Mouth Preparation
Kasus Kehilangan Gigi
Kelompok 3
Christiana Ayu 2195021
Elvy Hermanly Patty 2195024
Akane Kitayama 2195038
Wayan Larissa 2195040
Nathalia C.C 2195045
Skenario ● Pemeriksaan Intra oral :
○ edentulous 15,26,27,36,37,38,47,48
● Subyek : Perempuan, 41th ○ karies media dengan bayangan ke pulpa gigi 46
● KU : gusinya berdarah ketika menyikat gigi dan bukal pit dan disto oklusal
giginya ada yang terasa kasar dan tajam di dekat ○ karies media gigi 11 distal
gusi seperti ada yang terlepas. ○ plak skor: 90%. kalkulus supragingiva dan
● Anamnesis : terakhir pembersihan karang gigi subgingiva hampir pada seluruh bagian, stain,
sekitar 9 tahun lalu. Pasien juga ingin dibuatkan gigi BOP (+)
tiruan atas dan bawah karena banyak giginya yang ● Keterangan Tambahan : dokter gigi menyarankan
hilang dan sulit untuk mengunyah. Pasien juga untuk skeling dan root planing. Tetapi pasien meminta
mengeluhkan gigi gerahamnya sering ngilu karena untuk dijelaskan apa tujuannya karena sempat
berlubang besar, tetapi tidak pernah sakit spontan. membaca di internet mengenai skeling dan root
planing ini.
Identifikasi & Analisis Masalah
1. Rencana perawatan pada kasus diatas secara perio, konservasi dan prosto
➔ Perio : Scaling + root planing
➔ Konservasi : Restorasi kelas II pada gigi 46 dan Kelas III pada gigi 11
➔ Prostho : Pembuatan GTSL RA dan RB
Pattison AM. Pattison G. Scaling and root planing., in: Newman MG, Takei HH, Klokkevold PR, Carranza FA.
Carranza’s Clinical Periodontology, 10th edition, Philadelphia, Saunders Elsevier Inc. 2006, p: 749-797.
Klasifikasi, Definisi, dan
Kegunaan Instrumen Periodontal
Pattison AM. Pattison G. Scaling and root planing., in: Newman MG, Takei HH, Klokkevold PR, Carranza FA.
Carranza’s Clinical Periodontology, 10th edition, Philadelphia, Saunders Elsevier Inc. 2006, p: 749-797.
KLASIFIKASI INSTRUMEN PERIODONTAL
PROBE PERIODONTAL
EKSPLORER
PERIODONTAL ENDOSCOPE
PROBE
PERIODONTAL ❖ Digunakan untuk
melokalisir,mengukur &
menandai poket
❖ Memperkirakan konfigurasi
poket pada setiap sisi gigi
❖ Probe WHO
➢ Bagian ujungnya berupa bola kecil
berdiameter 0,5mm
EXPLORER ❖ Melokalisir deposit kalkulus &
karies di daerah subgingiva
❖ Memeriksa kehalusan
permukaan akar gigi setelah
root planing
❖ Dirancang dengan berbagai
bentuk & sudut
SCALING, ROOT
PLANING &
CURETTAGE
❖ Menyingkirkan kalkulus dari
INSTRUMENT permukaan mahkota & akar
gigi
❖ Menyingkirkan sementum
nekrosis pada permukaan
subgingiva
❖ Menyingkirkan dinding
pocket jaringan lunak
SICKLE
❖ Permukaannya datar dengan
SCALER 2 sisi pemotong yang akan
menyatu membentuk ujung
yang runcing
❖ Digunakan terutama untuk
menghilangkan kalkulus
supragingiva
CURETTAGE ❖ Untuk menghilangkan
kalkulus subgingiva, root
planing & kuret dinding
pocket jaringan lunak
❖ Digunakan pada poket
periodontal yang dalam
❖ Ciri khas: penampang
melintang seperti sendok &
ujung tumpul
UNIVERSAL GRACEY
❖ Dapat digunakan pada semua sisi ❖ Hanya pada sisi tertentu
❖ Sisi blade ganda ❖ Sisi blade tunggal
❖ Permukaan mata pisau 900 ❖ Permukaan mata pisau 600
❖ HOE SCALER
HOE, CHISEL ➢ Membengkok membentuk
& FILE sudut 99-100
➢ Dirancang untuk setiap
SCALERS permukaan gigi
Digunakan untuk menghilangkan ❖ CHISEL SCALER
kalkulus subgingiva dan ➢ Dirancang untuk permukaan
sementum nekrosis proksimal gigi anterior yang
ruang interproksimalnya terlalu
rapat
❖ FILE SCALER
➢ Digunakan untuk mematahkan /
menghancurkan kalkulus yang
keras
ULTRASONIC &
SONIC
INSTRUMENT ❖ Digunakan untuk
menghilangkan plak, kuret &
menghilangkan stain
❖ Digerakkan dengan tenaga
listrik
PERIODONTA ❖ Digunakan untuk melihat
L ENDOSCOPE kedalaman poket subgingiva
& mendeteksi deposit
❖ Endoskopi fiber-optik
menempel pada kamera
video CCD & menghasilkan
gambar pada monitor panel
datar selama eksplorasi
Instrumen Untuk Pembersihan dan Pemolesan
Pattison AM. Pattison G. Scaling and root planing., in: Newman MG, Takei HH, Klokkevold PR, Carranza FA.
Carranza’s Clinical Periodontology, 10th edition, Philadelphia, Saunders Elsevier Inc. 2006, p: 749-797.
RUBBER CUP
❖ Digunakan dengan handpiece
❖ Diolesi pasta yang
mengandung fluoride untuk
memoles
❖ Harus disterilkan
BULU SIKAT
❖ Tersedia dalam bentuk
lingkaran & kotak
❖ Digunakan pada handpiece
dengan pasta pemoles
❖ Penggunaan terbatas pada
mahkota
DENTAL TAPE
❖ Memoles permukaan
proksimal
❖ Dilewatkan secara
interproksimal dengan posisi
tegak lurus terhadap sumbu
panjang gigi & gerakan
labiolingual
AIR POWDER
POLISHING
❖ Alat yang menyemprotkan
serbuk garam dengan
tekanan yang cukup tinggi
❖ Efektif menghilangkan noda
ekstrinsik dan endapan lunak
❖ Kontraindikasi pada pasien
dengan penyakit menular
Macam-Macam Mesin Alat
Ultrasonic dan Airprophy Jet
Pattison AM. Pattison G. Scaling and root planing., in: Newman MG, Takei HH, Klokkevold PR, Carranza FA. Carranza’s Clinical Periodontology, 10th
edition, Philadelphia, Saunders Elsevier Inc. 2006, p:749-797
Magnetostriktif
● Perangkat ultrasonik magnetostriktif bekerja dalam rentang frekuensi
18.000 hingga 50.000 siklus per detik.
● Getaran merambat dari tumpukan metal ke area penghubung yang
menyebabkan getaran pada ujung bekerja.
Pattison AM. Pattison G. Scaling and root planing., in: Newman MG, Takei HH, Klokkevold PR, Carranza FA. Carranza’s Clinical Periodontology, 10th
edition, Philadelphia, Saunders Elsevier Inc. 2006, p:749-797
Piezoelektrik
● Unit ultrasonic piezoelektrik bekerja dalam rentang frekuensi 18.000 -
50.000 siklus per detik.
● Disk keramik yang terletak pada handpiece memberikan daya pada
peizoelektrik dan perubahan dimensi saat energi listrik diterapkan. Ujung
piezoeletrik bergerak terutama dalam pola linear, memberikan kedua
ujung permukaan tip aktif.
Pattison AM. Pattison G. Scaling and root planing., in: Newman MG, Takei HH, Klokkevold PR, Carranza FA. Carranza’s Clinical Periodontology, 10th
edition, Philadelphia, Saunders Elsevier Inc. 2006, p:749-797
Airprophy jet
Pattison AM. Pattison G. Scaling and root planing., in: Newman MG, Takei HH, Klokkevold PR, Carranza FA. Carranza’s Clinical Periodontology, 10th
edition, Philadelphia, Saunders Elsevier Inc. 2006, p:749-797
Airprophy jet
● Prophy jet tidak boleh diarahkan pada satu tempat pada gigi terlalu lama.
Pattison AM. Pattison G. Scaling and root planing., in: Newman MG, Takei HH, Klokkevold PR, Carranza FA. Carranza’s Clinical Periodontology, 10th
edition, Philadelphia, Saunders Elsevier Inc. 2006, p:749-797
Air scaler (sonic scaler)
Pattison AM. Pattison G. Scaling and root planing., in: Newman MG, Takei HH, Klokkevold PR, Carranza FA. Carranza’s Clinical Periodontology, 10th
edition, Philadelphia, Saunders Elsevier Inc. 2006, p:749-797
Macam-Macam Klasifikasi Hilangnya
Gigi (Kennedy & Applegate Kennedy)
dan Klasifikasi Pada Kasus
Carr AB, Brown DT. McCracken’s Removable Partial Prosthodontics. 12th ed. St Louis: Mosby. 2011. P16-20,29-55,67-85,115-127,156-176
Choudary Z et al. Kennedy’s Classification-a study done at dow International Dental Hospital. Pakistan Oral and dental Journal 2016;36(4):677-9
Kennedy
Daerah edentulous unilateral terletak
diantara gigi-gigi yang tersisa di
Kelas III
bagian posterior maupun anteriornya
(selain free end dan midline)
Carr AB, Brown DT. McCracken’s Removable Partial Prosthodontics. 12th ed. St Louis: Mosby. 2011. P16-20,29-55,67-85,115-127,156-176
Choudary Z et al. Kennedy’s Classification-a study done at dow International Dental Hospital. Pakistan Oral and dental Journal 2016;36(4):677-9
Applegate rules
1. Klasifikasi harus mengikuti, bukan mendahului pencabutan gigi yang
mungkin mengubah klasifikasi aslinya.
2. Jika gigi molar ketiga hilang dan tidak akan diganti, tidak dianggap klasifikasi
3. Jika ada gigi molar ketiga dan akan digunakan sebagai abutment, dianggap
klasifikasi.
4. Jika gigi molar kedua hilang dan tidak diganti, tidak dianggap klasifikasi
5. Area edentulous paling posterior menentukan klasifikasi.
6. Area tidak bergigi selain yang menentukan klasifikasi disebut ruang
modifikasi.
7. Tingkat modifikasi tidak dibatasi, hanya jumlah area tak bergigi tambahan
8. Tidak ada ruang modifikasi pada Kelas IV
Carr AB, Brown DT. McCracken’s Removable Partial Prosthodontics. 12th ed. St Louis: Mosby. 2011. P16-20,29-55,67-85,115-127,156-176
Choudary Z et al. Kennedy’s Classification-a study done at dow International Dental Hospital. Pakistan Oral and dental Journal 2016;36(4):677-9
Applegate Kennedy
Daerah edentulous bilateral dan
berada di posterior dari gigi-gigi
Kelas I
yang masih ada (gigi-gigi yang
masih ada di bagian anterior).
Carr AB, Brown DT. McCracken’s Removable Partial Prosthodontics. 12th ed. St Louis: Mosby. 2011. P16-20,29-55,67-85,115-127,156-176
Choudary Z et al. Kennedy’s Classification-a study done at dow International Dental Hospital. Pakistan Oral and dental Journal 2016;36(4):677-9
Applegate Kennedy
Daerah edentulous unilateral dan lebih
dari dua gigi yang hilang, dibatasi oleh gigi
Kelas III penyangga di anterior dan posterior di
mana gigi penyangga anterior dan
posterior kuat sebagai gigi penyangga
pada gigi tiruan
Carr AB, Brown DT. McCracken’s Removable Partial Prosthodontics. 12th ed. St Louis: Mosby. 2011. P16-20,29-55,67-85,115-127,156-176
Choudary Z et al. Kennedy’s Classification-a study done at dow International Dental Hospital. Pakistan Oral and dental Journal 2016;36(4):677-9
Applegate Kennedy
Daerah edentulous unilateral dengan jumlah
gigi yang hilang 2 atau 3 gigi, dibatasi oleh
Kelas V gigi penyangga di anterior dan posterior di
mana gigi penyangga anterior tidak kuat
sebagai gigi penyangga pada gigi tiruan
(pada insisivus lateral) dan gigi posterior
kuat.
Carr AB, Brown DT. McCracken’s Removable Partial Prosthodontics. 12th ed. St Louis: Mosby. 2011. P16-20,29-55,67-85,115-127,156-176
Choudary Z et al. Kennedy’s Classification-a study done at dow International Dental Hospital. Pakistan Oral and dental Journal 2016;36(4):677-9
Macam-Macam Konektor Mayor
Gigi Tiruan Atas dan Bawah Beserta
Indikasi dan Kontraindikasinya
Carr AB, Brown DT. McCracken’s Removable Partial Prosthodontics. 12th ed. St Louis: Mosby. 2011. P16-20,29-55,67-85,115-127,156-176
Konektor mayor RA
Single palatal strap
● Indikasi
Area edentulous bilateral yang memiliki ruang yang pendek,
terutama area edentulous berada di posterior
● Kontraindikasi
Untuk alasan torsi dan leverage (manfaat), konektor mayor palatal
strap tunggal tidak boleh digunakan untuk menghubungkan
penggantian anterior dengan basis ekstensi distal
Carr AB, Brown DT. McCracken’s Removable Partial Prosthodontics. 12th ed. St Louis: Mosby. 2011. P16-20,29-55,67-85,115-127,156-176
Konektor mayor RA
Combination anterior and posterior
palatal strap-type connector
Indikasi
● Dapat digunakan dengan semua klasifikasi kehilangan gigi kennedy,
paling sering digunakan pada kelas II dan IV.
● Kelas I dan II dengan gigi penyangga dan dukungan residual ridge yang
baik serta direct retention dapat dibuat tanpa indirect retention
● Area edentulous yang panjang pada kelas II modifikasi 1
● Kelas IV pada gigi anterior yang harus diganti dengan gigi tiruan
sebagian lepasan
● Terdapat torus pada rahang atas yang tidak dapat dioperasi dan meluas
ke posterior palatum lunak.
Carr AB, Brown DT. McCracken’s Removable Partial Prosthodontics. 12th ed. St Louis: Mosby. 2011. P16-20,29-55,67-85,115-127,156-176
Konektor mayor RA
Palatal plate-type connector
Indikasi
● Keadaan dimana beberapa atau seluruh gigi anterior masih ada
● Kelas II dengan ruang modifikasi posterior yang besar dan beberapa gigi
anterior yang hilang
● Kelas I dengan 1- 4 gigi premolar dan beberapa atau semua gigi anterior
yang tersisa, dukungan gigi penyangga yang buruk dan tidak dapat
ditingkatkan, residual ridge yang sudah terjadi resorpsi vertikal yang
ekstrim, direct retention sulit diperoleh
● Tidak ada pedunculated torus
Carr AB, Brown DT. McCracken’s Removable Partial Prosthodontics. 12th ed. St Louis: Mosby. 2011. P16-20,29-55,67-85,115-127,156-176
Konektor mayor RA
U-shaped palatal connector
Indikasi
● Terdapat torus palatal berukuran besar yang tidak dapat dioperasi dan
terdapat beberapa gigi anterior yang hilang atau yang akan digantikan
Carr AB, Brown DT. McCracken’s Removable Partial Prosthodontics. 12th ed. St Louis: Mosby. 2011. P16-20,29-55,67-85,115-127,156-176
Konektor mayor RA
Single palatal bar
Carr AB, Brown DT. McCracken’s Removable Partial Prosthodontics. 12th ed. St Louis: Mosby. 2011. P16-20,29-55,67-85,115-127,156-176
Konektor mayor RA
Single palatal bar
Carr AB, Brown DT. McCracken’s Removable Partial Prosthodontics. 12th ed. St Louis: Mosby. 2011. P16-20,29-55,67-85,115-127,156-176
Konektor mayor RA
Anterior-posterior palatal bars
Carr AB, Brown DT. McCracken’s Removable Partial Prosthodontics. 12th ed. St Louis: Mosby. 2011. P16-20,29-55,67-85,115-127,156-176
Konektor mayor RB
Lingual bar
Berbentuk halfpear, lingual bar harus digunakan untuk gigi tiruan sebagian
lepasan mandibula di mana terdapat ruang yang cukup antara sulkus lingual
alveolar yang sedikit meninggi dan jaringan gingiva lingual.
Carr AB, Brown DT. McCracken’s Removable Partial Prosthodontics. 12th ed. St Louis: Mosby. 2011. P16-20,29-55,67-85,115-127,156-176
Konektor mayor RB
Linguoplate
Indikasi
● Frenulum lingual tinggi atau ruang yang tersedia untuk lingual bar tidak
ada
● Pada kasus kelas I dimana residual ridge telah terjadi resopsi vertikal
yang berlebihan
● Untuk mestabilkan gigi yang lemah secara periodontal dan untuk
membantu menahan rotasi horizontal pada jenis gigi tiruan ekstensi distal
● Ketika penggantian satu atau lebih gigi insisivus pada masa mendatang
akan difasilitasi dengan penambahan retensi loop ke linguoplate yang
ada
Carr AB, Brown DT. McCracken’s Removable Partial Prosthodontics. 12th ed. St Louis: Mosby. 2011. P16-20,29-55,67-85,115-127,156-176
Konektor mayor RB
Sublingual bar
Indikasi
● Sublingual bar harus digunakan untuk gigi tiruan sebagian lepasan
mandibula dimana ketinggian dasar mulut dalam kaitannya dengan free
gingival margin kurang dari 6 mm.
● Hal ini juga dapat diindikasikan bila diinginkan untuk menjaga free
gingival margin pada gigi anterior yang tersisa tetap terbuka dan terdapat
kedalaman dasar mulut yang tidak memadai untuk menempatkan bar
lingual.
Carr AB, Brown DT. McCracken’s Removable Partial Prosthodontics. 12th ed. St Louis: Mosby. 2011. P16-20,29-55,67-85,115-127,156-176
Konektor mayor RB
Sublingual bar
Kontraindikasi
● Kondisi gigi anterior yang tersisa posisinya sangan miring ke arah lingual
Carr AB, Brown DT. McCracken’s Removable Partial Prosthodontics. 12th ed. St Louis: Mosby. 2011. P16-20,29-55,67-85,115-127,156-176
Konektor mayor RB
Lingual bar with cingulum bar
(continuous bar)
Indikasi
● Linguaplate diindikasikan tetapi keselarasan aksial gigi anterior kurang
baik sehingga diperlukan blocking yang berlebihan pada undercut
interproksimal
Kontraindikasi
● Bila terdapat diastema yang lebar antara gigi anterior mandibula dan
linguoplate akan terlihat logam dari arah depan
Carr AB, Brown DT. McCracken’s Removable Partial Prosthodontics. 12th ed. St Louis: Mosby. 2011. P16-20,29-55,67-85,115-127,156-176
Konektor mayor RB
Cingulum bar (continuous bar)
Indikasi
● Keselarasan aksial gigi anterior kurang baik harus dilakukan penutupan
yang berlebihan pada undercut interproksimal
Kontraindikasi
● Gigi anterior yang sangat miring ke lingual
● Bila terdapat diastema yang lebar antara gigi anterior mandibula dan
linguoplate akan terlihat logam dari arah depan
Carr AB, Brown DT. McCracken’s Removable Partial Prosthodontics. 12th ed. St Louis: Mosby. 2011. P16-20,29-55,67-85,115-127,156-176
Konektor mayor RB
Labial bar
Indikasi
● Ketika inklinasi lingual dari gigi premolar dan insisivus rahang bawah
yang tersisa tidak dapat dikoreksi, mencegah penempatan konektor
lingual bar konvensional.
