Anda di halaman 1dari 10

MANAJEMEN SUMBER DAYA

MANUSIA

Dosen Pengampuh

IMELDA THEIN,SE.,MM
NAMA-NAMA KELOMPOK 4

1. MARIA ILONA NANA 41200031


2. ROSALINDA APRIANI TEU (41200030)
3. YOSEVA P.R MALO (41200008)
4. MARIA R.ROSARI SUAN (41200018)
5. ANDRIANUS NAICEA (41200002)
PENGERTIAN MOTIVASI
Motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan atau
menggerakkan. Motivasi (motivation) dalam manajemen hanya ditujukan
pada sumber daya manusia umumnya dan bawahan khususnya. Motivasi
mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi
bawahan, agar mau bekerja sama secara produktif berhasil mencapai dan
mewujudkan tujuan yang telah ditentukan
Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan,
menyalurkan dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat
dan antusias mencapai hasil yang optimal. Motivasi semakin penting
karena manajer membagikan pekerjaan pada bawahannya untuk dikerjakan
dengan baik dan terintegrasi kepada tujuan yang diinginkan
PENGERTIAN MOTIVASI MENURUT PARA AHLI

Untuk mempermudah pemehaman motivasi kerja, di bawah ini dikemukakan


pengertian motiv, motivasi, dan motivasi kerja, menurut para tokoh-tokoh yang di
kutip dari mangku Negara adalah sebagai berikut:
1. Abraham Sperling (1967) mengatakan, Motivasi didevenisikan sebagai suatu
kecendrungan untuk beraktivitas. Di mulai dari dorongan dalam diri (drive) dan
diakhiri dengan penyusuaian diri. Penyusuaian diri dikatakan untuk memuaskan
motiv.
2. Wiliam J. Stanton (1978) mengatakan bahwa suatu motiv adalah kebutuhan yang
distimulasi yang berorentasi kepada tujuan individu dalam mencapai rasa puas.
3. Robert A. Baron, et,al. (1980) mengatakan motivasi sebagai energi untuk
membangkitkan dorongan dalam diri (drive arousal)
Berdasarkan pendapat para tokoh-tokoh diatas, dapat disimpulkan bahwa motiv
merupakan suatu dorongan kebutuhan dalam diri menyusuaikan diri terhadap
lingkungannya, sedangkan motivasi adalah kondisi yang menggerakkan pegawai agar
mampu mencapai tujuan dari motivnya.
PRINSIP-PRINSIP MOTIVASI KERJA
Terdapat beberapa prinsip dalam memotivasi kerja pegawai, yaitu:
1. Prinsip partisipasi
Dalam upaya memotivasi kerja, pegawai perlu diberikan kesempatan ikut
berpartisipasi dalam menentukan tujuan yang akan dicapai oleh pimpinan.
2. Prinsip komunikasi
Pemimpin mengekomunikasikan segala sesuatu yang berhubungan dengan
usaha pencepaian tugas, dengan informasi yang jelas, pegawai akan lebih
mudah dimotivasi kerjanya.
3. Prinsip mengakui andil bawahan
Pemimpin mengakui bahwa bawahan mempunyai andil di dalam usaha
pencapaian tujuan. Dengan pengekuan tersebut pegawai akan lebih mudah
dimotivasi kerjanya.
4. Prinsip pendelegasian wewenang
Pemimpin yang memberikan otoritas atau wewenang kepada pegawai bawahan
untuk sewaktu-waktu dapat mengambil keputusan terhadap pekerjaan yand
dilakukannya, akan membuat pegawai yang bersangkutan menjadi termotivasi
untuk mencapai tujuan yang di harapkan oleh pemimpin.
5. Prinsip member perhatian
Pemimpin memberikan perhatian terhadap apa yang diinginkan pegawai bawahan, akan
memotivasi bekerja apa yang diharapkan oleh pemimpin.
TEKNIK MOTIVASI KERJA PEGAWAI
Beberapa teknik motivasi kerja pegawai, antara lain sebagai berikut:
1. Teknik pemenuhan kebutuhan pegawai
Pemenuhan kebutuhan pegawai merupakan fundamen yang mendasari perilaku
kerja. Kita tidak mungkin dapat memotivasi kerja pegawai tanpa memperhatikan apa yang
