Anda di halaman 1dari 12

Pengaruh Keraton Terhadap Sosial-Budaya

Masyarakat Jogjakarta
Disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran :

Nama : Sri Amelia Agustina


NIS : 0045027980
Latar Belakang
01 Daerah Jogjakarta terkenal dgn sejarah dan warisan budaya

Keraton didirikan oleh sultan Hamengkubuwono I setelah perjanjian


02 Giyanti (1755).

Keraton dipercaya sebagai referensi pada sector informal namun


03 memiliki kharisma tersendiri bagi masyarakat Jogja ..

Sultan Hamengkubuwono IX adalah salah satu figure raja yg dapat


04 menggabungkan kepemimpinan rasional dan modern.
.

Beliau memperbolehkan rakyat untuk memakai budaya keraton pada pelaksanaan


05 upacara pernikahan (basahan).
Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah sejarah keraton Jogjakarta ?
2. Mengapa keraton tetap mempertahankan nilai –
nilai kebudayaannya ?
3. Faktor apa sajakah yg mempengaruhi keraton
terhadap sosial – budaya masyarakat ?
 Didirikan oleh Sultan Hamengku Buwono I beberapa bulan setelah perjanjian
Giyanti (1755) dan berlokasi di sebuah bekas pesanggrahan ( Garjitawati) yg
digunakan untuk tempat beristirahat iringan jenazah raja raja mataram
( wartasura dan Surakarta)
Keraton juga merupakan suatu lembaga adat lengkap dengan pemangku adat
dan memiliki berbagai warisan budaya baik berbentuk upacara maupun
benda bersejarah.
Kompleks Inti Keraton Jogjakarta

Sri Mangantri
Siti Hinggil ler / Kamandhungan ler / Kedhaton Siti Hinggil
Kamandhungan Utara Lamandhungan KidulBalairung
Bala irung Utara
Kidul/Kamandhun- Selatan
gan Selatan
• Akibat dampak modernisasi, keraton sebagai ikon budaya Jogjakarta mengalami penurunan nilai
karena masuknya pengaruh budaya barat & berkurangnya minat anak muda untuk melestarikan
kebudayaan keraton
• Banyak diantaranya generasi terdahulu yg senantiasa menjaga kelestarian budaya keraton dengan
mengaplikasikannya melalui upacara adat yg diselenggarakan pada waktu tertentu misalnya :
a. Upacara mencuci senjata pusaka
b. Upacara Grebeg Gunungan
Grebeg adalah upacara yang dilakukan 3 kali dalam periode satu tahun yaitu : Lahirnya
Nabi Muhammad SAW (grebeg maulid) ,hari raya Idul Fitri (grebeg Syawal) dan pada hari
idul Adha (grebeg besar)
Sedangkan gunungan terdiri dari susunan makanan dan hasil bumi yang dibentuk menyerupai
gunung sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT.
Factor pendorong : Interaksi yg
Pengaruh Keraton
menghimpun penemuan baru
baik berasal dari kebudayaan
asing atau perpaduan keduanya.
Insert Your Image
Contoh : system pendidikan
Formal yg membiasakan pola Factor penghambat : Kurangnya
fikir ilmiah, Rasional dan interaksi dgn hubungan baru
Objektif. menyebabkan
kehidupan terasing & membuat
Insert Your Image

pola pemikiran masyarakat


menjadi statis.
Kesimpulan
Keraton Jogjakarta dibangun pada tahun 1756 & memiliki luas 14.000
m
didirikan oleh Sultan HamengkuBuwono I beberapa bulan pasca
perjanjian Giyanti
Meskipun dewasa ini anak muda kurang memiliki minat terhadap nilai
budaya keraton, namun pihak konvesional keraton tetap bertahan
melestarikan kebudayaan keratonInsert
agar tetap dapat terjaga.
Your Image

Faktor yang mendorong adanya kemajuan pada kebudayaan keraton


yaitu adanya interaksi dan perpaduan dengan budaya asing dan
menghasilkan system pendidikan formal yg lebih maju.
Namun disisi lain kurangnya hubungan dengan orang lain dapat
menyebabkan stagnan kebudayaan dan terlambatnya kemajuan ilmu
pengetahuan .
Saran
Saya berharap untuk kedepannya
kita dapat tetap menjaga dan
melestarikan warisan budaya
bangsa khususnya tradisi yang
ada dalam keraton sehingga tidak
punah tergerus oleh perembangan
zaman
Lembar Pengesahan

Insert Your Image


TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai