TP Bronkiektasis
TP Bronkiektasis
Bronchiectasis
Nama: I Gede Prabananda Adistana
NIM: H1A322014
Pembimbing: dr. Komang Sri Rahayu Widiasari, Sp.P(K)
Table of contents
01 02
Pendahuluan Tinjauan Pustaka
03
Kesimpulan
01
Pendahuluan
Pendahuluan
Illustration by Smart-Servier Medical Art
Etiologi
Defisiensi alfa1- 0.6%–11.3% Temuan emfisema; Serum alpha1-
antitripsin temuan obstruksi pada antitrypsin level
spirometri; panniculitis
Allergic 0.9%–7.8% Riwayat asma; infiltrat Total IgE > 500 IU/mL;
pada rontgen thorax atau positif IgE spesifik A.
bronchopulmonary
CT scan; temuan
fumigatus–atau reaksi
aspergillosis bronkiektasis proksimal
pada skin-prick test
pada CT scan
Autoimun (RA dan 1.8%–31.1% Riwayat atau temuan Rheumatoid factor; anti-
Etiologi
SLE) klinis penyakit jaringan CCP
ikat dengan atau tanpa
vaskulitis
Sindroma Mounier-Kuhn
(tracheobronchomegaly)
dan
Aspirasi 0.2%–11.3%
lung sequestration
Etiologi
Mikroorganisme yang umum ditemukan pada bronkiektasis:
Pseudomonas aeruginosa, Haemophilus influenzae, Staphylococcus
aureus, Moraxella catarrhalis, flora normal, dan mycobacterium non
tuberkulosis
Klasifikasi
1. bronkiektasis silindris atau
tubular
2. bronkiektasis varikosa
Imunodefisiensi gangguan
respon pada antigen oleh sel B dan
sel T sehingga respon imun
terhadap bakteri menurun
Patofisiologi
Patogen dapat menghindari sistem imun dengan berbagai mekanisme
- H. influenzae dapat menginvasi epitel dan bertahan secara intraseluler
- Bakteri dapat menghindari sistem antibodi dengan merusak IgA
- P. aeruginosa dapat meblokade aktivasi sistem komplemen dengan
memanfaatkan IgG host
Diagnosis
Bronkiektasis ditandai dengan manifestasinya yang
khas, yakni
nyeri dada
sesak napas
Pemindaian HRCT scan thorax sebagai gold standard dengan slice < 1mm untuk
mengkonfirmasi diagnosis.
Bronkiektasis didiagnosis ketika saluran napas yang secara abnormal dilatasi dan sebagian
besar mengalami penebalan
Diagnosis
FACED score