● Ketika torus lingual yang parah tidak dapat dilepas dan mencegah
penggunaan lingual bar atau konektor mayor lingual plate.
● Ketika undercut jaringan lingual yang parah dan tiba-tiba membuatnya
tidak praktis untuk menggunakan lingual bar atau konektor mayor lingual
plate.
Carr AB, Brown DT. McCracken’s Removable Partial Prosthodontics. 12th ed. St Louis: Mosby. 2011. P16-20,29-55,67-85,115-127,156-176
Konektor mayor RB
Labial bar
Kontraindikasi
● Kebersihan mulut yang buruk atau kurangnya motivasi untuk kontrol plak
oleh pasien
● Adanya vestibulum bukal atau labial yang dangkal
● Perlekatan frenulum yang tinggi
Carr AB, Brown DT. McCracken’s Removable Partial Prosthodontics. 12th ed. St Louis: Mosby. 2011. P16-20,29-55,67-85,115-127,156-176
Macam-Macam Cangkolan GTSL
Carr AB, Brown DT. McCracken’s Removable Partial Prosthodontics. 12 th ed. St Louis: Mosby. 2011. P16-20,29-55,67-85,115-127,156-176
Retensi mekanis dari GTSL didapatkan
RB : Kennedy Kelas I
Applegate Kennedy Kelas I
Soelarko Kelas I divisi 2 4 3
2 Menentukan jenis dan jumlah dukungan gigi tiruan. 1 2
RA :
● Gigi 15 → tooth supported (gigi 14 dan 16)
● Gigi 26 dan 27 → tooth supported (gigi 25 dan 28)
RB :
● Gigi 36,37,38 → tooth supported (gigi 35) dan tissue
supported (mukosa di daerah gigi 36,37,38)
4 3
● Gigi 47 dan 48 → tooth supported (gigi 46) dan tissue
supported (mukosa di daerah gigi 47&48)
3 Menentukan sumbu rotasi/garis fulkrum
→ yaitu garis khayal yang menghubungkan occlusal rest dari satu gigi
penyangga ke occlusal rest gigi penyangga lainnya 1 2
RA :
Garis fulkrum berjalan dari distal gigi 14 sampai pada
mesial gigi 28 → membagi beban gigi yang digantikan (di
depan dan di belakang garis fulkrum) agar GT lebih stabil.
RB :
Garis fulkrum berjalan dari distal gigi 35 sampai pada
distal 46 → yaitu pada gigi penyangga paling posterior. 4 3
4 Menentukan direct retainer/cangkolan
1 2
RA :
● Misalkan daerah undercut terletak pada mesial gig 25 dan
terdapat ruang yang cukup untuk meletakkan cangkolan (tidak
mengganggu oklusi dengan gigi antagonis) → lengan retentif
berjalan dari arah distal-mesial (first class lever)
● Misalkan daerah undercut terletak pada distal gigi 16&28 dan
terdapat ruang yang cukup untuk meletakkan cangkolan (tidak
mengganggu oklusi dengan gigi antagonis) → lengan retentif
4 3
berjalan dari arah mesial-distal (second class lever)
1 2
4 Menentukan direct retainer/cangkolan
RB :
● Misalkan daerah undercut terletak pada mesial gigi 35&46
dan terdapat ruang yang cukup untuk meletakkan cangkolan
(tidak mengganggu oklusi dengan gigi antagonis) → lengan
retentif berjalan dari arah distal-mesial (first class lever)
4 3
1 2
5 Menentukan indirect retainer
RA :
● Occlusal rest pada mesial gigi 24 dan distal gigi 17
RB :
● Occlusal rest pada mesial gigi 35 dan 46
RA & RB :
● Landasan U-shaped
4 3
Prosedur Pembuatan Gigi Tiruan
Sebagian Lepasan Berdasarkan Kasus
Carr AB, Brown DT. McCracken’s Removable Partial Prosthodontics. 12th ed. St Louis: Mosby. 2011. P16-20,29-
55,67-85,115-127,156-176
1 PENCETAKAN Untuk mendapatkan model studi
1.
4. Persiapan
2.
3.
5. Sendok
Bahan
Teknik pasien
cetak
cetak
pencetakan
Pemeriksaan serta penanganan hasil cetakan
Carr AB, Brown DT. McCracken’s Removable Partial Prosthodontics. 12th ed. St Louis: Mosby. 2011. P16-
20,29-55,67-85,115-127,156-176
2 PEMBUATAN MODEL
STUDI
Setelah
adalah melakukan
atas danpembuatan pencetakan
bawah, pengecoran,
basis pada
tahap
segi tujuh rahang
. berikutnya
3 SURVEYING
menentukan arah pemasangan yang paling
menguntungkan untuk mempertahankan gigi
dan jaringan lunak yang masih ada. Carr AB, Brown DT. McCracken’s
Removable Partial Prosthodontics.
12th ed. St Louis: Mosby. 2011.
4 BLOCKING/ BLOCK P16-20,29-55,67-85,115-127,156-
176
OUT
Pada daerah yang tidak di perlukan
5 DESAIN GIGI TIRUAN SEBAGIAN
LEPASAN Menentukan sumbu rotasi/garis
fulkrum
gigi yaitu
menghubungkan
penyangga
penyangga garis
occlusal
ke khayal
occlusal
lainnya yang
restrest
dari satu
gigi
Menentukan
edentulous
Applegate kelas dan
pada
(Klasifikasi
kennedy, daerah
Kennedy,
Soelarko) Menentukan
gigi jenis dandata
tiruan berdasarkan jumlah dukungan
diagnostik yang
terkumpul.
Menentukan konektor
mayor minor.
dan konektor Menentukan retensi
cangkolan akan (lengan
diletakkan di retentif
mesial
atau distal
Menentukan indirect retainer.
Menggambarkan
komponen dan
daerah edentulous
cangkolan menghubungkan
dengan
yang komponen-
telah didisain.
Carr AB, Brown DT. McCracken’s Removable Partial Prosthodontics. 12th ed. St Louis: Mosby. 2011. P16-
20,29-55,67-85,115-127,156-176
PEMBUATAN LANDASAN
6. DAN OCCLUSAL RIM
Occlusal
sebagairim
sementara adalah
atau
menentukan/mendapatkan
dan tempat permukaan
permanen
untuk gigioklusi
hubungan
menyusun rahang yang
tiruan,
gigi-gigi dibuat pada
dengan tujuanlandasan
(maxillomandibular
artifisial. untuk
relation)
Carr AB, Brown DT. McCracken’s Removable Partial Prosthodontics. 12th ed. St Louis: Mosby. 2011. P16-20,29-
55,67-85,115-127,156-176
9. PEMILIHAN DAN PENYUSUNAN
GIGI
Oklusi
masih pada
ada
dan tidak →GTSL
ada harus mengikuti
menciptakan pola
kontak yang
hambatan/interference oklusi
padaharmonisdengan
ke gigi-gigi
pada
pergerakan yang
oklusi sentrik
lateral.
Carr AB, Brown DT. McCracken’s Removable Partial Prosthodontics. 12th ed. St Louis: Mosby. 2011. P16-20,29-
55,67-85,115-127,156-176
11. KONTURING GINGIVA DAN
LANDASAN
Kontur gingiva harus estetik, tidak menghalangi ‘self cleansing’,
dapat mencegah terperangkapnya partikel makanan, dan dapat meniru
bentuk anatomi jaringan lunak yang berdekatan dengan daerah
edentulous seperti resesi gingiva.
Carr AB, Brown DT. McCracken’s Removable Partial Prosthodontics. 12th ed. St Louis: Mosby. 2011. P16-
20,29-55,67-85,115-127,156-176
12. PEMENDEMAN MODEL DALAM
KUVET
Model
yang kerjabentuknya
dilanjutkan
akan sama
diisi
dipacking. denganpembuangan
dengan
dengan pola lilin
dengan
resin gigi
pola
methyl tiruan
lilin
lilin dipendam
sehingga
gigi tiruan.
methacrylate dalam
diperoleh kuvet,
Padauntuk
dan mold inikemudian
gigi tiruan
nantinya
selanjutnya
Carr AB, Brown DT. McCracken’s Removable Partial Prosthodontics. 12th ed. St Louis: Mosby. 2011. P16-20,29-
55,67-85,115-127,156-176
PACKING, PROCESSING, DEFLASKING GIGI
13. TIRUAN RESIN AKRILIK
Packing adalah prosedur memasukkan resin akrilik ke dalam mold yang sudah dipendam dalam kuvet
Garg N, Garg A. Textbook of Operative Dentistry. 3rd ed. Jaypee Brothers Medical Publishers; New Delhi,
2015 4.
