HUKUM ADMINISTRASI ISTILAH : • Hukum Administrasi Negara (Indonesia) • Administratiefrecht / Bestuursrecht (Belanda) • Droit Administratif (Perancis) • Verwaltungsrecht (Jerman) • Administrative Law (Inggris) LINGKUP HUKUM ADMINISTRASI • Hukum organisasi publik & instumental (badan hukum kelembagaan & sarana hukum yang digunakan); • Hukum kekuasaan pemerintahan (penggunaan kewenangan pemerintahan) • Perlindungan hukum bagi rakyat dari kekuasaan pemerintahan HUKUM ADMINISTRASI KHUSUS (SEKTORAL) Lingkup : • Ketertiban umum dan keamanan. • Tata ruang dan lingkungan hidup. • Hukum administrasi bidang ekonomi. • Hukum administrasi bidang sosial. • Hukum administrasi bidang budaya. • Hukum administrasi bidang kesehatan. • Hukum administrasi bidang pajak. UNSUR POKOK HUKUM ADMINISTRASI • Mengendalikan & Mengarahkan Masyarakat; • Partisipasi Masyarakat (Peran Serta Masyarakat); • Perlindungan Hukum Bagi Rakyat. LANDASAN HUKUM ADMINISTRASI 1.Negara Hukum; 2.Demokrasi; 3.Karakter Instrumen. ASAS-ASAS UMUM NEGARA HUKUM 1. Asas legalitas dalam pelaksanaan pemerintahan, terkait dengan soal kewenangan, prosedur dan substansi. 2. Perlindungan hak asasi; 3. Pembagian kekuasaan di bidang pemerintahan melalui desentralisasi. 4. Pengawasan oleh Badan Peradilan (PTUN / PU). NEGARA HUKUM Rechtsstaat Th Rule Of Law
1. Asal 1. Jerman / 1. Inggris / Amerika
Belanda/Perancis. 2. Konsep 2. Menentang Absolutisme : 2. Berkembiang Secara Revolusioner 3. Kontinental / Civil Law / Evolusioner 3. Sistem Hukum Modern Roman Law 3. Common Law 4. Administratif 4. Karakter / Pengaruh (Kuatnya Pemerintah) 4. Judicial (Penegakan Nilai - 5. Penerapan 5. Perbedaan Perlakuan, Keadilan : Peradilan) Contoh: Zaman Hindia 5. Persamaan Perlakuan Belanda membagi 3 (Equality Before the kelompok warga negara Law, Supremacy of dg hukum yg berbeda. PRINSIP-PRINSIP DEMOKRASI 1. Kedudukan badan perwakilan rakyat yang menjalankan fungsi : legislasi, keuangan, dan kontrol terhadap pemerintahan. 2. Asas bahwa tidak ada jabatan seumur hidup. 3. Asas keterbukaan dalam pelaksanaan pemerintahan. 4. Peran serta masyarakat dalam pengambilan keputusan. KARAKTER INSTRUMEN • Hukum administrasi merupakan instrumen yuridis dalam mencapai tujuan pemerintahan. Landasan Instrumen tersebut adalah : 1.Efektivitas (Hasil Guna); 2.Efisiensi (Daya Guna) PEJABAT PEMERINTAHAN • Pejabat Pemerintahan (Pejabat Administrasi/Pejabat TUN) : • Menurut C.F. Strong termasuk pejabat administrasi adalah : “the whole body of public servant, sivil and military” (setiap orang yang melaksanakan urusan pelayanan kepada masyarakat, baik sipil maupun militer). TINDAK PEMERINTAHAN (BESTUURSCHANDELING) • Tindakan atau perbuatan yang dilakukan oleh pejabata administrasi (pejabat pemerintahan) dalam melaksanakan tugas pemerintahan. • Tindakan atau perbuatan di luar legislatif & yudisiel. • Tindakan atau perbuatan melahirkan suatu akibat hukum (tindakan hukum). • Tindakan hukum dibedakan publik dan privat. • Tindakan hukum publik dibedakan sepihak dan berbagai pihak. • Tindakan hukum publik sepihak disebut Keputusan Pemerintah (beschikking) SKEMA TINDAK PEMERINTAHAN Tindak Pemerintahan (bestuurshandeling) •
• Tindakan Materiel Tindakan Hukum
