Anda di halaman 1dari 10

BAB II

TEORI KETIDAKPASTIAN
(RALAT)
Nama Kelompok:
1. Santi Nanda Putri
2. Silvia Nurlaili Agustina
3. Siti Nurkhasanah
4. Syafara Anggita Rahmawati
5. Tica Laudita Nabilah
6. Urmila Hairani Putri
7. Yunita Kristanti Andriani
8. Zulfa Fikriyah
Pengertian Ralat/Ketidakpastian

Ralat/ketidakpastian sering disebut


sebagai penyimpangan atau deviasi. Dapat
diartikan sebagai perbedaan harga ukur
dengan harga sebenarnya, atau perbedaan
harga ukur dengan harga rerata
sekelompok hasil pengukuran. Arti lain
dari ralat/ketidakpastian adalah
menyatakan besarnya keraguan
menafsirkan suatu hasil percobaan.
Contoh Ralat/Ketidakpastian dalam
Pengukuran
• Dalam pengukuran tunggal
Misalkan seorang pengamat mengukur panjang pensil
menggunakan mistar diperoleh nilai benar sebesar 12 cm. Skala
terkecil dari mistar adalah 1 mm atau 0,1 cm
maka Δx=12×nst=12×0,1. Hasil pengukuran tunggal ini
dituliskan sebagai L=12±0,05 cm.
• Dalam pengukuran berulang
Pada pengukuran berulang nilai terbaik untuk menggantikan nilai
benar x0x0 adalah nilai rata – rata dari data yang diperoleh
(x¯x¯). Sedangkan untuk nilai ketidakpastiannya (ΔxΔx) dapat
digantikan oleh nilai simpangan baku nilai rata-rata sampel.
Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.
¯=x1+x2+x3+…..+xnN=∑xiN
Sumber Ralat dalam Pengukuran
Klasifikasi Ralat dalam Pengukuran
1. Ralat sistematis
Ralat kelompok ini bersifat tetap adanya dan disebabkan oleh
faktor-faktor :
a. Alat, misalnya kalibrasi alat; harga skala, kondisi alat yang
berubah, pengaruh alat terhadap besaran yang diukur.
b. Pengamat, karena ketidakcermatan pengamat dalam
membaca.
c. Kondisi fisis pengamatan, misalnya karena kondisi fisis
pada saat pengamatan tidak sama dengan kondisi fisis
peneraan alat akan mempengaruhi penunjukan alat.
d. Metoda pengamatan, ketidaktepatan pemilihan metode akan
mempengaruhi hasilpengamatan, misal sering terjadi
kebocoran besaran fisis seperti panas, cahayadan sebagainya.
2. Ralat kebetulan
Dalam pengamatan yang berulang-ulang untuk suatu besaran fisis yang
dianggap tetap ternyata memberikan hasil yang umumnya berbeda-beda.
Kesalahan-kesalahan yang terjadi pada pengamatan berulang ini disebut
ralat kebetulan, faktor-faktor penyebabnya adalah :
a. salah menaksir, misalnya penaksiran terhadap harga skala terkecil,
bagi seorang pengamat berbeda dari waktu ke waktu.
b. Kondisi fisis yang berubah (berfluktuasi), misalnya karena temperatur,
atau tegangan listrik ruang yang tidak stabil.
c. Gangguan, misalnya adanya medan magnet yang kuat dapat
mempengaruhi penunjukan meter-meter listrik.
d. Definisi, misalnya karena penampang pipa tidak bulat betul maka
penentuan diameternya menimbulkan kesalahan.
3. Ralat kekeliruan tindakan
Kekeliruan tindakan bagi pengamat dapat terjadi dalam 2 bentuk, yaitu:
a. Salah berbuat, misalnya salah baca, salah pengaturan situasi/kondisi,
salah menghitung (misalnya ayuanan 10 kali hanya terhitung 9 kali).
b.Salah hitung terutama terjadi pada hitungan pembulatan.
Sebab Ralat Rambat
1. Relasi penjumlahan
2. Relasi pengurangan
3. Relasi perkalian
4. Relasi pembagian
5. Relasi perpangkatan
Sehingga ralat rambat sebab penjumlahan, pengurangan, perkalian dan
pembagian dapat ditulis sebagai berikut:
Data Fitting
Data fitting (pencocokan data) adalah adalah
proses membangun kurva, atau fungsi
matematika, yang paling cocok untuk
serangkaian titik data. Tujuannya adalah
melukiskan secara umum pola hubungan
antara satu besaran fisika dengan besaran
lainnya dalam bentuk garis.
Hubungan Variabel Pengukuran dalam Data
Fitting

Anda mungkin juga menyukai