Anda di halaman 1dari 27

Anemia

Fabien G. Eyal, MD
Definisi
• Kondisi kekurangan darah dengan kisaran
– HB vena < 13 mg/dl
– HB kapiler < 14,5 mg/dl
Insidensi
• Anemia merupakan kejadian abnormalitas
hematologi paling sering pada bayi yg baru
lahir.
• Insiden spesifik tergantung dari penyebab
anemianya sendiri
Normal fisiologi
• HB normal bayi > 34 minggu  14- 20 g/dl
rata-rata = 17 g/dl
• MCV normal = 107 fl
• Hb bayi premature = HB lebih rendah,
sementara MCV dan jumlah retikulosit lebih
tinggi daripada bayi normal
• Hb stabil s/d usia bayi 3 minggu  turun
perlahan hingga 11 g/dl sampai usia -12
minggu
Etiologi
• Anemia hemoragik / penurunan jumlah sel
darah merah
• Hemolitik anemia / peningkatan destruksi sel
darah merah
• Hipoplastik anemia / penurunan produksi sel
darah merah
Anemia hemoragik
(periode ante partum)

• Penurunan integritas plasenta


– Abruptio plasenta
– Plasenta previa
– Amniosintesi traumatik

• Tali pusat atau pembuluh darah plasenta yang tidak normal


– Bayi kembar
– Lilitan tali pusat
– hematoma tali pusat

• Twin-twin transfusion
Anemia hemoragik
(periode intra partum)
• Perdarahan feto-maternal
• Persalinan SC
• Ruptur tali pusat saat persalinan
• Kegagalan transfusi plasenta
• Trauma ostetric
Anemia hemoragik
(periode neonatal)
• Perdarahan terselubung
– Caput succadenum
– Cefal hematome
– Subgalelal hemorrhage
– Perdarahan intracranial
– Perdarahan organ parenkim visceral
– Defek homeostasis
Anemia hemoragik
(periode neonatal)
– Defisiensi faktor koagulasi kongenital
– Coagulopaty
• Dissminasi kongenital dan infeksi virus
• Sepsis bakteri
• Emboli intravaskular
– Defisiensi vit K
• Vit k gagal bekerja pasca lahir
• Penggunaan AB
• Ibu mengkonsumsi obat anti koagulasi saat hamil
– Trombositopenia
• Imun trobositopenia
• Congenital trombositopenia
• Iatrogenic blood loss
• Defisiensi nutrisi
Anemia hemolitik
• Immune hemolysis
– Isoimmune hemolytic anemia.
– Autoimmune hemolytic anemia.
• Nonimmune hemolysis
– Bacterial sepsis
– Congenital TORCH
• Congenital erythrocyte defect
– Metabolic enzyme deficiency
• Glucose-6-phosphate dehydrogenase deficiency
• Pyruvate kinase deficiency
– Thalassemia
– Hemoglobinopathy
– Membrane defects.
• Hereditary spherocytosis
• Hereditary elliptocytosis
• Systemic diseases
– Galactosemia
– Osteopetrosis
Hipoplastik anemia
• Congenital disease
– Diamond-Blackfan syndrome (congenital hypoplastic
anemia)
– Atransferrinemia
– Congenital leukemia
– Sideroblastic anemia
• Penyakit spesifik
– Infection.
– Aplastic crisis.
– Aplastic anemia.
Faktor resiko
• Prematuritas
• Ras dan etnik tertentu
• Kelainan darah herediter
Gejala dan klinis
• Usia
• Gambaran klinis
• Status hemodinamik
• Ada/tidaknya retikulositosis kompensasi
Gejala dan klinis
• Anemia hemoragik akut : muncul saat Lahir – 24 jam, dengan
klinis Pucat, Takipneu/gasping, Respon dengan oksigen,
Perfusi perifer turun (10%) – syok (20%-25%), Penurunan
CRT, Tekanan vena sentral menurun, dijumpai retikulositosis
• Anemia hemoragik kronik: muncul saat lahir, dengan klinis
Pucat, Distres napas minimal, Liver kadang membesar,
Respon dengan oksigen, Tekanan vena sentral normal –
meningkat, dijumpai retikulositosis
• Asfiksia pallida:tampak saat lahir, Pucat, Sianosis, Tidak
respon oksigen, Hepatosplenomegali, Gagal napas, Tekanan
vena sentral normal, Bradikardi
• Anemia hemolitik: muncul pada 48 jam setelah lahir, dengan
klinis Pucat, Hepatosplenomegali, takipneu, retikulositosis
• Hipoplastik anemia: muncul saat 48 jam setelah lahir, pucat
dan reticulopenia
Gejala dan klinis
• Anemia diakibatkan twin-twin transfussion:
berat badan kedua bayi selisih 20%
• Perdarahan intrakranial: bulging fontanella
anterior dan gangguan neurologis
• Perdarahan visceral : teraba massa
abdominal / distensi abdomen
• Perdarahan paru : gambaran radioopak pada
pencitraan
Riwayat
• Anemia saat lahir :
– Anemia hemoragik : vaginal bleeding / amniosintesis
pada trimester ke 3 dengan penyebab ibu multiple
gestasi,ibu demam, persalinan SC non-elektif
– Anemia usia >24 jam : obstetric trauma, persalinan yang
tidak diawasi, persalinan yang tergesa-gesa, bayi fetal
distress dan bayi dengan APGAR rendah
– Anemia dengan joundice :IUGR, ibu mengkonsumsi
obat2an pada trimester ke-3, riwayat keluarga
splenektomi/jaundice/kolelitiasis, ibu dengan penyakit
autoimun, ras mediterania/asia
Diagnosis
• Lab
– HB
– Sel darah merah
• Mikrositik / hipokrom (mean corpuscular volume <90 fL; normal 107 fL). FMH, twin-twin
hemorrhage atau α-thalassemia.
• Normosit / normokrom : perdarahan akut, penyakit sistemik, defek sel darah merah
intrinsik, anemia hipoplastik
– Jumlah reikulosit
• Jumlah retikulosit x hematokrit
normal hematokrit
– Apusan darah tepi
• Sferosit : ABO hemolisi / sferositosis herediter
• Elliptosis : elliptositosis herediter
• Piknosit : G6PD
• Skistosis / helmet cell : koagulopati
– Tes antiglibulin (coomb test) : autoimun
– Lab lain
• Isoimun hemolisi : golongan darah dan Rh
• Fetomatenal hemmorhage : Kleihauer-betke test
• Congenital hipoplastik : bone marrow aspiration
• TORCH infection : foto radiologi kepala dan tulang panajng, level
imunoglobulin M, serologi, kultur urine untuk sitomegalovirus
• Koagulopaty : PT/tromboplastin time, jumlah trombosit,
TT/fibrinogen, faktor V dan faktor VIII, D-dimer
• Perdarahan tersembunyi : pemeriksaan patologi plasenta, USG
kepala/abdomen
• Defek SDM intrinsik : pemeriksaan enzim SDM, analisis globin
chain ratio, pemeriksaan membran SDM
Penanganan
• Transfusi sederhana
– Indikasi :
• Anemia perdarahan akut
• Pengganti defisit yang sedang berlangsung
• Mempertahankan kapasitas pengangkut oksigen efektif
– Hematokrit <35% dengan penyakit kardiopulmoner kronik
– Hematokirit <30% dengan :
» Penyakit kardipulmoner ringan – sedang
» Apnoe
» Anemia simptomatik
» Operasi terbuka
– Hematokrit <21% dengan retikulosit rendah
Transfusi emergensi
– PRC gol darah O rh -
– Menyesuaikan hematokrit hingga 50%
– Keadaan darurat : darah yang belm dicross match boleh
diberikan, tetapi alangkah lebih baiknya dicross match dahulu
– Pengganti cairan alternatif diantaranya cairan NS, FFP, albumin
5% dalam saline
– Dilakukan kateterisasi di vena umbilikal dengan kedalamna 4-5
cm
– Ambil sampel darah untuk dilakukan cek diagnostik
– Kecepatan 10-15 cc/kg BB selama 10-15 menit  keadaan
darurat
– Hitung volume PRC dengan syarat tidak lebih dari 10-20 ml/kg BB
Transfusi tukar
• Indikasi :
• Anemia hemoragik / hemolitik kronik
• Anemia hemolitik isoimun kronik
• Koaguopaty komsumptif
Pengganti nutrisi
• Zat besi
• Asam folat
• Vit E
Profilaksis
• Rekombinant human eritoposiesis
– Dosis awal : 1200-1400 iu/kgbb/minggu dalam cairan TPN +
1mg/kgbb/hari zat besi
– Lanjutan : 500-700 iu/kg/minggu  3-5 x/minggu subkutan
+ zat besi oral 3mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis

• Pengganti nutrisi :
– Zat besi : 1-2 mg/kg/hari  usia 2 bulan – 1tahun
– Asam folat : 1-2 mg/minggu (kurang bulan)
50 mcg/hari (cukup bulan )
– vit E 25 IU/hari hingga usia koreksi 4 bulan
Penanganan kelainan darah tertentu
• Kagulopati:
– Tangani penyebab penyakit
– Pemberian transfusi : FFP 10 cc/kgBB, platelet 1 unit
– Cek studi koagulasi : monitor tromboplastin time, PT, fibrinogen,
jumlah trombosit dan D-dimer
• Imun trombositopenia
– Lakukan persalinan SC jika diagnosis sudah tegak, jika ada
saudara kandung mengalami hal yg sama  resiko 75%
berulang
– Pemberian trobosit washed jika trombist bayi < 20.000-
30.000 /mm3, transfusi tukar bisa jadi alternatif
– Terapi kortikosteroid dan imunoglobulin iv  kontroversial
• Autoimun trobositopenia
– Persalinan SC  jika jumlah robosit <100.000
– Penggunaan kortikosteroid  kontroversial
Prognosis
• Terganting penyebab, keparahan, seberapa
akut anemia berkembang
Terima kasih

Alhamdulillah ya Allah sudah selesai…


Amin ya rabbal alamin

Anda mungkin juga menyukai