• • • Tindakan Hukum Privat Tindakan Hukum Publik • • • Sepihak Berbagai Pihak • • Individual Umum • • • Abstrak Kongkrit KEPUTUSAN PEMERINTAH (Beschikking) • Keputusan Pemerintah disebut juga dengan Keputusan Tata Usaha Negara (KTUN) (tertulis) • KTUN (tertulis) merupakan obyek sengketa dari Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN). • Dasar Hukum PTUN adalah UU No. 5 Tahun 1986 Tentang PTUN & Revisi sebagian berdasarkan UU No. 9 Tahun 2004, Revisi Terakhir dengan UU No. 51 Tahun 2009. KTUN MERUPAKAN OBYEK SENGKETA DARI PTUN Pengertian & Lingkup KTUN UU No. 5 Tahun 1986: Pasal 1.3 Pasal 2 Pasal 3 Catatan Pasal 49 & Pasal 1.6 SENGKETA ADMINISTRASI DIKHUSUSKAN Ciri-Ciri (Pasal 47 & Pasal 1.4 UU No. 5 / 1986) : • Penguasa dianggap telah melanggar suatu hak/kewajiban, pada hal tidak semua tindakan penguasa melanggar hak dan kewajiban. Hal ini terkait dengan Politik Hukum Penguasa. • Memang demikian ditetapkan oleh pembentuk UU. • Ada tenggang waktu untuk mengajukan gugatan (terkait dengan kekuatan mengikat formal). PENGGUNAAN KEWENANGAN OLEH PEJABAT TATA USAHA NEGARA • Patokan Norma Hukum Administrasi Tertulis (Pasal 53 ayat (2) UU No. 5 Tahun 1986) & Tidak Tertulis (Pasal 1365 BW): 1.Harus bertindak berdasarkan peraturan perundang- undangan (asas legalitas); 2.Larangan bertindak menyalahgunakan kewenangan; 3.Larangan bertindak sewenang-wenang. HARUS BERTINDAK SESUAI DENGAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN • Merupakan asas legalitas (wetmatigheid); • Penggunaan wewenang pemerintahan haruslah berdasarkan peraturan perundang-undangan merupakan asas wetmatigheid, (asas legalitas) bahwa setiap tindak pemerintahan haruslah didasarkan atas dasar peraturan perundang- undangan (wettelijke grondslag). • Dengan landasan ini undang-undang dalam arti formal/prosedural dan Undang-Undang Dasar merupakan tumpuan dasar tindak pemerintahan. LARANGAN BERTINDAK MENYALAHGUNAKAN KEWENANGAN • Menggunakan wewenangnya untuk tujuan lain dari maksud diberikannya wewenang tersebut. • Menerapkan peraturan yang menjadi kewenangannya untuk tujuan lain di luar maksud tersebut. • Dalam hukum administrasi Perancis penyalahgunaan wewenang ini dikenal dengan detournement de pouvoir. LARANGAN BERTINDAK SEWENANG-WENANG • Mengandung makna melarang memperlakukan seseorang secara tidak rasional (tidak masuk akal sehat). • Kata sewenang-wenang (willekeur) merupakan konsep yang sulit diukur. • Suatu peraturan yang memberikan wewenang sudah sangat terperinci dan ketat apa yang harus dilaksanakan, tinggal pengguna wewenang perintahan tersebut menerapkannya secara harapiah. WEWENANG (KEWENANGAN) / BEVOEGDHEID • Belanda : Kewenangan digunakan untuk konsep hukum publik dan hukum privat; • Indonesia : Khusus untuk hukum publik. • Menjadi penting dalam hukum administrasi karena obyek hukum administrasi adalah seluruh wewenang pemerintahan dan berkaitan dengan kekuasaan. KOMPONEN WEWENANG • Pengaruh : Penggunaan wewenang untuk mengendalikan perilaku subyek hukum; • Dasar hukum : setiap wewenang harus dapat ditunjuk dasar hukumnya; • Konformitas hukum : adanya standar wewenang, baik standar umum (semua jenis wewenang dan standar khusus (jenis wewenang tertentu). CARA MEMPEROLEH WEWENANG / SUMBER KEWENANGAN • Atribusi; • Delegasi; • Mandat. • Konsekkuensi dari setiap kewenangan berujung pada tanggunggugat pada Peradilan Tata Usaha Negara/Peradilan Umum (PTUN/PU). KEWENANGAN ATRIBUSI • Sebagai cara normal untuk memperoleh