Anda di halaman 1dari 38

DISKUSI REFLEKSI KASUS (DRK)

NY.N P0000 USIA 50 TAHUN DENGAN


MIOMA UTERI DAN HIPERTENSI
DI RSUD ABDOEL WAHAB SJAHRANIE
SAMARINDA

Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan Tahun 2023

Poltekkes-Kaltim.ac.id Unggul, Berdaya Saing, Berwawasan Global


Kelompok II mahasiswa Sarjana Terapan Kebidanan Poltekkes Kementrian
Kesehatan Kalimantan Timur :
Adelia Ebtanti P07224320072
Ajeng Nur Leni Saputri P07224320074
Alviani Elizabeth Mulia Sari P07224320075
Axan Mayang Safitri P07224320077
Azizah Chairun Nisa P07224320078
Dwi Fara Ukvi Atika P07224320081
Erni Agustina P07224320082
Intan syafitly P07224320086
Listianah P07224320088
Nanda Rizqy P07224320092
Oci vera dahlia leonard P07224320097
Salsabila Putriyanti P07224320103
Syifa Alya Khansa P07224320106

Poltekkes-Kaltim.ac.id Unggul, Berdaya Saing, Berwawasan Global


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut World Health Organization (WHO) kejadian mioma uteri sekitar 60-75 % terjadi pada wanita
berusia diatas 20-35 tahun dari seluruh wanita didunia dan terus mengalami peningkatan (WHO, 2020).

Berdasarkan data profil Kesehatan Indonesia, kejadian mioma uteri di Indonesia ditemukan 2.39% - 11.7%
pada semua penderita ginekologi yang dirawat di rumah sakit, penyakit mioma uteri sering ditemukan pada
wanita nullipara (belum pernah melahirkan) ataupun pada wanita kurang subur. Mioma uteri diperkirakan
antara 20% sampai 25% terjadi pada wanita berusia diatas 35 tahun.

Dari data RSUD Abdul Wahab Sjahranie , kasus mioma uteri di ruang mawaer pada tanggal 1 Juli 2023 - 11
Oktober 2023 sebanyak 51 pasien (Rekam Medis RSUD AWS Samarinda, 2023).

Poltekkes-Kaltim.ac.id Unggul, Berdaya Saing, Berwawasan Global


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mioma uteri menimbulkan masalah besar dalam kesehatan, morbiditas yang disebabkan oleh mioma uteri
cukup tinggi karena mioma uteri dapat menyebabkan nyeri perut dan perdarahan yang tidak normal, serta
dapat menyebabkan kesuburan yang rendah.gejala klinis hanya terjadi pada 35-50% penderita miom, hampir
semua penderita tidak menyadari adanya kelainan pada rahimnya, terutama pada penderita obesitas (Paullus et
al., 2019).

Poltekkes-Kaltim.ac.id Unggul, Berdaya Saing, Berwawasan Global


B. Tujuan
1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu mendeskripsikan pelaksanaan asuhan kebidanan pada klien dengan Myoma Uteri
dengan menggunakan pola pikir ilmiah melalui pendekatan manajemen kebidanan menurut Varney dan
mendokumentasikasikan asuhan kebidanan dalam bentuk catatan SOAP.
2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus yang akan dicapai adalah mampu untuk:

• Menjelaskan konsep dasar teori Mioma Uteri

• Menjelaskan konsep dasar manajemen asuhan kebidanan pada klien dengan Mioma Uteri menggunakan
pendekatan manajemen kebidanan menurut Varney.

Poltekkes-Kaltim.ac.id Unggul, Berdaya Saing, Berwawasan Global


B. Tujuan
2. Tujuan Khusus

• Melaksanakan manajemen asuhan kebidanan pada klien dengan Myoma Uteri dengan menggunakan
pendekatan manajemen kebidanan menurut Varney yang terdiri dari :
1) Melakukan pengkajian data subjektif dan data objektif.
2) Menginterpretasikan data dasar
3) Mengidentifikasi diagnosa/masalah potensial.
4) Mengidentifikasi kebutuhan segera.
5) Mengembangkan rencana atau intervensi asuhan secara menyeluruh.
6) Melakukan implementasi sesuai dengan rencana asuhan yang telah disusun.
7) Melakukan evaluasi tentang keberhasilan dan keefektifan asuhan, dengan mengkaji ulang pengetahuan klien
setelah dilakukan intervensi dan implementasi.
• Mendokumentasikan asuhan kebidanan pada klien dengan Mioma Uteri dengan menggunakan catatan SOAP.
• Melakukan pembahasan kesenjangan antara teori dengan praktik.

