• Mukopurulent Mucoid

• Non Dahak
1. Jenis : LCS, Jaringan, Kelenjar limfe,
Bilas lambung/aspirat lambung
2. Cara Pengambilan: tergantung pada
lokasi lesi
Jenis Pemeriksaan Mikrobiologi
dalam Program TB
TCM Mikroskopis Line Probe Assay

• Deteksi: bakteri tahan • Lini 2: gol Fluorokuinolon


• Deteksi: MTB dan asam dan obat injeksi lini dua
resistansi Rif • (individual drug)
Tidak bisa membedakan BTA
• 2 jam pemeriksaan, • Lini 1: INH dan Rif
lingkungan/MOTT • 2 hari pemeriksaan, TAT 7
TAT 1 hari • TAT 1 hari hari

Biakan Uji Kepekaan


• Menumbuhkan kuman • Deteksi: resistansi terhadap OAT
dalam media cair (2-6 • Dalam bentuk paket SDP (INH high,
minggu) maupun Moxi high, Amk, PZA, Lzd, Cfz, Bdq,
padat (2-8 minggu) Lfx)
• Dikerjakan dalam media padat(3-4
minggu) maupun cair (1-3 minggu)
ALUR DIAGNOSA TUBERKULOSIS
DEWASA

Monev
Workshop TB Kota
Manajemen InfeksiMakassar
Laten Tuberkulosis
dan Terapi Pencegahan Tuberkulosis Tahun 2022
Surat EdaranDirjen P2P No. 936 tahun 2021 tentang
Perubahan Alur dan Pengobatan Tuberkulosis di
Indonesia
• Perubahan besar dalam penegakan diagnosis
dan pengobatan TBC telah direkomendasikan
oleh WHO tahun 2020 dalam buku WHO
operational handbook on tuberculosis – Module
3: rapid diagnostics for tuberculosis.
• Strategi Nasional Pengendalian Tuberkulosis
di Indonesia mengikuti perkembangan ilmu
dan teknologi terkini di bidang kesehatan.
• Perubahan paradigma dalam penegakan
diagnosis TBC dan TBC RO yang harus
dilakukan:
• a. Lebih dini
• b. Lebih akurat
• c. Untuk semua jenis dan tipe penyakit
TBC
• d. Deteksi cepat untuk mengetahui resistansi
obat TBC.
Alur Penegakan Diagnosis TBC
Terduga TBC

Pemeriksaan TCM

MTB pos Rif No result,


MTB pos Rif MTB pos Rif sensitif** MTB Negatif
Indeterminate** error,
resistan* invalid

Pemeriksaan
Pemeriksaan molekuler (LPA Pemeriksaan paket standar ulang
lini dua / TCM XDR dll.) uji kepekaan fenotipik Pemeriksaan TCM***
Pemeriksaan
ulang TCM dan radiologis /
Pemeriksaan uji sesuaikan antibiotik spektrum
kepekaan INH pada pengobatan luas
pasien dengan riwayat berdasarkan hasil
pengobatan sebelumnya TCM
Sensitif Resistan Abnormalitas
terhadap obat terhadap obat paru yang Gambaran paru
gol. gol. flurokuinolon mengarah TB / tampak
flurokuinolon Resistan INH Sensitif INH tidak ada normal/
perbaikan perbaikan klinis
klinis

Pengobatan
Pengobatan Pengobatan
Pengobatan TBC TBC Lanjutkan
TBC
RO paduan TBC SO Bukan
RO paduan monoresista OAT lini
jangka pendek dengan OAT TBC
individu n INH satu
lini satu

**Inisiasi *** Pengulangan hanya 1 kali.


* Inisiasi pengobatan TBC-RO untuk kasus dengan riwayat pengobatan TBC. Sementara itu Hasil MTB pos Rif resisten Hasil pengulangan yang menjadi
dari kriteria terduga TB baru harus diulang dan hasil pengulangan (yang memberikan hasil Mtb pos) yang menjadi pengobatan dengan
OAT lini satu acuan
PENEGAKAN DIAGNOSA
TUBERKULOSIS RESISTEN OBAT

PPM
Workshop TB Kota
Manajemen
Workshop Makassar
Infeksi
Manajemen
Laten Tuberkulosis
Infeksi Laten Tuberkulosis Tahun 2022
dan Terapi Pencegahan Tuberkulosis Tahun 2022
Faktor Resiko Kejadian TB RO
Berdasarkan faktor resiko untuk kejadian TB RO, pasien dibedakan
menjadi:
Resiko tinggi untuk TB RO (kriteria High Risk TB RO)
Yang masuk dalam kriteria ini adalah 9 + 3 kriteria terduga TB RO,
& kriteria terduga TB RO Anak

Resiko rendah untuk TB RO (kriteria Low Risk TB RO)


Yang masuk dalam kriteria ini adalah terduga TB termasuk
terduga TB anak, TB dari pasien DM, terduga TB dari ODHA.
Kriteria Terduga TB RO Terduga TB RO dg
Terduga TB riwayat pengobatan
RO 1. Pasiensebelumnya
TB RO yang gagal pengobatan
1. Pasien TB gagal kategori 2 2. Pasien TB RO kasus kambuh
2. Pasien TB kategori 2 yang tidak konversi 3. Pasien TB RO yang kembali setelah putus berobat
3. Pasien TB dengan riwayat pengobatan TB
tidak standar
Terduga TB RO
4. Pasien TB gagal kategori 1
anakdengan gejala TB disertai salah
Anak
5. Pasien TB kategori 1 yang tidak konversi 1. Kontak erat dg pasien TB RO (serumah, sekolah,
satu:
6. Pasien TB yang kambuh/relaps penitipan anak)
7. Pasien TB dari kembali setelah putus 2. Kontak erat dengan pasien meninggal akibat TB,
berobat gagal pengobatan, tidak patuh berobat, pengobatan
8. Terduga TB yang kontak erat dengan kat 2
3. Anak dalam terapi OAT 2-3 bulan dengan dosis
pasien TB RO
dan
9. Pasien ko-infeksi TB HIV yang tidak ketaatan berobat namun tidak menunjukkan
respons terhadap pemberian OAT perbaikan
4. Memiliki riwayat pengobatan sebelumnya
*Juknis Penatalaksanaan TB RO di Indonesia, 5. Anak TB HIV tidak responsif dengan pengobatan
Pemeriksaan Diagnosis TB
RO Risiko Tinggi TB RO Ket:
(1) Hasil pemeriksaan ke-1
2 dahak (2) Hasil pemeriksaan ke-2
Pemeriksaan TCM
1 dahak (1)

TB, Rif Res TB, Rif Sen Neg Invalid/no result/error Indeterminate
1 dahak

Ulangi TCM
1x
(2)

TB, TB, Neg Invalid/no result/error Indeterminate


• LPA Lini dua
Rif Res Rif Sen
• Uji Kepekaan TCM tdk boleh diulang lagi

Tindak lanjut hasil


pemeriksaan TCM
di slide selanjutnya

*) pengulangan TCM dilakukan di fasyankes TCM sebelum pasien di rujuk ke fasyankes / balkes layanan TB RO
Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan
TCMResiko Tinggi TB RO

Hasil Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan TCM ke- Hasil Akhir Terapi pengobatan
TCM ke-1 2

Invalid / no Rif Res Rif Res TB RO


result / Rif Sen Rif Sen TB SO
error
Negatif Negatif Terapi pengobatan lain
Indet Indet Keputusan pengobatan oleh TAK

Invalid/no result/error Invalid/no result/error Keputusan pengobatan oleh TAK

Indeterminate Rif Res Rif Res TB RO


Rif Sen Rif Sen TB SO
Negatif Indet Keputusan pengobatan oleh TAK

Indet Indet Keputusan pengobatan oleh TAK

Invalid / no result/error Indet Keputusan pengobatan oleh TAK


Pemeriksaan Diagnosis TB RO
Risiko Re n d a h T B RO Ket:
(1) Hasil pemeriksaan ke-1
2 dahak (2) Hasil pemeriksaan ke-2
Pemeriksaan TC M
1 dahak (1)

TB, Rif Res TB, Rif Se n Neg Invalid/no result/error Indeterminate


1 dahak

Ulangi Ulangi
TC M 1x (2) TC M 1x (2)

Invalid/
TB, Negatif/Invalid/ TB, TB, Neg Indet
TB, Indet no result/
Rif Res no result/ Rif Res Rif Sen
Rif S en error
error

TC M tdk boleh diulang lagi TC M tdk boleh diulang lagi

Tindak lanjut hasil Tindak lanjut hasil


pemeriksaan TC M pemeriksaan TC M
di slide selanjutnya di slide selanjutnya

*) pengulangan TC M dilakukan di fasyankes TC M sebelum pasien di rujuk ke fasyankes / balkes layanan TB RO


Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan
Resiko Re n d a h TB RO
TCM
Hasil Pemeriksaan
Hasil Pemeriksaan TCM Hasil Akhir Terapi pengobatan
TCM ke-2
ke-1
Rif Res Rif Res Rif Res TB RO
Rif Sen Rif Sen TB SO
Indet MTB Pos TB SO
Negatif /Invalid MTB Pos TB SO
/no result/error
Invalid/no result Rif Res MTB Pos TB SO
/error
Rif Sen Rif Sen TB SO
Negatif Negatif Terapi pengobatan lain
Indet MTB Pos TB SO
Invalid/no result Invalid/no result/error Keputusan pengobatan oleh TAK
/error
Indeterminate Rif Res MTB Pos TB SO
Rif Sen Rif Sen TB SO
Negatif MTB Pos TB SO
Indet MTB Pos TB SO
Invalid / no result /error MTB Pos TB SO
ALUR DIAGNOSA TUBERKULOSIS
PADA ANAK

PPM
Workshop TB Kota
Manajemen Makassar
Infeksi Laten Tuberkulosis
dan Terapi Pencegahan Tuberkulosis Tahun 2022
Anak dengan satu atau lebih gejala khas TB:
∙ Batuk ≥ 2 minggu
ALUR DIAGNOSIS ∙ Demam ≥ 2 minggu
TB ANAK 2016 ∙ BB turun atau tidak naik dalam 2 bulan sebelumnya
∙ Malaise ≥ 2 minggu
(1) Gejala-gejala tersebut menetap walau sudah diberikan
terapi yang adekuat
 

Pemeriksaan mikroskopis/
tes cepat molekuler (TCM) TB

Spesimen tidak dapat


Positif Negatif
diambil

Ada akses foto Tidak ada akses foto


TB anak rontgen toraks rontgen toraks dan uji
terkonfirmasi dan/atau uji tuberkulin
bakteriologis tuberkulin*)

Terapi OAT
ALUR
DIAGNOSIS TB
ANAK 2016
Ada akses foto
(II) Tidak ada akses foto
rontgen toraks
rontgen toraks dan uji
dan/atau uji
tuberkulin
tuberkulin*)

Berkontak dengan Tidak ada/ tidak


pasien TB paru jelas berkontak
dewasa dengan pasien TB
paru dewasa

Observasi gejala
selama 2 minggu

Menetap Menghilang

TB anak klinis
Bukan TB

Terapi OAT
ALUR
DIAGNOSIS TB
ANAK 2016
Ada akses foto rontgen Tidak ada akses foto
(III) toraks dan/atau uji rontgen toraks dan uji
tuberkulin tuberkulin

Skoring sistem

Skor ≥6 Skor <6

Uji tuberkulin Uji tuberkulin DAN


ATAU kontak TB paru
kontak TB paru dewasa (-)
dewasa (+)  
  Observasi gejala
selama 2 minggu,

TB anak klinis
Menetap Menghilang
Terapi OAT
Bukan TB
Sistem Skor
0 1 2 3
Kontak Tidak jelas - Laporan BTA (+)
ortu, BTA (-)

TST negatif - - positif


Berat badan - BB/U < 80% BB/U < 60% -

Demam - > 2 minggu - -


Batuk >3minggu >3 minggu - -
Pembesaran - multipel , >1cm, nyeri (-) - -
limfonodi
Sendi - bengkak - -
Rontgen dada normal sugestive - -
Total score
4/12/2022 32
GEJALA TB
WORKSHOP MANAJEMEN ILTB DAN TPT

MTB (-) atau sputum


MTB (+) TCM
tidak didapat
TST dan Ro dada PPD dan Ro dada
tersedia tidak tersedia

Kontak TB Kontak TB
(+) (-)
Sistem skoring 2 minggu
Gejala
Gejala hilang
menetap

TB confirm TB Klinis BUKAN TB


WORKSHOP MANAJEMEN ILTB DAN TPT
Pertanyaan?
PENGOBATAN
TUBERKULOSIS

PPM TB Kota Makassar


Tujuan Pengobatan TB

• Menyembuhkan pasien dan memperbaiki


produktivitas serta kualitas hidup.
• Mencegah terjadinya kematian oleh karena
TB atau dampak buruk selanjutnya.
• Mencegah terjadinya kekambuhan TB.
• Menurunkan risiko penularan TB.
• Mencegah terjadinya dan penularan TB
resisten obat
Pengobatan TB
Sensitif Obat

• Kategori 1 :
– Pasien TB paru
terkonfirmasi
bakteriologis
– Pasien TB paru
terdiagnosis klinis
– Pasien TB ekstraparu
Pengobatan TB Sensitif Obat
• OAT Kategori 1(intermittent) =2(RHZE)/4(RH)3.
• Dosis intermitten untuk fase lanjutan: R150/H150

• OAT Kategori 1 (dosis harian) =2(RHZE)/4(RH).


• Dosis harian untuk fase lanjutan: R150/H75

• Mulai dipergunakan secara bertahap.


• Pada tahun 2021, prioritas pemberian OAT ini
adalah untuk:
1) Pasien TBC HIV
2) Kasus TBC yang diobati di Rumah Sakit
3) Kasus TBC dengan hasil MTB pos Rifampisin sensitif dan
Rifampisin indeterminate dengan riwayat pengobatan
sebelumnya.
Kategori 1, lanjutan intermiten
Paduan OAT dan lama pengobatan TB pada anak
Kategori Diagnostik Fase Fase
Intensif Lanjutan
TB Paru BTA negatif/ diagnosa klinis 2HRZ 4HR
TB Kelenjar
Efusi pleura TB
TB Paru BTA positif/konfirmasi 2HRZE 4HR
bakteriologis
TB paru dengan kerusakan luas

TB ekstraparu (selain TB Meningitis dan


TB tulang/sendi)
TB Tulang/sendi 2HRZE 10 HR
TB Millier
TB Meningitis
PENGOBATAN TB
ANAK
• Dosis OAT KDT pada TB Anak
Berat Badan Tahap Awal (2 bulan) Tahap Lanjutan (4 bulan)
(kg) RHZ (75/50/150) RH (75/50)
5-7 1 tablet 1 tablet
8-11 2 tablet 2 tablet
12-16 3 tablet 3 tablet
17-22 4 tablet 4 tablet
23-30 5 tablet 5 tablet
>30 OAT dewasa * OAT dewasa *

Ket: * tahap awal dan lanjutan diberikan setiap hari, dosis sesuai BB anak
(tdk mengikuti dosis dewasa) dan tidak melebihi dosis maksimal.
Pemantauan Pengobatan TB SO

Dewasa Anak
– Harus dipastikan minum obat – TB anak harus dipastikan minum obat setiap
setiap hari secara teratur olhe hari secara teratur oleh PMO. dipantau setiap
2 minggu selama tahap awal , dan sekali
PMO
sebulan pada tahap lanjut.
– Pemantauan pengobatan
– Setiap kunjungan dievaluasi respon
dengan melakukan pemeriksaan pengobatan, kepatuhan, toleransi dan
dahak ulang pada akhir bulan kemungkinan adanya efek samping obat.
ke ­2, ke ­5 dan ke­6. – Pemantauan pengobatan dengan melakukan
– Dosis OAT disesuaikan dengan pemeriksaan dahak ulang pada akhir bulan ke ­
2, ke ­5 dan ke­6.
penambahan berat badan
– Dosis OAT disesuaikan dengan penambahan
berat badan
Pemantauan Kemajuan Pengobatan TB SO
Tahap awal Tahap lanjutan

Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3 Bulan ke -4 Bulan ke-5 Bulan ke-6
Paduan OAT
XXX XXX XXX
2(HRZE)/4(HR)ӡ
apabila
hasilnya BTA apabila apabila
2 (HRZE)/4 (HR) positif, hasilnya BTA hasilnya BTA
dinyatakan positif, positif,
tidak dinyatakan dinyatakan
konversi*. gagal * gagal*.
Hasil Akhir Pengobatan TB SO
Pengobatan TB
Resisten Obat
Paduan Pengobatan TB
RO

Jangka
Jangka Paduan
Panjang/
Pendek Pengobatan
(9 – 11 bulan)
Individual
(min. 20 bulan)
Paduan Jangka Pendek
Tanpa Injeksi

