Anda di halaman 1dari 31

Defleksi batang

KELOMPOK C
daftar anggota kelompok
> Kurniawan Dwi Fitrianto
3331190023
> Naufal Rasendriya Azmi
3331190057
> Beryl Rahma Fawaz G.M.
3331190078
> Arinda Fajar A
3331190093
Kevin Raffael Simanjuntak
3331180024
> Khosyi Is’ad
3331180048
> Febryan Nizar Prakoso
3331180075
tinjauan pustaka

1. Deformasi
2. Defleksi
3. Beban (Load)
4. Tumpuan
5. Modulus Elastisitas
6. Sifat-sifat yang Dimiliki Logam
1. Deformasi
Deformasi pada dasarnya merupakan perbuhan dimensi atau ukuran dari suatu
benda ketika diberikan gaya. Sebuah batang logam akan mengalami deformasi
apabila diberikan pembebanan berupa beban tarik. Pertambahan dimensi pada
peristiwa deformasi tidak dibatasi oleh arah tertentu karena dapat dimensinya
dapat berubah secara bebas. Deformasi dibagi menjadi 2 jenis :
1. Deformasi elastis : deformasi atau perubahan bentuk yang terjadi pada suatu
logam saat gaya atau beban itu bekerja, dan perubahan bentuk akan hilang ketika
gaya atau bebannya ditiadakan. Artinya, bila beban ditiadakan, maka benda akan
kembali ke bentuk dan ukuran semula.
2. Deformasi plastis : deformasi atau perubahan bentuk yang terjadi pada benda
secara permanen, walaupun beban yang berkerja dihilangkan. Bila suatu benda
kerja dikenai beban sampai pada daerah plastis atau melebihi batas elastisitasnya,
maka perubahan bentuk yang terjadi adalah gabungan antara deformasi elastis
dan deformasi plastis.
1. Deformasi
2. Defleksi
Defleksi merupakan lendutan atau lenturan yang terjadi pada balok sebagai akibat dari
bekerjanya gaya transversal (vektor gaya tegak lurus dengan sumbu balok). Gaya ini akan
menimbulkan momen bending dan besar kecilnya lendutan sangat dipengaruhi oleh besar
kecilnya momen bending tersebut. Berbeda dengan deformasi, defleksi cenderung memiliki
nilai dan dapat diukur karena perubahan dimensi yang terjadi teratur tidak secara bebas
seperti pada deformasi. Pengukuran defleksi dilakukan dengan mengukur jarak yang terjadi
antara posisi netral batang logam sebelum diberikan beban dan setelah mengalami
pembebanan.
2. Defleksi (Lanjutan 2)
Defleksi dibagi menjadi 2 jenis :
1. Defleksi Aksial, merupakan jenis defleksi yang terjadi ketika pembebanan yang terjadi pada batang
logam tegak lurus terhadap penampangnya..

2. Defleksi Lateral, merupakan defleksi yang terjadi apabila pembebanan yang terjadi sejajar dengan
penampangnya atau tegak lurus dengan sumbu batang logamnya
2. Defleksi (Lanjutan 3)
Nilai defleksi yang terjadi pada suatu batang logam dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor:
1. Kekakuan Batang
2. Besar atau kecilnya gaya yang diberikan
3. Jenis tumpuan yang diberikan
4. Jenis Beban yang terjadi pada batang
3. Beban
Beban yang bekerja pada suatu komponen mesin dapat berupa gaya,
momen, defleksi, termperatur, tekanan, dan lain-lain. Analisis terhadap
pembebanan dalam suatu perancangan mesin sangatlah penting karena
dengan mengetahui beban yang akan bekerja, maka dapat diperoleh
informasi atau spesifikasi benda yang dibutuhkan mulai dari jenis bahan
hingga dimensinya.
Berdasarkan daerah pembebanan, beban diklasifikasikan menjadi 2
jenis :
1. Beban Terdistribusi, Beban terdistribusi merupakan pembebanan yang
tidak terpusat di satu titik melainkan terdistribusi atau tersebar pada suatu
daerah tertentu.
3. Beban (Lanjutan 2)
2. Beban Terpusat, Beban terpusat merupakan pembebanan dimana
bebannya hanya bikerja di satu titik. Beban yang bekerja akan
terkonsentrasi pada satu titik.
3. Beban (Lanjutan 3)
Berdasarkan Jenis pembebanan, beban diklasifikasikan
menjadi 6 jenis :
1. Pembebanan tarik
2. Pembebanan tekan
3. Pembebanan geser
4. Pembebanan bengok tekan
5. Pembebanan puntir
6. Pembebanan campuran
3. Beban (Lanjutan 4)
Berdasarkan Dinamika pembebanan, beban diklasifikasikan menjadi 6 jenis :
1.Beban Statis, pembebanan pada suatu benda yang bersifat konstan atau tetap di
setiap waktunya

2. Beban Dinamis, jenis beban yang nilainya tidak tetap atau berubah-ubah.
Beban dinamis diberikan secara teratur dan terus-menerus dalam jangka waktu
tertentu. Beban dinamis ada dua jenis, yakni beban dinamis ulang dan ganti.
3. Beban (Lanjutan 5)
Berdasarkan Dinamika pembebanan, beban diklasifikasikan menjadi 6 jenis :
1.Beban Statis, pembebanan pada suatu benda yang bersifat konstan atau tetap di
setiap waktunya

2. Beban Dinamis, jenis beban yang nilainya tidak tetap atau berubah-ubah.
Beban dinamis diberikan secara teratur dan terus-menerus dalam jangka waktu
tertentu.
3. Beban (Lanjutan 6)
Berdasarkan Dinamika pembebanan, beban diklasifikasikan menjadi 6 jenis :
3. Beban Kejut, pembebanan yang terjadi pada suatu benda dengan selang waktu
yang sangat singkat dan sangat besar.Pada beban kejut atau beban impak, energi
kinetik dari suatu beban yang menumbuk suatu benda akan diserap dalam skala
yang sangat besar. Akibat dari proses penyerapan energi kinetik yang sangat besar
ini dapat menyebabkan benda berdeformasi atau defleksi.
4. Tumpuan
Tumpuan atau yang biasa disebut sebagai support merupakan landasan dari
sebuah batang logam atau balok. Tumpuan terdiri dari tiga jenis, yaitu
1. Tumpuan roll

2. Tumpuan engsel

3. Tumpuan jepit
5. Modulus Elastisitas
Modulus Elastisitas merupakan nilai kekakuan dari suatu logam. Semakin besar nilai
modulus elastisitas yang dimilki oleh sebuah logam, maka logam tersebut akan semakin
sulit untuk berdeformasi ketika diberikan gaya.
Persamaan :

Tegangan merupakan perbandingan dari gaya yang bekerja setiap satuan luas
penampangnya. Regangan merupakan pertambahan panjang relative dari suatu balok ketika
diberikan tegangan atau perbandingan antara pertambahan panjang dengan panjang
awalnya.
6. Sifat yang dimiliki Logam
1. Sifat Fisik, pelakuan atau sifat logam yang disebabkan
oleh lingkungan seperti pembebanan ataupun pengaruh
pemanasan.
2. Sifat Mekanik, faktor utama dalam pemilihan bahan. Sifat
mekanik juga dapat didefinisikan sebagai kekakuan dan
ketahanan logam terhadap pembebanan atau gaya yang
diberikan
3. Sifat Teknologi, kemampuan dari suatu logam untuk
dibentuk. Produk dengan spesifikasi yang baik dapat
dibentuk dengan berbagai macam cara, seperti ditempa.
Sifat-sifat teknologi logam meliputi sifat mampu las, sidat
mampu cor, sifat mampu mesin, dan sifat mampu bentuk
PEMBAHASAN

1 . Data Praktikum
2. Pembahasan Pertanyaan Modul
1. Data Praktikum

1. Steel 2. Aluminium 3. Kuningan


1. Data Praktikum (Lanjutan 2)
4. Hasil Pengukuran Dimensi
2. Pembahasan Pertanyaan modul
1. Hubungan massa dan sebuah defleksi : Massa pembebanan berbanding lurus dengan nilai
defleksi, atau semakin besar beban yang diberikan pada sebuah beam maka defleksi yang
dihasilkan akan semakin besar. Ketika sebuah beam diberikan sebuah gaya berupa beban
dengan massa tertentu, maka beam tersebut akan mengalami tegangan sehingga dapat
merenggang. Semakin besar tegangan yang diberikan maka beam tersebut akan semakin
merenggang atau berdefleksi.
2. Pembahasan pm (Lanjutan 2)
2a. Aplikasi struktur tumpuan cantilever :
- Papan loncat kolam

