Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS PENGUJIAN UU NO.

11
TAHUN 2020 TENTANG CIPTA KERJA
TERHADAP UNDANG UNDANG DASAR
NEGARA REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 1945
DALAM PERKARA NOMOR 91/PUU-XVIII/2020

UAS MATA KULIAH POLITIK HUKUM


DOSEN : DR. BAMBANG SADONO, S.H., M.H.

ZULFA AMALIA RACHIM


A.312.1421.031
UJI FORMIL UU NO.11 TAHUN 2020 TENTANG CIPTA KERJA
DIKABULKAN SEBAGIAN OLEH MAHKAMAH KONSTITUSI

• Dalam amar putusannya, MK menyatakan UU Cipta Kerja


dinilai cacat formil dan inkonstitusional bersyarat dengan
menentukan beberapa implikasi atas berlakunya UU tersebut.
Sebab, proses penyusunan UU Cipta Kerja tersebut tidak
memenuhi asas, metode, baku/standar, dan sistematika
pembentukan peraturan.
1. mengingatkan bahwa tujuan strategis undang-undang tidak boleh mengabaikan
konstitusionalitas aspek pembentukan undang-undang.

2. pemenuhan partisipasi publik dalam pembentukan undang-undang sebagai


bentuk kedaulatan rakyat (people's sovereignty).

3. menekankan implementasi asas keterbukaan berupa akses publik terhadap RUU,


naskah akademik, dan dokumen terkait pembentukan undang-undang lainnya
guna meningkatkan kualitas undang-undang serta meningkatkan kepercayaan
publik dan legitimasi pembentuk undang-undang.

4. yaitu kembali menegaskan bahwa UU tentang Pembentukan Peraturan


Perundang-Undangan merupakan undang-undang organik turunan Pasal 22A
UUD 1945 sebagai landasan untuk menilai konstitusionalitas proses pembentukan
undang-undang.
KEPUTUSAN APA YANG HARUS
DIAMBIL TERHADAP MASALAH
KRUSIAL DALAM PENINJAUAN UU
TERSEBUT, APABILA SAYA
DIPOSISIKAN SEBAGAI STAF AHLI
HAKIM MK?
OMNIBUS LAW CIPTA KERJA

• Adalah sebuah peraturan perundang-undangan yang mengandung lebih dari satu muatan pengaturan.

• Penyusunan Omnibus Law membutuhkan cost politik yang tidak sederhana, mengingat Omnibus
Law terdiri dari isu yang sangat multisektor dan superpower. Apalagi, Omnibus Law adalah tradisi
di negara dengan sistem hukum Anglo Saxon, seperti; Negara USA, Canada, Inggris, sehingga
belum tentu bisa diterapkan di negara dengan tradisi sistem hukum Civil Law seperti Indonesia.

• ciri khusus :

1. terdiri dari banyak Pasal, akibat banyak sektor yang dicakup dan bersifat multisektoral;

2. dapat Menegasikan/ mencabut sebagian dan/atau keseluruhan peraturan lain, dan

3. Mandiri atau berdiri sendiri, tanpa terikat atau minimum terikat dengan peraturan lain.
OMNIBUS LAW CIPTA KERJA

• Dalam omnibus law menggabungkan banyak undang-undang. Inilah


mengapa Omnibus law akan menjadi undang-undang yang super power.
• Omnibus law Cipta kerja, (UUCK) bersifat liberal. UUCK yang
memberikan kemudahan izin berusaha bagi pengusaha asing atau investor
masuk ke Indonesia, namun hal ini berdampak atau dapat menimbulkan
persaingan terhadap pemodal atau usaha-usaha yang kecil misalnya
UMKM. Hal ini juga dapat menimbulkan pemodal kecil di Indonesia yang
tergilas.
TATA URUTAN PERUNDANGAN
TAP MPR NO. III/MPR/2000
TENTANG SUMBER HUKUM
DAN TATA URUTAN
PERUNDANG-UNDANGAN
Dilihat dalam tata urutan
1. 1. Undang-undang Dasar 1945. peraturan perundang-undangan
2. 2. Tap MPR tersebut, omnibus law masuk
3. 3. Undang-undang.
dalam level mana ?
4. 4. Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-undang Hal ini yang belum jelas.
(Perpu)
5. 5. Peraturan Pemerintah.
6. 6. Keputusan Presiden.
7. 7. Peraturan Daerah
Dengan demikian saya akan tegas dengan tidak membiarkan
UU cipta kerja tetap berlaku karena apabila UU cipta kerja
tetap diberlakukan, maka akan berdampak pada kehidupan
masyarakat karena tidak memulihkan hak konstitusional
para pemohon.

Proses pembentukan undang-undang yang buruk dapat


berimplikasi pada substansi yang buruk pula. Konsekuensi
hukum dari adanya cacat formil suatu undang-undang adalah
batalnya undang-undang secara keseluruhan
• Dalam amar putusan, MK tidak boleh lebih menitikberatkan pada aspek
pembentukan dan aspek materiil bahkan belum tersentuh. Hal ini sangat
berpotensi mengakibatkan perubahan hanya terjadi secara parsial di
aspek pembentukan saja.

• Oleh karena itu, mengingat pelanggaran formil UU Cipta Kerja


berkenaan dengan aspek fundamental pembentukan undang-undang
(aspek partisipasi publik yang bermakna, aspek transparansi, aspek
bentuk hukum, asas kejelasan tujuan, asas kejelasan rumusan, dan
metode pembentukan), MK seharusnya tidak berdalih dengan amar
“inkonstitusional bersyarat”.
Mahkamah Konstitusi seharusnya secara tegas
membatalkan keseluruhan undang-undang .

Sebagaimana pernah diuraikan dalam dissenting


opinion dua hakim konstitusi pada pengujian
formil UU pertambangan mineral dan batubara,
satu saja terbukti pelanggaran prosedur akan
meruntuhkan konstitusionalitas suatu undang-
undang .
SEKIAN & TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai