Anda di halaman 1dari 16

Walter Mischel

Ken Chandra Safira 160811615686


Pengantar Teori Kepribadian Mischel
• Teori kepribadian memiliki dua tipe, yaitu mereka yang melihat
kepribadian sebagai entitas dinamis yang termotivasi oleh dorongan,
persepsi, kebutuhan, tujuan, dan ekspektasi, dan mereka yang melihat
kepribadian sebagai fungsi dari sifat atau disposisi personal yang relative
stabil.
• Walter Mischel (1973) awalnya menolak teori sifat atas perilaku, malah ia
mendukung gagasan bahwa aktivitas kognitif dan situasi spesifik memiiliki
peran penting dalam menentukan perilaku.
• Teori kepribadian kognitif-afektif berpandangan perilaku berasal dari
disposisi personal yang relative stabil dan proses kognitif-afektif yang
berinteraksi dengan situasi tertentu.
Biografi Walter Mischel
• Lahir di Vienna, 22 Februari 1930.
• Anak kedua dari keluarga menengah ke atas.
• Memiliki saudara laki-laki, Theodore, yang kemudian dikenal sebagai
pakar filsafat.
• Tinggal di dekat rumah Freud namun pindah ke Amerika Serikat Bersama
keluarga karena invasi Nazi pada 1938.
• Masuk ke New York University dan tertarik pada bidang seni. Ia juga
membagi waktu antara seni, psikologi, dan kehidupannya.
• Berkembang sebagai psikolog kognitif sosial ketika studi untuk gelar
doctor di Ohio State University tahun 1953-1956.
• Mengagumi Kelly dan Rotter sehingga teori kognitifnya menunjukkan
pengaruh dari teori belajar sosial Rotter dan teori konstruk personal
berdasar kognisi Kelly.
• Mengajar selama 2 tahun di University of Colorado sebelum
bergabung dengan Department of Social Relations di Harvard.
• Di Harvard bertemu dan menikah dengan Harriet Nerlove, kemudian
memiliki 3 orang anak dan beberapa proyek ilmiah sebelum akhirnya
bercerai.
• Karya yang paling penting adalah Personality dan Assesment (1968).
• Mischel (1979) menyatakan bahwa ia tidak menentang sepenuhnya
konsep sifat, tetapi hanya terhadap sifat yang digeneralisasi yang
menegaskan individualitas dan keunikan dari setiap manusia.
Latar Belakang Sistem Kepribadian Kognitif-
Afektif
• Hans Eysenck dan Gordon Allport yakin bahwa kebanyakan perilaku
adalah produk dari sifat kepribadian yang relative stabil.
• Tetapi Mischel menolak asumsi tersebut dan berdasar penelitian
awalnya (Mischel, 1958, 1961a, 1961b) ia yakin bahwa kebanyakan
perilaku merupakan fungsi dari situasi.
Paradoks Konsistensi
• Mischel melihat orang awam ataupun psikolog professional secara intuitif
menyakini bahwa perilaku manusia relative konsisten, tetapi bukti empiris
menunjukkan banyak variasi dalam perilaku yang kemudia ia sebut
sebagai paradoks konsistensi.
• Bagi kebanyakan orang, disposisi personal yang global, seperti agresivitas,
kejujuran, sifat kikir, sifat tepat waktu, dan sifat yang lain, tampaknya
dapat membuktikan diri sebagai hal yang dapat menjelaskan kebanyakan
dari perilaku kita.
• Hugh Hartshorne dan Mark May dalam penelitian klasik mereka pada
1928 menemukan bahwa anak yang jujur di sekolah dapat tidak jujur di
situasi lainnya.
Interaksi Manusia-Situasi
• Mischel (1973, 2004) akhirnya dapat melihat bahwa manusia bukan
wadah kosong tanpa ada sifat kepribadian yang bertahan di
dalamnya.
• Disposisi personal hanya mempengaruhi perilaku di bawah kondisi
dan situasi tertentu. Hal ini mengindikasi bahwa perilaku tidak
disebabkan oleh sifat personal yang global, namun oleh persepsi
manusia atau diri sendiri dalam situasi tertentu.
• Mischel berargumen bahwa keyakinan, nilai, tujuan, kognisi, dan
perasaan individu berinteraksi dengan disposisi-disposisi dan
membentuk perilaku.
Sistem Kepribadian kognitif-Afektif
• Untuk memecahkan paradoks konsistensi klasik, Mischel dan Shoda
(Mischel, 2004; Mischel & Shoda, 1995, 1998, 1999; Shoda & Mischel,
1996, 1998) menawarkan sistem kepribadian kognitif-afektif yang
menjelaskan keberagaman dalam berbagai situasi dan juga stabilitas
dari perilaku dalam diri seseorang.
• Mereka percaya bahwa variasi perilaku dapat dikonseptualisasikan
dalam kerangka berpikir. Variasi perilaku yang paling sering diobservasi
adalah bagian penting dalam menyatukan stabilitas kepribadian.
• Teori ini tidak mengindikasikan perilaku adalah percabangan dari sifat
kepribadian global yang stabil.
Prediksi Perilaku
• Mischel, (1999, 2004) adalah satu dari sedikit pakar teori yang
meggunakan teori di mana teori tersebut harus dapat disebutkan
dalam kerangka kerja apabila-m
• Mischel berasumsi bahwa kepribadian mempunyai stabilitas yang
bersifat sementara dan perilau dapat bervariasi dari satu situasi ke
situasi lain.
Variabel Situasi
• Mischel yakin bahwa pengaruh relative dari variable situasi dan
kualitas pribadi dapat ditentukan dengan mengobservasi
keseragamaan atau perbedaan dari reaksi manusia dalam suatu
situasi tertentu.
• Mischel di awal kariernya mengadakan sebuah studi yang
menunjukkan bahwa interaksi antara situasi dan berbagai kualitas
pribadi adalah determinan yang penting untuk perilaku.
Individu yang diukur ekspektasinya
terhadap kesuksesan

