TUBERKULOSIS
Dr.Fenni
Best Western Hotel, 15 Agustus 2022
PPM
Workshop KotaInfeksi
Manajemen Makassar
Laten Tuberkulosis
dan Terapi Pencegahan Tuberkulosis Tahun 2022
SITUASI TBC DI INDONESIA
Setiap 1 jam
11 orang
di Indonesia
meninggal karena
TBC
Pengertian TBC
WORKSHOP MANAJEMEN ILTBC DAN TPT
Pajanan Kuman TBC 30% Terinfeksi TBC 3-10% berkembang menjadi TBC Aktif
Setelah 1 tahun, sekitar 3 – 5 % pasien dengan TBC laten akan berkembang menjadi TBC aktif, sisanya akan tetap
memiliki TBC laten sepanjang hidup
Gambaran Klinis TBC
WORKSHOP MANAJEMEN ILTBC DAN TPT
Anamnesis
Batuk berdahak
2 minggu atau Batuk darah Sesak napas
lebih
Penurunan
Badan Lemas Penurunan BB
nafsu makan
Demam
subfebris
Pemeriksaan Bakteriologi
WORKSHOP MANAJEMEN ILTBC DAN TPT
Pasien TBC yang terkonfirmasi Bakteriologis Pasien TBC terdiagnosis secara Klinis
Pasien TBC yang terbukti positif pada hasil • Pasien TBC paru BTA negatif dengan hasil
pemeriksaan contoh uji biologinya (sputum dan pemeriksaan foto toraks mendukung TBC.
jaringan) melalui pemeriksaan mikroskopis langsung, • Pasien TBC paru BTA negatif dengan tidak ada
TCM TBC, atau biakan. Termasuk di dalamnya adalah: perbaikan klinis setelah diberikan antibiotika non
OAT, dan mempunyai faktor risiko TBC
• Pasien TBC paru BTA positif • Pasien TBC ekstraparu yang terdiagnosis secara
• Pasien TBC paru hasil biakan M.TBC positif klinis maupun laboratoris dan histopatologis tanpa
• Pasien TBC paru hasil tes cepat M.TBC positif konfirmasi bakteriologis.
• Pasien TBC ekstraparu terkonfirmasi secara • TBC anak yang terdiagnosis dengan sistim skoring.
bakteriologis, baik dengan BTA, biakan maupun tes • Pasien TBC yang terdiagnosis secara klinis dan
cepat dari contoh uji jaringan yang terkena. kemudian terkonfirmasi bakteriologis positif (baik
• TBC anak yang terdiagnosis dengan pemeriksaan sebelum maupun setelah memulai pengobatan)
bakteriologis. harus diklasifikasi ulang sebagai pasien TBC
terkonfirmasi bakteriologis.
Klasifikasi pasien TBC berdasarkan lokasi anatomi
WORKSHOP MANAJEMEN ILTBC DAN TPT
Berdasarkan
lokasi anatomi
Tuberkulosis Tuberkulosis
paru ekstraparu
TBC yang berlokasi pada parenkim (jaringan) TBC yang terjadi pada organ selain paru, misalnya: pleura, kelenjar limfe,
paru. Milier TBC dianggap sebagai TBC paru abdomen, saluran kencing, kulit, sendi, selaput otak dan tulang
adalah pasien yang belum pernah mendapatkan pengobatan TBC sebelumnya atau
Pasien baru TBC
sudah pernah menelan OAT namun kurang dari 1 bulan (˂ dari 28 dosis).
• TBC yang disebabkan oleh M.Tb yang resistan terhadap lebih dari
TB Poliresistant salah satu jenis OAT lini pertama selain R dan H bersamaan
• Non Dahak
1. Jenis : LCS, Jaringan, Kelenjar limfe,
Bilas lambung/aspirat lambung
2. Cara Pengambilan: tergantung pada
lokasi lesi
Jenis Pemeriksaan Mikrobiologi
dalam Program TB
TCM Mikroskopis Line Probe Assay
Monev
Workshop TB Kota
Manajemen InfeksiMakassar
Laten Tuberkulosis
dan Terapi Pencegahan Tuberkulosis Tahun 2022
Surat EdaranDirjen P2P No. 936 tahun 2021 tentang
Perubahan Alur dan Pengobatan Tuberkulosis di
Indonesia
• Perubahan besar dalam penegakan diagnosis
dan pengobatan TBC telah direkomendasikan
oleh WHO tahun 2020 dalam buku WHO
operational handbook on tuberculosis – Module
3: rapid diagnostics for tuberculosis.
• Strategi Nasional Pengendalian Tuberkulosis
di Indonesia mengikuti perkembangan ilmu
dan teknologi terkini di bidang kesehatan.
• Perubahan paradigma dalam penegakan
diagnosis TBC dan TBC RO yang harus
dilakukan:
• a. Lebih dini
• b. Lebih akurat
• c. Untuk semua jenis dan tipe penyakit
TBC
• d. Deteksi cepat untuk mengetahui resistansi
obat TBC.
Alur Penegakan Diagnosis TBC
Terduga TBC
Pemeriksaan TCM
Pemeriksaan
Pemeriksaan molekuler (LPA Pemeriksaan paket standar ulang
lini dua / TCM XDR dll.) uji kepekaan fenotipik Pemeriksaan TCM***
Pemeriksaan
ulang TCM dan radiologis /
Pemeriksaan uji sesuaikan antibiotik spektrum
kepekaan INH pada pengobatan luas
pasien dengan riwayat berdasarkan hasil
pengobatan sebelumnya TCM
Sensitif Resistan Abnormalitas
terhadap obat terhadap obat paru yang Gambaran paru
gol. gol. flurokuinolon mengarah TB / tampak
flurokuinolon Resistan INH Sensitif INH tidak ada normal/
perbaikan perbaikan klinis
klinis
Pengobatan
Pengobatan Pengobatan
Pengobatan TBC TBC Lanjutkan
TBC
RO paduan TBC SO Bukan
RO paduan monoresista OAT lini
jangka pendek dengan OAT TBC
individu n INH satu
lini satu
PPM
Workshop TB Kota
Manajemen
Workshop Makassar
Infeksi
Manajemen
Laten Tuberkulosis
Infeksi Laten Tuberkulosis Tahun 2022
dan Terapi Pencegahan Tuberkulosis Tahun 2022
Faktor Resiko Kejadian TB RO
Berdasarkan faktor resiko untuk kejadian TB RO, pasien dibedakan
menjadi:
Resiko tinggi untuk TB RO (kriteria High Risk TB RO)
Yang masuk dalam kriteria ini adalah 9 + 3 kriteria terduga TB RO,
& kriteria terduga TB RO Anak
TB, Rif Res TB, Rif Sen Neg Invalid/no result/error Indeterminate
1 dahak
Ulangi TCM
1x
(2)
*) pengulangan TCM dilakukan di fasyankes TCM sebelum pasien di rujuk ke fasyankes / balkes layanan TB RO
Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan
TCMResiko Tinggi TB RO
Hasil Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan TCM ke- Hasil Akhir Terapi pengobatan
TCM ke-1 2
Ulangi Ulangi
TC M 1x (2) TC M 1x (2)
Invalid/
TB, Negatif/Invalid/ TB, TB, Neg Indet
TB, Indet no result/
Rif Res no result/ Rif Res Rif Sen
Rif S en error
error
PPM
Workshop TB Kota
Manajemen Makassar
Infeksi Laten Tuberkulosis
dan Terapi Pencegahan Tuberkulosis Tahun 2022
Anak dengan satu atau lebih gejala khas TB:
∙ Batuk ≥ 2 minggu
ALUR DIAGNOSIS ∙ Demam ≥ 2 minggu
TB ANAK 2016 ∙ BB turun atau tidak naik dalam 2 bulan sebelumnya
∙ Malaise ≥ 2 minggu
(1) Gejala-gejala tersebut menetap walau sudah diberikan
terapi yang adekuat
Pemeriksaan mikroskopis/
tes cepat molekuler (TCM) TB
Terapi OAT
ALUR
DIAGNOSIS TB
ANAK 2016
Ada akses foto
(II) Tidak ada akses foto
rontgen toraks
rontgen toraks dan uji
dan/atau uji
tuberkulin
tuberkulin*)
Observasi gejala
selama 2 minggu
Menetap Menghilang
TB anak klinis
Bukan TB
Terapi OAT
ALUR
DIAGNOSIS TB
ANAK 2016
Ada akses foto rontgen Tidak ada akses foto
(III) toraks dan/atau uji rontgen toraks dan uji
tuberkulin tuberkulin
Skoring sistem
TB anak klinis
Menetap Menghilang
Terapi OAT
Bukan TB
Sistem Skor
0 1 2 3
Kontak Tidak jelas - Laporan BTA (+)
ortu, BTA (-)
Kontak TB Kontak TB
(+) (-)
Sistem skoring 2 minggu
Gejala
Gejala hilang
menetap
• Kategori 1 :
– Pasien TB paru
terkonfirmasi
bakteriologis
– Pasien TB paru
terdiagnosis klinis
– Pasien TB ekstraparu
Pengobatan TB Sensitif Obat
• OAT Kategori 1(intermittent) =2(RHZE)/4(RH)3.
• Dosis intermitten untuk fase lanjutan: R150/H150
Ket: * tahap awal dan lanjutan diberikan setiap hari, dosis sesuai BB anak
(tdk mengikuti dosis dewasa) dan tidak melebihi dosis maksimal.
Pemantauan Pengobatan TB SO
Dewasa Anak
– Harus dipastikan minum obat – TB anak harus dipastikan minum obat setiap
setiap hari secara teratur olhe hari secara teratur oleh PMO. dipantau setiap
2 minggu selama tahap awal , dan sekali
PMO
sebulan pada tahap lanjut.
– Pemantauan pengobatan
– Setiap kunjungan dievaluasi respon
dengan melakukan pemeriksaan pengobatan, kepatuhan, toleransi dan
dahak ulang pada akhir bulan kemungkinan adanya efek samping obat.
ke 2, ke 5 dan ke6. – Pemantauan pengobatan dengan melakukan
– Dosis OAT disesuaikan dengan pemeriksaan dahak ulang pada akhir bulan ke
2, ke 5 dan ke6.
penambahan berat badan
– Dosis OAT disesuaikan dengan penambahan
berat badan
Pemantauan Kemajuan Pengobatan TB SO
Tahap awal Tahap lanjutan
Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3 Bulan ke -4 Bulan ke-5 Bulan ke-6
Paduan OAT
XXX XXX XXX
2(HRZE)/4(HR)ӡ
apabila
hasilnya BTA apabila apabila
2 (HRZE)/4 (HR) positif, hasilnya BTA hasilnya BTA
dinyatakan positif, positif,
tidak dinyatakan dinyatakan
konversi*. gagal * gagal*.
Hasil Akhir Pengobatan TB SO
Pengobatan TB
Resisten Obat
Paduan Pengobatan TB
RO
Jangka
Jangka Paduan
Panjang/
Pendek Pengobatan
(9 – 11 bulan)
Individual
(min. 20 bulan)
Paduan Jangka Pendek
Tanpa Injeksi
Mulai dengan 5 obat Dilanjutkan dengan min. 3 obat (4) setelah Bdq dihentikan
X
Note: Obat Bedaquiline dan Bila karena suatu kondisi, mis. ESO serius yang
Delamanid hanya diberikan mengakibatkan salah 1 obat harus dihentikan,
selama 6 bulan. tidak perlu ditambahkan obat lain karena paduan
sudah memiliki 3 obat.
Paduan Jangka Panjang Tanpa Injeksi
Kriteria pasien TB RO yang diberikan paduan jangka panjang tanpa injeksi ialah:
Pasien TB RR/MDR dengan resistansi terhadap florokuinolon (TB pre-XDR)
Pasien TB RR/MDR yang gagal pengobatan jangka pendek sebelumnya
Pasien TB RO yang pernah mendapatkan OAT lini kedua selama 1 bulan
Pasien TB RR/MDR yang terbukti atau diduga resistan terhadap Bedaquiline,
Clofazimine atau Linezolid
Pasien TB MDR dengan hasil LPA terdapat mutasi pada inhA dan katG
Pasien TB RR/MDR paru dengan lesi luas, kavitas bilateral
Pasien TB RR/MDR ekstra paru berat atau dengan komplikasi (yang harus diobati
jangka panjang), seperti meningitis, osteoarticular, efusi pericardial, TB abdomen
Pasien TB RO dengan kondisi klinis tertentu (misalnya alergi berat / intoleran
terhadap obat utama pada paduan jangka pendek)
Ibu hamil, menyusui
Durasi Pengobatan Jangka Panjang
Durasi total pemberian paduan pengobatan TB RO jangka panjang minimal ialah 18 bulan atau
setelah 16 bulan sejak terjadinya konversi kultur dahak.
Durasi total paling lama ialah 24 bulan, yaitu bila pasien mengalami konversi pada bulan ke-8
pengobatan.
Catatan:
Contoh paduan yang diberikan pada tabel
belum mencakup semua opsi.
TERIMA KASIH