wewenang pemerintahan; • Wewenang untuk membuat keputusan (besluit) langsung bersumber kepada UU dalam arti materiel; • Pembentukan wewenang tertentu dan pemberiannya kepada oragan tertentu. • Pejabat TUN pemegang wewenang atribusi dapat digugat langsung di Peradilan TUN/PU. KEWENANGAN DELEGASI • Harus diatur oleh peraturan perundang-undangan ttg dapat tidaknya wewenang tersebut di delegasikan. • Penyerahan wewenang (untuk membuat keputusan) oleh pejabat pemerintahan (pejabat TUN/PU) kepada pihak lain & wewenang tersebut menjadi tanggung jawab pihak lain yang menerima penyerahan itu; • Penyerah wewenang disebut Delegans; • Penerima wewenang disebut Delegantaris; • Pejabat TUN/PU yang menerima Delegasi dapat digugat di depan Peradilan TUN/PU. SYARAT-SYARAT DELEGASI • Delegasi harus defenitif, artinya delegans tidak dapat lagi menggunakan sendiri wewenang yang telah dilimpahkan itu; • Delegasi harus berdasarkan ketentuan peraturan per-uu-an, artinya delegasi hanya dimungkinkan kalau ada ketentuan untuk itu dalam per-uu-an. • Delegasi tidak kepada bawahan, artinya dalam hubungan hirarki kepegawaian tidak diperkenankan adanya delegasi; • Kewajiban memberi keterangan (penjelasan) oleh Delegantaris, artinya delegans berwenang untuk meminta penjelasan tentang pelaksanaan wewenang yang telah diberikan tersebut; • Peraturan kebijaksanaan, artinya delegans memberikan instruksi (petunjuk) tentang penggunaan wewenang tersebut. Kewenangan Mandat • Suatu pelimpahan wewenang kepada bawahan untuk membuat suatu keputusan (besluit) atau tindakan a.n. Pejabat TUN yang memberi mandat; • Penerima mandat tidak dapat digugat di depan Pengadilan, tanggunggugat hukum ada pada pemberi mandat. PERBEDAAN ANTARA MANDAT & DELEGASI Dalam Hal MANDAT DELEGASI Prosedur Pelimpahan Dalam hubungan rutin Dari suatu organ atasan bawahan : hal biasa pemerintahan kepada organ kecuali dilarang secara lain dengan per-uu-an. tegas. Tanggung Jawab & Tetap pada pemberi mandat Beralih kepada Tanggunggugat Delegantaris Kemungkinan si pemberi Setiap saat dapat Tidak dapat menggunakan menggunakan wewenang menggunakan sendiri weweng itu lagi, kecuali itu lagi. wewenang yang setelah ada pencabutan dilimpahkan itu dengan berpegang pada asas “Contrarius Actus” (Perubahan suatu aturan dengan formalitas yang sama) BATASAN PENGGUNAAN KEWENANGAN 1.Materi (Onbevoegdheid Ratione Materiae); 2.Tempat (Onbevoegdheid Ratione Loci); 3.Waktu (Onbevoegdheid Ratione Temporis). • Setiap penggunaan kewenangan di luar batas-batas itu merupakan “tindakan melanggar wewenang” (Onbevoegdheid). • Sumber Waline dalam Philipus M. Hadjon “Pemerintahan Menurut Hukum” Materi (Onbevoegdheid Ratione Materiae) • Berarti organ administrasi (Pejabat Pemerintah) melakukan tindakan dalam bidang yang tidak termasuk wewenangnya. • Contoh : Kepala Dinas Kebersihan mengeluarkan Izin penangkapan ikan untuk perusahaan ikan asing, ini melanggar wewenang, sebab izin penangkapan ikan merupakan kewenangan dari DKP/Kepala Dinas Kelautan & Perikanan. Tempat (Onbevoegdheid Ratione Loci) • Berarti organ administrasi (Pejabat Pemerintah) melakukan tindakan yang melampaui batas wilayah kekuasaannya. • Contoh : Izin penangkapan ikan pada wilayah Kabupaten Lampung Selatan merupakan kewenangan Pemkab Lampung Selatan, apabila Pemkab Lampung Selatan juga mengeluarkan izin untuk pengakpan ikan pada wilayah Kabupaten Lampung Timur, maka Pemkab Lampung Selatan telah melanggar kewenangan tempat. Waktu (Onbevoegdheid Ratione Temporis) • Berarti organ administrasi (Pejabat Pemerintah) menggunakan wewenang yang telah melampaui jangka waktu yang telah ditetapkan untuk wewenang itu. • Contoh : Mantan pejabat DKP yang mengeluarkan izin penangkapan ikan, tetap menandatangani perizinan penangkapan ikan, intinya penggunaan wewenang harus dibatasi waktu, artinya tidak ada jabatan seumur hidup KEPUTUSAN PEMERINTAH (KTUN/KTUM)
• Pernyataan kehendak organ administrasi
(organ pemerintahan/organ militer) • Tindakan pejabat administrasi (pejabat pemerintahan) berdasarkan/karena jabatan. SYARAT’S SAHNYA KEP. Pem. Tindak PEMERINTAHan • Dibuat/dilakukan oleh organ yang berwenang (pemangku jabatan negara/daerah); • Harus sesuai dengan ukuran hukum; • Tidak boleh cacat yuridis, karena khilaf, paksaan, atau penipuan; • Harus ditujukan pada tujuan yang telah ditetapkan; • Tindakan tersebut /pembuatannya harus melalui prosedur yang telah digariskan; • Harus dalam bentuk yang tepat, yaitu tertulis. AKIBAT KEPUTUSAN PEMERINTAH YANG TIDAK SAH
• Batal karena hukum (Neitigheid van
rechtswage); • Batal (Nietig); • Dapat Dibatalkan (Vernietifbaar) Batal Karena Hukum (Neitigheid van rechtswage)
• Bagi hukum akibat suatu perbuatan itu
dianggap tidak ada, tanpa perlu adanya suatu keputusan yang membatalkan perbuatan tersebut. • Contoh : Tindak pemerintahan / Keputusan Pemerintah kekurangan syarat formal. Batal (Nietig)
• Bagi hukum perbuatan yang dilakukan
dianggap tidak ada. • Konsekkuensinya bagi hukum akibat perbuatan itu dianggap tidak pernah ada. • Contoh : Tindak pemerintahan / Keputusan Pemerintah tanpa melalui prosedur yang telah digariskan Dapat Dibatalkan (Vernietifbaar)
• Bagi hukum perbuatan yang dilakukan dan
akibatnya dianggap ada sampai waktu pembatalan oleh hakim atau badan/pejabat pemerintahan lain yang kompeten. • Contoh : Tindak Pemerintahan / Keputusan Pemerintah dalam menerbitkan Izin dimana Izin tersebut berakibat pencemaran lingkungan, maka Izin tersebut harus dibatalkan oleh Hakim atau Pejabat yang kompeten. KEBEBASAN BERTINDAK BAGI PEJABAT PEMERINTAH (PREIS ERMESSEN) • Kebebasan karena tidak diatur oleh peraturan perundang-undangan, aturan hukum tidak merinci apa yang akan terjadi secara kongkrit; • Hal itulah yang harus dicari sendiri oleh pejabat TUN dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintahan; • Kebebasan itu diberikan agar pejabat TUN sendiri membuat ketentuan dalam situasi yang kongkrit. MAKNA PREIS ERMESSEN • Kebebasan untuk mengetrapkan peraturan dalam situasi kongkrit; • Kebebasan untuk mengukur situasi kongkrit tersebut; • Kebebasan untuk bertindak meskipun tidak ada/belum ada pengaturannya secara tegas (sifat aktifnya pemerintah). PENGUJIAN TERHADAP PREIS ERMESSEN • Norma Hukum Administrasi / • Norma Hukum Pemerintahan. • Tertulis : Pasal 53 ayat (2) UU No. 5 Tahun 1986 Tentang PTUN (untuk pejabat TUN), Pasal 265 ayat (2) UU No. 31 Tahun 1997 Tentang Peradilan Militer (untuk pejabat militer), dan Pasal 1365 BW. • Tidak Tertulis Berupa Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik (AAUPB). • Fungsi kontrol terhadap pejabat TUN / TUM, seperti : Kontrol Parlemen, lembaga Ombudsman, Komnas HAM, KPK, Lembaga Peradilan, dll.