Konversi BTA ≤4 bulan


Durasi tahap
awal = 4 bulan
Durasi tahap lanjutan
= 5 bulan Pada paduan jangka pendek, BDQ
Pengobatan
jangka pendek tetap diberikan selama 6 bulan
Belum konversi Teruskan tahap
tanpa memperhatikan durasi tahap
pada bulan ke-4 awal s/d 6 bulan
awal (4-6 bulan).
Durasi total pengobatan jangka
Tidak terjadi konversi
s/d bulan ke-6
Terjadi konversi BTA pada
bulan ke-5 atau ke-6
pendek adalah 9–11 bulan.
Tidak dianjurkan untuk mengubah
Pasien dinyatakan gagal
pengobatan jangka pendek
Lanjutkan pengobatan ke
tahap lanjutan selama 5 komposisi obat, kecuali
bulan
Levofloksasin diganti dengan
Pasien dirujuk untuk mendapatkan
Moksifloksasin.
paduan invidual
Paduan Jangka Pendek Tanpa Injeksi
Kriteria pasien TB RO yang bisa mendapatkan paduan ini ialah sebagai berikut:
 Tidak resistan terhadap fluorokuinolon
 Tidak ada kontak dengan pasien TB pre/XDR
 Tidak pernah mendapat OAT lini kedua selama ≥ 1 bulan
 Tidak ada resistansi atau dugaan tidak efektif terhadap OAT pada paduan jangka pendek (kecuali resistan INH
dengan mutasi inhA atau katG). Pasien resistan INH dengan mutasi pada inhA dan katG berdasarkan hasil
pemeriksaan LPA lini pertama* tidak bisa mendapatkan paduan jangka pendek.
 Tidak sedang hamil atau menyusui
 Bukan kasus TB paru berat: TB dengan kavitas, kerusakan parenkim paru yang luas
 Bukan kasus TB ekstraparu berat: TB meningitis, osteoarticular, efusi pericardial atau TB abdomen
 Pasien TB RO dengan HIV (paru dan ekstraparu)
 Anak usia lebih dari 6 tahun

*Akan segera disediakan program


Paduan Jangka Panjang Tanpa Injeksi
Contoh paduan pengobatan jangka panjang tanpa injeksi:

Mulai dengan 5 obat Dilanjutkan dengan min. 3 obat (4) setelah Bdq dihentikan

X
Note: Obat Bedaquiline dan Bila karena suatu kondisi, mis. ESO serius yang
Delamanid hanya diberikan mengakibatkan salah 1 obat harus dihentikan,
selama 6 bulan. tidak perlu ditambahkan obat lain karena paduan
sudah memiliki 3 obat.
Paduan Jangka Panjang Tanpa Injeksi
Kriteria pasien TB RO yang diberikan paduan jangka panjang tanpa injeksi ialah:
 Pasien TB RR/MDR dengan resistansi terhadap florokuinolon (TB pre-XDR)
 Pasien TB RR/MDR yang gagal pengobatan jangka pendek sebelumnya
 Pasien TB RO yang pernah mendapatkan OAT lini kedua selama  1 bulan
 Pasien TB RR/MDR yang terbukti atau diduga resistan terhadap Bedaquiline,
Clofazimine atau Linezolid
 Pasien TB MDR dengan hasil LPA terdapat mutasi pada inhA dan katG
 Pasien TB RR/MDR paru dengan lesi luas, kavitas bilateral
 Pasien TB RR/MDR ekstra paru berat atau dengan komplikasi (yang harus diobati
jangka panjang), seperti meningitis, osteoarticular, efusi pericardial, TB abdomen
 Pasien TB RO dengan kondisi klinis tertentu (misalnya alergi berat / intoleran
terhadap obat utama pada paduan jangka pendek)
 Ibu hamil, menyusui
Durasi Pengobatan Jangka Panjang
Durasi total pemberian paduan pengobatan TB RO jangka panjang minimal ialah 18 bulan atau
setelah 16 bulan sejak terjadinya konversi kultur dahak.
Durasi total paling lama ialah 24 bulan, yaitu bila pasien mengalami konversi pada bulan ke-8
pengobatan.

Waktu konversi (Bulan ke-) Durasi total pengobatan


1 N/A 18 bulan
2 2 + 16 bulan 18 bulan
3–7 N + 16 bulan 19 – 23 bulan
8 8 + 16 bulan 24 bulan
Beberapa Contoh Paduan
TB RO Jangka Panjang
pada Kondisi Tertentu

Catatan:
Contoh paduan yang diberikan pada tabel
belum mencakup semua opsi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai