Anda di halaman 1dari 9

AH

K W
A
D )
G A IA
A E S
B N I
E M DO A R
(L IN N S
I I
LD LAMN W U
A
L

IS N T A
I
LDII didirikan oleh Mendiang Nur Hasan Ubaidah Lubis
(Luar Biasa), awalnya bernama Darul Hadits (DH) tahun
1951. Karena meresahkan masyarakat Jawa Timur maka DH
dilarang oleh PAKEM - Kejaksaan Tinggi Jawa Timur.
Kemudian berganti nama menjadi Islam Jama'ah. Banyak
artis yang tertarik dengan ajaran ini antara lain karena adanya
ajaran tebus dosa. Karena kembali meresahkan masyarakat di
Jakarta akhirnya dilarang melalui SK Jaksa Agung RI No.
Kep.-08/D.A/10.1971 tanggal 29 Oktober 1971.
Karena dilarang, maka Imam Jama'ah ini meminta
perlindungan kepada Letjen. Ali Murtopo wakil Kepala Bakin
yang terkenal sangat anti Islam. Setelah mendapat perlindungan
maka menyatakan diri masuk Golkar dan berganti nama
menjadi LEMKARI (Lembaga Karyawan Dakwah Islam).
Karena meresahkan masyarakat Jawa Timur kemudian
dibekukan oleh Gubernur Jawa Timur Sularso. Dalam mubes di
Asrama Haji Pondok Gede tahun 1990, LEMKARI berganti
nama menjadi LDII atas anjuran Mendagri Rudini agar tidak
rancu dengan nama LEMKARI (Lembaga Karatedo Indonesia).
SEPULUH KRITERIA ALIRAN SESAT
1. Mengingkari rukun iman dan rukun Islam
2. Meyakini dan atau mengikuti akidah yang tidak sesuai dalil syar`i (Alquran
dan as-sunah),
3. Meyakini turunnya wahyu setelah Alquran
4. Mengingkari otentisitas dan atau kebenaran isi Alquran
5. Melakukan penafsiran Alquran yang tidak berdasarkan kaidah tafsir
6. Mengingkari kedudukan hadis Nabi sebagai sumber ajaran Islam
7. Melecehkan dan atau merendahkan para nabi dan rasul
8. Mengingkari Nabi Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul terakhir
9. Mengubah pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan syariah
10. Mengkafirkan sesama Muslim tanpa dalil syar’i
POKOK-POKOK AJARAN ISLAM JAMA'AH / LDII
1. Orang Islam di luar kelompok mereka adalah kafir dan najis, termasuk
kedua orang tua sekalipun.
2. Kalau ada orang di luar kelompok mereka yang melakukan shalat di masjid
mereka maka bekas tempat sholatnya dicuci karena dianggap sudah terkena
najis.
3. Wajib taat pada amir atau Imam mereka.
4. Mati dalam keadaan belum baiat kepada Amir/Imam LDII maka akan mati
jahiliyah (kafir).
5. Al Qur'an dan Hadits yang boleh diterima adalah yang mankul (yang keluar
dari mulut Imam/Amir mereka) selain itu haram diikuti.
6. Haram mengaji Al Qur'an dan Hadits kecuali kepada Imam/Amir mereka
LANJUTAN
7. Dosa bisa ditebus kepada sang Amir atau Imam dan besarnya tebusan tergantung besar
kecilnya dosa yang diperbuat dan ditentukan oleh Amir/Imam
8. Harus rajin membayar infak, shodaqoh dan zakat kepada Amir/Imam mereka. Selain
kepada mereka adalah haram.
9. Harta benda diluar kelompok mereka dianggap halal untuk diambil atau dimiliki dengan
cara bagaimanapun, misalnya: merampok, mencuri, korupsi dll. asal tidak ketahuan. Bila
berhasil menipu orang Islam diluar mereka dianggap berpahala besar.
10.Bila mencuri harta orang selain LDII ketahuan maka kesalahannya adalah ketahuan itu.
11.Harta, zakat, infaq dan shodaqoh yang sudah diberikan kepada Amir/Imam haram
ditanyakan catatannya atau penggunaannya.
12.Haram membagikan daging Qurban/Zakat Fitrah kepada orang Islam diluar
kelompoknya
13. Haram shalat di belakang Imam yang bukan dari kelompok mereka,
kalaupun terpaksa tidak perlu wudhu dan harus diulang.
14. Haram menikahi orang di luar kelompoknya
15.Perempuan LDII kalau mau bertamu di rumah orang selain
kelompoknya harus memilih waktu haid (dalam keadaan kotor).
16.Kalau ada orang di luar kelompok mereka bertamu ke rumah
mereka maka bekas tempat duduknya harus di cuti karena dianggap
najis.
Imam mereka, Nur Hasan Ubaidah meninggal tanggal 31
Maret 1982 dalam kecelakaan lalu lintas antara Tegal
Cirebon di dalam mercy Tiger B 8418 EW tatkala ingin
menghadiri kampanye Golkar. Sang Imam meninggalkan
harta yang banyak dan digantikan oleh putranya Abdu
Dhohir dan dibaiat sebelum mayat ayahnya dikubur.
Perwakilan gerakan ini berkembang hingga ke Amerika,
Suriname, Australia, Jerman bahkan di Arab Saudi.
REFERENSI

Jaiz, H. H. (2008). Bahaya Islam Jama’ah


Lemkari-LDII. Jakarta: Lembaga Penelitian dan
Pengkajian Islam (LPPI).

Anda mungkin juga menyukai