Setiap individu menyelesaikan


rangkaian permasalahan

Memperoleh Memperoleh Tidak memperoleh


kesuksesan kegagalan informasi

Memilih hadiah Memilih hadiah yang Membuat pilihan


yang ditunda dan diberikan langsung berdasar ekspektasi
berharga dan kurang bernilai awal
• Diagram tersebut menunjukkan bagaimana umpan-balik situasional
berinteraksi dengan ekspektasi atas kesuksesan untuk memngaruhi
pilihan hadiah.
• Mischel dan kolega telah menunjukkan bahwa anak-anak dapat
menggunakan proses kognitif mereka untuk mengubah situasi yang
sulit menjadi mudah.
Unit Kognitif-Afektif
• Tahun 1973 Mischel menawarkan lima rangkaian variabel manusia
yang saling bertumpukan dan relative stabil, yang berinteraksi dengan
situasi untuk menentukan perilaku.
• Unit-unit kognitif-afektif meliputi semua aspek psikologis, sosial, dan
fisologis manusia yang menyebabkan manusia berinteraksi dengan
lingkangan mereka dengan pola variasi yang relative stabil.
• Unit-unit kogniitif-afektif menurut Mischel meliputi strategi encoding,
kompetensi dan strategi regulasi diri, ekspektasi dan keyakinan,
tujuan dan nilai, dan respons afektif.
Strategi Encoding
• Unit kognitif-afektif penting yang paling memengaruhi perilaku
individu adalah konstruk personal individu tersebut dan strategi
encoding.
• Cara individu mengategorisasi informasi yang diterima dari stimulus
eksternal.
• Stimulus input akan berubah secara substansional oleh apa yang
secara selektif diperhatikan orang lain, bagaimana mereka
menginterpretasikan pengalaman mereka, dan cara mereka
mengategorisasikan input-input tersebut.
Kompetensi dan Regulasi Diri
• Kompetensi diri berkaitan dengan keyakinan individu tersebut terhadap apa
yang dapat dilakukan.
• Merujuk pada informasi yang kita dapatkan mengenai dunia dan hubungan
kita dengan infromasi tersebut.
• Setuju dengan Bandura bahwa individu tidak memperhatikan semua stimulus
yang ada di lingkungan, tetapi secara selektif mengonstruksi atau membangun
dunia nyata versi individu tersbeut.
• Kompetensi kognitif umumnya secara temporer maupun situasional lebih stabil
dibanding unit-unit kognitif-afektif lain.
• Mischel yakin bahwa manusia menggunakan strategi regulasi diri untuk
mengontrol perilaku melalui tujuan yang diberikan pada diri sendiri dan
konsekuensi yang dibuat sendiri.
Ekspektasi dan Keyakinan
• Bagaimana manusia berperilaku tergantung pada ekspektasi dan
keyakinannya terhadap konsekuensi dari masing-masing kemungkinan
perilaku yang berbeda-beda.
• Pengetahuan atas hipotesis atau keyakinan individu tentang hasil dari
situasi apapun adalah predictor yang lebih baik atas perilaku daripada
pengetahuan mengenai kemampuan mereka untuk melakukan perilaku
(Mischel dkk, 2002).
• Mischel mengidentifikasikan tipe kedua dari ekspektasi, yaitu ekspektasi
stimulus-hasil di mana merujuk pada banyak kondisi stimulus yang
memengaruhi kemungkinan konsekuensi atas pola perilaku apapun.
• Mischel (1990) yakin bahwa satu alasan ketidakkonsistenan perilaku
adalah ketidakmampuan manusia dalam memprediksi perilaku orang lain.

Anda mungkin juga menyukai