dibutuhkannya.
2. Teknik komunikasi persuasif
Teknik komunikasi persuasif merupakan salah satu tehnik memotivasi kerja pegawai yang
dilakukan dengan cara mempengaruhi pegawai secara ekstralogis. teknik ini dirumuskan
“AIDDAS”
 I = Intereset (minat)
 D = Desire (hasrat)
 D = Decision (keputusan)
 A = Action (aksi/tindakan)
 S = Satisfaction (keputusan)
 A = Attention (perhatian)
TEORI – TEORI MOTIVASI
1. Teori Abraham H. Malow
Salah seorang ilmuan yang dipandang sebagai pelopor teori motivasi
adalah Abraham H. Malow. Hasil-hasil pemekirannya tertuang dalam bukunya
berjudul “Motivation end personality.” Teori motivasi yang di
kembangkannya pada tahun 40-an itu pada intinya berkisar pada pendapat
bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan,
yaitu:
 Kebutuhan fisiologikal
 Kebutuhan rasa aman
 Kebutuhan akan sosial
 Kebutuhan penghargaan
 Kebutuhan aktualisasi diri
2. Teori herzberg
Teori yang di kembangkan oleh Herzberg yang dikenal dengan “model dua faktor” dari
motivasi yaitu, faktor motivasional dan faktor higine atau “pemiliharaan’’Menurut teori
ini yang di maksud dengan teori motivasional adalah hal-hal pendorong berperestasi
yang sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber dari dalam diri seseorang sedangkan
yang dimaksud dengan faktor higiene atau pemiliharaan adalah faktor-faktor yang
sifatnya ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar dari sesorang, misalnya dari
organisasi, tetapi turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan
kekaryawannya
TEORI TEORI MOTIVASI
1. Teori keadilan
Inti teori ini terletak pada pandangan bahwa manusia terdorong untuk
menghilangkan kesenjangan antara usaha yang di buat bagi kepentingan
organisasi dan imbalan yang diterima. Artinya apabila seseorang karyawan
mempunyai persepsi bahwa imbalan yang diterianya tidak memadai, dua
kemungkinan dapat terjadi, yaitu:
 Seseorang akan berusaha memperoleh imbalan yang lebih besar, atau
 Mengurangi intensitas usaha yang di buat dalam pelaksanaan tugas yang
menjadi tanggungjawabnya
2. Teori Harapan
Victor H. Vroom, dalam bukunya yang berjudul “workand
motivation” mengetengahkan suatu teori yang di sebut sebagai teori harapan,
menurut teori ini, motivasi merupakan akibat dari suatu hasil yang ingin di
capai oleh seseorang dan perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan
mengarah kepada hasil yang diinginkannya itu. Artinya, apabila seseorang
sangat menginginkan sesuatu, dan jalan nampaknya terbuka untuk
memperolehnya, yang bersangkutan akan berupaya mendapatkannya.
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN KINERJA
Faktor-faktor yang mempengeruhi kinerja seseorang menurut casio, (2003), di
antaranya motivasi kerja karna kita ketehui bahwa kinerja karyawan adalah
catatan hasil kerja/aktivitas tertentu yang di capai selama periode waktu tertentu.
(Benardin dan Russell, 1998) ada lima Kriteria primer untuk mengukur kinerja
menurut bernardin dan rusel, yaitu:
1. Quality,
2. Quantity,
3. Timeliness
4. Need for supervision
5. Interpersonal impact,
Di antara beberapa Kriteria primer untuk mengukur kinerja, maka seorang
manajer harus malakukan motivasi kerja pada karyawan-kaeyawan guna untuk
criteria primer dapat terlaksana dengan baik. Kinerja karyawan baik dan tidak baik
juga merupakan salah satu dorongan dari motivasi kerja.

Anda mungkin juga menyukai