Poltekkes-Kaltim.ac.id Unggul, Berdaya Saing, Berwawasan Global


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Teori
2. Etiologi Mioma Uteri
1. Pengertian Mioma Uteri a. Usia
Mioma uteri adalah tumor
b. Riwayat Keluarga
jinak pada daerah rahim atau lebih
tepatnya otot rahim dan jaringan c. Paritas
ikat di sekitarnya, yang dalam d. Kehamilan
kepustakaan dikenal dengan
istilah fibromyoma, leomyoma 3. Tanda dan Gejala
ataupun fibroid (Prawirohardjo, a. Rasa Nyeri
2018)
b. Gejala dan Tanda Penekanan Organ
c. Infertilitas dan Abortus
d. Perdarahan Abnormal

Poltekkes-Kaltim.ac.id Unggul, Berdaya Saing, Berwawasan Global


4. Faktor Penyebab 6. Patofisiologi
Terjadi hiperplasi endometrium
sampai adanya adenokarsinoam Mioma uteri mulai tumbuh sebagai
endometrium akibat pengaruhovarium, bibit yang kecil didalam miometrium dan
Perlakuan endometrium meluas akibat lambat laun membesar, karena pertumbuhan
adanya masa mioma yang ada di bawahnya, itu miometrium mendesak menyusun
Momentum tidak dapat berkonstraksi semacam pseudokapsula atau sampai semua
optimal akibat adanya mioma di dalam mengelilingi tumor didalam uterus mungkin
terdapat satu mioma akan tetapi mioma
biasanya banyak. Bila ada satumioma dapat
5. Klasifikasi Mioma Uteri • menonjol kedepan sehingga menekan dan
Berdasarkan Lapisan Uterus
• Berdasarkan Lokasi a) Mioma Uteri Subserosa mendorong kandung kemih keatas
a) Cervical b) Mioma Uteri Intramural sehinggasering menimbulkan keluhan
b) Isthmica c) Mioma Uteri Submukosa buang air kecil (Aspiani, 2017).
c) Corporal

Poltekkes-Kaltim.ac.id Unggul, Berdaya Saing, Berwawasan Global


8. Komplikasi
7. Diagnosis
a) Perdarahan sampai dengan anemia
Mioma sering kali ditemukan
secara kebetulan. Berarti diagnosa b) Degenerasi ganas
ditegakkan bukan karena berdasarkan gejala c) Torsi (putaran tangkai)
klinis, bahkan sering kali berdasarkan
temuan pada rahim yang sudah diangkat. d) Pemeriksaan penunjang
Diagnosa biasa saja ditegakkan berdasarkan
keluhan klinik dengan cara: 9. Penatalaksanaan
• Laboratorium
a. Terapi Konservatif
• Histerosalpingogram
b. Terapi Operatif
• MRI i. Miomektomi
• USG ii. Histerektomi

Poltekkes-Kaltim.ac.id Unggul, Berdaya Saing, Berwawasan Global


BAB III
TINJAUAN KASUS
Tanggal Pengkajian: 11 Oktober 2023
Waktu : 07.00 Wita
Tempat : Ruang Mawar Ginekologi RSUD AWS Samarinda
Oleh : Kelompok II Mawar Ginekologi

S.
1. Identitas Klien
Nama Ibu : Ny. N
Umur : 50 tahun
Suku : Kutai
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : ART

Poltekkes-Kaltim.ac.id Unggul, Berdaya Saing, Berwawasan Global


2. Alasan Datang/Keluhan Utama
Pasien datang untuk rencana operasi mioma uteri
Kondisi saat ini : Perdarahan pada jalan lahir sejak 7 bulan yang lalu secara terus menerus

3. Riwayat Kesehatan Klien


• Riwayat Kesehatan yang lalu :
Ibu memiliki riwayat penyakit anemia. Sejak 22 september 2023 ibu mengalami perdarahan dan
lemas lalu ibu dibawa ke RS AWS pada 25 september 2023 dan didapatkan hasil Hb ibu yakni 2
g/dl dan mendapat transfusi darah 6 kantong. Tanggal 27 september ibu boleh pulang namun tetap
control kepoli. Lalu dibulan oktober ibu mengeluh perdarahan dijalan lahir dan lemas, setelah
control kepoli kandungan didapatkan hasil USG terdapat mioma uteri.
• Riwayat Kesehatan Sekarang :
Ibu mengalami hipertensi dan telah mendapatkan terapi obat dari dokter dan ibu telah kontrol kepoli
dengan diagnosa mioma geburt.