ALAT: Bahan:
● Alat dasar
● Varnish
● Baki
● Liner :
● Cottonroll
○ ZOE
● Cotton pellet
○ Flowable composite
● Bur bundar
○ GI
● Excavator
○ RMGI
● Pinset
● Base:
● Hatched
○ ZOE
● Stopper semen
○ Zinc phosphate
○ Seng polikarboksilat
○ GI
Bahan proteksi pulpa membantu untuk:
1. Melindungi / mengisolasi pulpa
2. Melindungi pulpa jika terjadi lesi karies yang
dalam
3. Bertindak sebagai penghalang kebocoran mikro
Garg N, Garg A. Textbook of
4. Mencegah bakteri dan toksin yang dapat Operative Dentistry. 3rd ed.
Jaypee Brothers Medical
mempengaruhi pulpa
Publishers; New Delhi, 2015 4.
Klasifikasi agen proteksi pulpa:
1. Cavity sealers
● Varnish
● Resin bonding agent
2. Liners
3. Bases
Garg N, Garg A. Textbook of Operative Dentistry. 3rd ed. Jaypee Brothers Medical Publishers; New Delhi,
2015 4.
VARNISH
→ kopal organik / getah resin yang tersuspensi dalam larutan eter atau kloroform.
● Ketika diaplikasikan pada permukaan gigi, pelarut organik menguap meninggalkan
lapisan pelindung.
● Dua lapis varnish diaplikasikan menggunakan butiran kapas kecil untuk membasahi
dinding kavitas secukupnya.
Keuntungan:
1. Mengurangi kebocoran mikro
2. Dalam kasus restorasi amalgam, varnish memperbaiki kemampuan penyegelan amalgam
3. Mengurangi sensitivitas pasca operasi
4. Mencegah perubahan warna gigi dengan memeriksa migrasi ion ke dalam dentin
Garg N, Garg A. Textbook of Operative Dentistry. 3rd ed. Jaypee Brothers Medical Publishers; New Delhi, 2015
4.
Indikasi:
1. Untuk menutup tubulus dentin
2. Bertindak sebagai penghalang untuk melindungi gigi
dari iritasi kimiawi dari semen
3. Untuk mengurangi kebocoran mikro di sekitar
restorasi.
Kontraindikasi:
1. di bawah glass ionomer cement → mengganggu ikatan gigi ke semen.
2. Jika menggunakan resin restoratif, varnish tidak perlu digunakan karena varnish liners
larut dalam monomer resin dan juga mengganggu polimerisasi resin.
Garg N, Garg A. Textbook of Operative Dentistry. 3rd ed. Jaypee Brothers Medical Publishers; New Delhi, 2015
4.
RESIN BONDED AGEN
Sealer adhesif biasanya digunakan pada restorasi komposit. Resin bonding agent diaplikasikan
menggunakan cotton tip applicator untuk mengaplikasikan sealer pada semua area dentin yang terbuka.
Garg N, Garg A. Textbook of Operative Dentistry. 3rd ed. Jaypee Brothers Medical Publishers; New Delhi,
2015 4.
LINERS
Liner dapat digunakan untuk membuat permukaan yang seragam dan rata yang membantu adaptasi bahan
pengisi yang lebih kental seperti amalgam atau komposit. Liner biasanya tidak memiliki ketebalan,
kekerasan dan kekuatan yang cukup untuk digunakan sendiri dalam preparasi yang dalam.
Indikasi:
a. Untuk melindungi pulpa dari iritan kimiawi dengan kemampuan
sealing
b. Untuk merangsang pembentukan dentin reparatif
Garg N, Garg A. Textbook of Operative Dentistry. 3rd ed. Jaypee Brothers Medical Publishers; New Delhi, 2015
4.
BAHAN YANG DIGUNAKAN SEBAGAI LINERS
Garg N, Garg A. Textbook of Operative Dentistry. 3rd ed. Jaypee Brothers Medical Publishers; New Delhi, 2015
4.
Flowable composite
Bahan ini paling sering digunakan di bawah restorasi komposit dan dalam preparasi
mahkota dan jembatan untuk memblokir undercut sebelum pengambilan cetakan.
Keuntungan: Kekurangan:
● Adaptasi pada dinding preparasi karena kemampuan ● Teknik sensitif
flow ● Membutuhkan pemeliharaan lapangan agar bebas dari
● Mudah dalam penempatannya kontaminasi
● Estetik ● Penyusutan polimerisasi dapat menyebabkan pembentukan
● Konsistensi celah pada hubungan gigi dengan resin.
Garg N, Garg A. Textbook of Operative Dentistry. 3rd ed. Jaypee Brothers Medical Publishers; New Delhi, 2015
4.
Glass Ionomer Cement (GIC)
Keuntungan:
● Dapat berikatan dengan baik pada struktur gigi
● Antikariogenik
● Bertindak sebagai penghalang termal
● Mudah digunakan
Garg N, Garg A. Textbook of Operative Dentistry. 3rd ed. Jaypee Brothers Medical Publishers; New Delhi, 2015
4.
BASE
Bahan pelindung pulpa karena memiliki kemampuan insulasi termal, mendorong pemulihan pulpa yang cedera dari trauma
termal, mekanis atau kimia, syok galvanik, dan kebocoran mikro. Base harus memiliki kekuatan yang cukup untuk menahan
tekanan mastikasi dan kondensasi dari restorasi permanen.
Klasifikasi base:
1. Protective base: melindungi pulpa sebelum bahan restorasi ditempatkan
2. Sedative base: membantu menenangkan pulpa yang teriritasi secara mekanis, kimiawi, atau yang lainnya
3. Insulating base: melindungi gigi dari syok termal
.Garg N, Garg A. Textbook of Operative Dentistry. 3rd ed. Jaypee Brothers Medical Publishers; New
Delhi, 2015 4.
Bahan yang sering digunakan sebagai base:
● Zinc oxide eugenol → memiliki kualitas sealing yang baik, bersifat
bakteriostatik, dan memiliki efek anodyne.
● Zinc phosphate cement → mengurangi konduktivitas termal restorasi logam
dan dapat memblok undercut di dinding preparasi jika menggunakan bahan
restorasi yang dicor.
● Semen polikarboksilat → berikatan secara kimiawi dengan gigi, memiliki
sifat antibakteri, dan dapat ditoleransi dengan baik oleh pulpa. Varnish tidak
boleh digunakan bersamaan dengan semen polikarboksilat karena akan
menetralkan potensi adhesi semen.
● Glass ionomer cement → memiliki sifat antikariogenik, berikatan secara
kimiawi dengan gigi, dan dapat ditoleransi dengan baik oleh pulpa
Garg N, Garg A. Textbook of Operative Dentistry. 3rd ed. Jaypee Brothers Medical Publishers; New Delhi,
2015 4.
Mekanisme Pembentukan Dentinal
Bridge Pada Pulp Capping
Garg N, Garg A. Textbook of Operative Dentistry. 3rd ed. Jaypee Brothers Medical Publishers; New Delhi, 2015 4.
Summitt JB, Robbins JW, Schwartz RS. Fundamentals of operative dentistry. 4nd Ed. Carol Stream. Illinois: Quintessence Publishing. 2014
Sabir A, Sanusi VH. Perawatan pulp capping langsung pada gigi sulung. Dalam: Achmad MH. Prosiding Pertemuan Ilmiah Nasional Kedokteran Gigi Anak V, 2011: 179-94
Tahap pembentukan dentinal bridge
Tahap
Pembentukan Terjadi 5-14 hari setelah perawatan dilakukan
osteodentin
Alex, G. (2018). Direct and indirect pulp capping: A brief history, material innovations and clinical case report. Compend Contin Educ Dent, 39(3), 182-9.
Roberson TM, Heymann HO, Swift EJ.Sturdevant’s art & science of operative dentistry. 7th ed. United States of America: Mosby; 2012 2.
Garg N, Garg A. Textbook of Operative Dentistry. 3rd ed. Jaypee Brothers Medical Publishers; New Delhi, 2015 4.
Summitt JB, Robbins JW, Schwartz RS. Fundamentals of operative dentistry. 4nd Ed. Carol Stream. Illinois: Quintessence Publishing. 2014
Indirect pulp capping one step
Liner RMGI ditempatkan dalam lapisan tipis (≤1 mm) sebelum
menempatkan bonding agent lalu dilanjutkan dengan restorasi
komposit.
Indirect pulp capping two step
● Teknik pulp capping two step → semua dentin karies diangkat / dihilangkan dari dinding dan
dentino-enamel junction saat preparasi kavitas.
● Lapisan dentin karies yang keras dan dalam yang biasanya berubah warna dapat tertinggal di dasar
preprasi jika saat pengangkatan → biasanya dapat menyebabkan terbukanya pulpa.
● Linier seperti kalsium hidroksida Ca(OH)2 ditempatkan
● Dilapisi dengan restorasi sementara seperti zinc oxide eugenol atau glass ionomer.
● Dalam Teknik two step ini yang sangat penting → penempatan restorasi sementara yang rapat selama
beberapa bulan.
Indirect pulp capping two step
First step
First step
Second step
Second step
Second step
Second step
Indikasi & Kontraindikasi pulp capping indirect
Indikasi Kontraindikasi
1. Gigi yang masih vital 1. Gigi vital dengan pulpa yang
2. Gigi dengan karies profunda dan meradang
belum terjadi perforasi 2. Gigi dengan fistula
3. Tidak ada keluhan nyeri spontan 3. Terdapat kegoyangan patologis
4. Gigi yang mempunyai suplai pada gigi
darah yang bagus seperti pada
4. Terdapat resobsi akar
gigi sulung atau dewasa muda
Terima
Kasih