Ketahanan Pangan
Ketahanan Pangan
Mengapa penting?
Ketahanan pangan nasional masih menjadi isu
yang penting bagi Indonesia mengingat
kecukupan produksi, distribusi, dan konsumsi
pangan memiliki dimensi yang terkait dengan
This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-SA
dimensi sosial, ekonomi, dan politik.
Mengapa penting?
Ketahanan pangan nasional masih menjadi isu
yang penting bagi Indonesia mengingat
kecukupan produksi, distribusi, dan konsumsi
pangan memiliki dimensi yang terkait dengan
dimensi sosial, ekonomi, dan politik.
Tahun 1983, FAO mengadopsi hasil konferensi Ketidaktahanan pangan kronis dihubungkan dengan
Ketahanan Pangan Dunia yang menyatakan bahwa persoalan kemiskinan struktural dan pendapatan rendah.
tujuan utama ketahanan pangan dunia adalah Ketidaktahanan pangan sementara dihubungkan dengan
memastikan bahwa semua orang kapan pun tekanan sementara karena bencana, kejatuhan ekonomi,
memiliki akses baik fisik maupun ekonomi terhadap maupun konflik.
pangan yang mereka butuhkan.
Kesadaran ini memunculkan tambahan definisi bagi
Hal itu diikuti dengan Konferensi FAO 1984 yang ketahanan pangan, yakni akses kepada setiap orang
mencetuskan dasar ketahanan pangan, yakni menjamin sepanjang waktu terhadap pangan yang mencukupi bagi
kecukupan ketersediaan pangan bagi umat manusia dan hidup yang aktif dan sehat.
terjaminnya setiap individu untuk memperoleh pangan.
reformasi
indikator
1) tingkat produksi, ketersediaan, konsumsi dan
perdagangan pangan,
2) rasio stok pangan dan konsumsi,
3) skor tingkat ketersediaan dan konsumsi,
4) kondisi keamanan pangan,
5) keadaan kelembagaan cadangan pangan
masyarakat, hingga
6) kemampuan untuk melakukan stok pangan.
Pada tahun 1994, FAO mengembangkan ukuran ketahanan pangan rumah tangga dengan menggunakan
indeks ketahanan pangan rumah tangga atau average household food security index (AHFSI) untuk
beberapa negara berkembang.
Dimensi ketersediaan pangan diwakili dari sisi kecukupan pangan. Dimensi keterjangkauan/akses pangan
diwakili dari keterjangkauan fisik, ekonomi, dan sosial. Sedangkan, dimensi pemanfaatan pangan diwakili
oleh aspek kecukupan asupan serta aspek kualitas air. IKP menggambarkan rata-rata persentase dari ketiga
dimensi di atas. Hasilnya, dibuat tiga kategori, daerah kurang tahan pangan, cukup tahan pangan, dan
tahan pangan tinggi hingga level provinsi. Di level Kabupaten, Badan Ketahanan Pangan (BKP)
memperluas cakupan IKP hingga tingkat kabupaten/kota.
Indonesia juga mengadopsi IKP di tingkat rumah tangga menjadi Indeks Ketahanan Pangan Rumah
Tangga (IKPRT) berdasarkan konsumsi energi dan proteni.
Produksi bersih didekati dari angka produksi 3. Persentase rumah tangga dengan
setelah dikurangi susut, tercecer, penggunaan proporsi pengeluaran untuk pangan lebih
untuk benih, pakan dan industri non pangan. dari 65 persen terhadap total pengeluaran
Sedangkan konsumsi normatif ditentukan 4. Persentase rumah tangga tanpa akses
sebesar 300 gram/kapita/hari. Data produksi listrik
padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, dan sagu,
serta stok beras pemerintah daerah 5. Rata-rata lama sekolah perempuan di
menggunakan angka tetap 2021 dari BPS dan atas 15 tahun
Kementerian Pertanian.