Poltekkes-Kaltim.ac.id Unggul, Berdaya Saing, Berwawasan Global


4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan bahwa orang tua ibu memiliki penyakit hipertensi

5. Riwayat Menstruasi
Ibu mengalami menstruasi pertama kali pada usia 12 tahun, dengan siklus 28 hari. Lama haid 2-3 hari
Biasa nya ibu mengganti pembalut 7x sehari setiap BAK.

6. Riwayat Obstetri
Ibu mengatakan tidak pernah hamil.

Poltekkes-Kaltim.ac.id Unggul, Berdaya Saing, Berwawasan Global


9. Data Fungsional Kesehatan
Pola Sebelum MRS Sesudah MRS
7. Riwayat Ginekologi Nutrisi Makan 2-3 kali perhari Ibu mengalami gangguan kurang nafsu
Ibu memiliki riwayat penyakit ginekologi dengan porsi sedang : nasi, makan
sayur, lauk pauk dsb dan
yakni infertilitas minum 8-10 gelas perhari

8. Riwayat Kontrasepsi
Ibu tidak pernah menggunakan kontrasepsi Eliminasi Ibu BAK 5-7 kali perhari dan Urine +/- 600 cc dan belum ada BAB
jenis apapun BAB seminggu 2 kali

Istirahat Ibu tidur 8 jam Pasien memiliki gangguan tidur


Personal Ibu mandi dan mengganti Ibu mengganti pakaian 1 – 2 kali
Hygiene pakaian 2-3 kali perhari perhari

Aktivitas Ibu sehari hari bekerja Selama di rumah sakit ibu hanya
sebagai ART beraktivitas dari bed

Kebiasaan Ibu memiliki kebiasaan Tidak ada kebiasaan yang


buruk yaitu merokok mempengaruhi kondisi pasien

Poltekkes-Kaltim.ac.id Unggul, Berdaya Saing, Berwawasan Global


10. Riwayat Psikososiokultural Spiritual
Psikologi : Ibu merasa cemas terhadap keadaannya saat ini
Sosial : Ini merupakan pernikahan kelima ibu, lama menikah
10 Tahun
Kultural : Tidak ada tradisi yang memperparah kondisi ibu
Spiritual : Tidak ada kepercayaan yang memperparah kondisi ibu

Poltekkes-Kaltim.ac.id Unggul, Berdaya Saing, Berwawasan Global


O:
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda – Tanda Vital:
Tekanan darah : 130/80 mmHg Nadi: 75 kali/menit
Pernafasan : 19 kali/menit Suhu: 36,3 oC

Antropometri
Tinggi badan : 150 Cm
Berat badan : 45 Kg

Poltekkes-Kaltim.ac.id Unggul, Berdaya Saing, Berwawasan Global


2. Pemeriksaan Fisik
Mata : Kelopak mata tidak odem, konjungtiva pucat dan sklera tidak
kuning, Palpebra tidak teraba oedem
Hidung : Bersih, tidak ada pengeluaran, tidak polip, tidak tampak peradangan
Payudara : Tampak simetris kiri dan kanan, tampak bersih, tidak tampak
retraksi, tidak teraba massa dan benjolan.
Abdomen : Ada benjolan, teraba massa pada uterus dan terdapat terdapat nyeri
tekan pada perut bagian bawah
Genetalia : Terdapat pengeluaran darah +/- 20 cc

Poltekkes-Kaltim.ac.id Unggul, Berdaya Saing, Berwawasan Global


3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium 5 Oktober 2023

Jenis pemeriksaan hasil Nilai normal

*Leukosit 5.47 4.80-10.80

Eritrosit 4.31 4.20-5.40

Hemoglobin 10.3 12-16

Hematokrit 34.7 37-54

GDS 98 70-200

HIV NR NR

HbsAg NR NR

Poltekkes-Kaltim.ac.id Unggul, Berdaya Saing, Berwawasan Global


A.
Diagnosis : Poooo dengan mioma uteri + hipertensi
Masalah : cemas
Diagnosis Potensial : degenerasi ganas
Masalah Potensial : tidak ada
Kebutuhan tindakan segera : kolaborasi dengan dokter spesialis SPOG

Poltekkes-Kaltim.ac.id Unggul, Berdaya Saing, Berwawasan Global


Penatalaksanaan :

Waktu Penatalaksanaan Pelaksana

07.00 Menjelaskan hasil pemeriksaan pasien Bidan


09.00 Berkolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi Bidan dan dokter
1. Rencana Laparatomi hari ini
2. Infus RL 20 tpm
3. Ceftriaxone 2x1 IV
4. Ranitidine 2x1 IV
5. Metocloparamide 3x1 IV
6. PCT 3x1 IV
7. Drip tramadol
8. Amplodipine 1x10
9. Lisinopril 5 mg

Poltekkes-Kaltim.ac.id Unggul, Berdaya Saing, Berwawasan Global


09.05 Memberikan Informed Consent kepada pasien dan keluarga untuk mengisi dan Bidan
menandatangani SIO, SIT transfusi, dan SIA
09.10 Melakukan persiapan operasi Bidan dan
1. Menganjurkan pasien mandi dengan sabun antiseptik mahasiswa
2. Cukur 2 jam sebelum operasi
3. Pastikan suhu pasien dalam batas normal 36 – 37 C
4. Pastikan kadar gula darah < 200 mg/dl
5. Melepaskan perhiasan ibu dan pastikan ibu tidak menggunakan cat kuku
6. Menganjurkan ibu puasa 5 jam sebelum operasi
7. Persiapan darah PRC 2 kolf
8. Melakukan pemasangan IV line
9. Melakukan skin test
10. Memberi suport mental pada pasien untuk menjalani operasi

13.30 Mengantar pasien ke ruang operasi Bidan dan


mahasiswa

17.00 Menjemput pasien dari ruang OK Bidan dan


mahasiswa

Poltekkes-Kaltim.ac.id Unggul, Berdaya Saing, Berwawasan Global


Catatan Perkembangan
Tanggal Pengkajian: 11 Oktober 2023 Waktu Pengkajian : 17.00 WITA

S.
Ibu merasa lemas pasca operasi
O.
1. Pemeriksaan Umum
• Keadaan Umum : Sedang
• Kesadaran : Samnolen
• TTV : TD : 144 / 93 mmHg RR : 20x/I
N : 73 x/I T : 36,7 ºC
• Skala Nyeri
Skala Nyeri Wong Baker Scale 5, dengan kualitas keram, pola menetap, dilakukan metode
penghilang dengan teknik relaksasi

Poltekkes-Kaltim.ac.id Unggul, Berdaya Saing, Berwawasan Global


2. Pemeriksaan Fisik
Mata : Konjungtiva Merah muda
Abdomen : Terdapat luka operasi
Genetalia : Terdapat pengeluaran darah 5 cc, terpasang DC 300 cc warna kuning keruh
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
Tanggal : 11 Oktober 2023
Hb : 11,2 gr/dl

Poltekkes-Kaltim.ac.id Unggul, Berdaya Saing, Berwawasan Global


A:
Diagnosis : Poooo dengan post histerektomi hari ke-0
Masalah : nyeri luka operasi
Diagnosa Potensial : tidak ada
Masalah Potensial : hambatan mobilisasi
Kebutuhan Segera : Kolaborasi dengan dokter untuk melanjutkan terapi

Poltekkes-Kaltim.ac.id Unggul, Berdaya Saing, Berwawasan Global


Penatalaksanaan :

Tanggal/Jam Intervensi Pelaksana


Observasi KU dan Tanda – tanda vital pasien post operasi
17.10 Bidan
; hasil tanda – tanda vital pasien dalam batas normal

Berkolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi


17. 20 Bidan dan Dokter
1. Melanjutkan terapi Infus RL

Memberikaan KIE manajemen nyeri dengan teknik relaksasi nafas, untuk


17.25 Bidan
mengurangi nyeri luka operasi
; Pasien dan keluarga memahami penjelasan dan akan melakukan sesuai anjuran

Memberikan KIE untuk menganjurkan ibu makan sampai dengan flatus, namun bisa
17. 35 Bidan
minum 4-5 sendok secara bertahap sampai dengan flatus
; Pasien memahami penjelasan dan akan melakukan sesuai anjuran

Memberikan KIE mobilisasi bertahap mulai dari miring kanan kiri dan dilanjutkan
17.40 Bidan
pada esok hari untuk duduk lalu berjalan secara bertahap.
; pasien sudah mulai mobilisasi miring kiri dan kanan

22.30 Melakukan pemeriksaan Darah lengkap setelah operasi Bidan dan


; Hb : 11,2 gr/dl
Poltekkes-Kaltim.ac.id Unggul, Berdaya Saing, Berwawasan Global
Laboratorium
Catatan Perkembangan
Tanggal Pengkajian: 12 Oktober 2023 Waktu Pengkajian : 17.00 WITA

S.
ibu merasakan nyeri perut bawah, badan terasa lemas dan nafsu makan berkurang.
O.
1. Pemeriksaan Umum
• Keadaan Umum : Sedang
• Kesadaran : Composmentis
• TTV : TD : 150 / 90 mmHg RR : 18x/I
N : 90 x/I T : 36,7 ºC
• Skala Nyeri
Skala nyeri Wong Baker 3: dengan kualitas keram, pola intermiten dan dilakukan metode
penghilang dengan menggunakan teknik relaksasi.

Poltekkes-Kaltim.ac.id Unggul, Berdaya Saing, Berwawasan Global


2. Pemeriksaan Fisik
Mata : Konjungtiva Pucat
Abdomen : Terdapat luka operasi
Genetalia : Tidak terdapat pengeluaran darah, terpasang DC 400 cc
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
Tanggal : 12 Oktober 2023
Hb : 8,6 gr/dl

Poltekkes-Kaltim.ac.id Unggul, Berdaya Saing, Berwawasan Global


A:
Diagnosis : P0000 dengan post Histerektomi hari ke-1
atas indikasi mioma uteri
Masalah : Nyeri bekas operasi
Diagnosis potensial : tidak ada
Masalah potensial : Hambatan mobilisasi
Kebutuhan Segera : Kolaborasi dengan dokter untuk melanjutkan
terapi

Poltekkes-Kaltim.ac.id Unggul, Berdaya Saing, Berwawasan Global


Penatalaksanaan :

Tanggal/Jam Intervensi Pelaksana

08.00 Observasi KU dan Tanda - tanda vital pasien pos Bidan


operasi
; hasil tanda tanda vital pasien dalam
batas normal

Berkolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi Berkolaborasi dengan dokter


08.30
1. PCT 3x 50 gr, cefadroxil 2 x 500 gr, dan tramadol
3x1 amp Post Operasi
2. Infus RL

08.40 Melakukan pemeriksaan Darah lengkap setelah operasi laboratorium


; Hb : 8,6 gr/dl

Poltekkes-Kaltim.ac.id Unggul, Berdaya Saing, Berwawasan Global


09.00 Memberikan KIE manajemen nyeri dengan teknik relaksasi: nafas, dan distraksi nafas, serta
Planning Bidan
pemberian aromatherapy untuk mengurangi nyeri luka operasi
; Pasien dan keluarga memahami penjelasan dan akan melakukan sesuai
anjuran

Memberikan KIE mengenai nutrisi pasca operasi, yaitu makan makanan yang mengandung
09.15 karbohidrat, protein, lemak, vitamin, zat besi dan lainnya
; ibu mengerti penjelasan yang diberikan

Berkolaborasi
1 dengan dokter untuk melanjutkan terapi sesuai advive :
- Ceftriaxone
2 1 gr, iv
- Ranitidine
. 1 ampl, iv
- 0Metoclopramide 1 gr, iv
- pct
0 1 gr, iv
- cefadroxil 2 x 500 gr, oral
- paracetamol 3 x 50 gr, oral
- tramadol 3 x 1 gr, oral

Melakukan
1 pelepasan kateter dan memberikan KIE mobilisasi untuk duduk lalu berjalan Bidan
secara
8 bertahap
; kateter
. telah dilepas dan pasien sudah mulai mobilisasi duduk
Poltekkes-Kaltim.ac.id Unggul, Berdaya Saing, Berwawasan Global
BAB IV
PEMBAHASAN

Pembahasan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Dalam bab ini membahas tentang antara kasus 1. Pengkajian
dengan teori, harapannya dapat diperoleh gambaran secara
Cara pengumpulan data subyektif yang dilakukan pada kasus Ny. N
nyata dan sejauh mana asuhan kebidanan gangguan sistem adalah dengan teknik wawancara.
reproduksi dengan mioma uteri dan hipertensi. Selain itu juga
Menurut Notoatmodjo (2010), wawancara adalah suatu metode
untuk mengetahui adanya kesamaan dan kesenjangan selama yang dipergunakan untuk mengumpulkan data, dimana peneliti
memberikan asuhan kebidanan dengan teori yang ada. mendapatkan keterangan secara lisan dari seseorang sasaran penelitian
Dalam pelaksanaan studi kasus ini menganggap (responden), atau bercakap- cakap berhadapan muka dengan orang
konsep dasar asuhan kebidanan yang diharapkan sesuai dengan tersebut. Semua data yang dibutuhkan untuk membantu diagnosa
teori yang ada. Menurut Hallen Varney, alur fikir bidan dalam didapatkan melalui keterangan- keterangan dan tanya jawab antara
menghadapi klien meliputi 7 langkah varney yaitu klien, keluarga dengan petugas medis. Pengkajian yang didapat
meliputi biodata, alasan datang, keluhan utama, riwayat obstetric,
mengumpulkan data, interpretasi data, diagnosa potensial,
riwayat ginekologi, riwayat kesehatan, kebiasaan, kebutuhan sehari-
antisipasi penanganan segera, perencanaan tindakan, hari, dan psikologi, data sosial ekonomi, data perkawinan, data
pelaksanaan tindakan, dan evaluasi. spiritual, data sosial budaya, dan data pengetahuan.