2b. Aplikasi struktur sederhana


- Jungkat jungkit
2. Pembahasan pm (Lanjutan 3)
3. Grafik defleksi terhadap massa pada salah satu data dalam aksis yang sama
2. Pembahasan pm (Lanjutan 4)
4. Contoh Perhitungan
Rumus :
- Defleksi beban

Salah satu perhitungan


> Jarak 100 mm dengan beban 150 gram (bahan steel)

- Defleksi maksimum

Salah satu perhitungan


> Jarak 100 mm dengan beban 150 gram (bahan steel)
2. Pembahasan pm (Lanjutan 5)
4b. Tabel Perhitungan :
2. Pembahasan pm (Lanjutan 6)
4b. Tabel perhitungan (lanjutan) :
2. Pembahasan pm (Lanjutan 7)
5. Grafik nilai hasil pengujian dengan hasil pengujian dari salah satu pembebanan

Perbandingan antara pengujian dan perhitungan pada batang aluminium (can-


tilever) jarak 200mm
0.006 0.0055

0.005
0.0044

0.004
0.0033
Defleksi

0.003

0.002 0.0017
0.00133
0.00097
0.001

0
140 160 180 200 220 240 260

Massa (g)

pengujian perhitungan
2. Pembahasan pm (Lanjutan 8)
6. Persentase Kesalahan dari salah satu benda uji!
Rumus :
A.Batang aluminium tumpuan cantilever beban 150 gram dengan jarak 100 mm.
% Kesalahan = 31,60%
B. Batang steel tumpuan sederhana beban 150 gram dengan jarak 100 mm
% Kesalahan = 80,98%
C. Batang kuningan tumpuan sederhana beban 150 gram dengan jarak 100 mm
% Kesalahan = 71,62%
2. Pembahasan pm (Lanjutan 9)
7. Kesimpulan hasil perhitungan :
Dari data yang diperoleh, nilai perhitungan defleksi dengan nilai pengujian
defleksi memiliki selisih yang besar. Selisih yang besar tersebut dapat dilihat dari
perhitungan salah satu persentase yang dilakukan pada batang steel tumpuan
sederhana beban 150 gram dengan jarak 100 mm yakni 80,98%. Hal ini
dikarenakan kesalahan praktikan atau human error dan equipment error ketika
melakukan pengujian dial indicator yang sensitif jika terkena geseran atau
senggolan di dial indicator-nya sendiri maupun benda uji, sehingga hasil nilai
defleksi tidak dapat diperoleh dengan hasil yang tepat. Disarankan menggunakan
metode perhitungan untuk mengetahui nilai defleksi pada suatu batang dibanding
dengan pengujian jikalau dial indicator tidak memiliki kualitas yang bagus.
kesimpulan
Berikut beberapa kesimpulan yang telah didapat:
1.Defleksi adalah suatu peristiwa perubahan bentuk pada struktur material
dalam arah sumbu y akibat adanya beban vertikal yang diberikan ke batang
material.
2.Nilai defleksi yang diperoleh pada setiap pengujian dengan benda uji steel,
brass, dan aluminium dapat dilihat pada Tabel 4.1 sampai 4.4. Untuk nilai
perhitungan defleksi yang diperoleh pada setiap pengujian benda uji dapat
dilihat pada tabel 4.5 sampai 4.10.
3.Nilai defleksi paling besar tedapat pada pengujian cantilever. Hal tersebut
dikarenakan pengujian ini hanya dilakukan dengan menggunakan satu buah
tumpuan jepit yang akan membuat mudah bagi beam untuk dapat berdefleksi.
4.Nilai perhitungan defleksi dengan nilai pengujian defleksi memiliki selisih
yang besar. Selisih yang besar tersebut dapat dilihat dari perhitungan salah
satu persentase yang dilakukan pada batang steel tumpuan sederhana beban
150 gram dengan jarak 100 mm yakni 80,98%. Hal ini dikarenakan kesalahan
praktikan atau human error dan equipment error
terima kasih

Anda mungkin juga menyukai