KEPERAWA
TAN PAD
Kelompok 4
Definisi
Peripheral Artery Disease (PAD) adalah suatu penyakit dimana terganggunya atau
tersumbatnya aliran darah dari atau ke jaringan organ. Sumbatan itu disebabkan
oleh plak yang terbentuk di arteri yang membawa darah ke seluruh anggota tubuh.
Plak ini terdiri atas lemak, kalsium, jaringan fibrosa dan zat lain di dalam darah
(Prasetyo, 2013).
Menurut Fran (2014), Peripheral Artery Disease (PAD) adalah semua penyakit
yang menyangkut sindrome arterial non koroner yang disebabkan oleh
kelainan struktur dan fungsi arterial yang mengaliri otak, organ viseral dan
keempat ekstremitas.
Etiologi
Peripheral Artery Disease (PAD) umumnya akibat aterosklerosis yaitu terbentuknya plak
pada pembuluh darah yang membentuk blok sehingga mempersempit dan melemahkan
pembuluh darah . Penyebab lain PAD antara lain :
01 02 03 04
Diabetes
Gumpalan atau
dalam jangka Infeksi Arteri Cidera
bekuan darah (arteritis),
panjang
05 06 07 08
Hiperlipidemi Hipertensi, Obesitas
Perokok
a
Patofisiologi
Pada PAD, arteri yang terganggu tidak dapat berespon
terhadap stimulus untuk vasodilatasi, pada aterosklerosis
tidak dapat melepaskan substansi vasodilator seperti adenosin
serta nitrit oksida dalam jumlah yang normalJika
aterosklerosis atau stenosis terjadi sedemikian parah hingga
menyebabkan tidak tercukupinya suplai darah atau oksigen
bahkan pada saat istirahat, akan terjadi kegawatan pada
tungkai karena berpotensi besar terjadi nekrosis jaringan dan
ganggren
Manifestasi
Gejala yang
Klinis
tampak
01 02 03
Pulselessness/ Pallor/ Pucat
Pain/nyeri
Tidak Ada Nadi (mottle)
04 05 06
Perishingly
Paresthesia/ mati Paralysis/ cold / terasa
rasa Kelumpuhan dingin
Gejala yang tidak tampak
90% hanya bisa diketahui dari ABI (Angkle Brachial Indek). Membagi tekanan
sistolik dari dorsalis pedis atau tibialis posterior untuk setiap pergelangan kaki
dengan tekanan sistolik brakhialis kanan dan kiri untuk mendapatkan ABI
untuk setiap kaki (Lippincott Wiliams and Wilkins. WOCNS, 2012).
ABI Kanan = Tekanan sistolik dorsalis pedis atau tibia posterior kanan
ABI Kiri = Tekanan sistolik dorsalis pedis atau tibia posterior kiri
01 02 03
Kulit dingin Kuku menebal Nyeri di dada
atau leher
04 05 06
Kehilangan Sakit kepala
Pingsan mendadak
koordinasi
Komplikasi
01 02 03
Gangren yang
Iskemia berat Ulserasi kulit dapat di ikuti
dan nekrosis oleh amputasi
tungkai
04 05 06
Kerusakan Stroke atau Emboli
pertumbuhan serangan perifer atau
kuku dan rambut iskemia sistemik
sepintas (TIA)
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan lanjutan yang diperlukan pada kecurigaan adanya PAD adalah
pengukuran anklebrachial index (ABI) yang merupakan rasio tekanan sistolik
pada ankle (kaki) serta brachial (lengan). ABI dianggap normal apabila ≥1.0
sedangkan indeks kurang dari 0.9 dapat membantu menegakan diagnosis PAD.
01 02
Perawatan kaki dengan Memakai sandal bahan
memberikan krim atau sintetis yang berventilasi.
pelembab
03 04
Hindari penggunaan bebat Latihan fisik (exercise) berupa
plastik karena mengurangi jalan-jalan kaki kira-kira
aliran darah ke kulit selama 30-40 menit
Penatalaksanaan Medis
01 02
Angioplasti dan Angioplasti
bedah.
03 04
Terapi
Operasi Bypass
trombolitik.
Asuhan Keperawatan PAD
Pengkajian
TINJAUAN KASUS
● Identitas pasien
● Nama : Tn. P
● No. RM : 01810814
● Tempat/Tanggal Lahir : Bali, 17 januari 1938
● Alamat : Jl. Kramat Batu Dalam No 3 RT 005 RW 04, Kel.
Gandaria Selatan, Kec. Cilandak, DKI Jakarta
● Cilandak, DKI Jakarta
● Pendidikan Terakhir : SLTA
● Agama : Kristen
● Tanggal masuk RS : 20 Juli 2022
● Tanggal Pengkajian : 20 Juli 2022
● Diagnosa medis :PAD-CLTI Total Oklusi Arteri Tibialis Posterior
Kiri, Post PTA dengan Ballon Coyote
Keluhaan utama
● Keluhan utama : pasien mengatakan nyeri di kaki
2 Apakah mempunyai penyakit penyerta atau diagnose Ya Jumlah skor 60= Resiko Jatuh
skunder =15 Tinggi
-Mixed plaque intermiten yang menyebabkan stenosis derajat berat di mid dan
distal arteri tibialis anterior bilateral.
-Mixed plaque yang menyebabkan stenosis derajat ringan di proksimal dan mid
arteri femoralis superfisialis kiri, serta arteri poplitea bilateral.
1 Nyeri kronis Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam tingkat
berhubungan nyeri menurun dengan kriteria hasil :
dengan A.Melaporkan nyeri berkurang
penurunan B.Frekuensi nyeri berkurang
sirkulasi arteri C.Ekpresi wajah saat nyeri
Intervensi
1.Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri, penyebaran nyeri
2.Identifikasi respon nyeri nonverbal
3.Berikan tehnik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
4.Fasilitasi istirahat dan tidur
5.Ajarkan tekhnik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri
6.Kolaborasi pemberian analgetic
INTERVENSI KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA INTERVENSI
3 Resiko jatuh Selama dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan
berhungan pasien tidak mengalami jatuh dengan kriteria hasil:
dengan usia A.Tidak ada kejadian jatuh pada klien
>65 tahun B.Nilai morse fall scale turun
------Intervensi
1.Indentifikasi factor resiko jatuh sekali setiap shif (usia >65 tahun,
neuropati)
2.Hitung resiko jatuh
3.Orientasi ruangan pada pasien dan keluarga
4.Pastikan roda tempat tidur selalu dalam kondisi terkunci
5.Pasang handrail tempat tidur
6.Atur tempat tidur mekanis dalam posisi terendah
7.Dekatkan bel pemanggil dalam jangkauan pasien
8.Anjurkan memanggil perawat jika membutuhkan bantuan untuk
berpindah
INTERVENSI KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA INTERVENSI
20/07/20 1,2.3.4 15.03 1.Menerima Pasien dari ruang cath lab post S: Pasien mengatakan nyeri
22 PTA ballon kaki kanan skala 3-4, hilang
2.Memonitor tensi, nadi, respirasi, suhu timbul setiap 5 menit
3.Mengecek SPO2 O : Kesadaran
4.Memberikan O2 4 lpm dengan nasal kanul composmentis, respirasi
5.Mengidentifikasi factor resiko spontan dengan O2 NK 4
lpm, PDP teraba, CRT < 3
dtk, hemodinamik stabil dg
TD : 130/70 mmHG, HR: 74
x/mnt, RR : 18 x/mnt, SpO2
99%. terpasang Infus NACL
IMPLEMENTASI/EVALUASI
Tanggal Dx Jam Implementasi evaluasi
20/07/20 1,2.3.4 15.03 jatuh sekali setiap shif 0,9% 500ml/8 jam. Tetesan
22 6.Memasang kancing resiko lancar, tidak terjadi
7.Mengorientasi ruangan pada pasien dan phlebitis. Makan minum per
keluarga oral hanya menghabiskan
8.Memastikan roda tempat tidur selalu roti. terpasang condom
dalam kondisi terkunci catheter, produksi urine
9.Memasang handrail tempat tidur kuning jernih, telah aff
sheat, tidak terjadi
perdarahan dan hematom.
Terpasang bantal pasir pada
paha kiri. Hand rail tempat
tidur terpasang, Skala
morse >51. ADL total care
IMPLEMENTASI/EVALUASI
Tanggal Dx Jam Implementasi evaluasi
P:
18.00 1.Kaji tingkat nyeri
2.Monitor Tanda tanda vital
3.Monitor irama Jantung
4.Bantu pemenuhan ADL
5.Pertahankan Bed hand rail
6.Anjurkan pasien untuk istirahat
IMPLEMENTASI/EVALUASI
Tanggal Dx Jam Implementasi Evaluasi
● Pengkajian
● Pengkajian selama pengelolaan kasus penulis menggunakan metode
wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik. Selama pengelolaan
kasus penulis menemukan data yang sesuai dengan teori yaitu nyeri
bagian tungkai bawah, CRT >2 detik, factor resiko yang
menyebabkan adanya sumbatan yaitu hipertensi. Selama
pengkajian penulis mendapatkan kerjasama , kolaborasi
KESIMPULAN
● Diagnosa Keperawatan
● Diagnosa yang muncul pada kasus Tn. P yang dikelola selama 3 hari
ada 4 diagnosa keperawatan yaitu nyeri kronis, gangguan perfusi
jaringan perifer, resiko jatuh, dan hambatan mobilitas fisik.
sedangkan diteori ada 5 diagnosa keperawatan. Diagnosa
keperawatan ini diambil berdasarkan prioritas yaitu nyeri kronis.
● Intervensi keperawatan
● Penulis merencanakan intervensi yang direncanakan berdasarkan
konsep teori Bulchek (2013) ada beberapa intervensi yang kami
lakukan sesuai dengan yang direncanakan namun ada intervensi
yang tidak dilakukan karena keterbatasan waktu.
KESIMPULAN
● Implementasi keperawatan
● Implementasi setiap diagnosa penulis pada umunya melakukan
semua yang tersusun dalam intervensi selama 3 hari. Namun ada
intervensi yang tidak dapat dilakukan kerena keterbatasan penulis.
Dalam melakukan tindakan keperawatan penulis didukung dengan
adanya rasa percaya dan kerja sama yang baik antara pasien,
keluarga dan tim kesehatan.
● Evaluasi keperawatan
● Penulis mendapatkan evaluasi dari 4 diagnosa yang muncul Sebagian
teratasi, sehingga penulis melakukan pendelegasian kepada perawat
diruangan dan keluarga terkait perawatan diri pasien.
Thanks!