Poltekkes-Kaltim.ac.id Unggul, Berdaya Saing, Berwawasan Global


BAB IV
PEMBAHASAN

2. Interpretasi Data
Pada kasus Ny. N pasien dengan Mioma Uteri diperoleh diagnosa 3. Diagnosa potensial
nomenklatur, diagnosa masalah dan diagnosa kebutuhan yaitu : Berdasarkan diagnosa nomenklatur dan diagnosa masalah yang ada
1. Diagnosa Nomenklatur ditemukan diagnosa potensial dari masalah tersebut. Pada kasus Ny. N
Berdasarkan data yang diperoleh dari pengkajian data, maka di diperoleh diagnosa potensial berupa degenerasi ganas.
dapatkan nomenklatur yaitu Ny. N umur 50 tahun P0000 dengan Mioma
uteri dan Hipertensi. Menurut Wiknjosastro (2010), mioma uteri berpotensi untuk terjadi
2. Masalah Degenerasi ganas dan putaran tungkai, dan menimbulkan gejala dan tanda
Berdasarkan anamnesa dari Ny. N maka didapatkan masalah berupa infertilitas.
Rasa cemas dengan penyakitnya dan takut akan dioperasi serta Menurut teori Manuaba (2010), terjadi perdarahan, disebabkan karena
Hipertensi yang dialami pada Ny. N. penekanan Rahim yang membesar karena pembesaran mioma uteri, serta
Dalam teori yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan ada meluasnya permukaan endometrium dalam proses menstruasi, gangguan
kesamaan antara teori dan praktek. kontraksi otot Rahim dan perdarahan yang berkepanjangan. Akibat
3. Kebutuhan perdarahan penderita dapat mengeluh anemis.
Dari masalah yang di derita pasien, maka bidan memberikan
Dalam hal ini penulis menegakan diagnosa potensial sesuai dengan teori
kebutuhan sesuai dengan kebutuhan pasien , yaitu berupa tindakan
yang ada pada kasus Ny. N diagnosa potensial tidak muncul.
kolaborasi dengan dokter SpOg untuk rencana tindak lanjut.
Dalam teori yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan ada
kesamaan antara teori dan praktek.

Poltekkes-Kaltim.ac.id Unggul, Berdaya Saing, Berwawasan Global


BAB IV
PEMBAHASAN

5. Intervensi
4. Antisipasi/Tindakan segera Pada kasus Ny. N dengan mioma uteri, rencana tindakan yang telah
disusun oleh tenaga kesehatan sudah sesuai dengan interpretas data
Pada kasus Ny. N dengan mioma uteri, dilakukan tindakan antisipasi
yang diperoleh yaitu :
dengan melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG.
a. Beritahu ibu mengenai hasil pemeriksaan yang telah
Menurut sulistyowati (2010), pada langkah ini terkadang bidan
dilakukan.
dihadapkan pada beberapa situasi yang memerlukan penanganan segera
b. Berikan support mental.
(emergensi) dimana bidan harus segera melakukan tindakan untuk
menyelamatkan pasien, namun kadang juga berada pada situasi yang c. Lakukan observasi KU dan TTV.
memerlukan tindakan segera sementara menunggu instruksi dokter, atau d. Lakukan kolaborasi dengan dr.SpOG untuk penangan
bahkan mungkin juga situasi pasien yang memerlukan konsultasi sebelum operasi
dengan tim kesehatan lain. e. Perbaiki kondisi ibu
Pada langkah ini dilakukan antisipasi penanganan segera dengan f. Lakukan infome consent kepada ibu dan keluarga secara
dilakukannya transfusi darah PRC 2 kolf, dan tindakan operasi untuk lisan dan tertulis untuk tidakan operasi dengan metode
pengangkatan mioma uteri. Dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan histerektomi dan pembiuasa dengan SA(spinal anestesi).
antara teori dan kasus.
g. Anjurkan ibu untuk banyak istirahat dan melakukan
pembelajaran untuk mengurangi rasa nyeri atau relaksasi.
h. Lakukan perawatan luka operasi

Poltekkes-Kaltim.ac.id Unggul, Berdaya Saing, Berwawasan Global


BAB IV
PEMBAHASAN

5. Implementasi
e. Melakukan infont consent kepada ibu dan keluarga secara lisan dan
Berdasarkan rencana asuhan yang telah diberikan pada Ny.N
tertulis untuk tindakan histerektomi dan pembiuasan dengan SA(spinal
maka dilakukan implementasi yang sesuai dengan rencana asuhan yang telah
diberikan berupa : anestesi)
a. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan. f. Menganjurkan ibu untuk banyak istirahat dan melakukan pembelajaran
b. Memberikan support mental pada ibu agar ibu tidak merasa cemas dan untuk relaksasi agar mengurangi rasa sakit.
takut
G. Melakukan perawatan luka operasi.
c. Melakukan observasi KU dan TTV Menurut teori Wiknjosastro (2008), Hysterektomi adalah
d. Melakukan kolaborasi dengan dr.SpOG untuk penangan sebelum pengangkatan uterus, yang umumnya merupakan tindakan terpilih.
operasi yaitu rencana lakukan operasi pada tanggal 11 Oktober 2023, Histerektomi dapat dilaksanakan perabdominam atau pervaginam yang
dan rencana tranfusi darah 2 kolf 500 ml PRC serta siap darah 1 kolf akhir ini jarang dilakukan karena uterus harus lebih kecil dari telor angsa
250 ml untuk operasi. Memperbaiki kondisi ibu dengan melakukan dan tidak ada perlekatan dengan sekitarnya. Dalam hal ini tidak
transfusi PRC 750 ml. ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek.

Poltekkes-Kaltim.ac.id Unggul, Berdaya Saing, Berwawasan Global


BAB IV
PEMBAHASAN

6. Evaluasi
Setelah dilaksanakannya asuhan pada Ny N, maka didapatkan hasil B. Data Perkembangan I
berupa : ibu telah mendapatkan support mental, telah dilakukan Asuhan post operasi berupa : Berkolaborasi dengan dokter
observasi Keadaan umum dan TTV, kolaborasi dengan dokter SpOg untuk pemberian terapi (melanjutkan terapi Infus RL); memberikaan KIE
telah terlaksana dengan hasil dokter menyarankan pasien dilakukan manajemen nyeri dengan teknik relaksasi nafas, untuk mengurangi nyeri
transfusi darah 2 kolf, dan kolaborasi dengan dokter anestesi terlaksana, luka operasi; memberikan KIE untuk menganjurkan ibu makan sampai
dan dilakukan operasi pada tanggal 11 Oktober 2023, dan pasien masih dengan flatus, namun bisa minum 4-5 sendok secara bertahap sampai
dalam pemantuan di Rumah Sakit. dengan flatus; memberikan KIE mobilisasi bertahap mulai dari miring
kanan kiri dan dilanjutkan pada esok hari untuk duduk lalu berjalan
A. Asuhan Post Operasi secara bertahap; melakukan pemeriksaan Darah lengkap setelah operasi
Asuhan post operasi berupa : Berkolaborasi dengan dokter didapatkan Hb : 11,2 gr/dl
untuk pemberian terapi (melanjutkan terapi Infus RL); memberikaan Menurut sulistyowati (2010) evaluasi untuk mengetahui
KIE manajemen nyeri dengan teknik relaksasi nafas, untuk mengurangi sejauh mana keberhasilan asuhan yang kita berikan kepada pasien.
nyeri luka operasi; memberikan KIE untuk menganjurkan ibu makan Setelah dilakukan asuhan pada kasus Ny M , maka diberikan evaluasi
sampai dengan flatus, namun bisa minum 4-5 sendok secara bertahap atau penilaian yang dilakukan segera setelah selesai melakukan asuhan.
sampai dengan flatus; memberikan KIE mobilisasi bertahap mulai dari Dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek.
miring kanan kiri dan dilanjutkan pada esok hari untuk duduk lalu
berjalan secara bertahap; melakukan pemeriksaan Darah lengkap setelah
operasi didapatkan Hb : 11,2 gr/dl

Poltekkes-Kaltim.ac.id Unggul, Berdaya Saing, Berwawasan Global


BAB IV
PEMBAHASAN

Pada tanggal 1-12-2015 atau hari ke dua setelah operasi pasien di


C. Data Perkembangan II-IV (Post Operasi) observasi KU dan tanda - tanda vital pasien; berkolaborasi dengan
dokter untuk pemberian terapi : PCT 3x 50 gr, cefadroxil 2 x 500 gr,
Pada tanggal 11 Oktober 2023 sampai tanggal 12 Oktober 2023, dan tramadol 3x1 amp Post Operasi dan infus RL; melakukan
dilakukan pengkajian hari ke 1-2 setelah operasi. pemeriksaan Darah lengkap setelah operasi dengan hasil Hb : 8,6
Pada Kasus Ny. N hari ke 1 setelah operasi, Berkolaborasi gr/dl; memberikan KIE manajemen nyeri dengan teknik relaksasi
dengan dokter untuk pemberian terapi (melanjutkan terapi Infus RL); nafas, dan distraksi nafas, serta pemberian aromatherapy untuk
memberikaan KIE manajemen nyeri dengan teknik relaksasi nafas, untuk mengurangi nyeri luka operasi; Memberikan KIE manajemen nyeri
mengurangi nyeri luka operasi; memberikan KIE untuk menganjurkan ibu dengan teknik relaksasi nafas, dan distraksi nafas, serta pemberian
makan sampai dengan flatus, namun bisa minum 4-5 sendok secara bertahap aromatherapy untuk mengurangi nyeri luka operasi; memberikan KIE
sampai dengan flatus; memberikan KIE mobilisasi bertahap mulai dari mengenai nutrisi pasca operasi, yaitu makan makanan yang
miring kanan kiri dan dilanjutkan pada esok hari untuk duduk lalu berjalan mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, zat besi dan
secara bertahap; melakukan pemeriksaan Darah lengkap setelah operasi lainnya; berkolaborasi dengan dokter untuk melanjutkan terapi sesuai
didapatkan Hb : 11,2 gr/dl. advive :
- Ceftriaxone 1 gr, iv
Menurut teori Baradero dkk (2013), Mobilisasi duduk dilakukan - Ranitidine 1 ampl, iv
pada kedua post operasi selama 5 menit disertai dengan bernafas dalam- - Metoclopramide 1 gr, iv
dalam lalu menghembuskannya gunanya untuk melonggarkan - pct 1 gr, iv
pernafasan.Selanjutnya secara berturut-turut, hari demi hari untuk belajar - cefadroxil 2 x 500 gr, oral
duduk dapat dilakukan selama sehari dan mobilisasi jalan dapat dilakukan - paracetamol 3 x 50 gr, oral
pada hari ke tiga sampai hari ke lima setelah operasi. ; dan melakukan pelepasan kateter dan memberikan KIE mobilisasi
untuk duduk lalu berjalan secara bertahap.

Poltekkes-Kaltim.ac.id Unggul, Berdaya Saing, Berwawasan Global


BAB IV
PEMBAHASAN

Menurut teori Hartono (2014), tindakan perencanaan post operasi dapat


berupa ajarkan tekhnik relaksasi, motifasi klien mobilisasi dini,
laksanakan pengobatan sesuai indikasi dan observasi tanda vital.
Menurut adachi (2015), Luka abdomen harus diinspeksi setiap hari.
Umumnya luka jahitan pada kulit dilepaskan 3-5 hari postoperasi dan
digantikan dengan Steri-Strips.Idealnya, balutan luka diganti setiap hari
dan diganti menggunakan bahan hidrasi yang baik.Pada luka yang
nekrosis, digunakan balutan tipis untuk mengeringkan dan mengikat
jaringan sekitarnya ke balutan dalam setiap penggantian balutan.
Menurut teori Hartono (2010), pemulihan dan diet pasca operasi
biasanya berlangsung dua minggu sampai enam minggu, dari segi
makanan di sarankan untuk makan-makanan yang kaya akan protein
untuk membantu proses pemulihan. Dalam hal ini terdapat kesamaan
antara teori dan praktek.

Poltekkes-Kaltim.ac.id Unggul, Berdaya Saing, Berwawasan Global


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kasus yang dibahas dalam laporan ini adalah asuhan kebidanan pada Ny.N dengan
Myoma Uteri. Kasus yang Ny N alami adalah kasus Myoma Uteri telah dilakukan sesuai
rencana asuhan yang di buat.
B. Saran
Bagi tenaga kesehatan, diharapkan untuk memberikan pelayanan asuhan dengan
standar yang telah berlaku serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam
penaganan kegawatdaruratan maternal dan neonatal melalui pelatihan-pelatihan.

Poltekkes-Kaltim.ac.id Unggul, Berdaya Saing, Berwawasan Global


TERIMA KASIH

Poltekkes-Kaltim.ac.id Unggul, Berdaya Saing, Berwawasan Global

Anda mungkin juga menyukai