Anda di halaman 1dari 14

Bab 9 Kepemimpinan

berbasis nilai dan


etika
Kern Rahman Maulana 2221011030
Ajeng Istiqomah 2221011034
Suci Fitria 2221011035
Yudha Pranata 2221011050
Tujuan Pembelajaran
1. Mengatasai perbedaan konsepsi tentang kepemimpinan yang
beretika
2. Mengatasi kesulitan dalam mendefinisikan dan menilai
kepemimpinan yang beretika.
3. Mengerti pengaruh individu dan situasi terhadap kepemimpinan
yang beretika.
4. Menguasai teori-teori kepemimpinan transformasional, service,
spiritual, dan authetic.
5. Menerapkan kepemimpinan yang beretika bagi para pengikut dan
organisasi.
6. Memahami bagaimana mempromosikan perilaku etis dan
menentang praktik-praktik yang tidak etis.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kepemimpinan Beretika

1. Kepemimpinan Pelayanan

2. Definisi dan karakteristik kepemimpinan pelayanan

3. Komponen-komponen kepemimpinan pelayanan


Teori Perkembangan Moral dan Pengaruhnya terhadap Keputusan dan
Perilaku Etis

1. Kepemimpinan Spiritual

2. Definisi dan karakteristik kepemimpinan spiritual

3. Komponen-komponen kepemimpinan spiritual


Teori Kepemimpinan Transformasional
menurut Burns

1. Kepemimpinan Autentik

2. Definisi dan karakteristik kepemimpinan autentik

3. Komponen-komponen kepemimpinan autentik


Konsep Kepemimpinan Pelayanan
menurut Greenleaf

Evaluasi teori-teori
Perbandingan teori-teori
kepemimpinan berbasis nilai
kepemimpinan berbasis nilai
Kesimpulan tentang Teori-Teori Kepemimpinan Berbasis Nilai dan
Manfaatnya bagi Organisasi
Teori-teori Kepemimpinan Berbasis Nilai

Terdapat beberapa teori kepemimpinan berbasis nilai yang dibahas dalam dokumen tersebut, seperti kepemimpinan
transformasional, service, spiritual, dan authentic. Teori-teori ini menekankan pentingnya pemimpin untuk memprioritaskan
pelayanan dan kepentingan para pengikutnya. Selain itu, pemimpin juga berperan dalam membantu pengembangan nilai-
nilai para pengikut secara terus-menerus. Dengan fokus pada pembentukan nilai dan pelayanan, teori-teori kepemimpinan
berbasis nilai ini diyakini mampu menciptakan iklim organisasi yang mendukung perilaku etis. Contohnya adalah
kepatuhan terhadap hukum dan praktik bisnis yang bertanggung jawab.

Manfaat Teori-Teori Kepemimpinan Berbasis Nilai

Berdasarkan hasil-hasil penelitian, ditemukan bahwa kepemimpinan berbasis nilai berhubungan positif dengan berbagai
hasil penting bagi organisasi. Di antaranya adalah terbentuknya iklim etis yang kuat, peningkatan kinerja, komitmen
organisasi yang lebih tinggi, kepuasan kerja karyawan, serta kesehatan psikologis mereka yang lebih baik. Output-output
positif tersebut kemudian berdampak pada peningkatan kinerja dan keuntungan organisasi secara keseluruhan, seperti
meningkatnya kepuasan pelanggan, loyalitas merek, serta reputasi organisasi yang baik.
Pengenalan Kepemimpinan
Berbasis Spritual
Kepemimpinan spiritual menggambarkan bagaimana para pemimpin dapat meningkatkan
motivasi intrinsik para pengikutnya dengan menciptakan kondisi-kondisi yang dapat
meningkatkan kesadaran mereka akan makna spiritual dalam pekerjaan. Teori-teori
kepemimpinan spiritual mencakup nilai-nilai yang terdapat dalam agama-agama besar,
namun teori-teori tersebut
tidak secara eksplisit mencakup aspek-aspek lain dari agama-agama tersebut.
Definisi spiritualitas yang diberikan oleh Fry mencakup dua elemen penting dalam
kehidupan seseorang, yaitu:

1. Transcendence of Self, yaitu manifestasi dari "panggilan" atau destiny, dan keyakinan
bahwa aktivitas seseorang termasuk pekerjaan memiliki nilai yang sangat penting dan
berharga.

2. Persekutuan, yaitu perwujudan dari kebutuhan akan hubungan yang penuh kasih dan
terhubung dengan orang lain dengan cara yang memberikan perasaan sukacita dan keutuhan.

Kedua unsur tersebut melibatkan cinta altruistik dan iman. Cinta altruistik diasosiasikan
dengan nilai-nilai seperti keikhlasan, belas kasihan, rasa syukur, pemahaman, maaf,
penyayang, kerendahan hati, kejujuran, kepercayaan, dan kesetiaan. Sedangkan iman
diasosiasikan dengan nilai-nilai seperti optimisme, kepercayaan diri, keberanian, ketahanan,
ketekunan, ketangguhan, dan kesungguhan
Kemimpinan Yang Autentik

Kepemimpinan autentik mengacu pada pola perilaku pemimpin yang menarik dan mendorong kapasitas psikologis
positif serta iklim etika yang positif. Hal ini untuk menumbuhkan kesadaran diri yang lebih besar, perspektif moral
yang terinternalisasi, proses informasi yang terkoordinasi, dan hubungan yang harmonis antara pemimpin dan
pengikut.

Ada 4 komponen inti dalam teori kepemimpinan autentik, yaitu:

1. Kesadaran diri
2. Proses informasi yang berurutan
3. Hubungan antar pribadi
4. Komponen moral yang terinternalisasi

- Kesadaran diri mengacu pada pemahaman terhadap nilai, keyakinan, emosi, identitas diri, kemampuan, dan sikap
seseorang.

- Proses informasi melibatkan penilaian terhadap informasi positif dan negatif secara obyektif.

- Hubungan yang baik melibatkan presentasi kepada orang lain tentang diri pemimpin yang sebenarnya.

- Perspektif moral dipandu oleh nilai internal meski berbeda dari norma kelompok atau organisasi.
PERBANDINGAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMATIF DAN
KARISMATIK

Teori kepemimpinan berbasis etika dan nilai-nilai lebih menekankan pada nilai-nilai pemimpin daripada perilaku
pemimpin, serta lebih menekankan pada manfaat bagi pemangku kepentingan daripada pencapaian motivasi dan kinerja
bawahan.

Sedangkan teori kepemimpinan transformasional dan karismatik lebih menekankan pada pengaruh perilaku pemimpin
terhadap motivasi pengikut dan hubungan mereka dengan pemimpin. Versi awal teori transformasional difokuskan pada
efek perilaku pemimpin terhadap motivasi dan kinerja bawahan, tanpa penentuan nilai-nilai pemimpin.

Teori kepemimpinan etis berfokus pada nilai-nilai pemimpin dan pengaruhnya terhadap hubungan pemimpin-pengikut.
Sedangkan teori transformasional dan karismatik lebih menekankan pada atribut pengikut terhadap pemimpin sebagai ciri
utama.

Beberapa revisi teori transformasional dan karismatik mulai menekankan nilai-nilai pemimpin tetapi peningkatan kinerja
tetap menjadi prioritas utama dibandingkan kesejahteraan pengikut.

Inti perbandingannya adalah perbedaan fokus antara teori kepemimpinan etis, transformasional dan karismatik,
khususnya terkait penekanan pada nilai-nilai pemimpin dan manfaat bagi pemangku kepentingan.
Tabel 9-2
Tabel 9-2
1. Konsistensi antara nilai-nilai yang dianut pemimpin dengan perilakunya.
Apakah pemimpin benar-benar mewujudkan nilai-nilai yang diyakini dalam
tindakannya.

2. Memperlakukan pengikut dengan adil dan bermartabat. Tanpa meremehkan,


membully, atau memperlakukan secara tidak setara.

3. Menciptakan makna dan harapan positif bagi pengikut. Dengan visi dan misi
yang inspiratif serta memberikan dorongan kepada pengikut.

3. Membuat keputusan berdasarkan nilai-nilai dan etika, bukan kepentingan


pribadi. Dengan melibatkan pemangku kepentingan terkait.

4. Mengedepankan manfaat organisasi dan pengikut dibandingkan kinerja


pribadi. Bukan sebagai sarana untuk peningkatan pribadi.

5. Memperhitungkan dampak jangka panjang dari keputusan dan tindakan.


Bukan hanya manfaat sesaat tapi juga dampak masa depan.

6. Berkomunikasi secara terbuka dan jujur. Tanpa berprasangka atau


menyembunyikan informasi penting.
Kesimpulan
Teori kepemimpinan berbasis nilai seperti kepemimpinan spiritual, pelayanan, otentik,
transformatif, dan karismatik. Kepemimpinan spiritual menekankan peningkatan
kesadaran spiritual karyawan melalui pembentukan budaya perusahaan. Sedangkan teori
pelayanan lebih fokus pada manfaat stakeholder daripada kinerja. Kemudian
kepemimpinan otentik mengacu pada 4 komponen inti yaitu kesadaran diri, proses
informasi, hubungan, dan moral. Membandingkan fokus antara teori-teori tersebut, di
mana teori berbasis nilai lebih menekankan pada nilai pemimpin sedangkan transformatif
dan karismatik lebih pada pengaruh perilaku. Dokumen menyimpulkan perlu penelitian
lebih lanjut untuk memperjelas konsep antar teori, hubungannya dengan hasil, serta
validasi kriteria evaluasi yang disarankan. Dengan demikian, dokumen ini membahas
secara komprehensif beberapa teori kepemimpinan berbasis nilai.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai