Anda di halaman 1dari 52

Case Report Session

Dengue Hemorrhagic Fever


Elistiyo Rizki Akbar
2140312200

Preseptor :
dr. Hadianto Sp.PD
Pendahuluan
Latar Belakang
• Infeksi virus dengue merupakan penyakit infeksi yang disebabkan
oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypty.
• Infeksi virus dengue pada manusia mengakibatkan spektrum
manifestasi klinis yang bervariasi antara penyakit yang paling ringan
(mild undiffrentiated febrile illness), demam dengue, demam
berdarah dengue (DBD) sampai demam berdarah dengue disertai
syok (dengue shock syndrome).
• Patofisiologi utama penyakit DBD adalah kebocoran plasma yang
disebabkan oleh meningkatnya permeabilitas pembuluh darah
(vascular).
Latar Belakang
• Virus dengue dilaporkan telah menjangkiti lebih dari 100 negara,
terutama di daerah perkotaan yang berpenduduk padat dan
pemukiman di Brazil dan bagian lain Amerika Selatan, Karibia, Asia
Tenggara, dan India.
• Jumlah orang yang terinfeksi diperkirakan sekitar 50 sampai 100
juta orang, setengahnya dirawat di rumah sakit dan mengakibatkan
22.000 kematian setiap tahun; diperkirakan 2,5 miliar orang atau
hampir 40 persen populasi dunia, tinggal di daerah endemis DBD
yang memungkinkan terinfeksi virus dengue melalui gigitan nyamuk
setempat.
Latar Belakang
• Jumlah kasus DBD tidak pernah menurun di beberapa daerah tropik dan
subtropik bahkan cenderung terus meningkat dan banyak menimbulkan kematian
pada anak, 90% di antaranya menyerang anak di bawah 15 tahun.
• Di Indonesia, setiap tahunnya selalu terjadi KLB di beberapa provinsi, yang
terbesar terjadi tahun 1998 dan 2004 dengan jumlah penderita 79.480 orang
dengan kematian sebanyak 800 orang lebih.
• Pada tahun-tahun berikutnya jumlah kasus terus naik tapi jumlah kematian turun
secara bermakna dibandingkan tahun 2004.
• Misalnya jumlah kasus tahun 2008 sebanyak 137.469 orang dengan kematian
1.187 orang atau case fatality rate (CFR) 0,86% serta kasus tahun 2009
sebanyak 154.855 orang dengan kematian 1.384 orang atau CFR 0,89%.
Latar Belakang
Batasan Masalah
Laporan Kasus ini membahas definisi, epidemiologi, etiologi, patofisiologi, patogenesis,
manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang, diagnosis, tatalaksana dan prognosis dan
laporan kasus mengenai DHF.
Tujuan penulisan
Laporan Kasus ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang
DHF.
Metode penulisan
Laporan Kasus ini ditulis dengan menggunakan metode tinjauan pustaka yang merujuk
dari berbagai literatur.
Tinjauan Pustaka
Definisi

Infeksi virus dengue merupakan suatu penyakit demam akut yang


disebabkan oleh infeksi virus genus Flavivirus, famili Flaviviridae,
dan mempunyai 4 jenis serotipe yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan
DEN-4, melalui perantara gigitan vektor nyamuk Aedes aegypti
(Stegomiya aegypti) atau Aedes albopictus (Stegomiya albopictus).
Keempat serotype dengue terdapat di Indonesia, DEN-3
merupakan serotype dominan. 
Epidemiologi

• Demam dengue merupakan penyakit infeksi virus mosquito-borne yang


tersebar paling cepat di dunia.
• Dalam 50 tahun terakhir kejadiannya meningkat 30 kali lipat dengan
penyebaran yang meluas ke berbagai negara baru dengan karakteristik
geografis yang beragam dari area pemukiman ke perkotaan.
• Sekitar 70% populasi yang berada dalam resiko terinfeksi dengue berada di
kawasan asia tenggara dan pasifik bagian barat.
• Tahun 2008 telah dilaporkan jumlah kasus DBD 137.469 orang, kemudian
meningkat pada tahun 2009 dan 2010.
• Pada tahun 2011 terjadi penurunan kasus lebih dari setengahnya, namun
meningkat kembali tahun 2012.
• Walaupun angka kematian (CFR) telah berhasil diturunkan menjadi di bawah 1%
sekitar 0,80% - 0,89%.
Epidemiologi (cont)

Semenjak tahun 2000


angka kematian akibat
dengue mencapai rata
rata 1% di area ini,
namun di Indonesia,
India dan myanmar
angka kematian
mencapai 3-5%
Klasifikasi

• WHO mengklasifikasikan infeksi dengue menjadi 3 besar yaitu demam yang


tidak terklasifikasikan, demam dengue, dan Dengue Haemorrhagic Fever (DHF).
• DHF memiliki 4 derajat menurut keparahan penyakitnya, derajat 3 dan 4
merupakan dengue shock syndrome (DSS).
Etiologi
• Etiologi penyakit DHF adalah virus dangue termasuk famili Flaviviridae, genus Flavivirus yang terdiri
dari 4 serotipe, yakni DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4.
• Indonesia memiliki keempat serotipe virus dengue ini.
• Virus dengue termasuk dalam kelompok virus yang relatif labil terhadap suhu dan faktor kimiawi lain
serta memiliki masa viremia yang pendek.
• Virion virus dengue tersusun oleh genom RNA yang dikelilingi oleh nukleokapsid, ditutupi oleh suatu
selubung dari lipid yang mengandung dua protein yaitu selubung protein E dan protein membran M.
• Jika seseorang terinfeksi pertama kali (primer) dengan satu serotipe maka orang tersebut akan
mendapatkan kekebalan seumur hidup terhadap serotipe tersebut, tetapi pada infeksi sekunder
dengan serotipe virus yang berbeda (secondary heterologous infection) pada umumnya memberikan
manifestasi klinis yang lebih berat dibandingkan dengan infeksi primer.
Gejala Klinis
Gejala Klinis
DF/DHF Derajat Gejala dan Tanda Laboratorium
DF   Demam dengan 2 gejala berikut:
1. Nyeri kepala 1. Leukopenia <5000
2. Nyeri retro orbital sel/mm3
3. Myalgia 2. Trombositopenia <
4. Arthralgia atau nyeri tulang 150.000/mm3
5. Ruam 3. Peningkatan hematokrit
6. Manifestasi perdarahan 5-10%
7. Peningkatan hematokrit 5 - 10% 4. Tidak ada bukti
  kebocoran plasma
Tidak ada bukti kebocoran plasma  

DHF I Demam dan manifestasi perdarahan (tes rumple leed +) dan


terdapat kebocoran plasma antara lain 1. Trombositopenia <
1. Efusi Pleura 100.000/mm3
2. Ascites 2. Peningkatan hematokrit >
3. Hipoalbuminemia 20%

DHF II Sama dengan derajat II plus perdarahan spontan Sama dengan derajat I
DHF III Sama dengan derajat I atau II plus kegagalan sirkulasi (nadi Sama dengan derajat I dan II
lemah, pulse pressure sempit < 20 mmHg, hipotensi, kelemahan
umum)

DHF IV Sama dengan derajat III plus syok berat dengan tekanan darah Sama dengan derajat I
tidak terukur dan nadi tidak teraba
Diagnosis
Dengue Haemorrhagic Fever
Dengue Shock syndrome
Warning Sign
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Penunjang
(1) Isolasi virus,
(2) Deteksi RNA virus dengan menggunakan pemeriksaan reverse transcriptase
polymerase chain reaction (RT-PCR),
(3) Deteksi antigen virus dengan pemeriksaan NS-1 antigen virus dengue,
(4) Deteksi respon imun serum berupa pemeriksaan serologi IgG dan IgM anti
dengue,
(5) Analisis parameter hematologi terutama pemeriksaan hitung leukosit, nilai
hematokrit, dan jumlah trombosit.
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan radiologi juga dilakukan untuk menunjang diagnosis. Pemeriksaan foto


dada dalam posisi right lateral decubitus dilakukan atas indikasi:
 Distres pernafasan/ sesak
 Dalam keadaan klinis ragu-ragu, namun perlu diingat bahwa terdapat kelainan
radiologis terjadi apabila pada perembesan plasma telah mencapai 20%-40%
 Pemantauan klinis, sebagai pedoman pemberian cairan, dan untuk menilai edema paru
karena overload pemberian cairan.
 Kelainan radiologi yang dapat terjadi: dilatasi pembuluh darah paru terutama daerah
hilus kanan, hemitoraks kanan lebih radioopak dibandingkan yang kiri, kubah diafragma
kanan lebih tinggi daripada kanan, dan efusi pleura.
 Pada pemeriksaan ultrasonografi dijumpai efusi pleura, kelainan dinding vesika felea,
dan dinding buli-buli.
Tatalaksana

Tatalaksana DHF secara umum adalah tirah baring, pemberian cairan,


medikamentosa simptomatik, dan antibiotic jika terdapat infeksi
sekunder.
Tatalaksana DBD dibagi menjadi 5 protokol menurut PAPDI.
Tatalaksana
Tatalaksana pasien dewasa dengan kecurigaan DBD tanpa syok
Tatalaksana
Tatalaksana cairan pada pasien dewasa dengan kecurigaan DBD tanpa syok
Tatalaksana
Tatalaksana DBD pada pasien
dengan peningkatan Ht > 20%
Tatalaksana
Penatalaksanaan Perdarahan spontan pada DBD dewasa
Tatalaksana

Tatalaksana DSS pada pasien


dewasa
Komplikasi
Demam Dengue
Perdarahan dapat terjadi pada pasien dengan ulkus peptik, trombositopenia hebat, dan
trauma.
Demam Berdarah Dengue
 Ensefalopati dengue dapat terjadi pada DBD dengan atau tanpa syok.
 Kelainan ginjal akibat syok berkepanjangan dapat mengakibatkan gagal ginjal akut.
 Edema paru dan/ atau gagal jantung seringkali terjadi akibat overloading pemberian
cairan pada masa perembesan plasma
 Syok yang berkepanjangan mengakibatkan asidosis metabolik & perdarahan hebat
(DIC, kegagalan organ multipel)
 Hipoglikemia/hiperglikemia, hiponatremia, hipokalsemia akibat syok berkepanjangan
dan terapi cairan yang tidak sesuai.
Laporan Kasus
Identitas Pasien

 Nama : Ny. RW
 Jenis Kelamin : Perempuan
 No. MR : 163963
 Umur : 27 tahun
 Suku Bangsa : Minangkabau
 Alamat : Tanjung Barulak Batu Sangkar
 Pekerjaan : Pedagang
Anamnesis
Seorang pasien, Ny. RW, usia 27 tahun dirawat di bangsal Ilmu Penyakit Dalam RSUD Prof. Dr.
M Ali Hanafiah Batusangkar

Keluhan Utama
Demam sejak 4 hari yang lalu

Riwayat penyakit sekarang


 Demam tinggi sejak 4 hari yang lalu, demam mendadak tinggi, tidak mengigil, tidak
berkeringat. Demam turun bila pasien minum obat pereda demam, namun kemudian demam
muncul kembali. Demam disertai nyeri di belakang mata, kepala dan sendi-sendi
seluruh tubuh.
Anamnesis

Riwayat penyakit sekarang

 Mual dirasakan pasien sejak 4 hari SMRS, disertai muntah dengan frekuensi 2x sehari berisi
sisa makanan, tidak disertai darah. Saat ini mual muntah tidak ada. Nyeri dibelakang mata
dan seluruh badan (+)
 Nafsu makan menurun sejak 4 hari SMRS. Pasien hanya sanggup menghabiskan ¼ porsi
makanan. Nyeri ulu hati ada
 - Bintik kemerahan di kedua tangan sejak 2 hari SMRS. Saat ini bintik kemerahan pada
seluruh tubuh.
 Perdarahan gusi tidak ada
Anamnesis

Riwayat penyakit sekarang

 Hidung pendarahan ( epistaksis ) ada


 Sesak nafas dan batuk tidak ada
 Buang air kecil warna dan jumlah biasa.
 Bab berwarna kehitaman tidak ada
 Pasien ada riwayat kontak dengan tetangga yang menderita DBD
Anamnesis

Riwayat penyakit dahulu

 Tidak ada riwayat gangguan perdarahan


 Tidak ada riwayat hipertensi
 Tidak ada riwayat diabetes mellitus
Anamnesis

Riwayat penyakit keluarga

 Tidak ada anggota kelurga yang menderita DBD


 Tidak ada anggota keluarga yang memiliki riwayat HT, DM, jantung, dan keganasan
Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Fisik Umum

 Keadaan umum : sedang


 Kesadaran : komposmentis kooperatif
 Tekanan Darah : 110/80 mmHg
 Nadi : 108x/menit
 Pernapasan : 22x/menit
 Suhu : 36,7 oC
Pemeriksaan Fisik

Status Internus

 Kepala : Normocephal
 Kulit : turgor kulit baik, petekie (+)
 KGB : tidak teraba pembesaran KGB
 Rambut : hitam, tidak mudah dicabut
 Mata : Anemis (-), ikterik (-)
Pemeriksaan Fisik

Status Internus

 Telinga : tidak ada kelainan


 Hidung : tidak ada kelainan, perdarahan (-)
 Tenggorok : tonsil T1 -T1, dinding posterior faring hiperemis
 Mulut : petekie palatum (+), perdarahan gusi (+)
Pemeriksaan Fisik

Status Internus

 Thoraks
inspeksi : pergerakan dada simetris kanan sama dengan kiri
palpasi : fremitus kanan sama dengan kiri
perkusi : sonor
Auskultasi : Vesikuler, Rh (-)/(-), Wh (-)/(-)
Pemeriksaan Fisik

Status Internus

 Jantung
inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
palpasi : iktus kordis teraba 1 jari lateral LMCS RIC VI
perkusi : batas jantung normal
Auskultasi : s1-s2 reguler, murmur sistolik mitral
Pemeriksaan Fisik

Status Internus

 Abdomen
inspeksi : tampak datar
Auskultasi : BU normal
palpasi : supel,hepar dan lien tidak teraba, NT (-)
perkusi : timpani
 Ekstremitas : akral hangat, CRT <2 detik, edema (-)
Pemeriksaan Laboratorium

 Hb : 13,3 g/dL
 Leukosit : 5.940/ mm3
Kesan : Trombositopenia
 Ht : 41%
 Trombosit : 108.000/mm3
 PT/APTT :-
 SGOT/SGPT : -/-
 MCV : 87 fl
 MCH : 27,9 pg
 MCHC : 32,3 %
 GDS : - mg/dl
Diagnosa

 Dengue hemorrhagic fever grade II


Pemeriksaan anjuran

 Cek darah perifer lengkap/DPL


 Periksa IgG dan IgM dengue
Tatalaksana

 IUFD RL 6 jam/Kolf
 Omeprazol 1x1 20mg
 Kalnex 3x1 Tab PO
 Vitamin K 3x10 mg IV
 Sucralfat 3x1 500 mg PO
 Sistenol 3x1 kaplet PO
Diskusi
Ny. RW/ Pr/ 27 tahun

Poin - poin diagnosis :


Pem. Fisik :
 Demam 36,7oC
Anamnesis :
 Petekie (+)
 Demam, mendadak tinggi, terus-menerus, tidak
 Perdarahan hidung (+)
mengigil, tidak berkeringat, demam turun dengan
PCT namun muncul kembali
Pem. Laboratorium :
 Hidung berdarah, perdarahan di tempat lain (-)
 Trombositopenia :108.000/mm3
 Tetangga menderita DBD
Manifestasi Klinis

Demam
Tifoid
Remiten
Demam mendadak
tinggi, mengigil (-), Pola Demam
berkeringat (-) Demam Intermiten Malaria

Demam DBD
Demam dengue  demam 2-7 hari, mendadak,
tinggi (>38oC), terus menerus, bifasik
Siklik Leptospirosis
Manifestasi Klinis
Trombosit (N) : 150.000 – 400.000/mm3

Perdarahan pada kulit Terinfeksi virus dengue  reaksi antigen-antibodi dan


dan mukosa : petekie aktivasi sistem komplemen  deposisi sel imun IgG
(+), perdarahan hidung dan IgM di permukaan sel trombosit  sistem RES

(+) akan menghancurkan trombosit  trombositopenia

Trombositopenia : Gangguan pada trombosit  gangguan hemostasis 


108.000/mm3 manifestasi perdarahan  petekie, purpura, ekimosis,
epistaksis, perdarahan gusi, melena, dll
Diagnosis

Apabila ditemukan gejala demam ditambah dengan 2 gejala/ lebih

DHF grade II

 Demam tinggi ,terus menerus


 Petekie
 Perdarahan hidung
 Trombositopenia
Diagnosis

Pada pasien hematokrit : 36,3%


Hasil normal  hemokonsentrasi yang terjadi
masih minimal atau pasien sudah mendapat
penanganan awal sebelumnya berupa terapi
cairan sebelum pasien di rujuk

Yang di takutkan pada pasien DHF 


hemokonsentrasi  plasma leakage  syok
hipovolemik
Tatalaksana

 IUFD RL 6 jam/Kolf
 Omeprazol 1x1
 Kalnex 3x1 Tab PO
 Vitamin K 3x10 mg IV
 Sucralfat 3x1 PO
 Sistenol 3x1 PO
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai