Gangguan Kardiovaskuler
Update of 2020 AHA Guidelines
BTCLS
SASMITA KARYA HUSADA, 2021 Hyang Wreksagung
Prinsip Umum
Manajemen Takikardia
Topi Manajemen Bradikardia
Obat-obatan
Deteksi Respons Pasien
Cepat Tepat Selamat
Henti Jantung (Cardiac Arrest)
5H 5T
Hipovolemia Tension Pneumothorax
(shockable)
Dapat dikejut listrik
Ventricular
Tachicardia (pVT)
Ventricular
Fibrillation (VF)
Tidak dapat dikejut listrik
(unshockable)
Asystole
Pulseless
Irama EKG apapun,
Electrical
namun nadi tidak teraba
Activity (PEA)
1
Mulai RJP REAFFIRMED IN
2020
• Berikan oksigen
• Pasang monitor/Defibrilator
RJP Berkualitas
Ya Tidak
2
Irama
Shockable? 9 • Kompresi kuat (5-6 cm) dan cepat (100-120/menit)
VF/pVT Asistole/PEA
• Minimalkan interupsi kompresi
3
Shock Epinefrin
• Hindari ventilasi berlebihan
4
10
• Rotasi kompresor tiap 2 menit
RJP 2 Menit
SEGERA
RJP 2 Menit
• Jika belum terpasang ETT atau SGA, rasio 30:2
Akses IV • Akses IV
Tidak
•
•
Epinefrin setiap 3 – 5 menit
Pertimbangkan jalan napas
Energi Kejut Listrik untuk Defibrilasi
Irama
lanjutan, japnografi
Shockable? • Bifasik: 120 – 200 J
Ya
5
Shock Ya • Monofasik: 360 J
Irama
6
Shockable?
RJP 2 Menit Terapi Obat
• Epinefrin setiap 3 – 5 menit
Tidak
• Pertimbangkan jalan napas
lanjutan, kapnografi
• Epinefrin IV / IO 1 mg tiap 3-5 menit
• Amiodaron IV / IO 300 mg bolus → 150 mg, atau
Irama Tidak
• Lidocaine IV / IO 1 - 1,5 mg/kg → 0,5 – 0,75 mg/kg
Shockable?
7 Ya Alat Bantu Jalan Napas
8 Shock 11
• ETT atau SGA (supraglotic airway)
RJP 2 Menit RJP 2 Menit
• Amiodaron • Atasi penyebab reversibel
• Ventilasi tiap 6 detik (10 kali/menit)
• Atasi penyebab reversibel
Tidak Ya
Kembalinya Sirkulasi Spontan (ROSC)
Irama
12
Shockable? • Nadi teraba dan tekanan darah terukur
Ke 5 atau 7
• ETCO2 ≥40 mmHg
• Jika tidak ada tanda Return of Spontaneous
Circulation (ROSC), ke no 10 atau 11
• Jika ROSC, lanjut ke perawatan pasca
Cardiac Arrest
Kemungkinan
hidup akan
berkurang 10%
setiap menit
Sumber:
http://www.azheartrhythmcenter.com/wp-
content/uploads/2014/08/SCD.jpg
SKENARIO
Waktu Irama RJP Shock RJP Medikasi
(200 atau 360 joule)
10.00 VT tanpa nadi V V V -
10.02 VF V V V 1. Epinefrin 1 mg
2. Pertimbangan Jalan
Napas Lanjut
10.04 VT tanpa nadi V V V 1. Amiodarone 300 mg
2. Atasi penyebab henti
jantung
10.06 VF V V V Epineprin 1 mg
10.08 VT tanpa nadi V V V Amiodarone 150 mg
10.10 Asistol V - V Epinefrin 1 mg
10.12 PEA V - V -
10.14 Sinus → Nadi teraba
Bradikardia → Napas belum ada → RESCUE BREATHING
Manajemen Takikardia
Manajemen
Takikardia
Takikardi
a
Takikardia unstable, jika
Frekuensi nadi menunjukkan tanda/gejala:
lebih dari • Hipotensi
100 kali/menit • Perubahan status
mental
Frekuensi nadi lebih dari • Tanda-tanda syok
150 kali/menit berpotensi • Nyeri dada iskemik
kondisi tidak stabil • Gagal jantung akut
Kaji ABCDE
Takiaritmia (HR 150 x/menit)
Dosis Kardioversi
Apakah Takiaritmia Kardioversi • QRS Sempit Reguler: 50 – 100 J
• Berikan sedasi • QRS Sempit Irreguler: 120 – 200 J
Menyebabkan: Bifasik atau 200 J Monofasik
• Hipotensi? • Jika kompleks QRS • QRS Lebar Reguler: I: 100 J & II: 100 J
• Penurunan kesadaran? Y sempit, pertimbangkan • VT Polimorfik: Defirbrilasi 200 J
• Tanda syok? pemberian Adenosin
• Nyeri dada?
• Gagal jantung akut?
Obat Takiaritmia
T • Pasang Infus dan EKG 12 Lead • Amiodaron 150 mg → 10 menit
• Berikan Antiaritmia • Bisa diulang pemberian kedua Amiodaron
• Berikan Adenosin hanya jika 150 mg → 10 menit
Apakah QRS lebar? irama teratur dan monomorfik • Maintenance 1 mg/menit dalam 6 jam
>0.12 detik
Y • Pertimbangkan konsul ke ahli pertama dan dilajutkan 0,5 mg/menit
dalam
18 jam berikutnya
T • Dosis maksimal 2.2 gr/24 Jam
• Pasang Infus dan EKG 12 Lead
• Manuver Vagal
•
Dosis Adenosin
Berikan Adenosin jika teratur
• Dosis awal 6 mg dapat diulang dalam 1
• Berikan bloker atau calcium
– 2 menit
channel blocker
• Dosis kedua 12 mg
• Pertimbangkan konsul ke ahli
Manajemen Bradikardia
Manajemen
Bradikardia
Bradikardia
Sumber:
Lewis et al (2013). Medical-Surgical Nursing, Assessment
and Management of Clinical Pr oblems. Mosby-Elseviers.
Faktor Risiko PJK
Faktor Risiko Utama
•Usia (L ≥45 tahun, P ≥55 tahun)
•Riwayat keluarga
•Hipertensi (TD >140/90 mmHg)
•Merokok
•Diabetes
•Hiperkolesterolemia
•HDL rendah (<40 mg/dL)
•Hipertrigliserid (>200 mg/dL)
•Obesitas
•Kurang Latihan
•Stres/Depresi
Klasifikasi PJK dan SKA
Coronary Artery Disease
Iskemia
Perubahan repo larisasi → Tte rbalik
Injuri
Elevasi ST →
kard cedera mio
Infark
Tidak terjadi
depolarisasi p ada
sel nekro tik →
gelom
bang Q patol ogis
Diagnosis: Enzim Jantung
3. Enzim Jantung
Pemeriksaan Normal Onset Puncak Durasi
Creatine Kinase-MB (CK- <10 ng/mL 3-12 jam 18-24 jam 36-48 jam
MB)
A • Aspirin
Co • Clopidogrel
Pemberian
Nursing consideration
•Gunakan selang yang sesuai
•Monitor saturasi oksigen secara teratur
•Hindari pemberian berlebihan pada
COPD
Aspirin Mekanisme
• Menghambat siklooksigenase ya ng
memproduksi tromboxan A2 (aktivator
platelet kuat)
• Memperlambat agregasi platelet
→ menurunkan oklusi
Pemberian
Nursing consideration
•Diberikan sesegera mungkin jika
telah dirugai SKA
•Kaji tanda dan gejala perdarahan
•Hati-hati jika mengkonsumsi sildenafil
Nitrat Mekanisme
Pemberian
Nursing consideration
Pemberian
Nursing consideration
•Diberikan jika nyeri tidak reda denga
n Nitrogliserin
•Hati-hati hipotensi dan sedasi
•Monitor fungsi dan upaya napas
•Kaji penurunan nyeri
Clopidogrel (Intervensi Awal Tambahan)
Mekanisme
Pemberian
Nursing consideration
•Pantau tanda-tanda perdarahan
•Penggunaan bersama aspirin, warfa rin,
trombolitik dapat meningkatkan ri siko perdarahan
Terapi Fibrinolitik Intervensi PCI
•Datang 3 jam • Datang > 3 jam
•Tindakan invasif tidak mungkin • Tersedia fasilitas PCI
dilakukan atau akan terlambat • Waktu kontak antara pasien tiba
•Waktu antara pasien tiba sampai sampai dgn inflasi balon
<90 menit
dengan inflasi balon • Kontra indikasi fibrinolitik
>90 menit • Risiko tinggi (CHF)
Diagnosis
Keperawatan
Diagnosis Tujuan Intervensi
Risiko penurunan curah Curah Jantung Me Perawatan Jantung Akut (I.020 76)
•Monitor TTV dan SaO2, elektrolit
jantung (D. 0008) ningkat (L.02008)
•Pasang akses IV
•Cedera miokard, pen urunan Dalam 8 jam: •Tirah baring
•TD sistolik ≥ 90 mmHg,
kontraktilitas ja ntung •HR < 100 x/menit, •Puasakan hingga bebas nyeri
•Urin output ≥ 30 ml/jam, •Ambil darah. Persiapkan PCI
•RR 12-20 x/menit,
•Ronkhi (-), edema (-)
Sumber:
PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan
Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
Obat-obatan
Epinefrin
Mekanisme Kerja
Menstimulasi reseptor adrenergik →
vasokonstriksi → tekanan darah dan
frekuensi denyut jantung meningkat → perfusi
ke otak dan jantung meningkat.
Sediaan
Ampul 1 mg/ml
Cara Pemberian
Diberikan dengan cepat 1 – 2 detik, di-flash
dengan NaCl 0.9% 20 cc, dan tangan
diangkat 10-15 detik setelah pemberian
Amiodaron
Mekanisme Kerja
Antiaritmia golongan III yang menghambat kanal
K+ → Memperpanjang masa potensial aksi
dan repolarisasi.
Sediaan
Ampul 150 mg/3 ml.
Sediaan
Diberikan dengan cepat 1–2 detik, di-flash
dengan NaCl 0.9% 20 cc, dan tangan diangkat
10–15 detik setelah pemberian.
Atrofin Sulfat
Mekanisme Kerja
Golongan kolinergik yang menghambat reseptor
muskarinik → takikardi dan mencegah henti
jantung akibat reflek vagal.
Sediaan
Ampul 0,25 mg/ml
Cara Pemberian
Diberikan secara pelan-pelan, tidak diencerkan,
dan tidak di-flash.
Atropin kontraindikasi pada TAVB dan AV Blok Derajat 2.
Pada kondisi ini langsung diberikan Dopamin atau Epinefrin.
Terima Kasih